Anda di halaman 1dari 16

PRODI S2 ILMU KESEHATAN REPRODUKSI

2018

Oleh :
Ayi Nurhidayah
Etik Yulia W
Anatomi Prostat

Spermatology. Science
Fisiologi Prostat

Prostat adalah kelenjar eksokrin pada sistem reproduksi pria, organ yang
terdiri atas jaringan fibromuskular dan glandular yang tersembunyi di bawah
kandung kemih, di depan rectum dan membungkus uretra posterior. Dalam
keadaan normal, prostat mempunyai berat 20 gram dan panjang 2,5 cm. Di
bagian depan prostat disokong oleh ligamentum prostatik dan di bagian
belakang oleh diafragma urogenital.

Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma). Kelenjar


prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer
dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi
sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.

(Purnomo, 2012). Spermatology. Science


Anatomi Kalenjar Prostat
Prostat

Secara klinis, parenkim prostat dewasa dibagi menjadi 4 zona:

1. Zona sentral: disebut juga lobus medius, mengelilingi ductus ejakulatorius


saat memasuki glandula prostat. Zona ini menyusun 25% jaringan kelenjar
dan resisten mengalami keganasan karsinoma dan peradangan. Sel-sel pada
zona sentral memiliki ciri lebih mencolok dan sitoplasma sedikit basofilik
dengan nukleus lebih besar yang terletak pada level berbeda pada tiap-tiap
sel.
2. Zona perifer: menyusun 70% kelenjar prostat dan mengelilingi zona sentral
yakni terletak pada bagian posterior dan lateral glandula prostat. Kebanyakan
carcinoma muncul dari zona perifer prostat dan akan terpalpasi saat tes colok
dubur. Selain itu, zona ini merupakan zona paling rentan terkena radang.

Junqueira & Carneiro, 2007


Prostat

Secara klinis, parenkim prostat dewasa dibagi menjadi 4 zona:


3. Zona transisional: menyusun 5% komponen kelenjar, terdiri dari glandula
mucosal, dan terletak di sekitar urethra prostatica. Pada lansia, sel parenkim
pada zona ini seringkali mengalami hiperplasia (penambahan jumlah sel) dan
membentuk massa nodular sel epitel yang dapat menekan urethra prostatica,
menyebabkan gangguan urinasi. Kondisi tersebut dinamakan benign prostatic
hyperplasia (BPH).
4. Zona periurethra: tersusun atas glandula mukosa dan submukosa. Zona ini
dapat mengalami pertumbuhan abnormal pada fase BPH lanjutan, terutama
pertumbuhan dari komponan stroma. Bersama dengan nodul glandular pada
zona transisional, keduanya akan meningkakan kompresi urethra dan retensi
lebih parah dari urin di vesica urinaria.
5. Zona lain selain komponen glandular yakni stroma fibromuskular yang
terletak pada permukaan anterior glandula prostat, anterior dari urethra.

Junqueira & Carneiro, 2007


Fisiologi Prostat

1. Mengeluarkan cairan alkalis yang menetralkan sekresi vagina yang


asam, suatu fungsi penting karena sperma lebih dapat bertahan
hidup dalam lingkungan yang sedikit basa.Kelenjar prostat dikelilingi
oleh otot polos yang berkontraksi selama ejakulasi, mengeluarkan
lebih kurang 0,5 ml cairan prostat. (Sherwood, 2011)

2. Menghasilkan enzim-enzim pembekuan dan fibrinolisin. Enzim-enzim


pembekuan prostat bekerja pada fibrinogen dari vesikula seminalis
untuk menghasilkan fibrin, yang "membekukan" semen sehingga
sperma yang diejakulasikan tetap tertahan di saluran reprodksi
wanita saat penis ditarik keluar. Segera setelah itu, bekuan seminal
diuraikan oleh fibrinolisin, suatu enzim pengurai fibrin dari prostat,
sehingga sperma motil yang dikeluarkan dapat bebas bergerak dalam
saluran reproduksi wanita. (Sherwood, 2011)
Anatomi Vesika Seminalis

Spermatology. Science
Vesika Seminalis

Vesikula Seminalis (Kantung Air Mani), adalah organ yang berupa saluran
berbentuk tabung yang berjumlah dari sepasang di kanan dan kiri tubuh.
Vesikula Seminalis mempunyai panjang dari 5-10 cm, bersatu dengan vas
deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.
Kalenjar ini mempunyai mukosa berlipat – lipat dan dilapisi epitel
bertingkat silindris yg mengandung banyak granulosa sekretoris

Spermatology. Science
Fungsi Vesika Seminalis

1. Menghasilkan fruktosa yang berfungsi sebagai sumber energi utama sperma


yang dikeluarkan
2. Mengeluarkan prostaglandin yang bereaksi dengan mukus serviks
untuk membuat serviks lebih reseptif terhadap gerakan sperma. Prostaglandin
mungkin menyebabkan kontraksi peristaltik dalam uterus dan tuba falopi
sehingga sperma lebih mudah dipindahkan ke tempat pembuahan tuba falopi.
3. Menghasilkan cairan semen bersifat basa (PH 7,3). Cairan semen terdiri atas
cairan dan sperma yang berasal dari vas deferens (kira-
kira 10%), cairan vesikula seminalis (kira-kira 60%), cairan prostat (kira-kira
30%) dan sejumlah kecil cairan dari kelenjar mukosa, terutama kelenjar
bublbouretralis.

Spermatology. Science
Anatomi Sel Sertoli

Spermatology. Science
Anatomi Sel Sertoli

Spermatology. Science
Anatomi Sel Sertoli

Spermatology. Science
Fungsi Sel Sertoli

 Dasar sel Sertoli melekat pada lapisan basalis basalis tubulus seminiferus,
sedangkan ujung apeksnya sering meluas ke dalam lumen tubulus seminiferus.
 Sel Sertoli mensintesis berbagai faktor seperti protein, sitokin, growth factor,
opioid, steroid dan prostaglandin. Sel Sertoli juga mensintesis Androgen Binding
Protein (ABP) yang akan berikatan dengan testosteron untuk membawa
testosteron masuk ke dalam tubulus seminiferus.

Kajian dengan mikroskop elektron mengungkapkan bahwa sel ini mengandung banyak
retikulum endoplasma licin, sedikit retikulum endoplasma kasar, sebuah kompleks
Golgi yang berkembang baik, dan banyak mitokondria dan lisosom.

Fungsi utama sel Sertoli adalah untuk menunjang, melindungi dan mengatur nutrisi
spermatozoa. Selain itu, sel Sertoli juga berfungsi untuk fagositosis kelebihan
sitoplasma selama spermatogenesis, sekresi sebuah protein pengikat androgen dan
inhibin, dan produksi hormon anti-Mullerian

(Junqueira, 2007).
Daftar Pustaka

 Guyton AC, Hall JE, Textbook of Medical Physiology, 2015.


 Sherwood, Physiology, 2012.
Evans RM: The steroid and thyroid hormone receptor superfamily.
Science1988;240:889
 http://teachmephysiology.com/reproductive-system/development-
maturation/menstrual-cycle/
Accesed 27 Augst
 Speroff L, Fritz MA. Hormone biosynthesis, metabolism and
mechanism ofaction. In Clinical Gynecologic endocrinology and
infertility. Seven Ed.Lippincot Williams & Wilkins. Philadelphia.
2005
 Dawn B.Marks, Biokimia Kedokteran Dasar, 2012
 Lehninger, Dasar-dasar biokimia jilid 3, alih bahasa Maggy
Thenawijaya, 2012.

Anda mungkin juga menyukai