Anda di halaman 1dari 106

PEMICU 4

Skenario Pemicu 4

Seorang wanita 35 tahun mengeluh tajam penglihatan


menurun secara tiba-tiba pada mata kirinya setelah bertengkar
dengan suaminya, keluhan tersebut semakin dirasakn saat mata kiri
nyeri hebat dengan gangguan pandangan seperti melihat halo,
nyeri kepala hebat, mual dan muntah. Pasien juga mengeluh
ditemukan silau terhadap cahaya lampu atau sumber cahaya.
Kata sulit :
1. Melihat halo

Kata kunci :
1. Seorang wanita 35 tahun
2. Penglihatan tiba-tiba menurun di mata kiri
3. Nyeri mata hebat disebelah kiri
4. Melihat halo
5. Nyeri kepala hebat
6. Mual dan muntah
7. Pasien silau terhadap cahaya (fotofobia)
Identifikasi Masalah

Seorang wanita 35 tahun mengeluh tajam penglihatan


menurun tiba-tiba dan disertai nyeri mata kiri yang hebat
Data tambahan
• Slit lamp
– Konjungtiva hiperemis kongestif, injeksi silier, injeksi konjungtiva
– Kornea edema
– Bilik mata depan dangkal dgn kontak iridokorneal perifer
– Iris gambaran corakan bergaris tak nyata, kelabu, dilatasi pembuluh
darah
– Pupil bentuk oval vertikel, posisi semidilatasi, tidak ada reaksi
terhadap cahaya dan akomodasi

• Tonometri : 60 mmHg
• Funduskopi : papil saraf optik ditemukan penggaungan dan
mengarah atrofi
• Pemeriksaan lapang pandang : penyempitan lapang pandang
perifer.
Analisis Masalah
Seorang wanita
35 tahun

Keluhan utama : Keluhan penyerta :


Tajam penglihatan menurun • Nyeri hebat pada mata kiri
secara tiba-tiba di mata kiri • Melihat halo
• Nyeri kepala hebat
• Mual & muntah
• fotofobia

Diagnosis Banding

• Glukoma akut
• Uveitis anterior
• Konjunctivitis akut
• Keratitis

Pemeriksaan Fisik &


Penunjang

Diagnosis Kerja Tatalaksana


Hipotesis
Seorang wanita 35 tahun mengalami glukoma akut

Pertanyaan Terjaring
1. Jelaskan Interpretasi Diagnosis Banding !
2. Jelaskan Anatomi Mata !
3. Jelaskan Mekanisme Penurunan Tajam Penglihatan !
4. Jelaskan Tentang Glukoma Akut
5. Jelaskan Apa Saja Pemeriksaan Fisik Mata ?
6. Jelaskan Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Mata ?
7. Sebutkan Klasifikasi Penyakit Mata !
8. Bagaimana Tatalaksana dan Prognosis Pasien Pada
Kasus ?
1. INTERPRETASI DD
GLAUKOMA AKUT

ANAMNESIS PEMERIKSAAN
1. Penurunan tajam penglihatan 1. Mata merah, berair
mendadak 2. Penurunan tajam penglihatan (
2. Nyeri luar biasa pada mata yang biasanya visus <6/60 )
terkena 3. Peningkatan TIO , >50 mmHg (pada
3. Disertai adanya mual muntah pemeriksaan tonometri)
4. Tampak halo bila pasien melihat 4. Injeksi silier dan injeksi konjungtiva
sumber cahaya hiperemis
5. Sensitif terhadap rangsangan cahaya 5. Edema epitel kornea dan kornea keruh
(fotofobia) 6. Pupil terdilatasi, oval vertikal, tidak
reaktif
7. Mata kontrolateral menunjukkan sudut
bilik depan dangkal (pada pemeriksaan
gonioskopi)

*MERUPAKAN KEADAAN DARURAT YANG GAWAT


UVEITIS ANTERIOR
Uveitis Anamnesis: Pem. Fisik: Pem. Penunjang: Tanda dan Gejala:
-Mata -Kelopak mata edema -slit lamp : -Mata berwarna
Anterior terasa ngeres seperti disertai ptosis ringan. memperlihatkan sel merah
ada pasir -Konjungtiva merah, aqueos dan flare. Jika -Sakit kepala
-Mata merah disertai kadang-kadang disertai infalmasi berat dapat -Mata menjadi
air mata. kemosis. ditemukan sejumlah peka terhadap
-Nyeri, baik saat -Hiperemi s perikorneal, sel darah putih cahaya
ditekan maupun yaitu dilatasi pembuluh sehingga -Pupil tidak
digerakkan. darah siliar sekitar menumbulkan suatu mengecil saat
-Fotofobia. limbus. massa bereaksi terhadap
-Penglihatan kabur. -Bilik mata depan inferior(hipopion) cahaya
-Umumnya unilateral keruh, disertai adanya -Menurunnya
hipopion atau keratik kemampuan mata
presipitat. dalam melihat
-Iris edema dan warna objek yang
menjadi pucat. letaknya di
-Sinekia posterior, yaitu samping.
pelekatan iris dengan
lensa.
-Pupil menyempit,
bentuk tidak teratur,
reflek lambat sampai
negatif.
KONJUNGTIVITIS AKUT
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik :
Pasien datang dengan mata Visus normal, injeksi
merah, rasa mengganjal konjungtival, edem palpebra,
seperti berpasir, gatal dan eksudat dapat beru[a serous atau
berair, kadang disertai sekret, mukopurulen, pada konjungtiva
tarsal dapat ditemkan foliker,
tidak disertai penurunan tajam
papil berukuran agak besar.
penglihatan.

Klasifikasi : Bakteri : diberikan kloramfenikol sebanyak


Konjungtivitis Bakteri 1 tetes, pemberian 6x sehari. Atau salep
Konjungtivitis Viral mata 3x sehari selama 3 hari
Konjungtivitis Alergi
Viral : salep acyclovir 3%, 5x sehari selama
10 hari.

Alergi : Flumetolon tetes mata 2x sehari


selama 2 minggu
KERATITIS
KERATITIS ANAMNESIS PEM.FISIK PEM. PENUNJANG
Keratitis adalah •Pasien dengan keratitis •Visus menurun •Pemulasan fluorescein
radang pada biasanya datang dengan •Tekanan intraocular •Kerokan kornea yang
kornea atau keluhan iritasi ringan, normal kemudian dipulas dengan
infiltrasi sel adanya sensasi benda asing, •Tidak ada secret
pulasan gram atau giemsa.
radang pada nyeri mata hebat, mata •Kornea terdapat
kornea yang merah, mata berair, fluoresensi •Kultur untuk bakteri dan
akan penglihatan yang sedikit •Terdapat injeksi fungi.
mengakibatkan kabur, dan silau (fotofobia) konjungtiva dan •Pemeriksaan mikroskopik
kornea menjadi serta sulit membuka mata injeksi siliar dengan KOH 10% terhadap
keruh sehingga (blepharospasme). •Kornea keruh kerokan kornea
tajam •riwayat trauma •Terdapat infiltrate •Pemeriksaan sekret
penglihatan •riwayat penyakit kornea, dan vesikel pada ditemukan eosinofilia
menurun misalnya pada keratitis kornea
•tes kulit terhadap alergen
herpetik akibat infeksi •Terdapat benjolan
herpes simpleks yang berbatas tegas yg diduga menunjukan
kambuh. berwarna putih hasil (+)
•Penggunaan kortikosteroid keabuan, dengan atau
merupakan predisposisi tanpa
bagi penyakit bakteri, fungi, neovaskularisasi yang
atau virus terutama menuju ke arah
keratitis herpes simpleks. benjolan tersebut.
ANATOMI MATA
Sistem Sensoris Visus
Anatomi Mata
• Bola mata (bulbus oculi / orbita)
• Organ penunjang
• Bola mata (bulbus oculi/orbita)
– Tunica fibrosa: Sclera dan cornea
– Tunica vascularis: choroid
– Tunica neuralis: retina
• Organ penunjang
– Palpebra (kelopak mata)
– supercilia (alis)
– Cilia (bulu mata)
– Apparatus lacrimalis (kelenjar air mata)
– Musculus orbitalis (otot bola mata)
Bulbus Oculi (orbita)

Palpebra superior

cilia

Iris

Pupil

Sclera

Palpebra inferior
Sklera
• merupakan jaringan ikat dengan serat yang
kuat; berwarna putih buram (tidak tembus
cahaya)
Media Refraksi pada Bola Mata
• Cornea
• Humor aqeus
• Lens crystalina
• Corpus vitreous
Kornea
• Merupakan bagian terluar dari bola mata dan
berfungsi memfokuskan benda.
• Tidak mengandung pembuluh darah sehingga
tembus pandang
• Dapat menjadi buram jika mengalami
kerusakan atau terinfeksi
konjungtiva
Koroid
• Berwarna coklat kehitaman sampai hitam
• Merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina.
• Di bagian depan, koroid membentuk corpus
ciliaris yang salah satu fungsinya menghasilkan
humor aqeus.
Aliran Humor Aqeus
Humor Aqeus & Humor Vitreus
• Humor aqueous, carian yang terdapat di
depan lensa dan humor vitreous, cairan yang
terdapat di bagian belakang lensa.
• Kedua cairan tersebut berfungsi membentuk
bola mata dan menjaga lensa agar selalu
dalam bentuk yang benar.
Pupil dan Iris
• Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil.
pupil dibentuk oleh iris. Pupil menentukan
kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata
yang lebih dalam.
• Pupil mata akan melebar (midriasis) jika
kondisi ruangan yang gelap, dan akan
menyempit (miosis) jika kondisi ruangan
terang.
• Iris membentuk warna pada mata
Lensa Mata (Lens Crystalina)
• Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan
meneruskannya pada retina.
• Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus
cahaya (akomodasi)
Retina
• Retina adalah bagian mata yang paling peka
terhadap cahaya, khususnya bagian retina
yang disebut macula lutea (bintik kuning).
• Setelah retina, cahaya diteruskan ke nervus
opticus untuk kemudian di bawa menuju
pusat penglihatan di area striata gyrus
occipitalis.
Retina
• Ada dua macam sel reseptor pada retina yaitu
– sel kerucut (sel konus)
• pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana
terang yaitu untuk membedakan warna
– sel batang (sel basilus).
• Pigmen sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang
Nervus Opticus
• Saraf optic: Saraf yang merupakan kelanjutan
dari retina, untuk membawa impuls menuju
ke otak
Organ Sensoris Visual
Rangsangan Media refraksi Organ sensoris
visual Pada bola mata Visual (retina)

Pusat penglihatan
Area Striata
Di Fissura calcarina
Gyrus occipitalis
IMPULS OPTIK
sel ganglionare retina

Nervus Opticus

Chiasma Opticum

Tractus Opticus

Corpus Geniculatum Lateralis

Radiatio Optica Area Striata


Jenis Penglihatan
• Penglihatan Sentral
• Penglihatan periferal
Penglihatan Sentral
• Bila mata memandang suatu obyek, ini dilakukan
dalam "sumbu penglihatan" (visual axis).
• Bagian yang bertanggung jawab untuk penglihatan
yang tertajam adalah sel cones (sel kerucut)
• merupakan sel-sel yang foto-reseptif, yang dapat
berfungsi lebih baik dalam keadaan cahaya terang,
dan memungkinkan mata membedakan rincian suatu
objek dan warna
• Buta warna dapat bersifat kongenital
(diturunkan) atau bersifat acquired (yang
didapat).
• Sebagian besar terjadi secara kongenital. Buta
warna kongenital paling banyak terjadi karena
kelainan gen yang terangkai dengan
kromosom x. Itulah mengapa buta warna
banyak terjadi pada anak laki-laki.
Penglihatan Perifer
• Bagian tepi dari macula terdiri dari sel-sel
yang disebut rods (sel bacilus atau sel batang).
• Kepekaan rods meningkat dalam keadaan
cahaya yang lebih redup, dan ini penting
untuk memberikan informasi visual tentang
apa yang terdapat di sekeliling.
(rabun senja - night blindness)
• Kehilangan penglihatan pada bagian perifer,
baik sebagian maupun sepenuhnya
(penglihatan cerobong - tunnel vision).
• Penyebab kekurangan vitamin A.
Tunnel Vision
Pemeriksaan Mata
• Pemeriksaan tajam penglihatan
• Pemeriksaan lapangan pandang
• Pemeriksaan otot mata
• Pengukuran tonometri
• Pemeriksaan funduscopi
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
• Menggunakan optotik snellen atau mikroskop
tertentu
• Gangguan refraksi
– Hipermetropia (rabun dekat)  lensa plus
– Miopia (rabun jauh)  lensa minus
– Astigmatisme (distorsi penglihatan)  lensa
silendris
Hemianopsia Bitemporalis
Hemianopsia Binasalis
Hemianopsia Sinistra
Pemeriksaan Otot pada mata
• Otot yang bersifat volunter (ekstraorbitalis)
– Untuk melihat gerakan bola mata
• Otot yang bersifat involunter (intraorbitalis)
– Untuk melihat gerakan refleks pupil (Miosis atau
medriasis)  m. sphincter pupile yang diinervasi
oleh n. III
Otot-otot Ekstraokuler
Persarafan Otot Ekstraokuler
• N. III
– m. rectus superior
– m. rectus inferior
– m. rectus medialis
– m. obliquus inferior
• N. IV  m. obliquus superior
• N. VI  m. rectus lateralis
Fungsi otot mata
• M. Rectus medialis
– menggerakkan mata ke arah dalam atau
mendekati hidung (adduction)
• M. Rectus lateral
– menggerakan mata ke arah luar atau menjauhi
hidung (abduction)
• M. Rectus superior
– menggerakkan mata ke atas (elevation)
– membantu otot superior oblique memutarkan bagian atas
mata kearah mendekati hidung (intorsion)
– membantu m. rectus medial melakukan gerakan adduction
• M. Rectus inferior
– menggerakkan mata ke bawah (depression)
– membantu otot inferior oblique memutarkan bagian tas
mata ke arah menjauhi hidung (extorsion)
– membantu m. rectus lateral melakukan gerakan abduction
• M. Oblique superior
– memutarkan bagian atas mata mendekati hidung
(intorsion)
– membantu gerakan depression dan abduction
• M. Oblique inferior
– memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung
(extorsion)
– membantu gerakan elevation dan abduction
3. MEKANISME PENURUNAN
PENGLIHATAN PADA GLAUKOMA
Glaukoma

↑ TIO

Kerusakan saraf

apoptosis sel ganglion


retina

penipisan lapisan serat saraf


dan lapisan inti dalam retina
serta berkurangnya akson di
nervus optikus.

Diskus optikus menjadi atrofi


disertai pembesaran cawan Iris dan korpus siliaris
optik. atrofi

Penurunan Penglihatan
4. GLAUKOMA AKUT!
A. Definisi dan Etiologi
Glukoma  Yunani, glaukos (hijau kebiruan).
Kelainan mata Glukoma ditandai dengan meningkatnya
tekanan bola mata, atrofi papil, dan menciutnya lapang pandang.
Glaukoma  kerusakan penglihatan yang biasanya
disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata.
Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan
oleh ketidak-seimbangan antara produksi dan pembuangan cairan
dalam bola mata  ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi
papil saraf mata.
b. Epidemiologi

WHO 2003 :
50% penderita glaukoma
Glukoma penyebab
tidak menyadari mereka
kebutaan ke-3 setelah
menderita penyakit
katarak dan kelainan
tersebut.
refraksi di dunia.

3 juta penderita disebabkan


Di indonesia (2010):
oleh glukoma sudut
6 juta dari 66 juta penderita
tertutup.
glukoma mengalami
3 juta penderita karena
kebutaan.
glukoma sudut terbuka.
c. Klasifikasi
• Glaukoma primer sudut
terbuka.

• -Struktur jalinan
trabekula terlihat
normal namun terjadi
peningkatan resistensi
aliran keluar aqueous
yang menyebabkan
peningkatan tekanan
okular.
Glaukoma primer sudut tertutup

• Disebut sudut tertutup karena


ruang anterior secara anatomis
menyempit sehingga iris
terdorong ke depan, menempel
ke jaringan trabekular dan
menghambat humor aqueous
mengalir ke saluran schlemm.
• Pergerakkan iris ke depan karena
peningkatan tekanan vitreus dan
penambahan cairan di ruang
posterior.
Glaukoma sekunder

• Pada glaukoma sekunder


tekanan intraokular
biasanya meningkat
karena tersumbatnya
jalinan trabekula.
• Dapat terjadi dari
peradangan mata,
perubahan pembuluh
darah dan trauma.
Glaukoma kongenital

• Glaukoma kongenital
biasanya sudah ada
sejak lahir dan terjadi
akibat gangguan
perkembangan pada
saluran humor aquos.
Glaukoma kongenital
seringkali diturunkan.
D. GEJALA KLINIS

• Glaukoma primer
sudut terbuka

Gambaran klinis yang progresifitas, gejalanya


samar seperti: sakit kepala ringan tajam
penglihatan tetap normal; hanya perasaan
pedas atau kelilipan saja; tekanan intra okuler
terus-menerus meningkat hingga merusak saraf
penglihatan
• Glaukoma primer sudut
tertutup
ditandai dengan sudut bilik mata
depan yang tertutup, bersifat bilateral
dan herediter.
Gejala : tajam penglihatan kurang
(kabur mendadak), mata merah,
bengkak, mata berair, kornea suram
karena edema, bilik mata depan
dangkal dan pupil lebar dan tidak
bereaksi terhadap sinar, diskus
optikus terlihat merah dan bengkak,
tekanan intra okuler meningkat
hingga terjadi kerusakan iskemik pada
iris yang disertai edema kornea,
melihat halo (pelangi di sekitar objek),
nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan
mual-muntah.
• Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder terjadi
jika mata mengalami
kerusakan akibat infeksi,
peradangan, tumor, katarak
yang meluas, kecelakaan
atau trauma, serta
pembuluh darah yang tidak
normal (sering karena
diabetes melitus).
• Glaukoma kongenital

mata berair berlebihan, peningkatan diameter kornea (buftalmos),


kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau robeknya
membran descemet, fotofobia, peningkatan tekanan intraokular,
peningkatan kedalaman kamera anterior, pencekungan diskus
optikus.
E. Patofisologi

• Cairan aqueus diproduksi dari korpus siliaris,


kemudian mengalir melalui pupil ke kamera
okuli posterior (COP) sekitar lensa menuju
kamera okuli anterior (COA) melalui pupil.
Cairan aqueus keluar dari COA melalui jalinan
trabekula menuju kanal Schlemm’s dan
disalurkan ke dalam sistem vena
• Gambar dari aliran normal cairan aqueus
dapat dilihat pada gambar dibawah.
Aliran normal humor aquous
• Beberapa mekanisme peningkatan tekanan intraokuler :

a.Korpus siliaris memproduksi terlalu banyak cairan bilik mata,


sedangkan pengeluaran pada jalinan trabekular normal

b. Hambatan pengaliran pada pupil sewaktu pengaliran cairan


bilik mata belakang ke bilik mata depan

c. Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.


Glaukoma sudut terbuka ditandai dengan sudut bilik mata
depan yang terbuka, dan kemampuan jalinan trabekula untuk
mengalirkan cairan aqueus menurun (gambar 1).
Glaukoma sudut tertutup ditandai dengan tertutupnya
trabekulum oleh iris perifer, sehingga aliran cairan melalui pupil
tertutup dan terperangkap di belakang iris dan mengakibatkan
iris mencembung ke depan. Hal ini menambah terganggunya
aliran cairan menuju trabekulum (gambar 2)
• Mekanisme utama kehilangan penglihatan pada
glaukoma adalah apoptosis sel ganglion retina.

• Efek dari peningkatan tekanan intraokuler dipengaruhi


oleh waktu dan besarnya peningkatan tekanan tersebut.

• Pada glaukoma akut sudut tertutup,Tekanan Intra Okuler


(TIO) mencapai 60-80 mmHg, mengakibatkan iskemik
iris, dan timbulnya edem kornea serta kerusakan saraf
optik.

• Pada glaukoma primer sudut terbuka, TIO biasanya tidak


mencapai di atas 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion
retina berlangsung perlahan, biasanya dalam beberapa
tahun
Gambar 1. Aliran humor aquous pada glaukoma sudut terbuka.

Gambar 2. Aliran humor aqueus


pada glukoma sudut tertutup.
F. Faktor Resiko
↑ TIO Genetik

Usia Ras
Penyakit Penggunaan
Kortikosteroid Cedera Fisik
Sistemik jangka panjang
G. Diagnosis

Anamnesis :
-Mata Merah
- Tajam penglihatan menurun
- Rasa sakit atau nyeri pada mata
yang menjalar ke kepala
- Mual dan muntah yang
dikarenakan Tekanan bola mata
yang meningkat.
Pemeriksaan Fisik
- Visus turun
- Tekanan intraokular meningkat
- Konjungtiva bulbi : hiperemia, injeksi
silier, injeksi konjungtiva
- Bilik mata depan dangkal
- Pupil mid-dilatasi , refleks pupil
negatif.
- Lapang pandang menyempit pada
tes konfrontasi
- Pada Funduskopi, rasio cup/disc
meningkat (normal : 0,3)
h. TATALAKSANA
Farmakoterapi

• Beta-adrenergic blocker (misalnya levobunolol, timolol, carteolol,


betaxolol, metipranolol, levobetaksolol)
• Agonis adrenergik (misalnya, brimonidin, apraklonidin)
• Simpatomimetik selektif kurang (misalnya dipinfrin, epinefrin)
• Penghambat anhidrase karbonat (misalnya dorzolamide, brinzolamide,
acetazolamide, methazolamide)
• Analog prostaglandin (misalnya latanoprost, bimatoprost, travoprost,
unoprostone, tafluprost)
• Agen Miotik (misalnya pilokarpina)
• Agen hipermotik (misalnya, isosorbid dinitrat, manitol, gliserin)
• Kombinasi agonis beta-blocker / alpha (misalnya, brimonidin / timolol)
• Kombinasi inhibitor anhidrase beta-blocker / karbonat (misalnya,
dorzolamide / timolol)
• Penghambat alfa agonis / karbonat anhidrase (misalnya, brimonidin /
brinzolamida)
Acute Angle-Closure Glaucoma
(AACG)

• Laser iridotomy
Primary Open-Angle Glaucoma • Surgical iridectomy
(POAG) • Laser iridoplasty
• Cataract surgery
Terapi laser • Goniosynechialysis
• Argon laser trabeculoplasty • Glaucoma surgery
(ALT)
• Trabeculoplasty laser pilihan
(SLT) Primary Angle-Closure
• Micropulse diode laser Glaucoma
trabeculoplasty (MDLT)
• Laser iridotomy
Operasi/Bedah • Argon laser trabeculoplasty
• Trabeculectomy (ALT)
• Drainase operasi implan • Trabeculectomy
• Cyclophotocoagulation (CPC) • Cyclodestructive procedures
• Surgical iridectomy
• Goniosynechialysis
• Glaucoma implants
I. PROGNOSIS

• PROGNOSIS :
– Baik Cepat terdeteksi & mendapat terapi sesegera mungkin
– Buruk Penanganan lambat (lapangan pandang menghilang secara
progresif, iris atrofi, midriasis pupil menetap, sinekia sudut tertutup
permanen) menyebabkan buta permanen.
5. PEMERIKSAAN FISIK MATA
INSPEKSI MATA

• Posisi dan kesejajaran kedua mata


• Alis mata
• Palpebra
• Aparatus lakrimalis
• Konjungtiva dan sklera
• Korne dan lensa
• Iris
• Pupil
• Otot-otot ekstraokular/
pergerakan bola mata
PEMERIKSAAN VISUS
PEMERIKSAAN REFRAKSI MATA
PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA
PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN
METODE PALPASI
PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN CARA
INDENTASI MENGGUNAKAN TONOMETER SCHIOTZ
PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR
PEMERIKSAAN LAPANGAN PANDANG DENGAN CARA
KONFRONTASI
PEMERIKSAAN AMSLER GRID
PEMERIKSAAN BUTA WARNA
Pemeriksaan Penunjang Mata
1.Loupe dengan sentolop dan lampu cerah(slitlamp)
Alat untuk melihat benda menjadi lebih besar dibandingkan
ukuran normalny. Kekuatannya 4-6
dioptri.

2. Tonometer
Tonometri adalah suatu tindakanuntuk melakukan tpemeriksaan
tekanan intraokular. Pnegukuran tekanan bola mata sebaiknya
dilakukan pada setiap oramh berusia diatas 40 tahun.
3. Oftalmoskop
Oftalmoskop adalah alat untuk melihat bagian dalam mata atau
fundus okuli. Dengan caea menyinari bagian fundus okuli
kemudian bagian yang terang didalam fundus okuli dilihat dengan
satu mata dengan oftalmoskopi langsung dan dengan kedua mata
oftalmoskopi tidak langsung
4. Kampimeter dan Perimeter
Keduanya merupakan alat pengukur atau
pemetaan lapang pandang.

5. Fluoresein
Fluoresein adalah bahaan yang berwarna jingga merah
yang bila disinari gelombang biru akan memberikan
gelombang hijau.
6. Uji Anel
Dominique Anel, adalah ahli bedah perancis , 1679-17-30
yang melakukan pemeriksaan fungi ekskresi lakrimal.
7. Eksoftalmometer Hertel
Eksoftalmometer adalah tindakan mengukur penonjolan bola mata
dengan alat hertel. Dengan alat ini terlihat tingginya eksolftalmus.

8. Uji Ishihara atau buta warna


Karu ishihara adala kartu dengan titik berarna yang
kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf,
atau lainnya.
8. Uji Ishihara atau buta warna
Kartu ishihara adala kartu dengan titik berarna yang
kecerahannya dan bayangannya membentuk angka,
huruf, atau lainnya.

9. Amster Grid, Uji Kisi-kisi Amsler


Merupakan kartu pemeriksaan untuk mengetahui
fungsi penglihatan sentral makula. Pemeriksaan
didasarkan gangguan kuantitatif sel kerucut pada
makula .
10. Papan Placido
Papan placido merupakan paan yang mempunyai
gambaran garis hitam melingkar konsentris dengan
lobang kecil pada bagian sentralnya.
11. Uji Ultrasonografi
Ultrasonografi dipakai unruk melihat struktur abnormal
pada mata dengan kepadatan kekeruhan media dimana tidak
memungkinkan melohat jaringan dalam mata secara
langsung.

12. Gonioskopi
Lensa gonioskopi dapat dilihat keadaan sudut bilik mata
yang dapat menimbulkan glaukoma. Penentuan gambaran
sudut bilik mata dilakukan pada setiap kasus yg dicurigai
adanya glaukoma.
13. Elektroretinografi
Retina akan memperlihatkan gelombang listrik bila terpajan sinar.
Rekaman gelombang listrik retina yang terjadi pada perubahan sinar
dinamakan elektroretinografi.
Pada ERG dikenal gelombang-gelombang:
- a : respons negatif permulaan setelah periorder
laten rangsangan
- b : deflekasi positif
- c : defleksi positif ringan
- d : potensi positif yang terjadi bila sinar
dihilangkan.
14. Visual evoked response
Rangsangan pada mata akan menimbulkan
rangsangan pada jalur penglihatan hingga korteks
oksipital.
8. TATALAKSANA DAN
PROGNOSIS PADA KASUS
Gol. Kabonik anhidrase inhibitor
Acetazolamide (efektif pada kedaruratan)
Glukoma sudut tertutup akut :
250 mg tiap 4 jam dc  oral
500 mg  intravena
Obat tidak berhasil  Parasintesis

Prognosis : dubia et bonam


9. GOLONGAN PENYAKIT MATA
1. Mata merah visus tidak turun
Prinsipnya: mengenai struktur yang bervaskuler
(konjungtiva atau sklera) yang tidak menghalangi
media refraksi.
Contoh antara lain konjungtivitis murni,
trakoma, mata kering, xeroftalmia, pterigium,
pinguekula, episkleritis, skleritis
2. Mata merah visus turun
Prinsipnya: mengenai struktur bervaskuler yang
mengenai media refraksi (kornea, uvea, atau
seluruh mata).
Contoh keratitis, keratokonjungtivitis, uveitis,
glaukoma akut, endoftalmitis, panoftalmitis
3. Mata tenang visus turun mendadak =
uveitis posterior, perdarahan vitreous, ablasio
retina, oklusi arteri atau vena retinal, neuritis
optik, neuropati optik akut karena obat (misalnya
etambutol), migrain, tumor otak
4. Mata tenang visus turun perlahan =
katarak, glaukoma, retinopati penyakit sistemik,
retinitis pigmentosa, kelainan refraksi
5. Trauma mata = trauma fisik (tumpul dan
tajam), trauma kimia (asam dan basa), trauma
radiasi (ultraviolet dan infrared).
Klasifikasi glaukoma

Anda mungkin juga menyukai