Anda di halaman 1dari 16

Supercritical Fluid

Extraction (SFE)
RIKA ARFIANA SAFITRI (SBF151810224)
RUMALDUS SERAN (SBF151810225)
SRI WINARNI SOFYA (SBF151810226)
TIKA INDRASARI (SBF151810227)
2

Fluida superkritis
Adalah zat yang berada pada suhu dan tekanan di atas titik kritis termodinamika.

 Zat ini memiliki kemampuan unik untuk berdifusi melalui benda padat seperti
gas, dan melarutkan benda seperti cairan. Dan dia juga dapat mengubah
kepadatannya bila mengubah sedikit suhu dan tekanannya. Sifat seperti ini
membuatnya cocok sebagai pengganti pelarut organik dalam proses yang
disebut Ekstraksi fluid superkritis
3

SFE
• Ekstraksi fluida superkritis (SFE), terutama karbon dioksida superkritis
(SCCO2) adalah alternatif ekstraksi yang potensial untuk mengambil
bahan bioaktif dari tanaman herbal bila dibandingkan dengan ekstraksi
cair menggunakan pelarut (ekstraksi konvensional).
• Ekstraksi fluida superkritis (SFE) merupakan teknologi yang menarik
buat industri makanan, kosmetik dan industri farmasi, sebagai alternatif
untuk proses konvensional seperti ekstraksi pelarut dan destilasi uap,
untuk mendapatkanminyak esensial dan oleoresin yang bebas dari
residu, di samping itu, dapat dilakukan pada suhu rendah, yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas produk thermosensitive.
4

keuntungan dan kekurangan dari fluida superkritis:


Keuntungan : Kekurangan :
• Koefisien difusi tinggi dan • instrument baru sehingga
viskositas rendah dibandingkan belum banyak diterapkan
dengan liquid
• Recovery solven cepat dengan (Mahal)
minimal residu dalam produk • Tidak mampu dalam
• Tidak beracun mengelusi senyawa ionik
• Tidak menghasilkan kebakaran moderat atau senyawa
• Secara komersial mudah di dapat
dalam kemurnian tinggi
yang sangat polar. (dapat
• Kompatibel dengan kondisi diatas dengan
lingkungan karena tidak menambahkan fluida lain
menghasilkan limbah sebagai modifier)
• Properti fisik dari gas, fluida superkritis dan cairan (Taylor 1996)
5
Properti Gas Fluida Superkritik Cairan

Densitas (g/ml) 0,0006-0,002 0,2-0,5 0,6-1,6

Viskositas 0,0001-0,003 0,0001-0,0003 0,002-0,03


(g/cm.s)
Difusivitas (cm2/s) 0,1-0,4 0,0007 0,000002-
0,00002

• Fluida superkritis memberikan range densitas yang besar, hal ini


dapat digunakan untuk mengontrol solubilitas dari pelarut. Fluida
superkritis dikarakterisasikan dengan densitas tinggi, viskositas
rendah, dan difusivitas menengah antara gas dan cairan.
Viskositas dan Difusivitas Fluida Superkritis 6

Pada keadaan superkritis, gaya interaksi antar molekul relatif


rendah. Hal ini menyebabkan tingginya mobilitas dari
molekul dan menyebabkan fluida superkritis memiliki
viskositas yang lebih rendah dari liquid, sehingga fluida
superkritis memiliki kemampuan untuk penetrasi ke dalam
solut sehingga mengekstraksi solut yang lebih baik.
Densitas Fluida Superkritis 7

Kemampuan pelarut untuk melarutkan zat terlarut dinyatakan


dengan jumlah pelarut per satuan volum. Fluida superkritis
memiliki densitas yang hampir sebanding dengan cairan.
Dengan densitas yang tinggi, maka banyak molekul yang
dapat melarutkan solut. Sehingga kemampuan melarutkan
menjadi lebih besar.
Solubilitas fluida superkritis 8

Solubilitas gas dalam suatu solven biasanya menurun dengan


kenaikan temperatur. Namun pada temperatur tinggi,
mendekati temperatur kritis dari solven, solubilitas dari gas
umumnya naik sebanding dengan temperatur. Umumnya
solubilitas dinyatakan dalam satuan fraksi mol atau konstanta
Henry. Banyak liquida dikembangkan sebagai pelarut
keadaan superkritis dengan pemanasan dan menaikkan
tekanan.
Pelarut 9
Yang sering digunakan adalah pelarut CO2.
Alasan : Dikarenakan temperatur kritis yang rendah dari CO2
memungkinkan proses eksperimen mendekati temperatur lingkungan
Kondisi tersebut relatif mudah dicapai karena tidak terlalu banyak energi
yang dibutuhkan. Karena tidak menggunakan solven non organik,
sehingga tidak ada residu pelarut dalam ekstrak, selain itu CO2 bersifat
non toxic dan tidak mudah terbakar serta tidak berbau.

Kekurangan : CO2 mempunyai kemampuan terbatas untuk melarutkan


zat polar.
Solusi : Karekteristik CO2 superkritis ini dapat ditingkatkan dengan
adanya penambahan komponen kedua yang merupakan zat polar dan
larut dalam CO2 superkritis.
Prinsip Ekstraksi Dengan Fluida Superkritik 10

• Difusi pelarut ke dalam bahan yang sedang diekstrak


• Melarutnya komponen tertentu ke dalam pelarut di
dalam bahan
• Difusi komponen yang sudah larut dari dalam bahan
ke fasa pelarut di luar bahan
• Pengangkutan bahan yang telah larut dan
keseluruhan pelarut keluar dari zona ekstraksi.
Prinsip proses pemisahan dengan teksik fluida superkritik 11

Ekstraksi dengan fluida superkritik biasanya dilakukan dengan


menggunakan hubungan perbandingan antara pelarut dan bahan yang
dilarutkan memiliki laju alir ke atas yang tinggi, dan kekentalan fluida
yang rendah. Oleh karena itu perpindahan massa sangat dipengaruhi oleh
laju difusi pelarut dan komponen terlarut didalamnya melalui struktur
media bahan ketika keluar menuju fase pelarut. Dengan demikian, laju
perpindahan massa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan difusitas
pelarut, memperkecil jarak tempuh perpindahan massa di dalam bahan
atau dengan menghilangkan berbagai penghambat terhadap difusi yang
dihadapi.
Skema alat fluida superkritis 12
Alat fluida superkritis 13
Cara kerja fluida superkritis 14

Bahan baku dimasukkan ke dalam Tangki ekstraksi diberikan


tangki ekstraksi yang dilengkapi tekanan fluida melalui
dengan pengendali suhu serta katup pompa.
tekanan di kedua ujungnya

Produk kemudian Dari tangki yang berisi fluida CO2 dan


dikumpulkan melalui komponen yang dilarutkan ditransfer
sebuah katup yang terletak ke pemisah dimana kekuatan solvasi
di bagian bawah pemisah cairan tersebut menurun sebesar
pertambahan suhu, atau bisa lebih,
dan akan mengurangi tekanan sistem.

Kemudian dapat Uap CO2


dilakukan terkondensasi dan
ekstraksi lagi kembali menjadi
seperti fluida dan kembali ke
sebelumnya tangki.

Daftar pustaka 15

Aszari, D.R, dan Karina, A. P.P. 2015. Ekstraksi senyawa fitokimia dari Ampas Kelapa
Sawit Dengan Menggunakan Karbondioksida (CO2) Superkritis (skripsi). Fakultas
Teknilogi Industri Insitut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
• K. A. Abbas, A. Mohamed, A. S. Abdulamir and H. A. Abas. 2008. A Review on
Supercritical Fluid Extraction as New Analytical Method. American Journal of
Biochemistry and Biotechnology. Volume 4, Issue 4. Pages 345-353
• Sondari D., dan Eka D. P., 2017. Teknologi Ekstraksi Fluida Superkritis Dan Maserasi
Pada Zingiber Officinalle Roscoe Terhadap Aktifitas Antioksidan Dan Kadungan
Fitokimia. Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 18, No. 2, Januari 2017, hal. 74-80

• Wenclawiak, Bernd (Editor). 1992. Analysis with Supercritical Fluid: Extaction and
Chromatography. Springer Laboratory. Germany.
16

Thanks!

Anda mungkin juga menyukai