Anda di halaman 1dari 53

Mata Tenang Visus

Turun Mendadak
Presentan:
Ayu Suciah Khaerani
Belinda Thania Deslanthy
Maryam Ulfa
Satrio Wicaksono
Syarif Hidayatullah Al Bahri
Narasumber:
dr. Syntia Nusanti Sp.M(K)

Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatan Mata


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Maret 2019
Ilustrasi Kasus

• Anamnesis:
• Perempuan, 40 tahun
• Mengeluh penglihatan mata kiri terhalang di bagian bawah lapangan pandangnya secara
mendadak sejak 1 hari yang lalu.
• Terdapat keluhan melihat floaters.
• Pemeriksaan Fisik:
• Tampak tidak sakit, TD 120/80 mmHg
• Tajam penglihatan mata kanan 6/6 dengan kacamata, tajam penglihatan mata kiri 6/15 tidak
terkoreksi dengan kacamata
• Tekanan mata kiri kesan menurun per palpasi
• Refleks fundus mata kanan normal, mata kiri agak menurun
Data Tambahan yang
Diperlukan
Anamnesis
Keluhan utama Keluhan lain Riwayat Medis Riwayat lain

• Onset • Floaters • Umumnya yang • Riwayat keluarga:


• Durasi • Fotopsia berikatan dengan glaukoma, riwayat
• Frekuensi • Fotofobia vaskular misalnya DM retinal detachment
• Pertama kali atau • Nyeri dan hipertensi, trauma,
sudah pernah stroke, riwayat alergi,
• Gangguan penglihatan riwayat penggunaan
sebelumnya warna obat-obatan misalnya
• Transien/permanen • Pandangan ganda efek samping dari
• Progresivitas • Mata merah dan berair kortikosteroid, riwayat
• Monookular/bilateral • Keluhan adanya sensasi pembedahan
(lokasi) benda asing
• Rasa gatal/terbakar
• Gangguan posisi dari
bola mata

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughans & Asbury’s general ophthalmology. 19 th ed. USA: Mc-Graw Hill; 2018.
Ocular
examination

Testing of visual External ocular Fundus Visual field


acuity examination examination examination

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Pemeriksaan

• Tajam penglihatan (Snellen’s chart)


• Tes konfrontasi/lapang pandang/kampimetri
Pemeriksaan Fisik • Tes penglihatan warna
• Gerakan bola mata

Pemeriksaan • Funduskopi: pemeriksaan fundus


Tambahan • Tonometri: tekanan bola mata

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Funduskopi
• Penting untuk menegakkan diagnosis kelainan pada vitreous, N. optikus, retina, dan choroid. Lakukan
dilatasi pupil terlebih dahulu dengan menggunakan 5% phenylephrine atau 1% tropicamide

Media Pembuluh darah retina

• Normal: transparan • Normal perbandingan arteri dan vena 2:3

Diskus optikus General background


• Ukuran diameter, bentuk, tepi, warna, cup-disc • Retinal hemorrhages, hard exudates,
ratio, splinter hemorrhages, neovascularization, degeneration
neovascularizations • Retinal detachment: retina terlihat berwarna
keabuan, terangkat, dan tampak terlipat
Makula
• Macular hole, hemorrhages, oedema Bowling B, editor. Kanski’s clinical ophthalmology. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International
Limited Publishers; 2015.
Diagnosis Kerja dan
Diagnosis Diferensial
Masalah mata

Mata tenang Mata merah

Visus turun
Visus normal
perlahan

Visus turun
Visus turun
mendadak

Sitorus R, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi. Badan Penerbit FKUI, 2018.
Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Diagnosis
Diagnosis kerja
• Rhegmatogenous retinal detachment

Diagnosis banding
• Vitreous haemorrhage
• Posterior uveitis
• Optic neuritis
• Central retinal artery occlusion (CRAO)
• Central retinal vein occlusion (CRVO)
• Central serous chorioretinopathy (CSR)

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Reasoning
Pada kasus, anamnesis didapatkan adanya floaters dengan hilangnya lapang pandang bagian
bawah yang terlokalisasi secara mendadak. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan penurunan
tajam penglihatan, refleks fundus, dan tekanan intraokular. Hal ini lebih mengarah pada
ablasio retina tipe regmatogenosa.
Diagnosis kerja Data yang sesuai Data yang tidak sesuai Data yang tidak diketahui

Ablasio retina • Usia 40-60 tahun Tidak ada • Fotopsia atau adanya
• Penglihatan kiri pijaran cahaya
bagian bawah • Hasil pemeriksaan
terhalang funduskopi:
• Floaters Refleks keabuan pada pupil sesuai
(patognomonik) dengan daerah yang mengalami
Tidak ada nyeri ablasi retina, umumnya anterior
• (convex) pada kondisi akut,
dan mata merah apabila kronik ditemukan lapisan
• Pada PF tajam retina yang menipis (atrofi)
penglihatan dan
refleks fundus
turun
• Penurunan
tekanan
intraokular (pada
tipe RRD)
Ablasio Retina (Retinal
Detachment)
• Definisi: suatu keadaan terpisahnya sel
kerucut dan batang retina dari sel epitel
pigmen retina yang masih melekat dengan
membrane Bruch
• Dampak: gangguan suplai nutrisi dari
pembuluh darah  gangguan fungsi
• Tanda dini:
• Floaters (benda kecil berterbangan)
• Pijaran kilat terang/fotopsia
• Penglihatan turun  terhalang
• Penurunan tekanan intraokular <10 mmHg
• Diagnosis dengan oftalmoskopi (direk atau
indirek), slitlamp, USG
Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
Sitorus R, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi. Badan Penerbit FKUI, 2018.
Retinal
Detachment

Rhegmatogenous Tractional Exudative

Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughans & Asbury’s general ophthalmology. 19 th ed. USA: Mc-Graw Hill; 2018.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
Sitorus R, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftalmologi. Badan Penerbit FKUI, 2018.
Ablasio Retina Regmatogenosa
• Diawali oleh adanya robekan pada retina,
sehingga cairan vitreous dapat masuk
• Merupakan jenis ablasio retina terbanyak
• Gejala prodromal: floaters, photopsia. Gejala
lainnya: localised relative loss in visual field
(progresif menuju total), sudden appearance of
black cloud/veil, sudden painless loss of vision
• Hasil pemeriksaan:
• Tampilan eksternal mata normal
• Tekanan intraokular dapat normal atau menurun
• Refleks keabuan pada pupil sesuai dengan daerah yang
mengalami ablasi retina, umumnya anterior (convex)
pada kondisi akut, apabila kronik ditemukan lapisan
retina yang menipis (atrofi)

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
Bowling B. Retinal detachment. In: Bowling B, editor. Kanski’s clinical ophthalmology. 8 th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
Ablasio Retina
Eksudatif
• Terjadi akibat adanya eksudat dibawah retina sehingga
menyebabkan retina terangkat
• Penimbunan cairan yang keluar dari pembuluh darah
retina dan koroid (ekstravasasi), yang diakibatkan oleh
inflamasi, lesi vaskular, neoplasma, penyakit sistemik,
kongenital
• Manifestasi klinis:
• Tidak ditemukan adanya fotopsia, robekan, lipatan, maupun
undulasi
• Gangguan pola vaskularisasi akibat adanya neovaskularisasi misal
pada kasus tumor
• Shifting fluid by changing position and gravity
• Uji transluminasi untuk membedakan padat/cair
• Penunjang CT-scan/MRI jika curiga tumor

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
Ablasio Retina Traksi
• Adanya tarikan secara mekanik oleh
jaringan parut vitreous yang disebabkan
oleh DM proliferative atau ROP, trauma
(jaringan skar), dan adanya perdarahan
• Manifestasi klinis:
• Tidak ditemukan fotopsia/floaters
• Adanya vitreoretinal bands
• Tidak ditemukan retinal breaks dan konfigurasi
convex
• Tempat yang traksi mekanik merupakan posisi
ablasi retina dengan elevasi tertinggi
• Gangguan mobilitas dari retina
• Tidak ditemukan adanya shifting fluid

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 6th ed. India: New Age International Limited Publishers; 2015.
Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
Diagnosis Banding
Neuritis Optik
Neuritis Optik
“Inflamasi akut pada nervus optikus”

EPIDEMIOLOGI
• Wanita 3x lebih rentan dibanding pria
• Umumnya usia 20-40 tahun
• Kebanyakan berhubungan dengan multiple sclerosis (85%)
• Lebih banyak bersifat unilateral

KLASIFIKASI
• Tipikal (akibat demielinasi) vs atipikal (selain akibat demielinasi)
• Neuritis retrobulbar vs papilitis vs neuroretinitis

• Yanoff M, Duker J. Ophthalmology. Fourth edition. Philadelphia: Elsevier/Saunders; 2014.


• Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. New York: Mc Graw-Hill; 2018.
Neuritis Optik
GEJALA TANDA
• Pandangan buram (2-7 hari) • Penurunan visus
• Nyeri rongga orbita (diperberat oleh • Desaturasi merah
gerakan bola mata)
• RAPD (+)
• Fenomena Pulfrich  gangguan
• Gangguan lapang pandang (48%
persepsi terhadap gerakan objek
difus)
• Fenomena Uhthoff  gejala
• Papiledema (papilitis), macular star
memburuk akibat kenaikan suhu
(neuroretinitis)
• Phosphenes  kilatan cahaya yang
dipicu gerakan atau suara

Monokular > binokular


Yanoff M, Duker J. Ophthalmology. Fourth edition. Philadelphia: Elsevier/Saunders; 2014.
Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. New York: Mc Graw-Hill; 2018.
Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Sixth edition. New Delhi: Jaypee; 2015.
Diagnosis Data yang sesuai Data yang tidak Data yang tidak diketahui
diferensial sesuai

Optik neuritis • Visus turun • Floaters • Nyeri pada daerah


mendadak, • Penurunan sekitar mata yang
mata tenang tekanan diperberat dengan
• Perempuan intraokular gerakan bola mata
• Usia 40 tahun • Penurunan • Phosphene
• Monokular refleks fundus • Pulfrich phenomenon
• Gangguan • Uhthoff symptom
lapang pandang • Gangguan persepsi
warna
• Riwayat infeksi virus
(1-3 minggu sebelum
gejala timbul), riwayat
MS
• Hasil funduskopi
Central Retinal Artery
Occlusion
Central Retinal Artery Occlusion
“Sumbatan pada aliran a. sentralis retina secara mendadak yang menyebabkan
iskemia pada inner retina”
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
• Umumnya usia >40 tahun (90%) dan unilateral • Emboli (emboli koleterol &
fibrin dari plak aterom; emboli
MANIFESTASI KLINIS kalsium dari penyakit katup
• Penurunan visus mendadak mendadak, tanpa jantung)
nyeri, tanpa mata merah • Arteritis retinal
• Riwayat amaurosis fugax • Angiospasme
• Refleks langsung pupil(-), RAPD (+) • Peningkatan TIK
• Tampilan oftalmoskopi • Koagulopati
• Cherry red spots - retinal whitening • Sickle cell, polisitemia, retinal
• Box carring/cattle tracking migraine
Diagnosis Data yang sesuai Data yang tidak sesuai Data yang tidak diketahui
diferensial

CRAO • Visus turun • Floaters • Faktor risiko: HT, DM


mendadak, mata • Penurunan tekanan • Riwayat amaurosis fugax
tenang intraokular • Hasil pemeriksaan
• Penurunan refleks funduskopi
fundus
Central Retinal Vein
Occlusion
Central Retinal Vein Occlusion
“Sumbatan pada aliran v. sentralis retina di sekitar lamina cribrosa”

MANIFESTASI KLINIS ETIOLOGI


• Penurunan visus, tidak nyeri, tidak merah • Arteriosklerosis pada arteri sekitar
• RAPD (-) pada non iskemik, RAPD (+) pada • Hipertensi dan Diabetes Mellitus
iskemik • Koagulopati
• Tampilan oftalmoskopi • Phlebitis retinae (ec. sarcoidosis, sifilis,
• Kongesti & puntiran vena SLE)
• Splashed tomato appearance • Peningkatan TIK dan tumor intraorbital
• Cotton wool spot

• Yanoff M, Duker J. Ophthalmology. Fourth edition. Philadelphia: Elsevier/Saunders; 2014.


• Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. New York: Mc Graw-Hill; 2018.
• Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. Sixth edition. New Delhi: Jaypee; 2015.
Diagnosis Data yang sesuai Data yang tidak sesuai Data yang tidak diketahui
diferensial

CRVO • Visus turun • Floaters • Faktor risiko: HT, DM,


mendadak, mata • Penurunan tekanan koagulopati
tenang intraokular • Hasil pemeriksaan
• Penurunan refleks funduskopi
fundus
Vitreous Haemorrhage
Vitreous Haemorrhage
• Ekstravasasi darah ke vitrous Humor.
• Perdarahan berasal dari pembuluh darah retina

Sign Sign

• Floaters of sudden onset • Dari Funduskopi didapatkan :


• Sudden painless loss of vision refleks fundus hilang, tampak
darah di kavitas vitreous,
struktur posterior tidak
tampak
• Slit lamp examination :
anterior segment yang normal
dan massa kemerahan di
vitreous  red reflex hilang

Khaurana AK. Comprehensive Opthalmology. India: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2015
Riordan-Eva P. Augsburger JJ. Vaughan and Asbury’s General Opthalmology. 19 th ed. New York: McGrawHill Education;2018
Allen RC, Harper RA. Basic Opthalmology Essential for Medical Students. 10 th edition. NewYork American Academy of Opthalmology;2016
Viterous Haemorrhage
Diagnosis Data yang Sesuai Data yang tidak Data yang tidak
Differensial sesuai diketahui
Vitreous • Usia 40 tahun (bisa usia • Refleks Fundus • Riwayat penyakit
Hemorrhage berapa aja) menurun sistemik (DM, HT)
• Bisa menghalangi hilang • Gangguan
pandangan, tergantung • Tekanan mata perdarahan
posisi (akut) menurun • Trauma
• Floaters • Miopia
• Penurunan tajam • Red refleks hilang
penglihatan
• Kelainan bisa unilateral
Uveitis Posterior
Uveitis Posterior
• Inflamasi Choroid (choroiditis)  struktur berdekatan dengan retina
sehingga dapat menghasilkan lesi chorioretinitis
• Tipe : focal, mutifocal, Difus

Khaurana AK. Comprehensive Opthalmology. India: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2015
Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Pocket Atlas of Opthalmology. Germany: Thieme; 2006
Riordan-Eva P. Augsburger JJ. Vaughan and Asbury’s General Opthalmology. 19 th ed. New York: McGrawHill Education;2018
Uveitis Posterior
Diagnosis Data yang Sesuai Data yang tidak sesuai Data yang tidak diketahui
Differensial
Uveitis • Usia 40 tahun • Tekanan mata • Tanda Infeksi (toxo/TB)
Posterior (20-50 tahun) menurun • Autoimun Micropsia
• Floaters • Menghalangi • Macopsia
• Refleks fundus pandangan sebagian • Photopsia
menurun • Kelainan unilateral • scotoma
• Penurunan • Funduskopi : area pucat
tajam kuning atau kotor dengan
penglihatan tepi tidak jelas (eksudasi),
Kekeruhan retina dan edema
Central Serous
Chorioretinopathy
Central Serous Chorioretinopathy
Dikarakteristikan oleh serous retinal detachment di makula yang terjadi secara spontan dengan
atau tanpa retinal pigment epithelium detachment

20-45 tahun

L>P

Penggunaan steroid, stress emosional, hipertensi, kehamilan, penyakit cushing

CSCR menghilang secara spontan sedangkan gangguan penglihatan akan sembuh selama beberapa
bulan

Kalevar A, Agarwal A. Central Serous Chorioretinopathy. In: Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier. 2019. p 607-9.
Khurana AK, Khurana B. Comprehensive Ophtalmology. 6th ed. New Delhi: Japyee Brothers Medical Publishers. 2016.p 292-4.
Central Serous Chorioretinopathy
• Gejala  metamorphopsia, pandangan buram, micropsia, dan
penurunan visus mendadak tanpa nyeri
• Pada pemeriksaan fundus biomikroskopik 
• Elevasi yang ringan pada area makula yang dibatasi oleh circular ring reflex
• Small yellow grey elevations dapat terlihat pada RPE detachment
• Refleks foveal dapat hilang
• Deposit subretinal dapat terlihat
• Jika terdapat multifokal pigmentasi maka menandakan kronik

Kalevar A, Agarwal A. Central Serous Chorioretinopathy. In: Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier. 2019. p 607-9.
Khurana AK, Khurana B. Comprehensive Ophtalmology. 6th ed. New Delhi: Japyee Brothers Medical Publishers. 2016.p 292-4.
Diagnosis Data yang sesuai Data yang tidak Data yang tidak diketahui
diferensial sesuai

Central • Usia 40 tahun • Floaters • Penggunaan steroid


Serous (20-45 tahun) • Penurunan • Stress emosional
Chorioretino • Gangguan tekanan • Kehamilan
pathy penglihatan intraocular • Penyakit cushing
mendadak pada Hipertensi
• • Metamorphopsia
mata kiri • Pandangan buram
• Tidak tampak • Micropsia
sakit • Refleks makula
Tatalaksana
Rhegmatogenous
Retinal Detachment
SKDI 2012

Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: KKI; 2012
Alur Tatalaksana

American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal disease. 2004
American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal disease. 2004
Tindakan Awal

Berbaring ke
Rujuk segera Bedrest sisi tirai yang
sakit

Kurangi
Edukasi
pergerakan
operasi
mata
American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal disease. 2004
Tatalaksana Operatif
“Without surgery, nearly every eye with symptomatic
retinal detachment will become blind.”1

Vitrectom Scleral
y buckle
1. American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal disease. 2004
2. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftamologi. Ed 1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2017
Pascaoperasi

Gejala
Berulang
Edukasi
Prognosis
1. American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal disease. 2004
2. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP. Buku Ajar Oftamologi. Ed 1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2017
Prognosis
Rhegmatogenous
Retinal Detachment
Prognosis
• Surgical success rates sama tinggi antara vitrectomy, scleral buckling
dibandingkan kombinasi scleral buckling dan vitrectomy
• 95% kasus dapat diperbaiki (retina kembali keposisi anatomi normal
tanpa cairan subretinal residual)
• 3 penyabab kegagalan 
• gagal untuk mengidentifikasi dan/menutup semua robekan retina, robekan retina
baru, proliferative vitreoretinopathy
• Best corrected visual acuity tidak berkorelasi dengan keberhasilan
operasi. Dipengaruhi oleh seberapa besar kerusakan sampai ke makula
• Jika detachment terjadi pada makula, dapat terjadi kerusakan permanen

Parikh VS, Rao RC, Shah GK. Rhegmatogenous Retinal Detachment. In: Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier. 2019. p 646-50.
Prognosis
• Macula on Detachment  73% kasus postoperative ≥ tajam
penglihatan 20/40 selama lebih dari 2 bulan setelah operasi
• Macula of Detachment  bergantung durasi
• 71% pada ≤ 10 hari
• 27% pada 11 hari sampai 6 minggu
• 14% pada > 6 minggu
• Kemungkinan kelainan Setelah operasi  cystoid macular edema (5%-
10%) dan postoperative ERM (3%-8.5% setelah scleral buckling ,
vitrectomy 12.8%-34.3%)

Parikh VS, Rao RC, Shah GK. Rhegmatogenous Retinal Detachment. In: Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier. 2019. p 646-50.
Referensi
• Parikh VS, Rao RC, Shah GK. Rhegmatogenous Retinal Detachment. In: Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 5th ed.
Philadelphia: Elsevier. 2019. p 646-50.
• Kalevar A, Agarwal A. Central Serous Chorioretinopathy. In: Yanoff M, Duker JS. Opthalmology. 5th ed. Philadelphia:
Elsevier. 2019. p 607-9.
• Mahmoudi S, Almony A. Macula-Sparing Rhegmatogenous Retinal Detachment: Is Emergent Surgery Necessary?. J
Ophthalmic Vis Res 2016; 11 (1): 100‑107
• Khurana AK, Khurana B. Comprehensive Ophtalmology. 6th ed. New Delhi: Japyee Brothers Medical Publishers. 2016.p
292-4.
• Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Pocket Atlas of Opthalmology. Germany: Thieme; 2006
• Riordan-Eva P, Augsburger JJ. Vaughan & Asbury’s general ophthalmology. New York: Mc Graw-Hill; 2018.
• Allen RC, Harper RA. Basic Opthalmology Essential for Medical Students. 10 th edition. NewYork American Academy of
Opthalmology;2016
• Bowling B. Retinal detachment. In: Bowling B, editor. Kanski’s clinical ophthalmology. 8 th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.
• Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
• American Optometric Association. Care of the patient with retinal detachment and related peripheral vitreoretinal
disease. 2004
QnA
• Stefanie: Apakah ada golden period? Apakah valsava dapat
meningkatkan tekanan intraokular sehingga terjadi ablasio?
• Sebelum 1 minggu untuk hasil yang lebih baik
• Bergantung pada kena macula atau tidak
• Jaffray: Apakah ada faktor risiko ablasio retina? Apakah perlu untuk
diassess untuk edukasi pasca-operasi?
• Anggi: Perbedaan floaters pada ablasio retina dibandingkan dengan
CRVO dan vitreous hemorrhage?
• Cahya: Apakah ada guideline khusus pendekatan diagnosisnya? Apakah
ada tatalaksana farmakologis?
Feedback
• Floaters pada ablasio retina khusus disebut tobacco dust
• Ptisis bulbi, komplikasi RD yang tidak ditangani
• Sebelum merujuk berikan midriatikum (tutup merah)
• Valsava tidak menyebabkan ablasio retina
• Jenis operasi menentukan edukasi
• Degenerasi perifer pada pasien dengan high myopia, selain mudah
robek karena bola mata yang panjang

Anda mungkin juga menyukai