Disrupsi terhadap Kelangsungan Kehidupan Keluarga Kelompok 6 : Dewi Juliyanah Jihan Fitri Yulianty Rizka Saleh Irawan Devi Puspita Sari Nisya Ayu Wulandari Verra Herawati 1. Pengertian Disrupsi
Disrupsi adalah hal yang tercabut dari akarnya.
Apabila diartikan dalam bahasa sehari-hari maka dapat berarti perubahan yang mendasar atau fundamental. Era disrupsi ini merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya. Fenomena ini berkembang pada perubahan pola dunia bisnis. Kemunculan transportasi gadget / daring adalah salah satu dampaknya yang paling populer di Indonesia. 2. Hal yang Terjadi dalam Era Disrupsi
1. Penghematan biaya bisnis secara fisik karena
bisnisnya dilakukan pada dunia maya dan menjadi lebih simple. 2. Era disrupsi menciptakan pasar baru sehingga bisnis yang selama ini tertutup dapat terbuka kembali. 3. Produk atau layanan pada era disrupsi lebih mudah di akses dan dipilih seperti online shop dimana kita hanya membuka took melalui didunia maya lalu memesan serta mengaksesnya dari internet. Lanjutan…
4. Era disrupsi membuat segala hal sekarang menjadi
serba smart. Lebih pintar, lebih menghemat waktu dan lebih akurat. 5. Menjadikan kualitas produk dari bisnis tertentu menjadi lebih baik dengan perkembangan yang pesat. 3. Pilar-pilar Keluarga Sakinah
Kata sakinah yang digunakan dalam mensifati
kata ”keluarga” merupakan tata nilai yang seharusnya menjadi kekuatan penggerak dalam membangun tatanan keluarga yang dapat memberikan kenyamanan dunia sekaligus memberikan jaminan keselamatan akhirat. Said Agil Husin al-Munawwar, menyatakan bahwa simpul- simpul yang dapat mengantar atau menjadi prasyarat tegaknya keluarga sakinah adalah :
1. Dalam keluarga ada harus mahabbah, mawaddah
dan rahmah. 2. Hubungan suami isteri harus didasari oleh saling membutuhkan, seperti pakaian dan pemakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna). 3. Dalam pergaulan suami istri, mereka harus memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut, tidak asal benar dan hak (wa’asyiruhinna bil ma’ruf), besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nalai ma’ruf. 4. Hal yang Terjadi dalam Era Disrupsi 1. Penghematan biaya bisnis secara fisik karena bisnisnya dilakukan pada dunia maya dan menjadi lebih simple. 2. Menjadikan kualitas produk dari bisnis tertentu menjadi lebih baik dengan perkembangan yang pesat. 3. Era disrupsi menciptakan pasar baru sehingga bisnis yang selama ini tertutup dapat terbuka kembali. 4. Produk atau layanan pada era disrupsi lebih mudah di akses dan dipilih seperti online shop dimana kita hanya membuka took melalui didunia maya lalu memesan serta mengaksesnya dari internet. 5. Era disrupsi membuat segala hal sekarang menjadi serba smart. Lebih pintar, lebih menghemat waktu dan lebih akurat. 5. Problematika Keluarga dalam Era Disrupsi Cakupan perubahan era ini, meliputi ranah bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan. Era ini mengajak dan menuntut kita untuk berani beradaptasi dan berubah. Sebab jika tidak, kita akan tergilas, lalu akhirnya hilang tak berbekas. Pada era disrupsi ini, keluarga dituntut menjadi oasis, samudera kehangatan, dan surga bagi anak. Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat harus menjadi tempat bersemayam inspirasi, motivasi, dan sugesti positif. Pada era disrupsi ini, pergaulan dan pendidikan anak harus mendapatkan perhatian yang serius. Melalui ponsel pintar, anak bisa berselancar di dunia maya. Apabila tidak mendapatkan arahan dan pemahaman terhadap nilai-nilai positif dari orang tua, apa yang dilihat dan dipelajari anak dari dunia maya akan menjadi landasan dalam berpikir dan bersikap. 6. Solusi dalam Membangun Keluarga Sakinah di Era Desrupsi 1. Seorang anak senantiasa ingin merasa nyaman, damai, dan aman. Karena itu, keluarga seyogianya menjadi sebuah tempat yang sangat menyenangkan dan menenangkan bagi anak. 2. Keluarga harus menjadi surga bagi anak, sebuah tempat yang penuh keriangan dan kebahagiaan. 3. Orang tua harus menampilkan keteladanan yang baik. Sebab, anak akan belajar dan meniru nilai-nilai positif tersebut. TERIMAKASIH