Anda di halaman 1dari 56

DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah,
tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah
aku kefahaman”
Materi
tes dan pengukuran kebutuhan alat bantu

Mufa Wibowo, SSt. M.Kes


2018
TUJUAN PEMBELAJARAN/ LO

 Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tes


dan pengukuran kebutuhan alat bantu
pendahuluan
• Dengan berkembangnya jaman dan populasi manusia
akan diikuti oleh berkembangnya cedera/sakit yang
terjadi pada manusia.
• Cedera tersebut dapat disebabkan oleh perubahan
postur, trauma, posisi yang salah dengan waktu yang
lama, genetik, dan sebagainya.
• Dari dampak adanya cedera pada individu dapat
menyebabkan individu mencari pertolongan pertama
hingga membutuhkan alat bantu pada tubuh.
Definisi pengukuran
• Proses yang dapat membedakan sesuatu
secara sistematik sebagai pembedaan
obyek.
 Pengertian Alat Bantu adalah : alat-alat bantu
agar pasien dpt melakukan aktivitas
fungsional atau tugas sehari-hari diantaranya
( Ortotik (brace), kursi roda, tongkat, kruk,
walker, splint, sling, collar,
bandaging,taping,gips )
 Pengertian Alat Adaptasi adalah : alat-alat
yang penggunaannya disesuaikan dg
kebutuhan pasien termasuk diantaranya
tempat duduk, toilet seat dan lingkungan
pasien berada.
• Dilihat dari fungsinya perangkat ortopedi dapat
dibagi menjadi:
• 1.Perangkat yang berfungsi sebagai penguat
bagian tulang punggung dan badan
• 2. Perangkat yang berfungsi sebagai penguat
bagian-bagian anggota gerak atas
• 3. Perangkat yang berfungsi sebagai penguat
anggota gerak bawah.
• Adapun fungsi dari alat tersebut antara
lain:
• 1. Menguatkan dan mengembalikan fungsi
• 2. Mencegah agar tidak menimbulkan
salah bentuk
• 3. Pembatasan gerak
• 4. Perbaikan salah bentuk
 Peralatan ortotik, protektif dan supportif
adalah implemen dan perlengkapan yang
digunakan untuk mensupport atau
melindungi kelemahan atau inefektifitas sendi
atau otot. Peralatan ortotik termasuk
didalammya braces, casts, sepatu dan splint.
Peralatan protektif termasuk brace, cushion,
helm, dan protective taping. Peralatan
supportive termausk braces, neck collar,
serial castd, slings, suplemental oxigen dan
supportive taping.
• Fisioterapis menggunakan tes dan pengukuran ini untuk
memeriksa peralatan yang dibutuhkan pasien/klien dan
untuk mengevaluasi kesesuaian peralatan yang
digunakan oleh pasien.
• Hasil dan tes dan pengukuran peralatan ortotik,
protektif, dan supportif dilintegrasikan dengan riwavat
dan tinjauan sistematik ( system review ) yang
ditemukan dari hasil tes dan pengukuran yang lain.
Semua data ini disintesakan selama proses evaluasi
untuk menegakkan diagnosis, prognosis, dan rencana
pelayanan, termasuk pemilihan intervensi.
• Hasil dari tes dan pengukuran ini
menunjukkan kebutuhan yang digunakan
atau rekomendasi tes dan pengukuran
yang lain atau dikonsulkan ke profesi yang
lain.
Data yang dihasilkan
• Alignment dan kesesuaian peralatan dan
perlengkapan
• Kemampuan untuk menggunakan dan
merawat peralatan dan perlengkapan
• Komponen peralatan dan perlengkapan
alat bantu dan alat adaptif
• Tingkat keselamatan
• Perbaikan impairment, keterbatasan
fungsional
• Fisioterapis menggunakan hasil tes dan
pengukuran untuk mengidentifikasi
adanya kemungkinan hambatan yang
bervariasi, termasuk keselamatan,
mengsusulkan memodifikasi lingkungan
pasien yang bertujuan untuk memperbaiki
fungsi pasien.
• Gait adalah cara seseorang berjalan yang
dikarakteristikkan oleh ritme, irama,
langkah dan kecepatan.
• Lokomosi adalah kemampuan untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat lain
• Keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan tubuh dalam
keseimbangan dengan gravitasi dan
dinamik.
• Fisioterapis menggunakan tes dan
pengukuran untuk memeriksa adanya
gangguan berjalan, lokomosi dan
keseimbangan dan resiko terjatuh.
• Dan untuk menentukan apakah pasien
perlu menggunakan peralatan bantu,
adaptif, ortotik protective,supportif dan
prosthetic
ORTHOSE ANGGOTA GERAK
ATAS
• Cokc Up Splint
• Indikasi : Untuk mencegah Carpal Tunnel Syndrome
• Tujuan : Mencegah
• penderita dari meringkuk tangan mereka di malam hari
selama tidur
• Bahan : Terbuat dari bahan terbuat dari alumunium, poli
etelin, dan poli propilin
• Shoulder Brace
• Indikasi : Digunakan pada frakture scapula/humeri, cidera
pada acromioclavicula joint, rotator cuff injury, bicipitalten
dinitis hemiparesis dengan subluxation
• Tujuan : Untuk mensupport glenohumeral dan immobilisasi
• Bahan : Bahan terbuat dari bahan lokal, kulit dan polipropilin
Arm sling

• Indikasi : Digunakan pada pasien post


fraktur elbow atau post operasi
• Tujuan : Untuk memfiksasi elbow dan
immobilisasi
• Bahan : Bahan terbuat dari kain
Aero plane splint
• Indikasi : Digunakan pada pasien yang
mengalami luka bakar pada axilla, Bursitis
skapula.
• Tujuan : Untuk menyangga tangan
(imobilisasi), agar tidak banyak bergerak
• Bahan: Bahan terbuat dari strep plat,
darpanes, bis ban, spon

ORTHOSE ANGGOTA GERAK
BAWAH
• Ankle Foot Orthosis (AFO) Anak, Adalah salah satu
jenis alat penguat anggota gerak yang berfungsi untuk
kondisi Flatt Foot, Genu Varus (pergelangan kaki
“O”,genu Valgus (pergelangan kaki “X”,Drop
Foot, Congenital Talipes Equino Varus (CTEV), koreksi
kaki pada anak Cerebral Palsy (CP). Alat bantu ini di
desain dengan memperhatikan aspek patologis,
biomekanis dan mekanis. Alat bantu ini dibuat dari
bahan polyetilene yang dilapisi soft foam untuk
kenyamanan pada saat dipakai pasien
• Ankle Foot Orthosis (AFO) Dewasa,
merupakan jenis alat penguat yang
berfungsi untuk membantu mobilitas
pasien Drop foot pasca stroke, Genu
Varus,Genu Valgus. AFO ini dibuat dari
bahan polyetilene dan polypropilen dilapisi
dengan soft foam yang di desain khusus
sesuai dengan kasusnya.
• Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO)
Dewasa, ortosis (alat penguat) anggota
gerak bawah yang berfungsi untuk
membantu mobilitas pasien post fracture,
genu varum,genu valgum,genu
recurvatum,poliomyelitis. KAFO ini dibuat
dari bahan polyetilene dengan side bar
duraluminium,stainless steel dan berbagai
jenis joint yang disesuaikan dengan
kasusnya.
• Hip Knee Ankle Foot Orthosis
(HKAFO), ortosis yang berfungsi untuk
membantu mobilitas pasien post fracture,
genu varum, genu valgum, poliomyelitis.
Dibuat dari bahan duraluminium yang
dikombinasikan dengan stainless steel
dan tersedia berbagai macam model knee
joint.
ORTHOSE SPINAL
• Philadelphia Cervical Collar
• Indikasi : * Gangguan Degeneratif
* Imobilisasi setelah trauma / pembedahan
* Spinal Stenosis
*Spondylolisthesis
• Dengan pembukaan trakea besar, Philadelphia Collar tidak
hanya menawarkan immobilisasi yang sangat baik dan
kenyamanan, tapi memungkinkan para profesional
kesehatan untuk dengan cepat melakukan pemantauan
denyut nadi dan trakeotomi darurat
• Tujuan
• Mencegah pergerakan tulang servik yang patah
(proses imobilisasi serta mengurangi kompresi
pada radiks saraf)
• Mencegah bertambahnya kerusakan tulang
servik dan spinal cord
• Mengurangi rasa sakit
• Mengurangi pergerakan leher selama proses
pemulihan
• Indikasi
• Digunakan pada pasien yang mengalami trauma leher, fraktur
tulang servik.collar di pasangkan untuk pasien 1 kali pemasangan.
Penggunaan ulang Collar tidak sesuai dengan standar kesehatan
dan protap.
• Waktu pemakaian
• Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan
malam dan diubah secara intermiten pada minggu II atau bila
mengendarai kendaraan. Harus diingat bahwa tujuan imobilisasi ini
bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya
berupa atrofi otot serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini
biasanya cukup untuk mengatasi nyeri pada nyeri servikal non
spesifik. Apabila disertai dengan iritasi radiks saraf, adakalanya
diperlukan waktu 2-3 bulan.
• Hilangnya nyeri, hilangnya tanda spurling dan perbaikan defisit
motorik dapat dijadikan indikasi pelepasan collar.
Millwaukee Brace
• Indikasi : Scoliosis
• Ortose yang digunakan untuk koreksi
scoliosis agar mencapai posisi anatomi
Korset Lumbal
• Korset ini adalah korset tulang belakang yang sudah
terbukti efektif untuk mengurangi nyeri/sakit pinggang
atau Low Back Pain, syaraf kejepit/terjepit, spondilosis,
spondilolysthesis, HNP, Ischialgia dan Osteoporosis.
• Cara menentukan ukuran korset:
• Ukur lingkar pinggang anda tepat pada pusat,
• S Small : 61-70cm
• Small : 71-80cm
• Medium : 81-90 cm
• Large : 91-100cm
• Extra Large : 101-110cm
• Thoraco Lumbo Sacral Orthosis (TLSO),
adalah spinal ortosis yang berfungsi untuk
immobilisasi fracture vertebrae/patah
tulang belakang, fracture
kompresi,kelainan tulang belakang.TLSO
ini dibuat dari bahan polyetilen dengan
lapisan soft foam yang bertujuan untuk
mencegah kelainan yang lebih lanjut.
• Lumbo Sacral Orthosis (LSO), adalah
ortosis spinal yang digunakan untuk
immobilisasi fracture pada daerah
lumbal,fracture kompresi vertebrae,Low
Back Pain (LBP). LSO ini di desain
dengan bahan polyetilen berlapis soft
foam yang elastis dan sesuai dengan profil
anatomis lumbal.
• Arch Support, ortosis yang digunakan
untuk support telapak kaki yang flatt
sehingga akan berpengaruh terhadap
keseimbangan dinamis pada saat
berjalan.

• Knee Support, ortosis yang digunakan
untuk support pada knee joint karena
Osteo Arthritis (OA),tersedia ukuran
S,M,L.
• Post Op Knee Brace, Ortosis yang
digunakan untuk fiksasi dan immobilisasi
pada pasien post operative tibial plateu,
post op ACL. Di buat dari bahan soft foam
yang dilengkapi dengan penguat sendi di
lateral dan medial. Jenis ROM Hinge joint
sehingga sudut fleksi /ekstensinya dapat
diatur sesuai kebutuhan.
tongkat

• Tongkat adalah alat yang ringan, dapat dipindahkan,


setinggi pinggang dan terbuat dari kayu atau logam.
• Tipe tongkat:
• Tongkat standar yang berbentuk lurus, tongkat standar
mempunyai panjang 91 cm.
• Tongkat kaki tiga
• Tongkat kaki empat.
• (kozier barbara dkk, 2009)
• Persyaratan tongkat meliputi:
• Ujung tongkat yang mengenai lantai diberi
karet setebal 3,75 cm untuk memberi
stabilitas optimal pada klien.
• Ukuran tongkat setinggi pangkal paha
• Siku klien dapat defleksi (pembelokan)
diatas tongkat kira-kira 25-300
• Tujuan mobilisasi
• Mempertahankan tonus otot
• Meningkatkan peristaltik usus sehingga
mencegah obstipasi
• Memperlancar peredaran darah
• Mempertahankan fungsi tubuh
• Mengembalikan pada aktivitas semula
• Tekhnik berjalan dengan tongkat:
• Cuci tangan untuk mengurangi transmisi organisme
• Jelaskan prosedur dan tujuan dilakukan tindakan tersebut pada klien
• Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
• Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan tangan yang sehat
• Klien mulai melangkah dengan kaki yang terlemah, bergerak maju dengan
tongkat, sehingga berat badan klien terbagi antaratongkat dan kaki yang terkuat
• Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat, sehingga kaki terlemah dan
berat badan klien disokong oleh tongkat dan kaki terkuat.
• Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klen kemungkinan jatuh ke
arah bagian tungkai yang lemah tersebut.
• Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah ditetapkan dalam
rencana keperawatan.
• Jika klien kehilangan keseimbangan atau kekuatannya dan tidak segera pulih,
masukkan tangan anda keketiak klien, dan ambil jarak berdiri yang luas untuk
mendapatkan dasar tumpuan yang baik. Sandarkan klien pada
pinggul andasampai tiba bantuan, atau rendahkan badan andadan turunkan
klien secara perlahan ke lantai
• Dokumentasikan kemajuan klien.
Kruk
• Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk
berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur
keseimbangan pada saat akan berjalan.
• Indikasi penggunaan kruk
• Pasca amputasi kaki
• Hemiparese
• Paraparese
• Fraktur pada ekstremitas bawah
• Terpasang gibs
• Pasca pemasangan gibs
• Kontra Indikasi
• Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.
• Penderita dalam keadaan bedrest.
• c. Manfaat Penggunaan Kruk
• Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
• Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi
bengkok.
• Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
• Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan
kekakuan sendi.
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kruk
• Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan
menggunakan kruk.
• Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk
beberapa saat sampai problem hilang.
• Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
• Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
• Perhatikan lingkungan sekitar. (suratun dkk,2008)
• e. Tujuan Penggunaan Kruk
• Meningkatkan kekuatan otot,
• pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
• Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
• Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
• Meningkatkan rasa percaya diri klien
• Fungsi Kruk
• Sebagai alat bantu berjalan.
• Mengatur atau memberi keseimbangan
waktu berjalan.
• Membantu menyokong sebagian berat
badan klien
• Tekhnik penggunaan kruk
• Pastikan panjang kruk sudah tepat
• Bantu klien mengambil posisi segitiga, posisi dasar berdiri menggunakan
kruk sebelum mulai berjalan.
• Ajarkan klien tentang salah satu dari empat cara berjalan dengan kruk
• Perubahan empat titik atau cara berjalan empat titik memberi kestabilan
pada klien, tetapi memerlukan panahanan berat badan pada kedua
tungkai. Masing-masing tungkai digerakkan secara bergantian dengan
masing-masing kruk, sehingga sepanjang waktu terdapat tiga titik dukungan
pada lantai
• Perubahan tiga titik atau cara berjalan tiga titik mengharuskan klien
menahan semua beratbadan pada satu kaki. Berat badan dibebankan pada
kaki yang sehat, kemudian pada kedua krukdan selanjutnya urutan tersebut
diulang. Kaki yang sakit tidak menyentuh lantai selama fase dini berjalan
tiga titik. Secara bertahap klien menyentuh lantai dan semua beban berat
badan bertumpu pada
• Cara berjalan dua titik memerlukan sedikitnya pembebanan berat
badan sebagian pada masing-masing kaki. Kruk sebelah kiri dan
kaki kanan maju bersama-sama. Kruk sebelah kanan dan kaki kiri
maju bersama-sama. Cara jalan mengayun ke kruk ( swing to gait),
klien yang mengalami paralisi tungkai dan pinggul dapat
menggunakan cara jalan mengayun ini. Penggunaan cara ini dalam
jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan atrofi otot yang tidak
terpakai. Minta klien untuk menggerakkan kedua kruk
kedepan secara bersamaan.pindahkan berat badan kelengan dan
mengayun melewati kruk. Cara jalan mengayun melewati kruk (
swing throughgait) Cara jalan ini sangat memerlukan
ketrampilan,kekuatan dan koordinasi klien. Minta klien untuk
menggerakkan kedua kruk kedepan secara bersamaan. Pindahkan
berat badan ke lengan dan mengayun melewati kruk. Ajarkan klien
menaiki dan menuruni tangga
Tehnik Pengunaan Tongkat

• a. Tehnik Turun Tangga


• 1) Pindahkan BB pada kaki yang tidak
sakit.
• 2) Letakkan kruk pada anak tangga
dan mulai untuk memindahkan BB
pada kruk. Gerakkan kaki yang sakit ke
depan
• 3) Luruskan kaki yang tidak sakit pada
anak tangga dengan kruk.
• Tehnik Naik Tangga
• 1) Pindahkan berat badan pada kruk.
• 2) Julurkan tungkai yang tidak sakit
antara kruk dari anak tangga.
• 3) Pindahkan berat badan dari kruk
ke tungkai yang tidak sakit.
• 4) Luruskan kaki yang tidak sakit
pada anak tangga dengan kruk.
• Tehnik Duduk
• 1) Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan
aspek posterior kaki menyentuh kursi.
• 2) Memberi metode yang aman untuk duduk dan
bangun dari kursi.
• 3) Klien memegang kedua kruk dengan tangan
berlawanan dengan tungkai yang sakit.
• 4) Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang
pada tangan klien yang lebih kuat.
• Gaya berjalan 4 titik tumpu/four point
gait
• 1) Langkahkan kruk sebelah kanan
kedepan
• 2) Langkahkan kaki sebelah kiri
kedepan
• 3) Langkahkan kruk sebelah kiri
kedepan
• 4) Langkahkan kaki sebelah kanan
kedepan
• Gaya Berjalan 3 titik
• 1) Kedua kruk dan kaki yang tidak
boleh menyangga dimajukan, kemudian
menyusul kaki yang sehat.
• 2) Kedua kruk lalu segera dipindahkan
kemuka lagi dan pola tadi diulang lagi
• Full Weight Bearing
• Berjalan normal, penggunaan alat penyangga di kurangi,
lambat laun akhirnya dihilangkan
• Partial Weight Bearing
• 1) Dua tangan/ dua tongkat beserta satu tungkai
lemah maju serentak.
• 2) Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat
tubuh bertumpu pada kedua tangan/tongkat serta
sebagian bertumpu pada kaki yang lemah
• Non weight Bearing
• 1) Dua tangan/ dua tungkai yang sakit maju serentak,
posisi tungkai yang lemah diangkat bergantung kearah
depan
• 2) Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat
tubuh bertumpu pada kedua tangan/tongkat
• k. Swing To Gait
• 1) Langkahkan kedua kruk bersama-sama.
• 2) Kedua kaki diangkat dan diayunkan maju sampai
pada garis yang menghubungkan kedua tangan atau
ujung kruk.
• swing through Gait
• 1) Langkahkan kedua kruk bersama-
sama.
• 2) Kedua kaki diangkat, diayunkan
melewati garis yang menghubungkan
kedua tangan atau ujung kruk
• Tripod sebaiknya diayunkan secara simultan
berbarengan dengan kaki Anda yang sakit. Maksudnya
langkahkan kaki yang lemah secara bersamaan dengan
tripod. Lanjutkan dengan melangkahkan kaki yang
sehat. Supaya tidak terlalu membebani saat berjalan
coba arahkan tubuh ke arah tripod. Cara penggunaan
tripod ini pun berlaku bagi Anda yang ingin berjalan
menaiki atau menuruni tangga. Namun, ingat untuk lebih
berhati-hati saat akan menaiki atau menuruni tangga
karena beban tumpuan biasanya akan terasa lebih
berat.
• Cara menggunakan Walker
• a. Klien menggunakan sepatu yang rata dan tidak licin.
• b. Ketika klien bangkit dari duduk atau akan memulai latihan,
pergunakan tangan kursi sebagai penopang, selanjutnya tempatkan
salah satu tangan pada walker kemudian tangan yang satunya,
setelah itu lakukan gerakan kaki maju.
• c. Jika kaki kanan yang lemah, pastikan kaki kiri yang
melangkah terlebih dahulu.
• d. Jika kaki kiri yang lemah, lakukan sebaliknya.
• e. Untuk pemakaian walker, tanyakan pada pasien gerakan kaki
mana yang lebih dulu enak untuk digerakkan atau sesuaikan
dengan kenyamanan pasien.
• f. Kedua tangan pasien memegang pada bagian tangan walker.
• Yui umur 17 tahun datang ke klinik fisioterapi, Yui mengeluhkan
terdapat nyeri pada telapak kaki kanan. Setelah berjalan
menggunakan sepatu flat shoes. Fisioterapi melakukan
pemeriksaan pada telapak kaki dan bentuk telapak kaki Yui
cenderung berbentuk flat foot. Fisioterapi memberikan saran untuk
penggunakan orthose pada telapak kaki kanan Yui.
• Pada scenario diatas orthose yang tepat adalah?
• Knee support
• AFO
• Arc support
• Dekker
• KAFO
refrensi
• American Academy of Orthopaedic
Surgeons (1965). Joint Motion Method of
Measuring and Recording. Chicago,
Illinois 60611
• Gleade.J. 2007. Assesment Dan
Pemeriksaan Fisik. Erlangga. Jakarta
• Wolf de.1994.Pemeriksaan Alat Gerak
Tubuh.Bohn Stafleu Van Loghum. Jakarta
DOA SESUDAH BELAJAR

‫يم‬
ِ ‫ح‬ ‫ن ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ح‬
ِ ‫م‬ ِ ‫م ه‬
‫َّللا ه‬
ْ ‫الر‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫س‬

ً ‫طال‬
ِ ‫ل بَا‬
َ ‫ط‬ ْ ‫اعه ُ َوأَ ِرنَا‬
ِ ‫البَا‬ َ َ‫ار ُز ْق َنا اتِـب‬
ْ ‫قا َو‬ ًّ ‫ح‬ ‫ح ه‬
َ ‫ق‬ ْ ‫م أَ ِرنَا‬
َ ‫ال‬ ‫اَلله ُه ه‬
‫ه‬ ْ ‫ار ُز ْق َنا‬
ُ َ‫اجتِ َناب‬ ْ ‫َو‬

Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran


sehinggga kami dapat mengikutinya Dan
tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami
dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai