Anda di halaman 1dari 63

Anggota Kelompok:

1. Iqbal Cahya M
(1706034256)
2. Karenina Khansa
(1706023763)
3. Reforma Yunita
(1606824710)
4. Vivi Novita
(1706024936)
5. Yunita Kartika S

ANTIBIOTIK
(1706026582)

Farmakognosi II – C
OUTLINE
1. Antibiotik Makrolida
2. Antibiotik Aminoglikosida
3. Antibiotik Kloramfenikol
4. Antibiotik Kuinolon
5. Antibiotik Tetrasiklin

2
Antibiotik Makrolida

‐ Antibiotik makrolida biasanya dicirikan oleh lakton


makrosiklik yang memiliki ukuran cincin antara 12-16
atom
‐ memiliki percabangan di substituen metil.
‐ Komponen gula yang ada sering dalam makrolida,
yaitu: L-cladinose; L-mycarose; D-mycinose; dan L-
oleandrose,
‐ Memiliki satu gula adalah gula amino, seperti: D-
desosamine; D-forosamine; dan D-mycaminose.
Eritromisin
‐ Sinonim : Erythromycin A; Abomacetin;
Ak-Mycin; Aknin; E-Base; EMU; E-
Mycin; Eritrocina; Ery Derm; Erymax;
Ery Tab; Erythromast 36; Erythromid;
ERYC, Erycen; Erycin; Erycinum;
Ermysin; Ilotycin; Inderm, Retcin;
Staticin; Stiemycin, Torlamicina.
‐ Dihasilkan dari bakteri
Saccharopolyspora erythraea
‐ Digunakan sebagai alternatif untuk
pasien yang alergi penisilin untuk
pengobatan enteritis kampilobakter,
pneumonia, penyakit Legionaire, sifilis,
uretritis non gonokokus, prostatitis
kronik, akne vulgaris, dan profilaksis
difetri dan pertusis.
Azitromisin
‐ Sinonim : Azitrocin; Sumamed;
Trozocina; Zithromax; Zitromax; CP-
62993; XZ-450.
‐ Merupakan antibiotik makrolida semi
sintetik dari eritromisin A
‐ Digunakan untuk infeksi saluran nafas
atas (tonsillitis, pharingitis), infeksi
saluran nafas bawah (bronchitis,
pneumonia), infeksi kulit & jaringan
lunak, penyakit hubungan seksual
(Sexually Transmitted Disease),
urethritis, cervicitis yang berkaitan
dengan Chlamydia
trachomatis, Ureaplasma
urealyticum dan Neisseria gonorrhoea. 9-Deoxo-9a-methyl-9a-aza-9a-
homoerythromycin A;
(C38H72N2O12).
Klaritromisin
‐ Sinonim : Biaxin; Clathromycin; Klacid;
Klaricid; Macladin; Naxy; Veclam; Zeclar;
A-56268; TE-031.
‐ Merupakan turunan semi sintetis dari
eritromisin yang diperoleh dari
Saccharopolyspora erythraea.
‐ Digunakan : infeksi saluran napas bagian
atas (seperti: faringitis/tonsillitis yang
disebabkan Staphylococcus
pyogenes dan sinusitis maxillary akut
yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae), infeksi ringan dan sedang
pada kulit dan jaringan lunak, otitis
media; terapi tambahan untuk
eradikasi Helicobacter pylori pada tukak
duodenum

Oleandomycin
‐ Sinonim : Amymicin; Landomycin;
Romicil.
‐ Dihasilkan bakteri Streptomyces
antibioticus no. ATCC 11891
‐ Digunakan untuk beberapa
infeksi bakeri gram positif
Spiramisin
‐ Sinonim : Selectomycin;
Revamicina; Rovamycin; RP-
5337
‐ Dihasilkan dengan kultur pada
bakteri Streptomyces
ambofaciens
‐ menunjukan aktivitas pada
organisme gram –positif,
rickettsiae, oksoplasmosis,
dan juga infeksi yang
disebabkan oleh protozoa
Toxoplasma gondii
Antibiotik Aminoglikosida
‐ Antibiotik golongan aminoglikosida dihasilkan oleh
jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora
‐ Bersifat bakterisidal dan aktif terhadap bakteri gram
negatif serta beberapa bakteri gram positif
‐ Mengandung satu atau lebih gula amino di dalam
molekulnya yang saling terikat secara glikosidik
‐ Dengan adanya gugusan amino, zat-zat ini bersifat
basa lemah dan garam sulfatnya yang digunakan
dalam terapi mudah larut dalam air
Spektrum Kerja Aminoglikosida
‐ Secara in vitro senyawa aminoglikosida aktif terhadap
bakteri gram negatif yang bersifat aerob
‐ Diantara bakteri gram positif hanya Staphylococcus yang
dapat diinhibisi oleh aminoglikosida
‐ Tidak aktif terhadap bakteri anaerob seperti Clostridia,
Rickettsia, jamur, dan virus
Mekanisme Kerja Aminoglikosida
‐ Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air pada membran luar
dari bakteri gram negatif masuk ke ruang periplasmik
‐ Aminoglikosida terikat pada sub unit 30 S dari ribosom
sehingga sub unit 70 S tidak terbentuk → terjadi inhibisi
sintesis protein karena salah membaca kode genetik
‐ Asam amino yang salah disambungkan pada rantai
polipeptida sehingga terbentuk protein yang berbeda
‐ Mekanisme lain: merusak membran sel bakteri sehingga
bakteri mati
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Sinonim: Lukadin
Amikacin • Merupakan antibiotik semisintetik dari
golongan aminoglikosida
• Derivat dari Kanamycin A
• Kegunaan:
▪ Cukup stabil untuk menginaktifkan
enzim dan untuk pengobatan
terhadap infeksi oleh bakteri yang
resisten dengan gentamycin atau
tobramycin
▪ Bekerja untuk infeksi seperti
meningitis, peritonitis, dan
sebagainya
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Sinonim: Gentamycin
Gentamicin • Merupakan antibiotik yang diproduksi
dari fermentasi Micromonospora
purpurea dan M. echinospora
• Derivat dari Kanamycin A
• Kegunaan:
▪ Mengatasi infeksi akibat bakteri
gram negatif Staphylococcus
▪ Bekerja untuk infeksi seperti
impetigo, luka yang terinfeksi,
pyodermata, infeksi pada eksternal
mata, dll
▪ Efektif dalam membunuh
Pseudomonas
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Terdiri dari 3 komponen berbeda yairu
Kanamycin Kanamycin A, B, dan C
• Merupakan antibiotik yang bersumber
dari Streptomyces kanamyceticus &
Umezawa yang berasal dari Jepang
• Kegunaan:
▪ Mengatasi infeksi akibat bakteri
gram negatif Staphylococcus
▪ Untuk peronitis/kontaminasi pada
rongga perut saat operasi
▪ Terapi tambahan untuk koma
hepatikum
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Sinonim: Fradiomycin; Mycifradin;
Neomycin Neomin; Neolate
• Merupakan antibiotik yang terdiri dari
neomycin A, B, dan B
• Diperoleh dari Streptomyces fradiae
• Kegunaan:
▪ Mampu membunuh bakteri gram
positif dan negatif, tetapi bersifat
sangat ototoxic
▪ Biasa ditemukan untuk pengginaan
topical seperti tetes telinga, tetes
mata, dan salep
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Sinonim: 1-N-Ethylsisomicin; Sch-
Netilmicin 20569
• Merupakan antibiotik yang diproduksi
dengan kultur Micromonospora
inyoensis
• Kegunaan:
▪ Mengatasi infeksi akibat bakteri
gram negatif Staphylococcus
▪ Bekerja untuk infeksi seperti
impetigo, luka yang terinfeksi,
pyodermata, infeksi pada eksternal
mata, dll
▪ Efektif dalam membunuh
Pseudomonas
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Sinonim: Streptomycin A
Streptomycin • Merupakan antibiotik syang bersumber
dari Streptomyces griseus dan
Actinomycete
• Biasanya terdapat sebagai trichloride,
trichloride-calcium chloride double salt,
phosphate atau sesquisulphate
• Kegunaan:
▪ Merupakan antibakteri yang poten
▪ Mengotrol dan mengelola plague
dan tularemia
▪ Sebagai pilihan alternative dalam
pengobatan chancroid
Antibiotik Golongan Aminoglikosida
• Sinonim: Nebramycin Factor 6;
Tobramycin Tobracin; Tobradistin
• Merupakan antibiotik yang terdiri dari
10% nebramycin dan bersumber dari
Streptomyces tenebrarius
• Kegunaan:
▪ Mengobati infeksi akibat bakteri
seperti infensi pada mata, infeksi
sistem saraf pusat, infeksi saluran
pernapasan bawah, dan infeksi
kulit
Antibiotik
KLORAMFENIKOL

‐ Kloramfenikol adalah suatu golongan antibiotik yang


menghambat pertumbuhan bakteri.
‐ Obat jenis ini mempunyai spektrum kerja yang luas terhadap
banyak bakteri yaitu kerjanya dengan mengganggu sintesis
protein bakteri dan terutama bakteriostatik.
‐ Kloramfenikol berasal dari beberapa bakteri streptomyces
contohnya S.venezuelae setelah para ahli berhasil mengelusidasi
strukturnya.
‐ Streptomyces venezuelae pertama kali diisolasi oleh Burkhoder
pada tahun 1947 dari sampel tanah yang diambil di Venezuela
Nama IUPAC kloramfenikol :

2,2-dikloro-N - [(1R, 2R) -1,3-dihidroksi-1- (4-


nitrophenyl) propan-2-yl] asetamida

21
Kloramfenikol Palmitat atau
Stearat
umumnya berupa botol berisi
60 ml suspensi (mengandung
125 mg kloramfenikol).

Kloramfenikol natrium
suksinat

berisi bubuk kloramfenikol natrium


suksinat setara dengan 1 g
kloramfenikol yang harus dilarutkan
dulu dengan 10 ml aquades steril
atau dektrose 5 % (mengandung 100
mg/ml). 22
Contoh Senyawa Turunan

Modifikasi pada kloramfenikol dilakukan


untuk memperoleh obat antibakteri dengan
khasiat yang ditingkatkan.
‐ Modifikasi pada bagian p-Nitrofenil
‐ Modifikasi pada bagian 2-Amino-1,3-
propanadiol
Modifikasi pada bagian p-Nitrofenil

Tiamfenikol

Tiamfenikol adalah antibiotik spektrum


luas yang mempunyai cara kerja seperti
kloramfenikol. Tiamfenikol kurang aktif
dibandingkan dengan kloramfenikol, efek
bakterisidnya lebih baik terhadap
Haemophilus spp dan Neisseria spp.
Tiamfenikol bekerja dengan cara
berikatan dengan ribosom bakteri secara
reversible sehingga menghambat
sintesis protein yang pada akhirnya
menghambat pertumbuhan bakteri.
Modifikasi pada bagian 2-Amino-1,3-
propanadiol

Kloramfenikol palmitat

Modifikasi terjadi pada perubahan


bagian 2-Amino-1,3-propanadiol
yang disubstitusi dengan
CO(CH2)14CH3. Kloramfenikol
palmitat ditemukan lebih mudah
untuk dihidrolisis menjadi
kloramfenikol bebas pada saluran
gastrointestinal.
Mekanisme Kerja

‐ Kloramfenikol berdifusi melewati dinding sel bakteri dan


terikat secara reversibel dengan ribosom subunit 50S bakteri.
‐ Ikatan ini mengganggu aktivitas peptidil transferase,
sehingga mencegah terbentuknya asam amino menjadi rantai
peptida dan menghalangi terbentuknya ikatan peptida.
‐ Hasilnya, sintesis protein pada bakteri tersebut terhambat
dan menghalangi sel bakteri melakukan proliferasi.
‐ Efek yang dihasilkan oleh kloramfenikol terhadap bakteri
tersebut adalah menghentikan bakteri melakukan reproduksi
(bakteriostatis), tetapi dapat membunuh bakteri tersebut
(bakterisidal) apabila dalam dosis yang tinggi.
Sumber

‐ Antibiotik kloramfenikol dihasilkan dari bakteri Streptomyces


venezuelae, tetapi saat ini sudah dibuat secara sintetis.
(Martindale, 1982).
‐ Habitat dari Streptomyces venezuelae yaitu tanah.
‐ Bakteri ini merupakan bakteri gram positif dan ditemukan
oleh David Gottlieb.
‐ Kloramfenikol diisolasi dari Streptomyces venezuelae di
tanah.
‐ Kloramfenikol diperoleh dari filtrat dari budidaya
Streptomyces venezuelae dengan ekstraksi dengan etil asetat.
‐ Kingdom : Bacteria
‐ Filum : Actinobacteria
‐ Kelas : Actinobacteria
‐ Ordo : Actinomycetales
‐ Famili : Streptomycetaceae
‐ Genus : Streptomyces
‐ Spesies : Streptomyces venezuelae

("Marine Antibiotic Compound, Anthracimycin


Could Help Fight New ‘Super-Bugs’". MercoPress.
N.p., 2017. Web. 11 Feb. 2017.

Sumber: http://bacdive.dsmz.de/resultpdf.php?resultid=16070)
Identifikasi

‐ Sukar larut dalam kloroform P dan dalam eter P (FI 3, 1979)


‐ Karakteristik identifikasi :
✓ Jarak lebur antara 149˚ dan 153˚ (FI 3, 1979)
✓ Rotasi jenis +18,5˚ sampai +21,5˚, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan; pengujian dilakukan
menggunakan larutan 5% B/V dalam etanol (95%) P.
✓ Susut pengeringan tidak lebih dari 1,0% (FI 3, 1979)
✓ Susut pemijaran tidak lebih dari 1,0% (FI 3, 1979)

‐ Cara identifikasi dapat menggunaan kromatografi lapis tipis.


‐ Penentuan spektrofotometri kloramfenikol oleh reaksi
dengan tiourea.
Manfaat

Kloramfenikol digunakan sebagai antibiotik untuk mengobati


penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti:
‐ Tifus
‐ Meningitis pyogenik
‐ Infeksi brucellosis dan rickettsia
‐ Batuk keras
‐ Infeksi saluran urin
Sediaan

Salep mata 1%

Kapsul 250 mg

Obat tetes telinga 1-5%


Salep kulit 1% Obat tetes mata 0,5%
Antibiotik Kuinolon
‐ Quinolone telah digunakan sejak 1964 dengan evolusi asam
nalidiksikam sintetik yang digunakan secara eksklusif untuk UTIs.
Pada rentang waktu 1968-1970 asam oksolinat dan cinoxacin
diperkenalkan. Ketiga senyawa ini menunjukkan kerugian yaitu;
1. menunjukkan spektrum antibakteri yang terbatas
2. perkembangan resistensi yang cepat terhadap bakteri
‐ Kemudian dua entitas kimia baru diperkenalkan ke dalam struktur
induk, yaitu: (a) 6-fluoro; dan (b) 7- (1-piperazinyl)
Ciprofloxacin
Dibuat dengan kondensasi 3-kloro-
4fluoroanilin dengan dietil
etoksimetilenemalonat untuk
menghasilkan imina yang disiklisasi
secara termal untuk membentuk etil
7-kloro-6-fluoro-4-hidroksi kuinolin-
3-karboksilat. Selanjutnya N-alkilasi
dengan siklopropil iodida diikuti oleh
perpindahan nukleofilik dari fungsi
7-kloro oleh N-metil piperazin; dan
akhirnya hidrolisis ester memberi
produk yang diinginkan.
1-Cyclopropyl-6-fluoro-1, 4-
dihydro-4-oxo-7-(1-piperazinyl)-
3-quinolinecarboxylic acid;
(C17H18FN3O3).
KARAKTERISTIK
‐ Kristal kuning pucat
‐ Dapat diuran dapa suhu 255-257C
‐ Bersifat amphoteric
‐ 1g larut dalam 25 ml air.
Kegunaan
‐ Disarankan untuk digunakan dalam pengobatan
infeksi tulang dan sendi, diare infeksi yang
disebabkan oleh Shigella atau Compylobacter),
infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi kulit dan
UTIs.
‐ menjadi obat pilihan untuk pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh Compylobacter jejuni
‐ obat alternatif yang tidak berlabel tetapi otoritatif
untuk pengobatan infeksi gonorrhea, salmonella,
dan Yersinia
‐ meningkatkan aktivitas melawan bakteri Gram-
positif, khususnya spesies Staphylococci dan
Streptococcus.
Sediaan
Lomefloxacin
Kelompok aktif 2-kloro pada 2, 6-
dikloro-3-nitropiridin secara
nukleofilik dipindahkan oleh 3-
metil-N-carbetoksi-piperazin;
kemudian 6-chloro dipindahkan
dengan amonia, dan amina yang
dihasilkan diasilasi ke acetamide.
Pengurangan Kelompok nitro,
diazotized dan kemudian
direaksikan dengan HBF4 untuk
menghasilkan turunan fluoro.
1-Ethyl-6, 8-difluoro-1, 4-dihydro-7-(3-methyl-1-
piperazinyl)-4-oxo-3-quinoline carboxylic acid;
(C17H19F2N3O3).
‐ Berbentuk jarum tidak berwarna
‐ Memiliki titik leleh 239-240.5°C.

‐ Disarankan hanya untuk pengobatan UIT dan


bronkitis yang disebabkan oleh H. influenzae atau
Branhamella catarrhalis.
Sediaan
Norfloxacin
Synonyms Baccidal; Barazan;
Chibroxin(e); Chibroxol;
Floxacin; Fulgram; Gonorcin;
Lexinor; Noflo; Nolicin;
Noracin; Noraxin; Norocin;
Noroxin(e); Norxacin;
Sebercim; Uroxacin; Utinor;
Zoroxin;

1-Ethyl-6-fluoro-1, 4-dihydro-4-oxo-7-(1-
piperazinyl)-3-quinoline-carboxylic acid;
(C16H18FN3O3).
karakteristik
‐ bubuk kristal putih
‐ memiliki titik leleh 220-221 ° C.
‐ Higroskopis di udara dan membentuk hemihidrat
‐ Kelarutan pada 25 ° C (mg. ML–1): air 0,28; metanol
0,98; etanol 1.9; aseton 5.1; kloroform 5.5; dietil eter
0,01; benzena 0,15; etil asetat 0,94; oktanol 5.1;
asam asetat glasial 340.
manfaat
‐ Ini digunakan dalam pengobatan infeksi saluran
kemih bawah.
‐ Ini juga digunakan dalam gonorea yang resisten
penisilin.
Sediaan
Sparfloxacin
‐ Diperoleh dari fermentasi
Streptomyces sparsogenes
var sparsogenes dan
Streptomyces
cuspidosporus
‐ Titik leleh 266-269°C
‐ Profil Kelarutan: Agak larut
dalam asam asetat glasial
atau kloroform; sedikit larut
dalam etanol; hampir tidak
larut dalam air atau eter (cis)-5-Amino-1-cyclopropyl-7-(3, 5-dimethyl-
1-piperazinyl)-6, 8-difluoro-1, 4-dihydro-4-oxo-
3quinolinecarboxylic acid; (C19H22F2N4O3).
kegunaan
‐ Obat infeksi akibat Streptococcus pneumoniae
‐ Ditemukan lebih aktif terhadap Mycoplasma
dibandingkan fluoroquinolones lainnya.
Sediaan
Levofloxacin
‐ jarum tanpa warna
‐ Memiliki titik leleh250-
257 ° C,
‐ sulit larut dalam air atau
etanol.

‐ Pengobatan UTIs

(±)-9-Fluoro-2, 3-dihydro-3-methyl-10(4-methyl-
1-piperazinyl)-7-oxo-7H-pyrido [1, 2, 3-de], 4-
benzoxazine-6-carboxylic acid;
(C18H20FN3O4).
Sediaan
Antibiotik Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah salah satu spektrum luas antibiotik aktif actinomycete aktif
yang dihasilkan oleh kultur spesies Streptomyces, dan memiliki nilai
terapeutik yang cukup besar. Chlortetracycline adalah anggota bonafide
pertama dari kelompok ini yang diisolasi dari Streptomyces aureofaciens
dan ditemukan oleh Duggar pada tahun 1948. Segera diikuti oleh
oxytetracycline pada tahun 1950 dari kultur Streptomyces rimosus; dan
pada tahun 1953 tetracycline akhirnya ditemukan dalam campuran antibiotik
dari S. aureofaciens sebagai antibiotik kecil.
🎨

52
tetrasiklin

‐ Sumber : Dari spesies Streptomyces yang


dibudidayakan dalam media nutrisi yang tepat.
‐ Preparasi : disiapkan dengan menghilangkan klorin
dari chlortetracycline dan menundukkannya ke
hidrogenasi.
‐ Fungsi : untuk pengobatan toxoplasmosis,

53
Chlortetracyclin

‐ Sumber : Diperoleh dari substrat Streptomyces


aurofaciens.
‐ Fungsi :
1. memberikan aktivitas antiamebik.
2. merupakan antibiotik tetrasiklin pertama yang
tersedia untuk aplikasi topikal, termasuk untuk
tujuan optalmik.
3. Meskipun penggunaan umum telah digantikan
oleh antibiotik tetrasiklin lainnya pada manusia,
tetapi itu masih digunakan dalam kedokteran
hewan.
54
Ocytetracycline

‐ Sumber : zat antibiotik yang diperoleh dari produk


elaborasi dari actinomycete, Streptomyces rimosus,
tumbuh pada media yang sesuai. Oxytetracycline
juga dapat diperoleh dari Streptomyces
xanthophaeus.
‐ Oxytetracyclin Hydrochloride [ C22H24N2O9.HCl ]
diperoleh dalam bentuk trombosit kuning dari air
dan bersifat sangat larut dalam air
‐ Oxytetracyclin Digydrate [ C22H24N2O9.2H2O ]
diperoleh dalam bentuk jarum dari air atau metanol
yang terurai pada 181-182 °C.
55
Demeclocycline

‐ Sumber: diproduksi dari Streptomyces aureofaciens.


‐ Perparasi: S. aureofaciens yang sesuai ditanam dalam
media nutrisi cair yang sesuai di bawah parameter
eksperimental terkontrol pH, suhu, dan tingkat aerasi.
Selanjutnya, kaldu yang sudah dipanen diasamkan
secara hati-hati dan disaring. Demeclocycline diisolasi
dari filtrat yang dihasilkan, baik dengan ekstraksi pelarut
atau dengan presipitasi kimia.
‐ Demeclocycline Hydrocloride [C21H21ClN2O8-HCl]
Fungsi: Penyerapan yang lebih baik dan eksresi yang
lebih lambat oleh tubuh menyebabkant tingkat darah
mencapai manfaat terapeutik minor tertentu
dibandingkan anggota lain di kelasnya.
56
Methacycline

‐ Sumber: Diperoleh dari Streptomyces rimosus


‐ Preparasi: dipersiapkan oleh reaksi dehidrasi kimia
dari oksitetrasiklin; selain itu, methacycline juga
memiliki fungsi metilen di posisi C-6.
‐ Methacycline Hydrocloride [C22H22N2O8.HCl]
Fungsi:
1. Utilitas methacycline terutama terkait dengan
penyerapan oral yang baik.
2. Memiliki waktu paruh serum yang lama.

57
Minocycline

‐ Sumber: merupakan antibiotik semi-sintetis yang


diperoleh dari 6-demetil tetrasiklin.
‐ Preparasi: 6-demetil tetrasiklin dilarutkan dalam
tetrahidrofuran (pelarut) yang mengandung
kuantitas aliquot dari asam metanasulfonat, dan
kemudian direaksikan dengan dibenzil
azodikarboksilat untuk membentuk 7- [1, 2-bis
(carbobenzoxy) hidrazino] -6-demetil-tetrasiklin.
Produk yang dihasilkan dikenakan hidrogenasi Pd-
katalisas di hadapan formaldehida untuk
menghasilkan minocycline produk yang diinginkan.
58
TERIMA KASIH

59
Daftar Pustaka
‐ Kar, Ashutosh. 2007. Pharmacognosy and pharmacobiotechnology 2nd
edtition. New Delhi: NEW AGE INTERNATIONAL (P) Limited Publishers
‐ Bhat, S., Nagasampagi, B., & Sivakumar, M. (2005). Chemistry of natural
products. Berlin: Springer.
‐ "Chloramphenicol | C11h12cl2n2o5 - Pubchem".
Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. N.p., 2017. Web. 12 Feb. 2017.
‐ "Chloramphenicol — Antimicrobial Resistance Learning Site For
Veterinary Students". Amrls.cvm.msu.edu. N.p., 2017. Web. 12 Feb.
2017.
‐ "Chloramphenicol - Drugbank". Drugbank.ca. N.p., 2017. Web. 12 Feb.
2017.
‐ Corbett, M., & Chipko, B. (1978). Synthesis and Antibiotic Properties of
Chloramphenicol Reduction Products. Antimicrobial Agents And
Chemotherapy, 13(2), 193-198. http://dx.doi.org/10.1128/aac.13.2.193
‐ Dinos George P., et al. 2016. Review “Chloramphenicol Derivates as
Antibacterial and Anticancer Agents: Historic Problems and Cureent
Solutions. Diakses dari www.mdpi.com/journal/antibiotics pada 12
Februari 2017 pukul 17.35
‐ Harvey A. Richard.Farmakologi.1995.Widya Medika : Jakarta.
‐ He, Jingxuan et al. "Development Of An Unnatural Amino
Acid Incorporation System In The Actinobacterial Natural
Product Producerstreptomyces Venezuelaeatcc 15439".
N.p., 2017. Print.
‐ Mardjono Mahar.Farmakologi dan Terapi.1995.Gaya Baru :
Jakarta.
‐ Martindale The Extra Pharmacopoeia, 29 ed, p106 hal 1136
‐ Osol, A. (ed.). Remington's Pharmaceutical Sciences. 16th ed.
Easton, Pennsylvania: Mack Publishing Co., 1980., p. 1152
‐ Reese, E, Richard., Betts, F, Robert., Gumustop, Bora. 2000.
Handbook of Antibiotics, 3rd Edition. Lippncott Williams &
Wilkins. Philadelphia, USA.
‐ Shrestha, Sulabh. "Antibiotics: Inhibitors Of Protein
Synthesis | MEDCHROME". Medchrome.com. N.p., 2017.
Web. 12 Feb. 2017.
‐ Taddei, Antonieta, et al. 2005. Isolation and identification of
Streptomyces spp. from Venezuelan soils: Morphological and
biochemical studies. Venezuela : Elsevier
‐ Kar, Ashutosh. 2007. Pharmacognosy and
pharmacobiotechnology 2nd edtition. New Delhi: NEW AGE
INTERNATIONAL (P) Limited Publishers
‐ Anonim. 2012. Sejarah Antibiotik. Diakses dari
http://digilib.unila.ac.id/6414/16/Bab%202.pdf
‐ Anonim. 2016. Antibiotik Aminoglikosida. Diakses dari
https://datenpdf.com/download/aminoglikosidapdf_pdf
‐ BPOM. 2015. Aminoglikosida. Diakses dari
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/51-
antibakteri/514-aminoglikosida
‐ http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/51-
antibakteri/515-makrolida diakses pada 13 november
2018
‐ Ashutosh kar.2007. Pharmacognosy and
pharmacobiotechnology (revised-expanded second
edition). new age international publishers: New Delhi

Anda mungkin juga menyukai