Anda di halaman 1dari 14

PENGOLAHAN

FE DAN MN

Kelompok 4 :

1. Laili Zahratul Rizqia 03211740000004


2. Farida Novita Anggraini 03211740000012
3. Sasi Kirana Iswara M. 03211740000014
4. Cahyaningrum Ayu Ardhani 03211740000028
5. Nisa Hudani Nabila 03211740000044
6. Valeria Maria Mazarelo 03211740007005
KANDUNGAN BESI DAN MANGAN DALAM
AIR BAKU
Zat besi dan mangan yang terlarut di dalam air umumnya berada dalam keadaan
bervalensi dua (divalent) atau dalam keadaan ion ferous (Fe2+) atau ion
manganous (Mn2+). Keduanya juga sering berada dalam keadaan senyawa dengan
zat organik kompleks.

Besi atau mangan masuk ke dalam air oleh kerena reaksi biologis pada kondisi
reduksi atau anaerobik (tanpa oksigen). Jika air yang mengadung besi atau
mangan dibiarkan terkena udara, maka reaksi oksidasi besi atau mangan akan
timbul perlahan membentuk endapan/gumpalan koloid yang tidak diharapkan.
Keduanya akan teroksidasi menjadi betuk senyawa ferri (Fe3+) dan senyawa
mangandioksida (Mn4+) yang tak larut dalam air.

Endapan koloid ini akan menempel dalam sistem perpipaan, menyebabkan noda
pada cucian pakaian, serta dapat menyebabkan masalah pada sistem pipa
distribusi disebabkan karena dapat menyokong tumbuhnya mikroorganisme
seperti crenothrix dan clonothrix yang dapat menyumbat perpipaan serta dapat
menimbulkan warna serta bau yang tidak enak.
SENYAWA BESI DI AIR

Besi seperti juga cobalt dan nikel di dalam susunan berkala


unsur termasuk logam golongan VII , dengan berat atom 55,85,
berat jenis 7,86, dan mempunyai titik lebur 2450 0 C. Di alam
biasanya banyak terdapat di dalam bijih besi hematite,
magnetite, limonite dan pyrite (FeS), sedangkan di dalam air
umumnya dalam bentuk senyawa garam ferri atau garam ferro
(valensi 2).

Senyawa ferro dalam air yang sering dijumpai adalah FeO,


FeSO 4 , FeSO 4 . 7H 2 O, FeCO 3 , Fe(OH) 2, FeCl 2 dan lainnya.
Sedangkan senyawa ferri yang sering dijumpai yakni FePO 4 ,
FeO3 , Fe 3 Cl 3 , Fe(OH) 3 dan lainnya
STANDARD KADAR FE DALAM AIR

Untuk air minum, Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002


menyatakan konsentrasi zat besi dibatasi maksimum 0,3 mg/l.
Dalam kadar yang besar, Fe dapat menyebabkan air menjadi
berwarna coklat kemerahan yang tidak diharapkan. Oleh kerna
itu di dalam proses pengolahan air minum, garam besi valensi
dua (ferro) yang larut di dalam air perlu dirubah menjadi garam
besi valensi tiga (ferri) yang tak larut di dalam air sehingga
mudah dipisahkan.

Untuk garam ferro misalnya ferrosulfat (FeSO4), dengan


konsentrasi 0,1-0,2 mg/l dapat menimbulkan rasa yang tidak
enak pada air minum.
Permasalahan keberadaan besi dan mangan dalam air minum
adalah :

 Besi dan mangan menyebabkan warna coklat/kuning/hitam


pada pakaian, peralatan, perpipaan dan sebagainya.
 Pada perpipaan dan instalasi, besi dan mangan menyebabkan
kerak, sehingga terjadi peningkatan headloss.
 Air menjadi berasa dan berbau besi
 Merangsang pertumbuhan bakteri besi dan mangan
SENYAWA MANGAN DALAM AIR

Di alam, mangan jarang sekali berada dalam keadaan unsur.


Umumnya berada dalam keadaan senyawa dengann berbagai
macam valensi. Di dalam hubungannya dengan kualitas air,
yang sering dijumpai adalah senyawa mangan dengan valensi 2,
valensi 4 dan valensi 6.

Konsentrasi mangan di dalam sistem air alami umumnya


kurang dari 0,3 mg/l (Keputusan Menteri Kesehatan No. 907
tahun 2002 ), jika konsentrasinya melebihi 3 mg/l maka
dengan cara pengolahan biasa sangat sulit untuk menurunkan
konsentrasinya sampai derajat yang diijinkan sebagai air
minum.

Mangan lebih sulit dioksidasi dari pada besi. Hal ini disebabkan
kartena kecepatan oksidasi mangan lebih rendah dibanding
dengan kecepatan oksidasi besi.
METODE PENURUNAN KADAR BESI (FE)
DAN MANGAN (MN)
Ada beberapa cara oksidasi besi atau mangan yang paling
sering digunakan di dalam industri pengolahan air minum
antara lain yakni proses aerasi-filtrasi, proses khlorinasi-filtrasi
dan proses oksidasi kalium permanganat-Filtrasi dengan
mangan zeolit (manganese greensand).

Pemilihan proses tersebut dipilih berdasarkan besarnya


konsentrasi zat besi atau mangan serta kondisi air baku yang
digunakan. Proses lain seperti pertukaran ion, proses filtrasi
dengan penambahan chlorine dioxide, proses pengaturan pH,
proses filtrasi dengan katalis pada media yang sesuai serta
proses oksidasi dengan ozon jarang digunakan karena alasan
biaya dan operasional.
PRESIPITASI

 Presipitasi kimiawi dalam pengolahan air minum adalah


pengendapan bahan-bahan terlarut dan tersuspensi dalam air
dengan penambahan bahan kimia untuk membentuk
presipitat.
 Dalam pengolahan air minum, presipitasi kimia yang paling
umum adalah dalam proses koagulasi-flokulasi dengan
penambahan koagulan agar terbentuk flok
yang mudah diendapkan.
 Aplikasi lain adalah penyisihan nitrogen atau fosfor,
penurunan kesadahan, penyisihan besi dan mangan. Proses
kimiawi yang terjadi dalam presipitasi adalah reaksi reduksi-
oksidasi (redoks)
OKSIDASI YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENURUNKAN KADAR BESI DAN MANGAN

 Oksidasi dengan Oksigen


Oksidasi besi dan mangan dengan oksigen berlangsung
mengikuti reaksi oksidasi sebagai berikut:

4Fe(HCO 3 ) 2 + O 2 + 2H 2 O 4Fe(OH) 3 + 8CO 2


2MnSO 4 + O 2 + 2Ca(OH) 2 2MnO 2 + 2CaSO 4 + 2H 2 O

 Oksidasi besi berlangsung dengan baik pada pH 7,5 hingga 8


dalam waktu 15 menit. Oksidasi mangan sangat lambat (1
jam) dan tidak efektif pada pH di bawah 9,5.
OKSIDASI YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENURUNKAN KADAR BESI DAN MANGAN

 Oksidasi dengan Klor


Oksidasi besi dan mangan menggunakan klor berlangsung
menurut reaksi sebagai berikut:

2Fe(HCO 3 ) 2 + Cl 2 + Ca(HCO 3 ) 2 2Fe(OH) 3 + CaCl 2 + 6CO 2


Mn(HCO 3 ) 2 + Cl 2 + Ca(HCO 3 ) 2 MnO 2 + CaCl 2 + 4CO 2 + 2H 2 O

 Oksidasi besi dan mangan


berlangsung baik pada pH 8 - 8,3. Oksidasi besi
membutuhkan waktu 15 – 30 menit dan oksidasi mangan
membutuhkan waktu 2 - 3 jam.
OKSIDASI YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENURUNKAN KADAR BESI DAN MANGAN

 Oksidasi dengan Klor Dioksida


Klor dioksida adalah oksidator kuat yang efektif
mengoksidasi besi dan mangan kompleks.

Fe(HCO 3 ) 2 + ClO 2 + NaHCO 3 Fe(OH) 3 + NaClO 2 + 3CO 2


Mn(HCO 3 ) 2 + 2ClO 2 + 2NaHCO 3 MnO 2 +2NaClO 2 +4CO 2 +2H2O

pH merupakan faktor penting untuk berlangsungnya reaksi ini.


pH yang diperlukan adalah minimum 7,0.
OKSIDASI YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENURUNKAN KADAR BESI DAN MANGAN

 Oksidasi dengan Kalium Permanganat


Kalium permanganat adalah oksidator kuat. Waktu reaksi
cepat dalam rentang pH yang luas. Waktu oksidasi 5 - 10
menit pada pH di atas 7,0.

3Fe(HCO 3 ) 2 +7H 2 O+KMnO 4 3Fe(OH) 3 +MnO 2 +KHCO 3 +5H 2 CO 3


3Mn(HCO 3 ) 2 + 2H 2 O + 2KMnO 4 5MnO 2 + 2KHCO 3 + 4H 2 CO 3

 Oksidasi dengan Ozone


Reaksi oksidasi besi dan mangan menggunakan ozone
berlangsung sebagai berikut:

2Fe(HCO 3 ) 2 + O 3 + 2H 2 O 2Fe(OH) 3 + O 2 + 4CO 2 + H 2 O


Mn(HCO 3 ) 2 + O 3 + 2H 2 O MnO 2 + O 2 + 2CO 2 + 3H 2 O
HUBUNGAN REMOVAL FE DAN MN
DENGAN ALKALINITAS
 Kesadahan adalah kondisi air yang mengandung ion kalsium dan
magnesium yang bereaksi dengan bikarbonat, sulfat, atau
klorida.

 Fe dan Mn merupakan salah satu ion-ion lain dari polyvalent


metal (logam bervariasi banyak) dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.

 Untuk meremoval kandungan Fe dan Mn yang menyebabkan


kesadahan tersebut menggunakan proses presipitasi.

 Presipitasi kimiawi dalam pengolahan air minum adalah


pengendapan bahan-bahan terlarut dan tersuspensi dalam air
dengan penambahan bahan kimia untuk membentuk presipitat.
HUBUNGAN REMOVAL FE DAN MN
DENGAN ALKALINITAS
 Presipitasi untuk menghilangkan Fe dan Mn tersebut yaitu
dengan penambahan kapur-soda atau dengan soda kaustik.

 Untuk mengetahui kadar kapur-soda yang ditambahkan tersebut


sangat bergantung dengan alkalinitas.

 Hal tersebut didasarkan pada rumus berikut :

Konsentrasi kapur (dalam mg/l CaO) dihitung dengan rumus:


Kapur (mg/l CaO) = (A + B + C) x D / E
A = mg/l CO2 x (56 / 44)
B = alkalinitas (mg/l CaCO3) x 56 / 100
C = mg/ Mg x 56 / 24,3
D = kapur berlebih hingga pH 11 (biasanya 10 – 20% x (A+B+C),
jadi D = 1 ,1 hingga 1 ,2
E = kadar kemurnian kapur

Anda mungkin juga menyukai