Anda di halaman 1dari 24

pertumbuhan

dan
penyimpangannya

Kerjasama Departemen Kesehatan RI dengan


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Status gizi dan pertumbuhan

• Menggunakan ukuran antropometri


• Status gizi:
–1 kali pengukuran (cross sectional)
• Pertumbuhan:
–Pengukuran serial, melihat “ trend”
Deteksi dini gangguan pertumbuhan

• Pemantauan rutin berat badan, PB, LK


• Dilihat: “trend” dalam grafik
• Pertumbuhan baik bila:
– BB naik mengikuti kurve/ pita warna
– Kenaikan berat dan minimal
Langkah penilaian pertumbuhan
• Persiapan: petugas, alat ukur, grafik
pertumbuhan
• Pengukuran antropometri
• “plotting” dan interpretasi
pertumbuhan
• Konseling
• Cara pengukuran yang benar, dengan alat
yang baik/ standar (ketelitian 0,1 cm)…
• Diukur pada waktu yang relatif bersamaan…
selisih 8 mm pagi-sore (spinal compression)
• Oleh orang yang sama
• Dilakukan secara periodik… lebih sering pada
usia yang lebih muda atau ada risiko/ gejala
gangguan pertumbuhan
persiapan
• Timbangan BB:
– Pegas (elektrik), Dacin
– Presisi 0,1 kg
– Pakaian minimal
• Pengukur PB/ TB
– Sd 2 tahun : PB (tidur)
– > 2 tahun: TB (berdiri)
– Bila anak > 2 tahun tetapi belum bisa berdiri
dapat diukur dengan PB -0,7 cm
– Bila < 2 tahun, diukur berdiri: PB=TB+0,7 cm
• Midline
• Tanggal lahir, prematur?  umur anak

• Prematur: umur kronologis dan umur


koreksi
WHO 2006
• Multisenter: Brazil, Ghana, India, Norway, Oman and
the USA
• cohort
• Nutrisi optimal:
• ASI esklusif, MP-ASI yang adekuat
• Lingkungan yang optimal:
• Tidak merokok
• Tidak ada kontaminasi mikroba
• Perawatan kesehatan yang optimal:
• Imunisasi
• Pemeriksaaan rutin
Pertumbuhan baik bila:

• BB naik mengikuti kurve/ pita warna


• Kenaikan berat dan minimal:
– 3 bulan 1: 800 gram
– 4 bulan: 600 gram
– 5 bulan: 500 gram
– 6 bulan: 400 gram
– 6 sd 12 bulan: 300 gram
– 12 sd 5 thn: 200 gram
Pertumbuhan LK
Pertumbuhan LK ABNORMAL
NORMAL
UKURAN ANTROPOMETRIK
1. BERAT BADAN
a. Dilakukan oleh 2 orang, yaitu
orang pertama mengukur
berat dan orang ke-dua
mencatat hasil pengukuran.
b. Bayi dalam keadaan tanpa
pakaian atau hanya
menggunakan popok yang
kering.
c. Tempatkan bayi di tengah
alat timbangan
d. Lakukan pembacaan dengan
ketelitian 0,01 kg
2. PANJANG BADAN

a. Bayi hanya menggunakan popok


b.Bayi diletakan ditengah alat pengukur
c. Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama memegang
kepala bayi, posisi kepala lurus dengan pandangan
vertical keatas dalam Frankfort horizontal plane. Orang
ke-dua meluruskan kedua tungkainya.
d. Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1 cm.
5. Prosedur pengukuran tinggi anak/remaja

a. Anak/remaja berdiri tegak


menempel pd stadiometer atau
microtoise tanpa alas kaki
b. Hiasan di kepala dilepas
c. Pandangan lurus ke depan
d. Diinstruksikan utk menarik nafas
dalam
e. Mata pengukur sejajar dg
puncak kepala
f. Geser alat ukur sehingga sedikit
menekan kepala
g. Lakukan pembacaan dg
ketelitian 0,1 c,m
Panjang –tinggi badan
• Panjang badan:
– 0 sd 2 tahun
• Tinggi badan > 2 tahun
• Panjang badan =TB + 0.7 cm
Pengukuran lingkar kepala
INTERPRETING GROWTH INDICATORS

Notes:
1. A child in this range is very tall. Tanness is rarely a problem, unless it is so excessive that it may indicate endocrine such as a
growth-hormone-producing tumor. Refer a child in this range for assessment if you suspect an endocrine disorder (e.g. If perents
of normal height have a child who is excessively tall fot his or her age)
2. A Child whose weight-for-age falls in this range may have a growth problem, but this is better assessed from weight-
length/heoght or BMI-for Age.
3. A plotted point above 1 shows possible risk. A trent toward the 2 z-score line show definite risk
4. It is possibke for a stunded or severely stunded child to become overweight
Gagal tumbuh- gizi kurang/ buruk
• Intake yang kurang
– Cara pemberian makan yang salah
– Penyakit organik: bibir sumbing, sariawan, gigi,
sering muntah (GERD), infeksi akut dan kronis
(TBC, penyakit jantung)
– Kemiskinan
• Absorbsi makanan terganggu:
– Diare berulang, Cacingan
• Peningkatan kebutuhan
– Infeksi kronis: TB paru, keganasan, penyakit
jantung
• Metabolisme yang tidak efektif:
– Sindroma down, infeksi kongenital
Perilaku makan yang betul-salah

• Jadwal makan  merasakan” lapar”


– Makan terjadwal 3-4 jam
– jangan memberikan snak/ ngemil, minum
susu/ minum teh menjelang makan utama
– Makan tidak boleh lebih dari 30 menit
Prosedur:
• Porsi kecil, bila kurang “tambah”
• Makan dulu, setelah selesai baru minum
• Dorong anak untuk makan sendiri, bersama
keluarga
• Jangan dipaksa  trauma
• Jangan sambil main-main
• Pertimbangkan yang disukai anak 
bervariasi: memenuhi semua kebutuhan
 keluarga sebagai role model
• Makan jangan sebagai hadiah
• Makan tinggi kalori:
– Lemak tidak jenuh (minyak jagung, oil olive), keju,
cream, kacang, santan
• Vitamin??
– Tidak untuk menaikkan nafsu makan
– Mencukupi vitamin-mineral yang tidak tercukupi
dari makanan
– Zat besi, zink

Anda mungkin juga menyukai