Anda di halaman 1dari 13

MUHAMMAD SAFETY BRIEFING.

BUKHARI Undang-undang
ROBBANI buruh tentang
1606833034 safety.
UNDANG-  Menimbang :

UNDANG bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja


dimaksudkan untuk menjamin hak hak dasar
REPUBLIK pekerja/buruh dan menjamin kesamaan
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi
INDONESIA atas dasar apapun untuk mewujudkan
kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
NOMOR 13 dengan tetap memperhatikan perkembangan
TAHUN 2003 kemajuan dunia usaha;
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA

 Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban


pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan
keselamatan kerja.
BAGAIMANA JIKA TERJADI PELANGGARAN
TERHADAP UU KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA?

 Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling


lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000.
(lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan
undang-undang tersebut.
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hukum keselamatan
kerja) meletakkan prinsip dasar pelaksanaan keselamatan
kerja. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
mencegah kecelakaan dan ledakan; mengurangi
kemungkinan kebakaran dan cara penanggulangan
kebakaran; dan langkah-langkah lainnya yang diatur
sehubungan dengan tempat kerja. Hukum juga memiliki
aturan tentang pintu darurat; pertolongan pertama pada
kecelakaan, perlindungan dari polusi seperti gas, suara
dan lain-lain; perlindungan dari penyakit karena pekerjaan;
dan aturan mengenai perlengkapan keselamatan bagi
pekerja/buruh.

UU NO. 1 TAHUN 1970


 Semua kecelakaan kerja harus dilaporkan pada petugas yang
ditunjuk oleh departemen tenaga kerja. Hukum keselamatan
kerja mengatur tentang daftar pekerjaan yang mengharuskan
pemeriksaan kesehatan pekerja/buruh sebelum bekerja.
Pemeriksaan kesehatan rutin juga harus dilaksanakan.
 Perusahaan dengan 100 pekerja/buruh atau lebih, yang memiliki
resiko tinggi, harus memiliki manajemen sistem keselamatan dan
kesehatan kerja yang memenuhi persyaratan. Perwakilan
pekerja/buruh harus setuju pada manajemen sistem
keselamatan dan kesehatan kerja; yang juga harus dijelaskan
kepada semua pekerja/buruh, supplier, dan pelanggan.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus mengawasi
pelaksanaan dari sistem tersebut, serta melakukan pemeriksaan
dan evaluasi secara rutin.
 Seorang pekerja/buruh dapat meminta secara resmi pemutusan
hubungan kerja pada lembaga yang berwenang atas
hubungan industrial (pengadilan hubungan industrial) bila
pengusaha/perusahaannya memerintahkan pekerja/buruh yang
bersangkutan untuk melakukan pekerjaan yang dapat
membahayakan keselamatan, kesehatan atau bertentangan
dengan moralnya, dimana hal tersebut tidak pernah
diberitahukan pada pekerja/buruh saat pembuatan perjanjian
kerja.

PASAL 86 (1) DAN 169 UU


KETENAGAKERJAAN (UU NO.13/2003)
PASAL 86 (2) UU KETENAGAKERJAAN (UU
NO. 13/2003); PASAL 9, 12 DAN 14 UU
KESELAMATAN KERJA (UU NO. 1/1970)

 Pekerja/buruh juga memiliki kewajiban untuk mentaati dan


mematuhi semua peraturan keselamatan kerja dan
menggunakan perlengkapan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Pekerja/buruh dapat mengajukan keberatan dan
menghentikan pekerjaan bila perlengkapan keselamatan yang
memadai tidak tersedia.
 Setiap jenis usaha harus mempunyai sistem keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dalam sistem manajemen
perusahaan. Adalah kewajiban perusahaan untuk menyediakan
petunjuk, pelatihan dan pengawasan yang diperlukan untuk
memastikan keselamatan dan kesehatan kerja para
pekerja/buruhnya.
 Sumber: Pasal 87 (1) UU Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003)

PELATIHAN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA
https://gajimu.com/pekerjaan-
https://gajimu.com/pekerjaan- yanglayak/keselamatan-dan-
UU tentang ketenagakerjaan no
yanglayak/keselamatan-dan- kesehatan-kerja/pertanyaan-
13 th 2003.pdf
kesehatan-kerja mengenai-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja-di-indonesia-1

REFERENSI
SAFETY BRIEFING.
Muhammad Bukhari Robbani -
1606837034
SAFETY BRIEFING
Selamat datang di Rumah Sakit Robbani kota Jakarta. Saat ini
Bapak/Ibu sedang berada di ruang oproom. Sesuai dengan
peraturan dan pemenuhan terhadap sistem manajemen K3 di
Rumah Sakit Robbani. Berikut ini kami sampaikan safety briefing lokasi
Rumah Sakit Robbani. Apabila terjadi keadaan darurat maka
bapak/ ibu :
 Harap tenang dan tidak perlu panik. Bagi yang memakai sepatu
berhak tinggi harap di lepas.
 Kemudian bapak/ ibu dapat keluar dari gedung ini untuk evakuasi
melalui pintu darurat di sebelah kanan. Kemudian turun melalui
tangga ke lantai satu.
 Bapak/ ibu akan dipandu oleh petugas kami untuk menuju ke
tempat berkumpul sementara di halaman parkir depan Rumah
Sakit.
 Apabila terjadi bencana gempa harap tetap tenang dan tidak
perlu panik , segera berlindung di bawah meja hingga
guncangan berhenti.
 Jika gempa semakin besar/ hebat segera berlari ke titik kumpul di
halaman depan parkir Rumah Sakit dengan melindungi kepala
• Toilet berada di ruang sisi barat ruangan ini.
• Selutuh ruangan di Rumah Sakit ini merupakan daerah bebas asap rokok.
• Perlu kami sampaikan bahwa pada hari ini kami tidak melakukan latihan
penanggulangan keadaan darurat Rumah sakit.
• Apabila terdengar panggilan peringatan bencana maka hal tersebut adalah
kejadian yang sebenarnya.

Demikian safety briefing ini kami sampaikan semoga Allah SWT selalu melindungi kita
semua.
Terimakasih atas perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai