Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

PENCEMARAN TANAH DAN AIR TANAH

PENURUNAN KADAR PENCEMARAN SENYAWA BESI (FE)


PADA SUMUR BOR

Disusun Oleh :

AGUSTINA KARIANI - H1E107210


HENNY REALITA. R - H1E108001
M. RIDHA ANSHAR - H1E108007

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BANJARBARU
2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sesuatu yang sangat berharga di muka bumi ini karena
tidak ada makhluk hidup yang bisa hidup tanpa air. Air merupakan sumber
daya alam yang jumlahnya melimpah namun kini kualitas air yang melimpah
tersebut kian menurun akibat adanya pencemaran yang dilakukan oleh
manusia.
Saat ini, banyak negara yang berkembang yang menghadapi masalah
atas ketidakseimbangan antara permintaan air dan ketersediaan air dan
diperparah dengan terus menurunnya kualitas air yang ada.
Terus menurunnya kualitas air ini dikarenakan terjadinya pencemaran
terhadap badan-badan air tak terkecuali air tanah. Pencemaran terhadap air
tanah menimbulkan berbagai polemik yang tidak berkesudahan karena
keterbatasan teknologi serta biaya dalam menanggulanginya.
Salah satu pencemaran yang paling berbahaya adalah adanya
kontaminasi logam berat pada air tanah misalnya pencemaran logam berat
besi (Fe). Besi atau Fe merupakan logam berat yang sebenarnya dibutuhkan
oleh tubuh namun apabila dalam kadar berlebih akan menimbulkan gangguan
kesehatan. Fe akan semakin berbahaya apabila terkontaminasi ke air tanah
karena dapat mencemari air sumur dan mata air sehingga akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi air tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa memahami


dengan baik bagaimana kontaminasi logam berat besi (Fe) terhadap air tanah
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang memanfaatkan air tanah
tersebut. Mahasiswa juga diharapkan memahami konsep bagaimana
mencegah serta menanggulangi pencemaran limbah besi (Fe tersebut.
1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan


dimana penulis menggunakan buku-buku serta beberapa literatur yang
relevan, baik yang berupa media cetak maupun media elektronik (internet dan
sebagainya) sebagai data dan acuan dalam menyusun makalah ini.
BAB II

ISI

2.1 Air Tanah

Hanya dikarenakan jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak
kesalahfahaman dalam masalah ini. Banyak orang secara umum menganggap
airtanah itu sebagai suatu danau atau sungai yang mengalir di bawah tanah.
Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua dibawah
tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan mengalir
sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui
butiran antar batuan.
Secara harfiah, air tanah adalah air yang berada pada zona jenuh
(saturated zone) yang berada di bawah permukaan air tanah dan air yang
menempati ruang kosong diantara partikel tanah. Sumber dari semua air tanah
adalah air hujan yang jatuh kepermukaan tanah dan masuk ke dalam tanah
dengancara infiltrasi dan perkolasi. Air tanah terimpan di dalam tanah pada
suatu reservoar yang disebut aquifer.

Gambar 2.1 Model air tanah melalui rekahan dan butiran batuan

Proses terjadinya air tanah memakan waktu yang sangat lama


berdasarkan bentuk konstruksi batuan dalam yang dilaluinya. Batuan ini
mampu menyimpan air tanah dalam retakan dan celah dan kemudian
mengalirkannya dengan tingkat tekanan tertentu dan pada gradient tertentu.
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut
dengan aquifer. Air tanah ada yang bersifat bebas, semi terkekang dan
terkekang.
Pada air tanah bebas, air tanah ini memiliki karakter berfluktuasi
terhadap iklim sekitar, mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan
karakter kimia dengan air hujan. Kemudahannya untuk didapatkan membuat
kecenderungan mudah juga mengalami pencemaran sehingga air tanah ini
harus tetap dipantau dan dijaga kualitas serta terbebas dari kontaminan-
kontaminan yang berbahaya.

2.2 Logam Berat Besi (Fe)

Besi yang dikenal dengan nama ferrum (Fe) merupakan salah satu
unsur logam transisi periode ke empat golonganVIII B yang mudah ditempa,
mudah dibentuk, berwarna putih perak dan mudah dimagnetisasi pada suhu
normal. Dalam sistem periodik unsur besi mempunyai nomor atom 26 dan
massa atom 55,847 sma. Dalam bentuk senyawa, besi mempunyai bilangan
oksidasi +2 dan +3.
Logam besi terdapat dalam 3 bentuk, yaitu α-iron, γ-iron, dan δ-iron.
Perbedaan dari tiap bentuk besi tersebut adalah susunan atom-atom pada
kristalnya. Secara kimia, besi merupakan logam yang cukup reaktif karena
dapat bersenyawa dengan unsur-unsur lain seperti unsur halogen (florin,
klorin, bromin, iodin, dan astatin), belerang, fosfor, karbon, oksigen, dan
silikon.
Di alam besi dalam bentuk senyawa-senyawa antara lain sebagai
hematite (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), pirit (FeS2), siderite (FeCO3). Besi murni
diperoleh dari proses elektroforesis dari larutan besi sulfat. Fungsi bahan yang
mengandung besi adalah mengangkut oksigen dan mediasi dalam rantai
pemindahan elektron.
Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe > 12 mg/l, tapi dalam air
tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi dapat
dirasakan dan dapat menodai kain ataupun perkakas dapur. Air yang tidak
mengandung O2 seperti air tanah yang sering kali berada sebagai Fe 2+ yang
terlarut, sedangkan pada air sungai mengalir terjadi aerasi, Fe2+ teroksidasi
menjadi Fe3+. Fe3+ sulit larut pada pH 6-8, dapat menjadi ferihidroksida atau
salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan bias mengendap. Dalam
air sungai besi berada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut, dan Fe3+ dalam bentuk
senyawa organis berupa koloid. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah
bersumber dari dalam tanah sendiri di samping dapat pula berasal dari sumber
lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan –
endapan buangan industri.

Adapun Fe terlarut yang berasal dari pipa atau tangki – tangki besi
adalah akibat dari beberapa kodisi, di antaranya :
 Akibat pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat
melarutkan logam besi.
 Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan
larutnya logam besi.
 Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut dalam air yang dapat
pula.
 Pengaruh tingginya temperature air akan melarutkan besi-besi
dalam air.
 Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi.
 Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.

Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi kelarutan Fe dalam air tanah


secara alamiah adalah:

a. Kedalaman
Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk
ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan
CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO 3)2 dimana semakin dalam
air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi
karbonat dalam air tersebut.
b. pH
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air,
apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif
sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, pH
yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan
pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana
bentuk.ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak
dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi
berwarna,berbau dan berasa.
c. Suhu
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan
menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat
mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada
air tinggi.
d. Bakteri besi
Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan
Sphoerothylus ) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur ber dari
sekeliling lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya
kandungan besi dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan
oksigen dan besi sehingga bahan makanan dari bakteri besi tersebut.
Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida
besi) yang akan menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan.
Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob
dan banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral.
Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air banyak
mengandung CO2 dengan kadar yang cukup tinggi.
e. CO2 agresif
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam
air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air,
CO2 dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang larut dalam air,
CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari ketiga bentuk
Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air, CO2 agresif-lah yang
paling berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih tinggi dan dapat
menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat kerusakan pada
logam – logam dan beton. Menurut Powell CO2 bebas yang asam akan
merusak logam apabila CO2 tersebut bereaksi dengan air.karena akan
merusak logam. Reaksi ini dikenal sebagai teori asam, dengan reaksi
sebagai berikut:
2 Fe + H2CO3 FeCO3 + 2 H+
2 FeCO3 + 5 H2O +1/2 O2 2 Fe(OH)2 + 2
H2CO3
Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut
secara terus-menerus akan merusak logam, karena selain membentuk
FeCO3 sebagai hasil reaksi antara Fe dan H2CO3, selanjutnya FeCO3
bereaksi dengan air dan gas oksigen (O2) menghasilkan zat 2FeOH
dan 2H2CO3 dimana H2CO3 tersebut akan menyerang logam kembali
sehingga proses pengrusakan logam akan berjalan secara terus-
menerus mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar
pada logam tersebut.

2.3 Kandungan Logam Berat Besi (Fe) pada Air Sumur Bor

Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi
tiga (Fe3+) . Fe berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe 2O3)
dan ferihidroksida (Fe(OH)3). Dalam air besi berbentuk ferobikarbonat
(Fe(HCO3)2), ferohidroksida(Fe(OH)2), ferosulfat (FeSO4) dan besi organik
komplek tergantung dari unsur lain yang mengikatnya.
. Air sumur bor yang bersumber dari air tanah mengandung besi
terlarut berbentuk ferro (Fe+2). Jika air tanah tersebut dipompakan keluar dan
kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe+2) akan teroksidasi menjadi
ferihidroksida (Fe(OH)3). Ferihidroksida dapat mengendap dan berwarna
kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan porselin dan cucian.
Bakteri Besi (Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan besi fero (Fe+2)
sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya dan mengendapkan
ferrihidroksida. Pertumbuhan bakteri besi yang terlalu cepat (karena adanya
besi ferro) menyebabkan diameter pipa berkurang dan lama kelamaan pipa
akan tersumbat.
Air sumur bor merupakan salah satu jalan yang ditempuh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun tingginya kadar ion Fe (Fe 2+,
Fe3+) yaitu 5 – 7 mg/l mengakibatkan harus dilakukan pengolahan terlebih
dahulu sebelum dipergunakan, karena telah melebihi standar yang telah di
tetapkan oleh Departemen Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 bahwa kadar besi maksimal yang
terdapat pada air untuk konsumsi adalah 0,3 mg/L. Kandungan di atas 0,1
mg/L saja sudah menyebabkan korosif apalagi kalau melebihi 0,3 mg/L.
Adapun penyebab utama tingginya kadar besi (Fe) dalam air adalah :
a. Rendahnya pH Air
Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7.
Air yang mempunyai pH 7 dapat melarutkan logam termasuk
besi.
b. Adanya Gas-gas Terlarut dalam Air.
Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah CO2 dan H 2S. Beberapa
gas terlarut dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif.
c. Bakteri
Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh
bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan
makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini
adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa dan
lain-lain. Bakteri ini mempertahankan hidupnya membutuhkan
oksigen dan besi.

2.4 Dampak Tingginya Fe pada Air Sumur Bor Bagi Manusia yang
Menggunakannya

Besi terlarut dalam air dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau kation
ferri (Fe3+). Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Besi
terlarut dapat berbentuk senyawa tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti Fe
(OH)3, FeO, Fe2O3dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih
diperbolehkan dalam air bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/l.
Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan
menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :
1. Gangguan teknis
Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan
mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan
pembuntuan dan efek-efek yang dapat merugikan seperti
Mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori wastafel dan
kloset.
2. Gangguan fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam
air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak
bila konsentrasi besi terlarutnya > 1,0 mg/l.
3. Gangguan kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia
berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh
memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi
zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh
manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang
sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam
karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi
cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu
dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering
kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang
lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata
dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan
menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap disimpan dalam
jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam
keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan
disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu
hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan
pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis
sekunder terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam
keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari
darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek
disekresikan.
Air tanah yang mengandung CO2 tinggi dan O2 yang terlarut sedikit,
dapat mempercepat proses pelarutan besi (dari bentuk tidak terlarut menjadi
terlarut). Sedangkan air tanah yang alkalinitasnya tinggi, biasanya memiliki
konsentrasi besi rendah, karena besi teroksidasi dan mengendap pada pH
tinggi. Air tanah yang mengandung besi dan organik yang tinggi akan
membentuk ikatan kompleks yang sulit mengendap dengan aerasi.
Kandungan besi yang tinggi merugikan, karena dapat menyebabkan air teh
menjadi hitam, sayuran yang direbus berwarna gelap, menimbulkan rasa
besi/logam, astringent atau obat dan merugikan jika dipakai dalam produksi.
Tubuh memerlukan sebesar 7- 35 mg/hari, kekurangan besi dapat
menyebabkan anemia, namun pemenuhan besi dalam air minum sedikit sekali
karena kandungan besi dalam air tanah yang melebihi 0,3 mg/l dapat
menyebabkan hal-hal diatas

2.5 Metode Penurunan Kandungan Fe

Sebelum melakukan metode-metode dalam penurunan kadar Fe pada


air sumur, hendaknya kita harus mengetahui berapa kandungan sebenarnya Fe
pada air sumur tersebut sehingga kita dapat menggunakan metode yang
benar-benar tepat dan efisien.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis kandungan
Fe dalam air adalah dengan metode AAS (atomic absorption
spectrofotometric). Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu
metoda analisis untuk penentuan konsentrasi suatu unsur dalam suatu
cuplikan yang didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-
atom yang berada pada tingkat dasar (ground state), untuk mengeksitasi
elektron terluar proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang
yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur.
Prinsip utama dari metode AAS adalah bila larutan suatu senyawa
tertentu diaspirasikan ke dalam nyala maka senyawa ini akan menguap lalu
akan terurai menjadi uap-uap atom bebas (proses atomisasi). Uap-uap atom
bebas tersebut akan menyerap energi radiasi yang berasal dari lampu katoda
cekung pada panjang gelombang yang khas dan karakteristik untuk setiap
unsur. Akibat dari proses penyerapan radiasi tersebut elektron dari atom-atom
bebas tereksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi. Elektron pada tingkat
tereksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke keadaan semula sambil
memancarkan energi radiasi dengan panjang gelornbang yang khas dan
tertentu untuk setiap unsur. Pada Spektrofotometri Serapan Atom yang diukur
adalah banyaknya intensitas sinar yang diserap oleh atom-atom netral yang
berada pada tingkat tenaga dasar atau atom-atom yang tidak tereksitasi oleh
nyala atom dari unsur yang dianalisis
Apabila kandungan besi dalam air sumur tersebut telah kita ketahui,
maka kita dapat menerapkan metode-metode dalam penurunan kadar Fe
dengan berbagai cara tergantung kandungan besi yang kita peroleh yakni
dengan :
1. Aerasi
Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah,
seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara
Keberadaan ferri larutan dapat terbentuk dengan adanya pabrik tenun,
kertas, dan proses industri. Fe dapat dihilangkan dari dalam air dengan
melakukan oksidasi menjadi Fe (OH)3 yang tidak larut dalam air,
kemudian di ikuti dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi
dilakukan dengan menggunakan udara biasa di sebut aerasi yaitu dengan
cara memasukkan udara dalam air.
Cara aerasi ini biasanya dengan mengontakkan/menyebarkan air dengan
udara di atas lempengan tipis, melalui tetesan air kecil (waterfall aerator),
atau dengan pencampur air dengan gelembung-gelembung udara. Dengan
cara ini jumlah oksigen pada air bisa dinaikkan antara 60 – 80%.
Berfluktuasinya kandungan Fe air tanah pada pemompaan ini, tidak
terlepas dari sifat siklus hidrogen air tanah. Air tanah merupakan salah
satu sumber air yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan
batuan yang mengalami pengisian atau penambahan secara terus menerus
oleh alam. Sehingga pada saat alam mengalami musim kemarau maka
penambahan airya berkurang, karena daerah pengisian (aquifer artesis)
tidak terjadi hujan, begitu juga kandungan Fe yang biasanya meresap ke
dalam air tanah bersama air hujan yang menembus permukaan tanah
yang lapisan humusnya (gambut) cukup tebal. Jika dilakukan
pemompaan terus menerus maka secara alami kadar Fe akan mengalami
penurunan, begitu juga jika pada musim hujan, maka kandungan Fe akan
meningkat.
Tujuan utama dari aerasi adalah menghilangkan rasa & bau (yang
disebabkan hidrogen sulfida & komponen organik) dengan
oksidasi/valatilisasi, mengoksidasi Fe & Mn, transfer O 2 ke dalam air dan
membebaskan volatil gas dari dalam air. Tipe aerator ada 4, yaitu gravity
aerator (cascade aerator, packing tower, tray aerator), spray aerator,
diffuser dan mechanical aerator. Oksidasi Fe dapat berjalan dengan baik
pd pH 7,5 - 8 dalam waktu 15 menit. Endapan besi yang terbentuk dapat
dihilangkan dengan koagulasi dan filtrasi. Aerasi mampu mengendapkan
besi jika tidak ada zat organik jenis humic dan fulvic acid (jika ada zat
tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan besi yang tidak
dapat mengendap secara sempurna setelah aerasi, dan biasanya ikatan
kompleks berwarna,selain itu memperlambat proses oksidasi)
Agar hasil pengolahan air tanah (sumor bor) dengan aerator ini optimal
dan hasilnya sesuai dengan standar Depkes, disarankan yaitu:
 Setiap tahap pengolahan dengan aerator dilakukan sedimentasi
minimal selama 60 menit.
 Pemberian pemasangan tabung filter dengan activated carbon,
untuk menghilangkan bau dan juga zat organik/anorganik lainnya,
dan
 Setiap satu minggu sekali perlu dilakukan perawatan dengan
pembersihan filter pasir pada bagian atas ± 10 cm, dan
selanjutnya dikembalikan lagi pada tempatnya semula.
2. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang
tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi (gaya berat
secara alami). Proses pengendapan dengan cara gravitasi untuk
mengendapkan partikel-partikel tersuspensi yang lebih berat daripada air,
ini yang sering dipergunakan dalam pengolahan air. Sedimentasi dapat
berlangsung sempurna pada danau yang airnya diam atau suatu wadah air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga air di dalamya keadaan diam. Pada
dasarnya proses tersebut tergantung pada pengaruh gaya gravitasi dari
partikel tersuspensi dalam air. Sedimentasi dapat berlangsung pada setiap
badan air. Biaya pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah
karena tidak membutuhkan peralatan mekanik maupun penambahan
bahan kimia. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-bahan
tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga berfungsi untuk
mereduksi kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air. Proses
sedimentasi adalah proses pengendapan dimana masing-masing partikel
tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama
proses pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan
mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan gaya
kelembaban (Enersia) dalam cairan.
3. Filtrasi
Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang pada
prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik maupun
bahan-bahan anorganik yang berada dalam air. Penghilangan zat padat
tersuspensi denggan penyaringan memiliki peranan penting, baik yang
terjadi dalam pemurnian air tanah maupun dalam pemurnian buatan di
dalam instalasi pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media
saringan adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang baik,
keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut
dalam air serta dengan penggunaan active carbon.
Namun pada saat ini dalam mengatasi kandungan Fe pada pengolahan air
baku, telah ditemukan suatu metode baru yakni dengan menggunakan
teknik Mangan Zeolite Filtration, dimana Zeolit yang digunakan adalah
pasir hijau dilapisi mangan. Setiap butir pasir dilapisi dengan asam-asam
besi dan mangan. Tipe media filter ini adalah bentuk dari ion exchange
yang biasa digunakan di industri. Proses ini membutuhkan penambahan
potasium permanganat pada influent filter secara kontinu, yang berfungsi
untuk mengoksidasi besi dan mangan serta berfungsi untuk regenerasi
media filter. Dosis pottasium permanganat harus benar-benar tepat
karena sisa pottasium permanganat menyebabkan air berwarna merah
muda. Disisi lain, dosis yang tepat akan memungkinkan lolosnya mangan
di effluen filter. Pada kasus pengolahan air tanah, zeolit lebih baik
ditempatkan pada filter bertekanan daripada filter gravitasi karena untuk
menjaga tekanan dari pompa sumur. Perencananan seperti ini menghemat
biaya pemompaan dan backwash menggunakan air dari effluent filter
lain.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kandungan Fe dapat ditemui pada hampir setiap lapisan geologis dan


semua badan air 21). Seperti zat-zat lainnya dalam air minum misalnya Ca,
Mg, Mn, unsur Fe sebagian besar juga berasal dari kontaknya dengan tanah
dan pembentukan batuan. Pada umumnya kandungan Fe berasal dari daerah
di mana lapisan humusnya (top soil) agak tebal. Kandungan besi dalam air
minum dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+ tersuspensi sebagai butir
kolodial atau lebih besar seperti FeO, dan yang tergabung dengan zat
organik/anorganik.
Adanya unsur-unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur yang
penting dan berguna untuk metabolise tubuh. Untuk keperluan ini tubuh
membutuhkan 7 – 35 mg unsur tersebut per hari, yang tidak hanya
diperolehnya dari air. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi ± 2 mg/l
akan menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang
berwarna putih. Adanya unsur ini dapat pula menimbulkan bau dan warna
pada air minum, dan warna koloid pada air
Selain itu, konsentrasi yang lebih besar dari 1 mg/l dapat
menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan, memberi rasa yang tidak
enak pada minuman, kecuali dapat membentuk endapan pada pipa-pipa
logam dan bahan cucian. Dalam jumlah kecil, unsur ini diperlukan tubuh
untuk pembentukan sel-sel darah merah. Atas dasar pertimbangan tersebut,
maka ditetapkanlah standar konsentrasi maksimum besi dalam air minum
oleh Departemen Kesehatan R.I. sebesar 0,1 – 1,0 mg/l dengan batas
maksimum 0,3 mg/l. Dengan dipenuhinya standar dalam pengolahan air baku
dan minum yang berasal dari air sumur bor, diharapkan berbagai hal yang
tidak diinginkan tidak dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tips cara mengetahui kandungan Fe dalam air


http://subhanallahu.multiply.com/
Diakses tanggal 28 November 2010

Anonim. Mengatasi Zat Besi Fe yang Tinggi dalam Air


http://advancebpp.wordpress.com/2009/04/16/mengatasi-zat-besi-fe
tinggi-dalam-air/
Diakses tanggal 28 November 2010

Astuti, D. 2005. Kombinasi Media Filter untuk Menurunkan Kadar Besi.


Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hastuti, B.2009. Study on analysis of low level iron as its tris (1,10
phenanthrolineiron (II) picrate complex by extraction-spectrofotometric
method.
http://budihastuti.staff.fkip.uns.ac.id/2009/09/16/19/
Diakses tanggal 28 November 2010

Toha, M. 2003. Model Transport Kontaminan Senyawa Besi (II). Universitas


Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai