Anda di halaman 1dari 21

INFRASTRUKTUR DESA DAN KOTA

ENERGI
PANDE PUTU RANGGA DIATMIKA
1881811010
PUTU BAGUS WIDHIATMA PRATAMA
1881811012
LATAR BELAKANG

Hadirnya sebuah negara adalah ketika terpenuhinya kebutuhan dasar untuk


masyarakatnya, sehingga dengan adanya negara diharapkan kehidupan
masyarakat menjadi lebih baik dan semakin maju. Salah satu kebutuhan dasar
yang harus disediakan oleh sebuah negara adalah adanya infrastruktur yang
merupakan pondasi dari pembangunan negara tersebut. Tanpa infrastruktur yang
memadai penduduk dari sebuah negara akan kesulitan untuk berkembang dan
pembangunan negara tersebut akan terhambat.

Indonesia sebagai salah satu negara besar memerlukan energi yang sangat besar
dalam proses pembangunan negaranya, hal ini dikarenakan proses pembangunan
yang sedang gencar unruk mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa
lainya. Namun sayangnya perencanaan energi di negara ini kurang baik sehingga
masih merupakan salah satu pengguna bahan bakar fosil dengan presentase yang
sangat besar dalam rangka pemenuhan energinya.
1
Bagaimana Kondisi Infrastruktur

RUMUSAN Energi Di Indonesia Dan Rencana


Pemerintah Kedepannya Dalam Hal
Pepmenuhan Kebutuhan Energi ?

MASALAH Bagaimana Peanfaatan Alam Di


2

Islandia Untuk Memenuhi Kebutuhan


Energinya ?

1
Mengetahui Permasalahan Dari
Kondisi Infrastruktur Energi Di Indoesia
Dan Rencana Pengembangannya

TUJUAN 2
PENULISAN Mengetahui Perkembangan
Infrastruktur Energi Terbarukan Di
Islandia Agar Dapat Menjadi Contoh
Untuk Pengembangan Energi Di
Indonesia
LANDASAN TEORI

Grigg (1988)
Pengertian Infrastruktur, infrastruktur merupakan sistem
fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase,
bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.

Mankiw (2003)
Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan wujud
dari publik capital (modal publik) yang dibentuk dari
investasi yang dilakukan pemerintah. dapat
disimpulkan bahwa infrastruktur merupakan suatu
wadah yang dapat menunjang kegiatan – kegiatan
dalam suatu ruang.
LANDASAN TEORI
Energi merupakan sesuatu yang
bersifat abstrak yang sukar
dibuktikan tetapi dapat dirasakan
adanya. Energi adalah
kemampuan untuk melakukan
kerja (energy is the capability for
doing work).

1 ENERGI MEKANIK 4 ENERGI KIMIA

2 ENERGI LISTRIK 5 ENERGI NUKLIR

ENERGI
3 ELEKTROMAGNETIK
6 ENERGI TERMAL
Berdasarkan sumbernya, energi dapat dibedakan menjadi energi yang LANDASAN TEORI
berasal dari bumi (terrestrial) dan yang berasal dari luar bumi
(extraterrestrial). KONDISI ENERGI DI
Sumber energi dari bumi dikategorikan menjadi jenis renewable atau
non-depleted energy dan non-rennewable atau deplated energy. INDONESIA
Sedangkan energi seperti minyak bumi, batubara dan gas alam adalah
sumber energi yang bersifat tidak dapat diperbaharui atau dapat habis.

Indonesia merupakan salah satu


Negara yang memiliki potensi
kekayaan alam dan energi yang
besar, serta apabila dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik akan
mampu mencukupi kebutuhan
energi masyarakat banyak. Energi
tak terbarukan (konvensional)
sudah lama digunakan sebagai
sumber energi bahkan menjadi
mayoritas dalam neraca energi
nasional.
LANDASAN TEORI
KONDISI
ENERGI DI
INDONESIA

Pada tahun 2015, energi fosil menyumbang 43,7 % dari total kebutuhan
energi (1.357 juta barel setara minyak). Sisanya, 6,2 % dipenuhi dari EBT.
Dari jumlah persentase energi fosil tersebut, minyak menyumbang 43 %,
gas alam 22 %, dan batubara 28,7 %. Hampir separuh dari minyak untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri harus diimpor, baik dalam bentuk
minyak mentah (crude oil) maupun produk minyak. Dengan kondisi
tersebut, ketahanan energi Indonesia tentu menjadi sangat rentan
terhadap gejolak yang terjadi di pasar global.
LANDASAN TEORI
KONDISI ENERGI DI
INDONESIA
Tahun 2016 kapasitas pembangkit listrik di
Indonesia mencapai 90,15% dengan kapasitas
terpasang 59 GW. Sekitar 74% diantaranya
berada di wilayah Jawa Bali, 15% di wilayah
Sumatera, 3% di wilayah Kalimantan dan sisanya
di wilayah Pulau lainnya (Sulawesi, Maluku, NTB-
NTT, dan Papua).

Dilihat dari segi input ada peningkatan


bahan bakar, pangsa pembangkit
pembangkit berbahan bakar energi
berbahan bakar terbarukan, seperti PLTP
batubara dan gas (panas bumi), dengan
mempunyai pangsa pangsa mendekati 2%
yang paling tinggi, (1,6 GW), serta PLTA (air)
yaitu masing-masing dengan pangsa
sebesar 47% dan 26% dikisaran 6% (4 GW).
Potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia cukup besar namun, potensi
yang sangat besar ini belum dapat dimanfaatkan dengan optimal, bahkan
pada beberapa potensi energi terbarukan mengalami penyusutan seperti
pada potensi energi air (PLTA) dari 75 GW menjadi 26 GW.

Content Content Content


Kapasitas
No. Jenis Energi Sumber Daya Cadangan
Terpasang
1 Panas Bumi 12.386 MW 16.524 MW 1.643 MW*)
2 Hydro - 4.010 MW**)
75.000 MW
3 Mini- Microhydro - 212 MW
4 Bioenergi 32.654 MW 1.656 MW
4,8
5 Energi Surya - 70 MW***)
kWh/m2/hari
6 Energi Angin 970 MW (4-6 m/s) - -
7 Uranium 3.000 MW - -
Gas Methana
8 456,7 TSCF
Batubara - -
9 Shale Gas 574 TSCF - -

LANDASAN TEORI 10
Gelombang Air
1.995,2 MW
Laut - -
POTENSI ENERGI TERBARUKAN 11 Energi Panas Laut 41.012 MW
- -
Energi Pasang
12 4.800 MW
Surut - -
PERMASALAHAN PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN

Masih menemui kendala ke ekonomian Harga jual tarif pembangkit listrik ET ke


01 karena beberapa komponennya belum 04 masyarakat masih tergolong tinggi .
diproduksi massal secara nasional

Kondisi sosial masyarakat setempat


Banyak teknologi untuk pembangunan yang terkadang menjadi penghalang
02 dan pengelolaan ET yang belum 05
05 dalam pembangunan sumber energi
dikuasai oleh tenaga ahli di Indonesia. terbarukan.

04
Hal lain yang menguntungkan namun
Beberapa pembangkit listrik ET memiliki
menjadi kelemahan Indonesia adalah
03 keterbatasan untuk mengimbangi 06 khususnya potensi panas bumi, wilayah
pertumbuhan beban listrik yang cepat
ring of fire yang membentang dari
dan besar
Sumatera, Jawa sampai Sulawesi
memiliki medan yang cukup sulit untuk
ditempuh
PELUANG PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN

FAKTOR
Ditinjau dari aspek sustainability (jaminan pasokan
KEDAULATAN energi) semua pembangkit energi terbarukan yang di
ENERGI usung oleh pemerintah memiliki potensi kriteria
sustainability

Kapasitas terpasang pembangkit listrik pada tahun 2016 telah


KEBIJAKAN mencapai sekitar 59 GW (tahun 2016). Dengan populasi 253 juta
KAPASITAS maka kapasitas daya per kapita adalah 233 watt per orang
LISTRIK dengan rata-rata pembangunan yang dapat dicapai
berdasarkan pengalaman pembangunan pembangkit listrik di
Indonesia adalah 3,5 - 4 GW/tahun

Dukungan pemerintah untuk mengembangkan pembangunan


DUKUNGAN dan pemanfaatan energi terbarukan dengan upaya menaikan
KEBIJAKAN harga patokan tarif yang harus dibeli oleh PLN dan usahanya
PEMBANGUNAN mempermudah birokkrasi, perizinan serta pembebasan lahan,
dinilai cukup baik.
STUDI KASUS
ISLANDIA

Studi kasu yang digunakan adalah


Negara Islandia, dikarenakan
Negara ini merupakan salahsatu
negara dengan penggunaan
energi terbaarukan terbesar di
Dunia

Menurut Statistik Islandia (2016), Islandia adalah


negara pulau Nordik di Atlantik Utara, dengan
populasi 348.580 dan seluas 103.000 km2 (40.000
mil persegi), menjadikannya negara dengan
populasi paling sedikit di Eropa.
STUDI KASUS
Studi kasu yang digunakan adalah Negara Islandia, dikarenakan Negara ini
merupakan salahsatu negara dengan penggunaan energi terbaarukan terbesar di
Dunia

Islandia memiliki ekonomi pasar dengan pajak yang relatif rendah, dibandingkan
dengan negara-negara OECD lainnya. Negara ini memelihara sistem kesejahteraan
sosial Nordik yang menyediakan perawatan kesehatan universal dan pendidikan
tinggi bagi warganya. Islandia menempati peringkat tinggi dalam hal ekonomi,
demokrasi, stabilitas sosial, dan kesetaraan, saat ini menempati peringkat pertama
di dunia berdasarkan kekayaan rata-rata per orang dewasa. Pada tahun 2018,
negara ini menempati peringkat keenam negara paling maju di dunia oleh Indeks
Pembangunan Manusia PBB, dan menempati peringkat pertama pada Indeks
Perdamaian Global.

Islandia merupakan 1 dari 10 negara yang paling maju untuk pengembangan


penggunaan energi terbarukan non fosil yang ramah lingkungan, hal ini
dikarenakan adanya trauma krisis energi yang merupakan imbas dari krisis ekonomi
yang melanda Eropa pada tahun 2008. Berikut merupakan Beberapa lembaga
Islandia menawarkan pendidikan energi terbarukan di tingkat universitas dan
program penelitian untuk kemajuannya
SUMBER
ENERGI
TERBARUKAN
ISLANDIA

Menurut data statistik islandia (2016) Sekitar 85% dari total pasokan energi primer
di Islandia berasal dari sumber energi terbarukan yang diproduksi di dalam
negeri. Ini adalah bagian tertinggi dari energi terbarukan dalam anggaran
energi total nasional mana pun. Pada 2016 energi panas bumi menyediakan
sekitar 65% energi primer, bagian tenaga air adalah 20%, dan bagian bahan
bakar fosil (terutama produk minyak untuk sektor transportasi) adalah 15%.

Pada 2015, total konsumsi listrik di Islandia adalah 18.798 GWh. Energi terbarukan
menyediakan hampir 100% produksi listrik, dengan sekitar 73% berasal dari
tenaga air dan 27% dari tenaga panas bumi. Sebagian besar pembangkit listrik
tenaga air dimiliki oleh Landsvirkjun (Perusahaan Listrik Nasional) yang merupakan
pemasok utama listrik di Islandia.
SUMBER ENERGI TERBARUKAN ISLANDIA

HYDROPOWER (PLTA) WINDPOWER


Pembangkit listrik tenaga air Penelitian mengenai energi angin ini
pertama dibangun pada tahun dimulai pada tahun 2012 untuk
1904 oleh seorang pengusaha lokal. menemukan potensi angin terbesar di
Itu terletak di sebuah kota kecil di islandia, menurut Askja Power (2017)
luar Reykjavík dan menghasilkan penelitian ini membuahkan hasil yang
daya 9 kW. menunjukan bahwa terdapat potensi
tenaga bayu di islandia dan pada tahun
2015

GEOTHERMAL POWER HYDROGEN


Penggunaan pertama energi Profesor Bragi Arnason pertama kali
panas bumi untuk pemanasan mengusulkan gagasan untuk
belum dilakukan sampai tahun 1907 menggunakan hidrogen sebagai
ketika seorang petani menjalankan sumber bahan bakar di Islandia
pipa beton dari sumber air panas selama tahun 1970-an ketika krisis
untuk membawa uap ke rumahnya minyak terjadi.
HYDROPOWER
PERKEMBANGAN HYDROPOWER
Pembangkit listrik tenaga air kota pertama Pembangkit Listrik Hraune
dibangun pada tahun 1921, dan dapat yjafosstöð (210 MW)
menghasilkan daya 1 MW. Islandia
Tahun 1950 menandai evolusi berikutnya pada
pembangkit listrik tenaga air. Dua pabrik
dibangun di Sungai Sog, satu pada tahun 1953
yang menghasilkan 31 MW, dan yang lainnya
pada tahun 1959 yang menghasilkan 26,4 MW.

Pada tahun 1969, mereka membangun pabrik 210


MW di Sungai Þjórsá yang akan memasok listrik ke
wilayah tenggara Islandia

Tren ini terus berlanjut dan peningkatan produksi


tenaga listrik berhubungan langsung dengan
pengembangan industri. Pada tahun 2005,
Landsvirkjun menghasilkan 7.143 GWh total listrik
yang 6.676 GWh atau 93% diproduksi melalui
pembangkit listrik tenaga air

Pembangkit listrik tenaga air lainnya di Islandia


meliputi: Blöndustöð (150 MW), Búrfellsstöð (270
MW), Hrauneyjafosstöð (210 MW), Laxárstöðvar (28 Pembangkit Listrik Búrfellss
MW), Sigöldustöð (150 MW), Sogsstöðvar (89 MW), töð (270 MW) Islandia
Sultsartangastast (MW) dan Vatnsfellsstöð (90 MW).
GEOTHERMAL POWER
PERKEMBANGAN GEOTHERMAL
POWER GEOTERMAL UNTUK PEMAN
DIAN AIR PANAS
Penggunaan pertama energi panas bumi untuk
pemanasan belum dilakukan sampai tahun 1907
ketika seorang petani menjalankan pipa beton
dari sumber air panas untuk membawa uap ke
rumahnya.

Pada tahun 1930, pipa pertama dibangun di


Reykjavík dan digunakan untuk memanaskan dua
sekolah, 60 rumah, dan rumah sakit utama. Itu
adalah pipa sepanjang 3 km (1,9 mil) yang
membentang dari salah satu sumber air panas di
luar kota.

Pada tahun 1943 perusahaan pemanas distrik


pertama dimulai dengan penggunaan tenaga
panas bumi. Saluran pipa 18 km (11 mil) mengalir
melalui kota Reykjavík, dan pada tahun 1945
terhubung ke lebih dari 2.850 rumah.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi di Islandia


termasuk Nesjavellir (120 MW), Reykjanes (100
MW), Hellisheiði (303 MW), Krafla (60 MW), dan Pembangkit Listrik Búrfellss
Svartsengi (46,5 MW). Pembangkit listrik Svartsengi töð (270 MW) Islandia
dan pembangkit listrik Nesjavellir menghasilkan
listrik dan air panas untuk keperluan pemanasan.
WIND POWER
PERKEMBANGAN WIND POWER
Penelitian mengenai energi angin ini dimulai pada Model Kipas dan Instalasi
tahun 2012 untuk menemukan potensi angin Pembangkit Listrik Tenaga
terbesar di islandia, menurut Askja Power (2017) Bayu di Islandia Selatan
penelitian ini membuahkan hasil yang
menunjukan bahwa terdapat potensi tenaga
bayu di islandia dan pada tahun 2015 telah berdiri
pembangit listrik tenaga bayu di islandia selatan
bernama Icewind

Bentuk dari kipas yang digunakan di pemabangkit


listrik icewind ini berbeda dengan yang digunakan
di negara lain karena memutat ke sisi horizontal
sehingga langsung menggerakan turbin yang ada
di bawahnya, kelebihan dari kipas dengan bentuk
seperti ini antara lain:
1. Menyatu dengan alam
2. Mudaah dikombiasikan oleh banyak elemen
3. Instalasi lebih mudah

Model Kipas dan Instalasi


Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu di Islandia Selatan
HYDROGEN
PERKEMBANGAN HYDROGEN
BUS UMUM YANG
ECTOS Demostration Project MENGGUNAKAN BAHAN
Langkah pertama Islandia menuju negara
pengguna hidrogen adalah proyek demonstrasi BAKAR
ECTOS (Ecological City Transport System), yang HYDROGEN
berlangsung dari 2001 hingga Agustus 2005.
Proyek ini menggunakan tiga bus sel bahan bakar
hidrogen dan satu stasiun bahan bakar. Daimler
Chrysler (yang membuat bus) dan Shell (yang
membangun stasiun bahan bakar hidrogen)
berkontribusi pada proyek ini dan Program
kerangka kerja Komisi Eropa ke-5 mensponsori
proyek ini.

Hydrogen Project
Dari Januari 2006 hingga Januari 2007, pengujian
bus hidrogen berlanjut sebagai bagian dari
proyek HyFLEET: CUTE, yang membentang 10 kota
di Eropa, Cina dan Australia dan disponsori oleh
program kerangka kerja keenam Komisi Eropa.
Proyek ini mempelajari efek jangka panjang dan
cara paling efisien menggunakan bus bertenaga
hidrogen
Stasiun Pengisian Bahan Bak
ar Hidrogen Shell di Islandia
Indonesia memiliki kedua potensi energi tersebut
dan tersebear di beberapa wilayahnya.Energi tak
terbarukan sudah lama digunakan sebagai sumber
energi bahkan menjadi mayoritas dalam neraca

KESIMPULAN
energi nasional. Semakin menipisnya cadangan
sumber energi konvensional dan meningkatnya
konsumsi energi setiap tahun mendorong
pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan
energinya untuk meningkatkan penggunaan energi
baru dan terbarukan (EBT) dan mengurangi
ketergantungan kepada energi fosil

Perlunya komitmen Pemerintah Indonesia dalam


rangka pengembangan energi terbarukan, hal ini
dapat dilakukan dengan menginvestasikan dana
SARAN untuk penelitian dan pengembangan energi
berkelanjutan

Indonesia dapat belajar dari Islandia dengan


mencoba energi terbarukan di sebuah kota
dahulu, jika berhasil maka pola tersebut akan
dapat digunakan di kota-kota lainya dengan
potensi yang sama. Negara Islandia sudah mulai
melakukan hal ini dari tahun 1921.
INFRASTRUKTUR
DESA DAN
KOTA
ENERGI
PANDE PUTU RANGGA DIATMIKA
1881811010
PUTU BAGUS WIDHIATMA PRATAMA
1881811012

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai