Anda di halaman 1dari 89

Analisis Tegangan

 MEMPELAJARI TEGANGAN?

 Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan


awal yang harus dimengerti, baik secara langsung
maupun sebagai kondisi tegangan yang
diterapkan pada analisis dan desain.
 Selama dilakukan penggalian pada massa batuan
kondisi tegangan akan berubah secara dramatik
karena batuan yang tadinya mengalami tegangan
telah digali sehingga tegangan akan
diredistribusikan.
 Tegangan merupakan besaran tensor dan tensor
tidak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
 SKALAR, VEKTOR, DAN TENSOR

 Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki


besar (contoh: suhu, waktu, massa)
 Vektor merupakan besaran yang memiliki besar
dan arah (contoh: gaya, kecepatan, percepatan)
 Tensor merupakan besaran yang memiliki besar
dan arah serta bergantung kepada bidang tempat
bekerjanya (contoh: tegangan, regangan,
permeabilitas).
 DEFINISI TEGANGAN
Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik O dalam suatu
benda dapat diterangkan sebagai berikut:

 Untuk setiap arah OP melalui O


dapat dianggap bahwa benda dapat
dipotong melalui suatu bidang kecil
δA melalui O dan normal terhadap
OP.
 Permukaan pada sisi P disebut sisi
positif, sedangkan pada sisi
lainnya disebut sisi negatif.
 DEFINISI TEGANGAN (LANJUTSAN)

 Efek dari gaya-gaya internal


didalam benda adalah sama
dengan gaya δF yang dialami
benda pada sisi positif. Juga akan
terdapat kopel yang dapat dibaikan
karena δA dianggap sangat kecil.
 Nilai limit dari rasio δF/δA dengan
δA mendekati nol adalah vektor
tegangan pada titik O yang
bekerja pada bidang dengan normal
pada arah OP.
 DEFINISI TEGANGAN (LANJUTSAN)
 Vektor tegangan ini adalah vektor
POP yang didefinisikan sebagai:

δ𝑭
 POP = lim
𝛿𝐴→0 δ𝑨
 KONVENSI TANDA

 Gaya-gaya yang dianggap positif


adalah gaya-gaya tekan, yaitu yang
berarah seperti yang ditunjukkan
oleh δF.
 Hal ini berlawanan dengan
konvensi yang digunakan dalam
teori elastisitas dan mekanika
kontinu.
 KONVENSI TANDA (LANJUTAN)

 Dalam mekanika batuan, akan lebih memudahkan


untuk menggunakan tegangan tekan bertanda
positif karena:
 Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat overburden,
tekanan pemampatan dalam peralatan peralatan, dan tekanan
fluida di dalam pori) selalu berupa tegangan tekan.
 Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika tanah dan
geologi struktur.
 Banyak problem dalam mekanika batuan menyangkut gesekan
pada permukaan dan dalam kasus ini tegangan normal pada
permukaan adalah postif.
 KONVENSI TANDA (LANJUTAN)

 Perhatikan sebuah kubus


dengan sisi paralel dengan
sumbu x, y, dan z.
 Tegangan-tegangan yang
bekerja pada sisi kubus
dapat dinyatakan dengan:
 Tiga tegangan normal σxx, σyy,
dan σzz
 Enam tegangan geser τxy, τyx,
τyz, τzy, τzx, dan τxz
 KONVENSI TANDA (LANJUTAN)

 Arti subscript pada tegangan:


 Subscript pertama menunjukkan arah dari normal
bidang dimana tegangan tersebut bekerja.
 Subscript kedua menunjukkan arah dari tegangan
tersebut.
 Catatan: Untuk tegangan normal, kadang-
kadang hanya digunakan satu subscript.
 Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka
semua gaya yang bekerja pada sisi kubus harus
setimbang, sehingga: τxy = τyx, τyz = τzy, dan τzx = τxz
 KONVENSI TANDA (LANJUTAN)

 Konvensi tanda untuk


komponen tegangan dapat
didasarkan pada normal
kedalam (inward normal)
yaitu normal dari muka
kubus yang berarah ke
pusat kubus.
 Tegangan yang searah
dengan normal kedalam
adalah positif.
 KONVENSI TANDA (LANJUTAN)

 Pada muka horisontal


bagian atas yang paralel
dengan bidang x-y, normal
kedalam berarah ke arah
sumbu z negatif.
 Tegangan normal σzz yang
bekerja pada muka ini
searah dengan arah
normal kedalam, sehingga
dianggap positif.
 KONVENSI TANDA (LANJUTAN)

 +τzx dan +τzy bekerja pada


arah negatif sumbu x dan y.
 Semua tegangan pada muka
yang terlihat pada gambar di
samping adalah positif.
 Pada muka bagian bawah,
normal kedalam berarah ke
arah sumbu z positif,
sehingga +σzz berarah yang
sama.
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI

 Perhatikan sebuah elemen


bujursangkar dengan sisi
yang sangat kecil pada
bidang x-y dan tebal t.
 Elemen ini mengalami
tegangan normal σx, σy dan
tegangan geser τxy = τyx.
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

 Akan ditentukan tegangan


normal dan tegangan
geser yang bekerja pada
sebuah bidang yang
normalnya membentuk
sudut θ terhadap sumbu
x dimana σx bekerja.
 Perlu digunakan prinsip
kesetimbangan gaya dalam
sebuah segitiga yang sangat
kecil dengan tebal t.
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

 Panjang sisi segitiga:


– AB = a
– OA = a sin θ
– OB = a cos θ
 Untuk memenuhi kondisi
kesetimbangan, seluruh
gaya yang bekerja pada
arah σ dan τ dalam keadaan
setimbang
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

ΣFσ = 0
σ at = σx cosθ a cosθ t + τxy sinθ
a cosθ t + σy sinθ a sinθ t
+ τyx cosθ a sinθ t
σ = σx cos2θ + σy sin2θ + 2τxy
sinθ cosθ
Dari trigonometri:
1
cos2θ = (1+ cos2θ)
2
1
sin2θ = (1- cos2θ)
2
cos2θ + sin2θ = 1
2 sinθ cosθ = sin 2θ
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)
σx σy
σ= (1+cos2θ)+ τxy sin2θ+ (1-cos2θ)
2 2
σx σxcos2θ σy σycos2θ
σ= + + - + σy sin2θ
2 2 2 2
σx+σy σx−σy
σ= + cos2θ + τxy sin2θ
2 2
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

ΣFτ = 0
τ at = -σx sinθ a cosθ t + τxy cosθ a
cosθ t + σy cosθ a sinθ t - τyx
sinθ a sinθ t
τ = (σx-σy)sinθcosθ+τxy(cos2θ- sin2θ)
Dari trigonometri:
1
sinθ cosθ = sin2θ
2
cos2θ - sin2θ = cos2θ
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)
σy−σx
τ= sin2θ + τxy cos2θ
2
σ σ
τ = − y− x sin2θ + τxy cos2θ
2
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

Persamaan-persamaan:

σx+σy σx−σy
σ= + cos2θ + τxy sin2θ
2 2
σ σ
τ = − y− x sin2θ + τxy cos2θ
2

Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan normal σ


dan tegangan geser τ pada setiap bidang yang didefinisikan
oleh θ untuk setiap kombinasi nilai σx, σy, dan τxy.
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

 Persamaan-persamaan yang
diturunkan untuk σ dan τ
dapat juga dilihat sebagai
persamaan untuk menghitung
σx’ dan τx’y’ pada sebuah sistem
sumbu O,x’,y’ yang merupakan
hasil rotasi sumbu O,x,y
sebesar θ.
 Tegangan σy’ dapat dihitung
dengan mengganti θ dengan
θ+90O
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

Sehingga persamaan-persamaan untuk perubahan


sumbu menjadi:
σx’ = σxcos2θ + 2τxysinθcosθ + σysin2θ
σy’=σxcos2(θ+90O)+2τxysin(θ+90O)cos(θ+90O)+σysin2(θ+90O)
σy’ = σxsin2θ – 2τxysinθcosθ + σycos2θ
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

Dengan menjumlahkan
σx’ = σxcos2θ + 2τxysinθcosθ + σysin2θ dan
σy’ = σxsin2θ – 2τxysinθcosθ + σycos2θ
diperoleh
σx’ + σy’ = σx(cos2θ+sin2θ) + σy(cos2θ+sin2θ)
σx’ + σy’ = σx + σy

Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangan normal


yang saling tegak lurus adalah konstan atau invariant dengan
perputaran sumbu. Ini merupakan sifat skalar dari tegangan
dalam dua dimensi.
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:


1
τx'y' = − (σx − σy) sin2θ + τxy cos2
2

 Arah-arah dimana τ=0 disebut sumbu-sumbu utama (principal


axes) dan komponen-komponen tegangan pada arah ini disebut
tegangan-tegangan utama (principal stresses) dan
dinotasikan dengan σ1 dan σ3.
 Akan terdapat satu nilai θ untuk mana tegangan geser tidak ada
(τ=0).
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

σy−σx
τ=- sin2θ + τxy cos2θ
2
σ σ
0 = - y− x sin2θ + τxy cos2θ
2
σy−σx
sin2θ = τxy cos2θ
2
sin2θ τxy
=
cos2θ σy−σx
τxy
tan2θ =
σy−σx
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

 Sudut 2θ merupakan sudut dari sumbu x yang


menunjukkan arah tegangan-tegangan utama σ1 dan σ3.
 Karena tan 2θ = tan (2θ+180O) maka
– Sudut θ merupakan arah σ1
– Sudut θ+90 merupakan arah σ3.
 Setelah sudut θ diperoleh, σ1 dan σ3 dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan untuk menghitung σ di depan.
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

Tunjukkan bahwa σ1 dan σ3 dapat dinyatakan sebagai:

1 1
σ1 = (σx+σy) + (σx−σy)2 + τ2xy
2 4

1 1
σ3 = (σx+σy) - (σx−σy)2 + τ2xy
2 4
 LINGKARAN MOHR

Lihat kembali persamaan untuk menghitung σ dan τ

σx+σy σx−σy
σ= + cos2θ + τxy sin2θ
2 2

σy−σx
τ=− sin2θ + τxy cos2θ
2
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)

Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali


dengan menempatkan semua 2θ di sebelah kanan

σx+σy σx−σy
σ= + cos2θ + τxy sin2θ
2 2

σy−σx
τ=− sin2θ + τxy cos2θ
2
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)

Pengkuadratan persamaan yang mengandung σ


menghasilkan:

2
σx+σy 2
σx−σy
σ− = sin2θ + τxy cos2θ
2 2

σx+σy 2
σx+σy 2
σ− = σ− cos22θ
2 2
σx−σy
+2 τxy sin2θcos2θ + τ2xy sin22θ
2
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)

Pengkuadratan persamaan yang mengandung τ


menghasilkan:

σx−σy 2
τ2 = − sin2θ + τxy cos2θ
2

σx−σy 2 σx−σy
τ2 = sin22θ - 2 τxy sin2θcos2θ + τ2xy cos22θ
2 2
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)

Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan


menghasilkan:

σx+σy 2
σx−σy 2
σ− + τ2 = + τ2xy
2 2

Persamaan apa yang mempunyai bentuk seperti ini?

PERSAMAAN LINGKARAN
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)

Persamaan umum lingkaran berbentuk:

(x − a)2 + (y − b)2 = R2
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)

σx+σy 2
σx−σy 2
Persamaan: σ − + τ2 = + τ2xy
2 2
adalah Persamaan Lingkaran dengan:

Sistem sumbu σ, τ

σx−σy
Titik pusat: ,0
2

σx−σy 2
Jari-jari: + τ2xy
2
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

 Untuk memplot tegangan geser pada Lingkaran


Mohr, digunakan konvensi tanda positif dan
negatif yang hanya valid untuk keperluan
presentasi grafis.
 Tegangan geser diplot positif jika tegangan tersebut
akan memutar elemen berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.
 Tegangan geser diplot negatif jika tegangan tersebut
akan memutar elemen searah dengan arah putaran
jarum jam.
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)
 LINGKARAN MOHR (LANJUTAN)
 TEGAGAN DALAM DUA DIMENSI (LANJUTAN)

 Lingkaran Mohr merupakan metode grafis sederhana


dan cepat yang dapat digunakan untuk:
– Menentukan besar tegangan normal dan tegangan
geser pada bidang tertentu.
– Menentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama.
 LATIHAN 1

 Tentukan tegangan normal


dan tegangan geser (ke
arah mana?) yang bekerja
pada Bidang C
 Tentukan besar dan arah
tegangan utama mayor (σ1)
dan tegangan utama minor
(σ3)
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya σx
(sumbu x)
ATAU
Bersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat σx bekerja
(Bidang A)

PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2


x 30O = 60O
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya σy (sumbu y)
ATAU
Bersudut 60O clockwise dari bidang tempat σy bekerja (Bidang B)

PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O


 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

 Jadi secara grafis:


σ = 23.2 Mpa
τ = 3.9 MPa
 Dengan menggunakan persamaan-persamaan
terdahulu:
σx+σy σx−σy
σ= + cos2θ + τxy sin2θ
2 2

σy−σx
τ=− sin2θ + τxy cos2θ
2
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

σx+σy σx−σy
σ= + cos2θ + τxy sin2θ
2 2
22+6 22−6
σ= + cos60O + 6 sin60O
2 2
σ = 14+4+5.196 = 23.196 MPa

σy−σx
τ=− sin2θ + τxy cos2θ
2
22−6
τ=− sin60O + 6 cos60O
2
τ = −6.928 + 3 = −3.928 MPa
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

Secara grafis: Dengan rumus:


σ = 23.2 MPa σ = 23.196 MPa
τ = 3.9 MPa τ = - 3.928 MPa
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

σ1 = 24 Mpa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter
clockwise dari arah bekerjanya σx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari
bidang tempat bekerjanya σx (Bidang A)
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

σ3 = 4 Mpa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter
clockwise dari arah bekerjanya σx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari
bidang tempat bekerjanya σx (Bidang A)
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

 Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:


1 1
σ1 = 2 (σx+σy) + (σ −σy)2 + τ2xy
4 x

1 1
σ3 = 2 (σx+σy) - (σ x −σ y ) 2 + τ2xy
4
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

1
σ1,3 = 21 (σy +σy) + (σ −σy)2 + τ2xy
4 x

1
σ1,3 = 21 (22+6) + (22+6)2 + 62
4

σ1,3 = 14 ± 10
σ1 = 24 MPa
σ3 = 4 MPa
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)


2θ = tan-1 σ xy
σ
x− y
2(6)
2θ = tan-1
22−6
12
2θ = tan-1
16
2θ = 36.87O ⇒ θ1 = 18.43O
2θ2 = (180O + 36.87O) ⇒ θ2 = 108.43O
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)

Secara grafis: Dengan rumus:


σ1 = 24 MPa ⇒ θ1 = 18.5O σ1 = 24 MPa ⇒ θ1 = 18.43O
σ3 = 4 MPa ⇒ θ2 = 108.5O σ3 = 4 MPa ⇒ θ2 = 108.43O
 LATIHAN 1 (LANJUTAN)
 TEGAGAN DALAM 3 DIMENSI
 Tegangan-tegangan yang bekerja pada
sisi kubus dapat dinyatakan dengan:
– Tiga tegangan normal σxx, σyy, dan
σzz
– Enam tegangan geser τxy, τyx, τyz,
τzy, τzx, dan τxz
 Sebagai syarat kesetimbangan
rotasional: τxy = τyx, τyz = τzy, dan τzx =
τxz
 Tegangan-tegangan yang bekerja
cukup dinyatakan dengan enam
komponen
 TEGAGAN DALAM 3 DIMENSI (LANJUTAN)

 Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik dapat


dinyatakan dengan matriks tegangan [σ], sebagai
berikut:
σx τxy τzx
σ = τxy σy τyz
τzx τyz σz
 TRANSFORMASI TEGAGAN
 Sumbu-sumbu referensi untuk
penentuan kondisi tegangan dapat
dilakukan secara bebas.
 Sistem sumbu asal (x,y,z)
 Sistem sumbu baru (l,m,n)
 Orientasi dari sumbu tertentu, relatif
terhadap sumbu-sumbu asal
didefinsikan oleh sebuah vektor baris
dari cosinus arah.
 Cosinus arah adalah proyeksi dari
vektor satuan yang paralel dengan
salah satu sumbu baru (l, m, atau n)
pada salah satu sumbu lama (x, y,
atau z).
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Cosinus arah sumbu l: lx = cos αl, ly = cos βl, ly = cos γl
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Cosinus arah sumbu m: mx = cos αm, my = cos βm, my = cos γm
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Cosinus arah sumbu n: nx = cos αn, ny = cos βn, ny = cos γn
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Tetrahedron OABC adalah bagian dari
kubus yang digunakan untuk
menentukan kondisi tegangan sebelum
ini.
 Untuk kesetimbangan, material yang
dihilangkan digantikan oleh gaya
penyeimbang sebesar t per unit luas
yang bekerja pada ABC.
 Normal bidang ABC, yaitu OP
mempunyai cosinus arah (λx, λy, dan
λz).
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Jika luas ABC adalah A, maka
proyeksi ABC pada bidangbidang
dengan normal sumbusumbu x, y, dan
z adalah:
– OAC = Ax = Aλx
– OAB = Ay = Aλy
– OBC = Az = Aλz
 Anggap komponen-komponen vektor
traksi t adalah tx, ty, tz.
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Syarat kesetimbangan gaya pada arah
x akan menghasilkan:
txA – σxAx – τxyAy – τzxAz = 0
txA – σxAλx – τxyAλy – τzxAλz = 0
atau
tx = σxλx + τxyλy + τzxλz
 Dengan menggunakan syarat
kesetimbangan gaya pada arah y dan
z, diperoleh:
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
tx σx τxy τzx λx
 t𝑦 = τxy σy τyz λ𝑦
tz τzx τyz σz λz
atau
 t = σ λ
 Dengan melakukan hal yang sama
untuk sumbu-sumbu l, m, dan n
diperoleh:
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
tl σl τlm τnl λl
 t𝑚 = τlm σm τmn λ𝑚
tn τ𝑛𝑙 τ𝑚𝑛 σn λn
atau
 t∗ = σ∗ λ∗
 [t], [t*], [l], dan [l*] adalah
vektorvektor yang dinyatakan relatif
terhadap sistem koordinat x,y,z dan
l,m,n.
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Dari dasar-dasar analisis vektor (MA2132):
Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu x,y,z ke
sistem sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:
vl lx lx ly vx
v𝑚 = mx my mz v𝑦
vn 𝑛 𝑥 𝑛 𝑦 nz v z
atau
v∗ = R∗ v∗
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
 Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk
oleh vektor baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu
asal.
 Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan
transpose-nya, atau:
[R]−1 = [R]T
 Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan
[t*] serta [λ] dan [λ*]:
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)

[t*] = [R][t] ⇒[t]=[R]T [t*]


dan
[λ*] =[R][λ] ⇒[λ]=[R]T [λ*]
sehingga
[t*] =[R][t] =[R][σ][λ] = [R][σ][R]T [λ*]
karena
[t*] = [σ*][λ*]
maka
[σ*] = [R][σ][R]T
atau dalam bentuk yang diperluas:
 TRANSFORMASI TEGAGAN (LANJUTAN)
σl τlm τnl lx lx ly σx τxy τzx lx lx ly
τlm σm τmn = mx my mz τxy σy τyz mx my mz
τ𝑛𝑙 τ𝑚𝑛 σn 𝑛𝑥 𝑛𝑦 nz τzx τyz σ z 𝑛𝑥 𝑛𝑦 nz

Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan


persamaan di atas, maka komponen-komponen tegangan akibat
perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan
 TEGAGAN UTAMA
 Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama (principal
plane) adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
 Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang merupakan
tegangan utama (principal stress), sedangkan normal dari
bidang tersebut merupakan arah dari sumbu utama (principal
axis).
 Karena terdapat tiga acuan arah yang harus diperhitungkan, akan
terdapat juga tiga sumbu utama.
 Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang
harus ditentukan untuk menggambarkan kondisi tegangan
di sebuah titik.
 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)
 Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu
mempunyai orientasi sedemikian rupa sehingga resultan tegangan
yang bekerja padanya hanya tegangan normal σp.
 Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:

tx λx
t𝑦 = σp λ𝑦
tz λz

 Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat


dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:

tx σx τxy τzx λx
t𝑦 = τxy σy τyz λ𝑦
tz τzx τyz σz λz
 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)
 Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:

σx − σ p τxy τzx λx
τxy σy − σp τyz λ𝑦 = 0
τzx τyz σz − σp λz

 Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan


simultan yang homogen dalam λx, λy, dan λz.
 Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika
determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan
persamaan pangkat tiga:
 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)
𝜎𝑝3 − I1 𝜎𝑝2 + I2 𝜎𝑝 − I3 = 0
dimana
I1 = σx+σy+σz
I2 = σxσy+σyσz+σzσx- (𝜏𝑥𝑦
2
+ 𝜏𝑦𝑧
2
+ 𝜏𝑧𝑥
2
)
I3 = σxσyσz+ 2τxyτyzτzx − (σx𝜏𝑥𝑦
2 + σ 𝜏2 + σ 𝜏2 )
y 𝑦𝑧 𝑧 𝑧𝑥

I1 = Invariant tegangan (Stress invariant) pertama


I2 = Invariant tegangan (Stress invariant) kedua
I3 = Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga
 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)
 Solusi dari persamaan

𝜎𝑝3 − I1 𝜎𝑝2 + I2 𝜎𝑝 − I3 = 0

adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke


terkecil sebagai berikut:
σ1 = Tegangan utama mayor (Major principal stress)
σ2 = Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress)
σ3 = Tegangan utama minor (Minor principal stress)
 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)
Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu utama,
yang cosinus arahnya (λx,λy,λz) dapat dicari langsung dari persamaan
matriks:

σx − σ p τxy τzx λx
τxy σy − σp τyz λ𝑦 = 0
τzx τyz σz − σp λz

dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:

λ2𝑥 + λ2𝑦 +λ2𝑧 = 1


 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)
Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap tegangan
utama σi (i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:

λ𝑥𝑖 = A/ (A2 + B2 + C2)1/2

λ𝑦𝑖 = B/ (A2 + B2 + C2)1/2

λ𝑧𝑖 = C/ (A2 + B2 + C2)1/2

dengan A, B, dan C adalah:


 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)

σy − σ𝑖 τyz
A= τyz σz − σ𝑖

τxy τyz
B=
τzx σz − σ𝑖

τxy σy − σ𝑖
C= τ τyz
zx
 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)

 Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan


orientasi dari sumbu utama secara sederhana adalah penentuan
nilai-nilai eigen (eigenvalues) dari matriks tegangan dan
vektor eigen (eigenvector) dari setiap nilai eigen (Ingat:
MA2132)
 Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil
perkalian skalar (dot product) dari vektor cosinus arahnya
sama dengan nol:
λ𝑥1 λ𝑥2 + λ𝑦1 λ𝑦2 + λ𝑧1 λ𝑧2 = 0

λ𝑥2 λ𝑥3 + λ𝑦2 λ𝑦3 + λ𝑧2 λ𝑧3 = 0

λ𝑥3 λ𝑥1 + λ𝑦3 λ𝑦1 + λ𝑧3 λ𝑧1 = 0


 TEGAGAN UTAMA (LANJUTAN)

 Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling


tegak lurus bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:

σ1 + σ2 + σ3 = σx + σy + σz

 Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil


perhitungan besar dan arah tegangan utama
 LATIHAN 2

Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada


suatu titik jika keenam komponen tegangan pada titik
tersebut adalah

σx = 7.825 MPa τxy = 1.422 Mpa


σy = 6.308 MPa τyz = 0.012 Mpa
σz = 7.866 MPa τzx = -1.857 MPa
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

I1 = σx+σy+σz= 22.0 MPa


I2 = σxσy+σyσz+σzσx- (𝜏𝑥𝑦
2 + 𝜏 2 + 𝜏 2 ) = 155.0 MPa
𝑦𝑧 𝑧𝑥
I3 = σxσyσz+ 2τxyτyzτzx − (σx𝜏𝑥𝑦
2
+ σy𝜏𝑦𝑧
2
+ σ𝑧𝜏𝑧𝑥
2
) = 350.0 MPa

sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan


utama menjadi:

𝜎𝑝3 − 22.0 𝜎𝑝2 + 155.0 𝜎𝑝 − 350.0 = 0


yang menghasilkan:
σ1 = 10.0 Mpa
σ2 = 7.0 MPa
σ3 = 5.0 MPa
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

Mencari cosinus arah σ1:

σy − σ1 τyz 6.308 − 10.0 0.012 −3.682 0.012


A= τyz σz − σ1 = = = 7.857
0.012 7.866 − 10.0 0.012 −2.134

τxy τyz 1.442 0.012 1.422 0.012


B= = =− = 3.012
τzx σz − σ1 −1.857 7.866 − 10.0 −1.857 −2.134

τ σy − σ1 1.442 7.866 − 10.0 1.422 −3.692


C = τxy τyz = =− = − 7.38
zx −1.857 0.012 −1.857 0.012
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

λ𝑥1 = A/ (A2 + B2 + C2)1/2 = 7.857/ 10.843 = 0.7246 (cos 43.6O)

λ𝑦1 = B/ (A2 + B2 + C2)1/2 = 3.012/ 10.843 = 0.2778 (cos 73.9O)

λ𝑧1 = C/ (A2 + B2 + C2)1/2 = − 6.839/ 10.843 = − 0.6307 (cos 129.1O)

Periksa:
λ2𝑥1 + λ2𝑦1 +λ2𝑧1 = (0.7246)2 + (0.2778)2 + (− 0.6307)2 = 1.0000
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

Mencari cosinus arah σ2:

σy − σ2 τyz 6.308 − 7.0 0.012 −0.692 0.012


A= τyz σz − σ2 = = = −0.599
0.012 7.866 − 7.0 0.012 0.866

τxy τyz 1.442 0.012 1.422 0.012


B= = =− = − 1.254
τzx σz − σ2 −1.857 7.866 − 7.0 −1.857 0.866

τ σy − σ2 1.442 7.866 − 7.0 1.422 −0.692


C = τxy τyz = =− = − 1.268
zx −1.857 0.012 −1.857 0.012
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

λ𝑥2 = A/ (A2 + B2 + C2)1/2 = −0.599/ 1.881 = − 0.3186 (cos 108.6O)

λ𝑦2 = B/ (A2 + B2 + C2)1/2 = −1.254/ 1.881 = − 0.6664 (cos 131.8O)

λ𝑧2 = C/ (A2 + B2 + C2)1/2 = − 1.268/ 1.881 = − 0.6740 (cos 132.4O)

Periksa:
λ2𝑥2 + λ2𝑦2 +λ2𝑧2 = (− 0.3186)2 + (− 0.6664)2 + (− 0.6740)2 = 0.9999
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

Mencari cosinus arah σ2:

σy − σ3 τyz 6.308 − 5.0 0.012 1.308 0.012


A= τyz σz − σ𝑖 = = = 3.749
0.012 7.866 − 5.0 0.012 2.866

τxy τyz 1.442 0.012 1.422 0.012


B= = =− = − 4.098
τzx σz − σ3 −1.857 7.866 − 5.0 −1.857 2.866

τ σy − σ3 1.442 7.866 − 5.0 1.422 1.308


C = τxy τyz = =− = 2.446
zx −1.857 0.012 −1.857 0.012
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

λ𝑥3 = A/ (A2 + B2 + C2)1/2 = 3.749/ 6.069 = 0.6177 (cos 51.8O)

λ𝑦3 = B/ (A2 + B2 + C2)1/2 = −4.098/ 6.069 = − 0.6752 (cos 132.5O)

λ𝑧3 = C/ (A2 + B2 + C2)1/2 = 2.446/ 6.069 = 0.4031 (cos 66.2O)

Periksa:
λ2𝑥3 + λ2𝑦3 +λ2𝑧3 = ( 0.6177)2 + (− 0.6752)2 + ( 0.4031)2 = 0.9999
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2


λ𝑥1 λ𝑥2 + λ𝑦1 λ𝑦2 + λ𝑧1 λ𝑧2 =
(0.7246)(−0.3186) + (0.2778)(−0.6664) + (−0.6307)(−0.6740) =
0.009 ≈ 0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
λ𝑥2 λ𝑥3 + λ𝑦2 λ𝑦3 + λ𝑧2 λ𝑧3 =
(−0.3186)(0.6177) + (−0.6664)(−0.6752) + (−0.6740)(0.4031) =
−0.018 ≈ 0
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1
λ𝑥3 λ𝑥1 + λ𝑦3 λ𝑦1 + λ𝑧3 λ𝑧1 =
(0.6177)(0.7246) + (−0.6752)(0.2778) + (0.4301)(−0.6307)
0.006 ≈ 0
 LATIHAN 2 (LANJUTAN)

Periksa sifat invariant tegangan-tegangan utama

σ1 + σ2 + σ3 = σx + σy + σz
10.0+7.0+5.0 = 7.825+6.308+7.866
22.0 MPa = 21.999 MPa

Anda mungkin juga menyukai