Mareti Azwan Mandai, SPTHT
Mareti Azwan Mandai, SPTHT
&
PENATALAKSANAAN
Oleh:
dr. Azwan Mandai Sp.THT-KL
Sutura frontomaxillaris
Sutura internasalis
Sutura intermaxillaris
• Definisi
→keluarnya darah dari hidung yang merupakan
gejala atau manifestasi penyakit lain,
penyebabnya bisa lokal atau sistemik
EPIDEMIOLOGI
TRAUMA
Mengorek hidung, benturan,
bersin, mengeluarkan ingus terlalu
keras
Kena pukul, jatuh, kecelakaan,
trauma pembedahan
Benda asing
ETIOLOGI SISTEMIK
• Hipertensi
Kelainan • Arteriosklerosis
Kardiovaskular • Diabetes melitus
• Hemofilia
• Leukemia
Kelainan Darah • Trombositopenia
•DHF
Infeksi sistemik
epistaksis
Anterior Posterior
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
• Awal terjadinya perdarahan
• Riwayat perdarahan sebelumnya,
• Aliran darah
• Lama perdarahan dan frekuensinya,
• Kecendrungan perdarahan,
• Riwayat gangguan perdarahan dalam keluarga,
• Riwayat Penyakit degeneratif
• Riwayat trauma hidung yang belum lama,
• Obat- obatan, misalnya aspirin, fenilbutazon
(butazolidin)
PEMERIKSAAN FISIS.
• Darah lengkap
• Skrining koagulopati → PT, APTT, trombosit, dan
waktu perdarahan.
• Radiologi
• CT-Scan → curiga neoplasma
• Endoskopi hidung
PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS (1)
TUJUAN :
• Perbaiki keadaan umum
• Hentikan perdarahan
• Cegah komplikasi
• Cegah epistaksis berulang
PENATALAKSANAAN EPISTAKSIS
• Epistaksis Anterior:
• Tekan/pencet hidung
• Kaustik AgNO3 25-30%, asam trichlor asetat
• Tampon anterior (kapas/kasa + vaselin,
betadin/salep antibiotika)
• Epistaksis posterior:
• Tampon posterior (Bellocq) / Kateter Foley
• Ligasi arteri
DUDUK
TENANG
PIJIT 10-15 MENIT
KAUSTIK PLEKSUS KISSELBACH
TAMPON ANTERIOR
TAMPON ANTERIOR
TAMPON ANTERIOR
* Sering perlu juga dipasang tampon anterior untuk menekan dari depan
• Kateter Foley
KOMPLIKASI EPISTAKSIS
Kecurigaan Tumor
Epistaksis berulang
DAFTAR PUSTAKA
• Soepardi E A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Ed 7. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
2012. Hal 131-135.
• Adam GL, Boies LR, Higler PA. Boies buku ajar penyakit THT. Alih bahasa: Caroline
W. Edisi VI. Jakarta. EGC Penerbit buku kedokteran, 1997: 174-88; 224 – 37.
• Probst, R. dkk. Basic Othorhinolaryngology. Thieme. New York. 2006 p.1-14.
• Probst, R. dkk. Basic Othorhinolaryngology. Thieme. New York. p.32-34. 2006
• Nguyen A Quoc.epistaxis-overview. Available from
http://www.emedicine.medscape.com/artickle. diakses pada 5 Oktober 2015.
• Pope LER, Hobbs CGL. Epistaxis: An Update on Current Management. Postgrad
Med J 2005; 81: 309-14.
• Adams, George L, dkk. BOIES Buku
Ajar Penyakit THT edisi 6. EGC. Jakarta. 1997.
• Buku Acuan: Modul Hidung Epistaksis.Ed 1.Kolegium ilmu kesehatan THT-KL.2008.
• Ballengers Othorhinolaryngology Head and Neck Surgery. BC Decker. Illinois. 2003.p
756-757.
• Thaller, Seth, R, et al. Diagram Diagnostik Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. EGC.
Jakarta.1990. p, 89-93.
• Lubis Bidasari. Tatalaksana Epistaksis Berulang pada Anak. Dalam Sari Pediatri. Vol
9. 2007, hal 75-79.
TERIMA KASIH