Anda di halaman 1dari 8

Metoda Lain

Kandungan Besi III dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah satunya yaitu dengan
spektrofotometer sinar tampak. Salah satu metode yang cukup handal pada spektrofotometer
adalah dengan penambahbakuan atau adisi standar. Metode ini merupakan suatu pengembangan
metode spektrofotometer sinar tampak dengan biaya relatif lebih murah. (Watulingas, 2008)
Metode dalam penentuan besi secra analisa kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat
spektrofotometer. Penentuan ini secar umum dapat di urai menjadi tiga yaitu:
a. Metode Tiosianat
Pada metode ini besi diubah menjadi besi (III) menggunakan Kalium permanganta dan
menambahkan tiosianat sehingga menjadi warna merah. diukur menggunakan panjang
gelombang 480 nm
b. Metode 1,10 ortopenantrolin,
Besi (III) direduksi menjadi besi (II) dengan menambah hidroksilamin klorida dan ditambah
ortofenontrolin sehingga terbentuk warna orange, diukur menggunakan panjang gelombang 510
nm
c. Metode tioglikoat
Besi (III) dengan penambahan asam tioglikolat, amonium sitrat, dan amonium hidroksida akan
memberi kompleks warna ungu merah, diukur dengan panjang gelombang 535 nm (Trianjaya
Z, 2009)

REaksi
Analisis spektrofotometri campuran Fe2+ dan Fe3+ secara umum merupakan metode tidak
langsung yang dilakukan secara bertahap. Orthofenantrolin atau o-fenantrolin sebagai agen
pengompleks dapat berikatan dengan Fe2+ dan Fe3+ membentuk kompleks berwarna berbeda,
sehingga diharapkan Fe2+ dan Fe3+ dalam campuran bisa ditentukan secara langsung sebagai
senyawa kompleks dengan metode spektrofotometri. Senyawa kompleks berwarna merah-orange
yang dibentuk antara besi (II) dan 1,10-phenantrolin (ortophenantrolin) dapat digunakan untuk
penentuan kadar besi dalam air yang digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah
dapat bereaksi membentuk ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam. Pembentukan
kompleks besi phenantrolin dapat ditunjukkan dengan reaksi:
Fe2+ + 3 phen H+ Fe(phen)32+ + 3H+

Metode kolorimteri

Kolorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna. M


etodekolorimetri mengukur warna
suatu zatsebagai perbandingan. Biasanya cahaya putih digunakansebagai
sumber cahaya untuk membandingkan absorpsi cahaya relatif terhadap
suatu zat. Salahsatu alat yang digunakan untuk mengukur perbandingan
warna yang tampak adalahkolorimeter. Kelebihan metode kolorimetri adalah
kemudahannya dalam menetapkankuantitas zat yang sangat kecil.

Gangguan

Metode kolorimetri memiliki batas atas pada penetapan konstituen yang


adadalam kuantitas yang kurang dari satu atau dua persen. Salah satu faktor
utama dalam metodekolorimetri adalah intensitas warna yang harus
proporsional dengan konsentrasinya.Kolorimetridikaitkan dengan penetapan
konsentrasi suatu zat dengan mengukur absorbansi relative
cahayasehubungan dengan konsentrasi zat tersebut.

PENGERTIAN BESI

Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+).
Pada perairan alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen
terlarut yang cukup, ion ferro yang bersifat mudah larut dioksidasi
menjadi ion ferri. Pada oksidasi ini terjadi pelepasan elektron.
Sebaliknya. pada reduksi ferri menjadi ferro terjadi penangkapan
elektron. Proses oksidasi dan reduksi besi tidak melibatkan
oksigen dan hidrogen (Eckenfelder, 1989; Mackereth et al, 1989)
Reaksi oksidasi ion ferro menjadi ion ferri ditunjukkan dalam persamaan. Fe ++ -> Fe+
++
+ e-

Proses oksidasi dan reduksi besi biasanya melibatkan bakteri sebagai mediator,
Bakteri kemosintesis Thiobacillus dan Ferrobacillus memiliki sistem enzim yang
dapat mentransfer elektron dari ion ferro kepada oksigen. Transfer elektron ini
menghasilkan ion ferri, air dan energi bebas yang digunakan untuk sintesis bahan
organik dari karbondioksida. Bakteri kemosintetis bekerja secara optimum pada pH
rendah (sekitar 5). (Cole, 1988)

Besi pada air permukaan terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain bentuk
suspensi dari lumpur, tanah liat dan partikel (dispersi) halus dari besi (III)
hidroksida, [Fe(OH)3] dalam bentuk koloid dan organik kompleks.

Sumber Pencemar

Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh unsur- unsur
kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah. Lapisan-lapisan
tanah yang dilewati air mengandung unsur-unsur kimia tertentu, salah satunya adalah
persenyawaan besi. Besi (Fe) adalah elemen yang banyak di batuan dan merupakan salah satu
elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologi
dan semua badan air. Sumber besi di alam adalah pyrite (FeS2), hematite (Fe2O3),
magnetite (Fe3O4), limonite [FeO(OH)], goethite (HFeO2), dan ochre [Fe(OH)3]
(Cole, 1988 dan Moore, 1991). Kadang-kadang besi juga terdapat sebagai senyawa
siderite (FeCO3) yang bersifat mudah larut dalam air (Cole, 1988)
Kandungan unsur kimia dalam air sangat tergantung pada formasi geologi tempat air itu
berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air. Sebagai Contoh, apabila selama perjalanannya
air melalui suatu batuan yang mengandung besi, maka secara otomatis air akan mengandung
besi, demikian juga untuk unsur-unsur yang lainnya. Besar kecilnya material terlarut tergantung
pada lamanya air kontak dengan batuan. Semakin lama air kontak dengan batuan semakin tinggi
unsur- unsur yang terlarut di dalamnya. Kandungan unsur besi di air tanah, terutama di dalam air
sumur banyak terjadi. Air tanah yang umumnya mempunyai konsentrasi karbondioksida yang
tinggi dapat menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi besi bentuk
mineral tidak larut (Fe3+) tereduksi menjadi besi yang larut dalam bentuk ion bervalensi dua
(Fe2+). Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dari 0,01 mg/l - 25 mg/l (Akademi
Teknik Tirta Wiyata, 2003).
.

Efek

Besi termasuk unsur yang esensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, termasuk
algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang
berlebihan selain dapat mengakibatkan timbulnya warna merah juga dapat
mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat
memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil. Pada tumbuhan, besi berperan
dalam sistem enzim dan transfer elektron pada proses fotosintesis. Namun, kadar
besi yang berlebihan dapat menghambat fiksasi unsur lainnya

. Menimbulkan penyumbatan pada pipa disebabkan

a. Secara langsung oleh deposit (tubercule) yang disebabkan oleh endapan besi

b. Secara tidak langsung, disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di
dalam pipa, karena air yang mengandung besi, disukai oleh bakteri besi.

Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga
berakibat meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut
mengalami degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.

2. Besi sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/1, akan
memberikan suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa metalik, astringent,
atau obat

4. Meninggalkan noda pada pakaian yang dicuci oleh air yang mengandung besi.

5. Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda
kecoklatan disebabkan oleh besi)

Besi (Fe) adalah metal berwarna putih kecoklatan, liat dan dapat dibentuk, di alam
didapat sebagai hematite, di dalam air minum besi menimbulkan rasa, warna
kuning, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi dan kekeruhan.

Pebgolahan

Penyediaan air bersih dari permukaan yang membutuhkan pengolahan


penghilangan kandungan besi, biasanya air tersebut berasal dari hypolimnion
(lapisan bagian bawah) dari danau yang dalam atau dari danau yang eutrop (kaya
nutrien), dimana kondisi reaksi reduksi berlangsung untuk selanjutnya deposit
endapan besi akan berubah kembali ke dalam bentuk larutan
Proses penghilangan besi pada prinsipnya adalah proses oksidasi, yaitu menaikan
tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan tujuan merubah bentuk besi terlarut
menjadi bentuk besi tidak larut (endapan). Endapan yang terbentuk dihilangkan
dengan proses sedimentasi dan atau filtrasi.

Pada air tanah, dimana dijumpai unsur besi (II) dan warna yang berupa ikatan
kompleks dengan besi jika konsentrasinya antara 5-10 mg/1, maka air tersebut
diolah dengan menggunakan pengolahan pendahuluan (aerasi) untuk merubah
bentuk besi terlarut menjadi bentuk tersuspensi/terdispersi halus, kemudian
dilanjutkan dengan proses pengolahan lengkap (konvensional).

Pada air permukaan, warna yang timbul dan zat organik biasanya bercampur
dengan air lunak yang mengandung sedikit alkalinitas, apabila dalam proses
pengolahan air bersih akan menggunakan koagulan maka dari hasil suatu
percobaan di dapat bahwa penurunan warna dapat dihasilkan lebih baik jika dalam
air tersebut kandungan unsur besinya meningkat. Jika air permukaan mengalami
proses pelunakan dengan proses kapur soda, sejumlah unsur besi (yang terlarut
dan tidak terlarut) akan hilang bersama dengan kesadahannya

Hubungan Dengan Parameter Lain

Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya


kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat menguraikan derajat
kelarutan mineral sehingga kelarutan besi (Fe) dalam air tinggi. Suhu yang tinggi
kebanyakan disukai oleh mikro organisme untuk melakukan aktivitasnya, yaitu
dekomposisi bahan organik. Semakin banyak dekomposisi bahan organik, semakin
banyak pula oksigen terlarut yang dibutuhkan dan akan menyebabkan kondisi
anaerob sehingga kelarutan besi akan meningkat

UTk sumur gali: Hal ini sejalan dengan pendapat dari Sutrisno yang menyatakan
bahwa sumur gali yang dibangun pada lahan bekas rawa atau berdekatan dengan
rawa airnya cenderung memiliki pH yang asam karena adanya aktivitas fermentasi
materi organik seperti daun, bangkai ikan atau tumbuhan air sehingga berakibat
pada terjadinya penurunan pH air. Warna pada air sumur ini juga disebabkan oleh
adanya zat-zat organisme yang telah membusuk, dengan adanya pembusukan.
kadar zat organisme tinggi maka umumnya kadar Fe akan tinggi. Pada Umumnya
penurunan pH menyebabkan tingginya Fe ang terlarut dalam perairan (Sutrisno,
2006).

Hal ini disebabkan karena terdapat sumur gali yang berdekatan dengan sumber
pencemar seperti lahan pertanian, tumpukan sampah dan daun-daun. Lahan
pertanian merupakan lahan yang digunakan oleh petani untuk mengais rejeki
mereka dengan menanan tanaman yang dapat dijual pada konsumen. Tetapi petani
dalam menyuburkan tanaman mereka menggunakan pupuk agar lebih cepat
tumbuh dan mendapatkan hasil yang memuaskan serta keuntungan. Pupuk yang
digunakan oleh petani terkadang tidak sesuai dengan dosis hanya sebatas
perkiraan saja. Sisa pestisida yang masuk wilayah perairan dapat mematikan ikan-
ikan atau diserap oleh mikroorganisme kemudian masuk dalam rantai makanan.
Sisa pestisida di perairan dapat meresap ke dalam tanah, sehingga mencemari air
tanah (PP nomor 82 tahun 2001 tentang

Berdasarkan penelitian ini disimpulkan


bahwa air yang didistribusikan pada daerah
persiapan Zona Air Minum Prima PDAM Tirta
Musi Palembang memenuhi persyaratan
kesehatan dan dapat langsung diminum.
Dalam mewujudkan Zona Air Minum Prima
disarankan untuk mempertahankan kualitas
air minum dan menyelesaikan perbaikan
jaringan perpipaan.
Kadar besi berdasarkan hasil penelitian
sebesar 0 mg/l dimana kadar maksimum
menurut Kepmenkes 907/2002 yaitu sebesar
0,3 mg/l sehingga disimpulkan memenuhi
persyaratan kualitas air minum. Kadar besi
yang berlebihan dalam tubuh manusia dapat
merusak dinding usus dan sering
mengakibatkan kematian. Debu Fe juga dapat
diakumulasi dalam alveoli dan menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru. Dalam
penyediaan air minum, besi dapat
menimbulkan rasa, menimbulkan warna
(kuning), pengendapan pada dinding pipa,
pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan
(Slamet, 1996).
Hasil pengukuran pH selama penelitian
menunjukkan hasil sebesar 6,45-7,01 dimana
persyaratan Kepmenkes 907/2002 sebesar antara
6,5-8,5 sehingga disimpulkan pH air memenuhi
persyaratan kualitas air minum. Menurut Effendi,
pH menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen
dalam air. Nilai pH sangat penting diketahui karena
banyak reaksi kimia dan biokimia terjadi pada
tingkat pH tertentu, seperti proses nitrifikasi yang
akan berakhir jika pH rendah. Dalam tubuh
manusia, pH air yang kurang dari 6,5 atau lebih
besar dari 9,2 akan menyebabkan beberapa
persenyawaan kimia berubah menjadi racun
(Effendi;Ariasih, 2008
Reaksi

Penambahan H2SO4 pada pratikum kali ini adalah untuk memberikan suasana asam
pada larutan. Besi ini dalam suasana asam akan bereaksi dengan KSCN
menghasilkan senyawa kompleks Fe(SCN)3 yang berwarna merah . Penambahan
KSCN pada penentuan kadar besi ini bertujuan untuk mereaksikan larutan standar
besi yang berada di dalam labu takar yang merupakan pereaksi warna dan
reaksinya dengan larutan besi yang merupakan senyawa kompleks [Fe(SCN)]2+.
Pereaksi ini akan menghasilkan warna yang menyerap dengan kuat sehingga dapat
digunakan untuk analisa besi dalam kadar kecil.

Lazimnya kalorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan


cuplikan yang dibuat pada keadaan yang sama. Dengan kalorimetri elektronik
(canggih) jumlah cahaya yang diserap (A) berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Metode ini sering digunakan untuk menentukan kadar besi dalam air
minum.

Anda mungkin juga menyukai