1.2 Perhitungan Drying
1.2 Perhitungan Drying
PENGERINGAN
• Terminologi untuk penghilangan kadar cair
(moisture content) dari suatu substansi
• Bukan proses yang melibatkan mekanik, seperti
pengurangan kadar air menggunakan centrifuge
• Karakteristik : equilibrium moisture content
• Selalu terdapat : hysterisis
OPERASI PENGERINGAN
Operasi pengeringan bisa diklasifikasikan batch atau kontinyu.
Klasifikasi didasarkan pada bahan yang dikeringkan.
Pengeringan batch (dalam kenyataannya semi batch): sebanyak bahan
tertentu dikeringkan pada aliran udara yang mengalir.
Pengeringan kontinyu : baik bahan maupun udara pengering dialirkan
secara kontinyu.
Klasifikasi peralatan pengeringan :
1. Metode operasi : batch atau kontinyu.
2. Metode pemberian panas :
- Direct drier : gas panas dikontakkan langsung dengan bahan.
- Indirect drier : misalnya melalui konduksi lewat dinding logam
3. Sifat bahan yang dikeringkan : padatan, butiran.
DEFINISI :
Kg moisture x 100 %
Kg padatan basah
Kg moisture x 100%
Kg padatan kering + kg moisture
Kg moisture x 100 %
Kg padatan kering
3. Equilibrium moisture (X*) :
moisture content padatan ketika pada kondisi kesetimbangan
dengan tekanan parsial uap tertentu.
4. Bound moisture :
moisture content padatan yang memberikan tekanan uap
kesetimbangan kurang daripada tekanan uap cairan murni pada
temperatur tertentu.
5. Unbound moisture :
moisture content padatan yang memberikan tekanan uap
kesetimbangan sama dengan tekanan uap cairan murni
pada temperatur tertentu.
6. Free moisture :
moisture content padatan yang berlebih dibanding dengan
equilibrium moisture content sebesar X - X*.
Hanya free moisture yang bisa diuapkan.
Contoh soal 12.1
• Sebuah padatan basah dikeringkan dari kandungan air 80%
menjadi 5%, basis basah. Hitung air yang diuapkan/1000 kg
produk kering
• Jawab :
Kandungan air mula2 = 0,8/(1-0,8) = 4 kg air/kg padatan kering
Kandungan air akhir = 0.05/(1-0.05)=0,0527 kg air/kg padat kering
= d = Ss/A dx/N
Ss.dx
(12.3)
·Kasus umum
Untuk suatu bentuk kurva kecepatan menurun, pers (12.3) bisa
diintegrasi secara grafis dengan menentukan luas di bawah
kurva 1/N sebagai ordinat dan X sebagai absis.
·Kasus khusus
N linier thd X, sebagaimana tahap B-C.
Dalam hal ini ,
N = mx + b (12.5)
Dimana m adalah slope kurva dan b konstanta.
Maka : = [Ss(X1-X2)/A(N1-N2)] ln N1/N2
= [Ss(X1-X2)/(A.Nlm) (12.7)
dimana
Nlm = kecepatan rata-rata logaritmik dari N1, X1,
ke N2,X2.
1/N x10-3 3,33 3,76 4,18 4,80 5,55 6,67 10,3 14,3
0,07 0,064
0,043 0,025
23,3 40,0
Pers 12.3
= Ss/A dx/N digunakan.
Hasil integrasi dari X=0,2 ke X=0,064 menunjukkan =1060
Total lama pengeringan = 17730 + 40 x 1060
= 60130 detik = 16,7 jam
Batch drying
• Cross circulating drying
• Through circulation drying
Continuous Drying
•Tunnel Dryer
•Turbo Type (rotating shell) drier
•Through Circulation Driers
•Rotary drier
•Through Circulation Rotary Drier
•Drum Drier
•Spray Drier
•Fluidized and spouted bed