Anda di halaman 1dari 29

 Lambung memiliki 2 fungsi yaitu :

- Mekanis
- Pencernaan

Secara mekanis, fungsi lambung :


1. Tempat penyimpanan makanan (Storage)
2. Mencampur makanan dengan asam
lambung
3. Mengosongkan makanan dari lambung ke
duodenum
 Sebagai fungsi pencernaaan :
1. Mengeluarkan enzim-enzim yang dibutuhkan
dalam pencernaan makanan, seperti : pepsin,
renin
2. Mengeluarkan asam lambung (HCl) yang
berfungsi mengasamkan makanan, sebagai
antiseptik, desinfektan, serta mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin
Indikasi Tes Cairan Lambung
 Analisis getah lambung memberikan informasi
yang bermanfaat untuk diagnostik dan
penanganan gangguan sistem gastrointestinal
(lambung dan duodenum). Gangguan tersebut
meliputi :
 Tukak Lambung
 Karsinoma Lambung
 Anemia Pernisiosa
 Sindrom Zolinger-Ellison
 Kontra indikasi Pengambilan Cairan
Lambung pada penderita :
a. Stenosis/ tumor ganas oesophagus
b. Varises/divertikulus oesophagus
c. Aneurysma aorta
d. Dekompensasi jantung
e. Perdarahan lambung
Persiapan pasien
 Jelaskan tujuan tes dan cara pengambilan
sampel.
 Buat surat persetujuan tindakan.
 Monitor tanda vital (tensi,nadi) penderita
sebelum, selama dan sesudah pengambilan
sampel.
 Penderita diminta datang dalam keadaaan
puasa, makanan dan minuman terakhir kira-
kira 10-12 jam sebelumnya
 Dianjurkan untuk tidak merokok pagi hari atau
pada saat pemeriksaan
 Hindari latihan fisik
 Menghindari obat-obat yang mempengaruhi
sekresi lambung (antasida, antikolinergik,
reserpin, alkohol, zat penghambat adrenergik,
adrenokortikosteroid )
Penderita berbaring pada sisi kiri dengan kepala di
tempat tidur dinaikkan 45

diberi sedikit air tetap dikulum dalam mulut.


Pipa kemudian dipasang melalui salah satu
hidung sampai dirasakan adanya tahanan
berarti ujung pipa sudah sampai dinasofaring.
Pasien diminta untuk jangan menelan air dulu.

angkat dagu satu tangan, sambil menyuruh


penderita menelan 4 /5 kali, pada setiap kali
menelan tangan lainnya mendorong pipa sedikit
demi sedikit
direkatkan ke pipi dengan
plester.

Isap isi lambung


Cara pengambilan sampel
a.Penderita berbaring pada sisi kiri dengan
kepala di tempat tidur dinaikkan 450.
b.Pasien diberi penjelasan apa yang akan
dialami, serta diberi sedikit air tetap
dikulum dalam mulut. Pipa kemudian
dipasang melalui salah satu hidung sampai
dirasakan adanya tahanan berarti ujung
pipa sudah sampai dinasofaring. Pasien
diminta untuk jangan menelan air dulu.
c. Operator mengangkat dagu penderita dengan satu
tangan, sambil menyuruh penderita menelan 4
sampai 5 kali, pada setiap kali menelan tangan
lainnya mendorong pipa sedikit demi sedikit.
d.Jika penderita merasa ingin muntah, pasien
diminta untuk mengambil napas dalam selama
beberapa kali. Setelah ujung sonde mencapai
kedalaman yang dikehendaki (60 cm) ujung luar
sonde direkatkan ke pipi dengan sepotong plester.
Isap isi lambung dengan balon atau semprit yang
terpasang pada ujung luar sonde
 Setelah intubasi, volume sisa getah lambung
dikumpulkan selama 2 jam. Jam pertama
memberikan kesan sekresi lambung dalam
keadaan basal. Jam kedua memberikan
kesan sekresi setelah pemberian anti-
histamin, pentragastrin atau betazole
 Volume, warna , bau, lendir, pH, sisa makanan, pus
- Alat dan bahan : Gelas ukur, tabung reaksi,pH meter
- Cara kerja :
 Masukkan sampel ke dalam gelas ukur, hitung volume
cairan
 Pindahkan sampel ke dalam tabung reaksi, ukur pH
dengan pH meter
 Pindahkan sampel ke dalam tabung reaksi perhatikan
warna sampel, bau, pus
 Tuangkan perlahan-lahan getah lambung dari satu
gelas ke dalam gelas yang lain, perhatikan adanya
lendir, sisa makanan
Nilai rujukan :
 Volume : 25 -75 ml
 Warna : Abu-abu mutiara dan
agak keruh
 Bau : Agak asam-asam
 pH : 1,3 - 3,5
 Pus : Tidak ada
 Lendir : Tidak ada
 Sisa makanan : Tidak ada
Interpretasi :
1. Volume :
a. Meningkat (hipersekresi dan hiperchlorhydria)
 Ulkus peptik atau duodenal
 Sindrom Zolinger elison
 Hiperplasia dan hiperfungsi sel antral lambung
 Post reseksi usus halus.
b. Menurun (hiposekresi dan hipochlorhydria)
 Anemia pernisiosa
 Ca gastric
 Gastritis atropik
2. Warna
 Warna kehijau-hijauan (biliverdin) dan kuning
(bilirubin) oleh terjadinya regurgitasi isi
duodenum ke dalam lambung.
 Merah muda : darah segar , mungkin oleh trauma
pada waktu memasukkan sonde, mungkin
perdarahan dalam lambung atau esofagus (ulkus,
karsinoma, dll)
 Coklat : darah tua
 Bermacam-macam warna oleh obat-obatan
3. Bau
- Bau asam keras disebabkan oleh stasis dalam
lambung yang disertai peragian
 Bau busuk disebabkan oleh adanya nekrosis dalam
lambung
 Bau tinja mungkin disebabkan oleh obstruksi usus
atau oleh adanya fistel antara usus dan lambung .
 Bau alkohol disebabkan oleh karena alkohol
 Bau amoniak disebabkan uremia
4. Lendir : meningkat dari mulut atau jalan
pernapasan
5. Pus : ada , sputum yang ditelan
6. Sisa Makanan : ada, Obstruksi pada pylorus
(sikatriks, tumor, motilitas
kurang)
Mencakup tes eritrosit, lekosit, sel-sel epitel, tes
butiran lemak dan bakteri

- Sampel : sampel puasa


- Alat dan bahan :
Slide , Mikroskop, Pewarnaan Sudan III,
Pewarnaan gram
Cara kerja :
 Siapkan 3 slide diatas meja kerja.
 Teteskan cairan lambung diatas slide pertama,
secara natif (tanpa pewarnaan) periksa dibawah
mikroskop dan perhatikan adanya eritrosit,
lekosit, sel epitel.
 Pada slide ke dua teteskan cairan lambung setetes
dan warnai dengan larutan sudan III, periksa
dibawah mikroskop perhatikan adanya butiran
lemak.
 Pada slide ketiga teteskan setetes cairan lambung
yg tidak disaring dipulas secara.pewarnaan gram
dan perhatikan jenis bakteri.
Nilai Rujukan
 Eritrosit, lekosit, sel epitel, butiran
lemak dalam getah lambung normal
didapat dalam jumlah kecil
 Bakteri : tidak ada
Interpretasi :
 Bakteri coccus gram positif (+) dalam
jumlah besar : stasis achlorhydria
 Bakteri basil gram positif (+) yang besar
berkelompok : achlorhydria
 Persiapan pasien : dalam keadaan
puasa
 Alat dan bahan : Alkohol 70%, gelas
kimia, indikator Toefler, kain kasa,
indikator fenoftalein 1 %, NaOH 0,1 N
Cara kerja :
 Setelah isi lambung diisap seluruhnya, sampel
disimpan tersendiri
 50 ml alkohol 70 % dimasukkan ke dalam
lambung lewat sonde
 Isaplah isi lambung setiap 20 menit, dan tiap porsi
disimpan tersendiri
 Tiap porsi yang diisap diukur volumenya
 Lalu tiap porsi diambil 5 ml disaring diatas
sepotong kasa dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia
 Tiap porsi yang berjumlah 5 ml dititrasi sebagai
berikut :
1. Bubuhi 2 tetes indikator Toefler
2. Lakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai warna
merah berubah menjadi agak kuning
3. Baca pada buret berapa satuan terpakai; Jumlah ini
menentukan jumlah HCL bebas
4. Bubuhi sekarang 2 tetes indikator fenoftalein 1 %
dalam alkohol
5. Lakukan titrasi lagi dengan larutan NaOH 0,1 N
sampai tercapai warna merah jambu
6. Baca pada buret berapa ml terpakai ; jumlah itu
menentukan jumlah asam total

Nilai Rujukan
 HCl bebas : 25 – 50 satuan.
 HCl total : 50-75 satuan

Interpretasi :
 HCL bebas < 20 satuan : karsinoma,
gastritis kronis, obstruksi pilorik
 Dilakukan tes kultur dan identifikasi kuman
terhadap cairan lambung.
 Dengan pewarnaan gram untuk
menentukan jenis kuman gram positif atau
gram negatif
 Pewarnaan Tahan Asam / Zielhl Nielsen
untuk identifikasi kuman Mycobacterium
tuberculosis

Anda mungkin juga menyukai