Anda di halaman 1dari 201

Keselamatan Kerja 1

LATAR BELAKANG KESELAMATAN KERJA


KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA

Keselamatan Kerja 2
 Many potential dangerous chemical substances (risk) KECELAKAAN INDUSTRI KIMIA
 Death or personal injury
 High potential magnitude of the occured explosion
 Financial loss occured after disaster accident (loss, damage or destruction of property other than the product
itself)
 Health-care – continuous exposure to error (impact)

$1.35BN
$1.4BN
$1.2BN
$950M
$1BN
$800M
$600M $440M
$400M $300M
$110M
$200M
$0
'98 '99 '00 '01 '02*
* 02 Loss Exceeding $50M include:
Gas, plant fire, Kuwait $150M
Refinery fire, Japan $ 75M
Power station flood, Washington State $ 70M

Keselamatan Kerja 3
FLIXBOROUGH, UK (1974) CYCLOHEXANE
vapour cloud explosion
(28 deaths, 104 injured
3000 evacuated)

Keselamatan Kerja 4
PIPER ALPHA (1988) (167 deaths)

Keselamatan Kerja 5
PHILLIPS 66, PASADENA, TX 1989 (ISOBUTANE LEAK)

(23 deaths, 125 injured


1300 evacuated)

Keselamatan Kerja 6
CONCEPT SCIENCES (1999) - KOH + NH2OH (5 deaths)

Keselamatan Kerja 7
AMMONIUM NITRATE EXPLOSION, TOULOUSE, FRANCE (2001)

Keselamatan Kerja 8
Seveso, Italy (1976) – herbicide plant, runaway reaction,
chemical release, 447 injured, long term health problems,
$50,000,000
Bhopal, India (1984) - pesticide plant, chemical release, 2,500
dead, 200,000 injured, $250,000,000
Chernobyl, USSR (1986) – nuclear reactor, 31 dead, 237 injured,
long term health problems, $3,000,000,000.
Basle, Switzerland (1986) – chemical warehouse fire, 0 dead, 0
injured, environmental damage.

Keselamatan Kerja 9
ILO (International Labour Orgasnization)
CODE OF PRACTISE
 Peraturan/standar ILO berupa panduan praktis yang ditetapkan di
industri dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan
besar seiring dengan kenaikan produksi, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
 Tujuan panduan praktis adalah untuk memberikan arahan tentang
pengaturan administasi, hukum dan sistem teknis untuk
pengendalian instalasi bersiko tinggi yang dilakukan dengan
memberikan perlindungan kepada pekerja, masyarakat dan
lingkungan dengan mencegah terjadinya kecelakan besar yang
mungkin terjadi dan meminimalisasikan dampak dari kecelakaan
tersebut
 Penerapan panduan praktis dilakukan pada instalasi beresiko
tinggi yang diidentifikasikan dengan keberadaan zat-zat berbahaya
yang membutuhkan perhatian tinggi.

Keselamatan Kerja 10
ILO CODE OF PRACTISE

 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya


menurut panduan praktis:
 Industri kimia dan petrokimia
 Industri penyulingan minyak
 Instalasi penyimpanan gas alam cair (LNG)
 Instalasi penyimpanan gas dan cairan yang mudah terbakar
 Gudang bahan-bahan kimia
 Instalasi penyulingan air bersih dengan menggunakan klorin
 Industri Pupuk dan Pestisida
 Instalasi beresiko tinggi berdasarkan jenis dan kuantitasnya diluar
cakupan panduan praktis:
 Instalasi Nuklir
 Pangkalan Militer (instalasi biologi, nuklir dan kimia serta pusat
persenjataaan)

Keselamatan Kerja 11
ILO CODE OF PRACTISE

 Instalasi beresiko tinggi adalah instalasi industri permanen atau


sementara, yang menyimpan, memproses atau memproduksi zat-
zat berbahaya dalam bentuk dan jumlah tertentu menurut
peraturan yang berlaku yang berpotensi menjadi penyebab
terjadinya kecelakaan besar.
 Identifikasi bahan berbahaya menurut jenis dan tingkat kuantitas
ambang terjadinya kecelakaan besar
 Bahan kimia sangat beracun : methyl isocyanate, phosgene
 Bahan kimia beracun: acrylonitrile, ammonia, chlorine, sulphur
dioxide, hydrogen sulphide, hydrogen cyanide, carbon
disulphide, hydrogen fluoride, hydrogen chloride, sulphur
trioxide
 Gas dan cairan mudah terbakar
 Bahan peledak: ammonium nitrate, nitroglycerine, C4, PETN,
TNT

Keselamatan Kerja 12
ILO CODE OF PRACTISE
 Alur informasi pada instalasi beresiko tinggi
 Manajemen keseluruhan instalasi beresiko tinggi harus
melaporkan secara rinci aktifitasnya kepada pihak yang
berwenang
 Laporan keselamatan kerja instalsi beresiko tinggi harus
disiapkan oleh manajemen dan berisi informasi teknis tentang
disain dan cara kerja instalasi, penjelasan rinci manajemen
keselamatan kerja dalam instalasi, informasi tentang bahaya
dari instalasi secara sistematis, teridentifikasi dan
terdokumentasi serta informasi tentang bahaya kecelakaan dan
ketentuan keadaan darurat yang akan mengurangi dampak dari
kecelakaan yang akan terjadi.
 Semua informasi khususnya yang berkenaan dengan instalasi
beresiko tinggi harus disediakan bagi para pihak yang
berkepentingan.
 Informasi keselamatan kerja yang tepat khususnya pada
instalasi beresiko tinggi dikomunikasikan melalui pelatihan
kepada pekerja, dan dapat digunakan untuk persiapan
pekerjaan dan pengendalian dalam keadaan darurat.

Keselamatan Kerja 13
ILO CODE OF PRACTISE
 Audit Instalasi beresiko tinggi
 Instalasi beresiko tinggi diaudit oleh manajemen audit yang
ditunjuk pemegang otoritas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di wilayah instalasi itu berada
 Audit mencakup identifikasi kejadian tidak terkendali yang
memicu timbulnya kebakaran, ledakan atau terlepasnya zat-zat
beracun
 Audit mencakup estimasi potensi bahaya sebagai konsekuensi
dari ledakan, kebakaran maupun terlepasnya zat-zat beracun
 Audit mempertimbangkan potensi efek lanjutan yang terjadi
pada instalasi beresiko tinggi lainnya yang ada disekitarnya
 Audit mempertimbangkan kesesuaian pengukuran keselamatan
kerja yang digunakan dalam identifikasi kemungkinan
terjadinya bahaya untuk menjamin validitas hasil audit itu
sendiri
 Audit memperhitungkan analisa resiko secara menyeluruh dari
keterkaitan antara kecelakaan besar yang mungkin timbul
dengan letak instalasi beresiko tinggi itu sendiri.

Keselamatan Kerja 14
ILO CODE OF PRACTISE
 Manajemen pengendalian resiko kecelakaan dan pengamanan pada
instalasi beresiko tinggi meliputi:
 Disain, fabrikasi dan penginstalasian pabrik yang aman, termasuk
penggunaan komponen peralatan bermutu tinggi
 Pemeliharaan pabrik secara rutin
 Pengoperasian pabrik sesuai prosedur yang berlaku
 Pengelolaan keselamatan lingkungan kerja secara baik
 Inspeksi secara rutin terhadap keseluruhan instalasi yang diikuti
dengan perbaikan atau penggantian komponen peralatan yang
dibutuhkan
 Pengawasan rutin terhadap keamanan dan sistem pendukungnya
 Ketersediaan dan inspeksi rutin peralatan keselamatan kerja yang
dapat digunakan dalam kondisi darurat
 Analisa bahaya dan resiko yang terjadi akibat kerusakan komponen
peralatan, pengoperasian instalasi yang abnormal, faktor kesalahan
manusia dan manajemen, pengaruh kecelakaan yang terjadi di sekitar
instalasi, bencana alam, tindakan kejahatan dan sabotase
 Analisa komprehensif terhadap modifikasi peralatan dan instalasi baru
 Penyebaran informasi dan pelatihan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja pada instalasi tersebut
 Penyebaran informasi secara berkala kepada masyarakat yang tinggal
atau bekerja di sekitar lokasi instalasi industri

Keselamatan Kerja 15
ILO CODE OF PRACTISE

 Analisa Bahaya dan Resiko meliputi:


 Identifikasi bahan beracun, reaktif dan eksplosif yang
disimpan, diproses atau diproduksi
 Identifikasi kegagalan potensial yang dapat menyebabkan
kondisi pengoperasian abnormal dan menimbulkan kecelakaan
 Analisa konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi terhadap
pekerja dan masyarakat sekitar
 Tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan

Keselamatan Kerja 16
ILO CODE OF PRACTISE

 HAZOP (an example of Hazard and Risk Analysis)


 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi
industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang
terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 17
ILO CODE OF PRACTISE
 Perencanaan Keadaan Darurat
 Bertujuan untuk melokalisasi bahaya dan meminimalisasi dampaknya
 Identifikasi jenis-jenis kecelakaan yang potensial
 On site emergency
 Perencanaan keadaan darurat didasarkan pada konsekuensi yang timbul dari kecelakaan
besar yang potensial
 Penanganan keadaan darurat dilakukan tenaga penanggulangan kecelakaan dalam jumlah
yang cukup
 Perencanaan keadan darurat merupakan uji dan pengidentifikasian kelemahan instalasi
industri yang akan secepatnya diperbaiki
 Antisipasi bahaya dengan memperhatikan: kekerapan terjadinya kecelakaan, hubungan
dengan pihak berwenang di luar lokasi, prosedur menghidupkan tanda bahaya, komunikasi
internal dan eksternal instalasi serta lokasi dan pola pengaturan dari pusat pengelola gawat
darurat
 Fasilitas penanganan keadaan darurat: telepon, radio dan alat komunikasi internal-eksternal
yang memadai, peta yang menunjukan keberadaan bahan berbahaya, alat penunjuk arah dan
pengukur kecepatan angin, alat penyelamatan diri, daftar lengkap pekerja, ...
 Off site emergency
 Perencanaan disiapkan oleh dan merupakan otoritas yang kompeten yang diatur melalui
kebijakan, peraturan atau perundangan.
 Perencanaan ini merupakan antisipasi dari bahaya dalam skala besar dan penanganannya
terkait dengan otoritas lokal penanggulangan kecelakaan
 Perencanaan didasarkan pada informasi atas konsekuensi yang timbul dari kecelakaan besar
yang potensial

Keselamatan Kerja 18
ILO CODE OF PRACTISE

 Konsultan Keselamatan Kerja


Tugas dan wewenang:
 Membuat analisa bahaya dan resiko serta mempersiapkan
laporan keselamatan kerja bekerjasama dengan manajemen
audit
 Menetapkan garis besar disain dan operasi instalasi industri
yang aman, serta pengaplikasiannya dalam desain peralatan,
proses kendali, pengoperasian secara manual, ...
 Menganalisa konsekuensi dari kecelakan potensial dengan
permodel dampak potensialnya
 Menetapkan penanganan keadaan darurat on site dan
perencanaan keadaan darurat off site
 Melakukan pelatihan pada pekerja

Keselamatan Kerja 19
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

Keselamatan Kerja 20
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 3 unsur keberlakuan UU
 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
 Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.
 Adanya sumber-sumber bahaya kerja di tempat itu.

 Pengawasan Keselamatan Kerja


 Pengawasan secara langsung dilakukan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.
 Pengawasan secara tidak langsung termasuk oleh
manajemen puncak yang hanya melakukan audit
terhadap usaha perbaikan dari hasil pelaporan pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja 21
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA mengatur


keselamatan kerja disegala tempat kerja baik itu di darat,
laut dan udara dalam wilayah NKRI

 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA bertujuan untuk


mengurangi kecelakaan, mengurangi adanya bahaya
peledakan, memaksa peningkatan kemampuan pekerja
dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
dan pemberian alat-alat pelindung kepada pekerja terutama
untuk pekerjaan yang memiliki resiko tinggi serta
membantu terciptanya lingkungan kerja yang kondusif
seperti penerangan tempat kerja, kebersihan, sirkulasi
udara serta hubungan yang serasi antara pekerja,
lingkungan kerja, peralatan dan proses kerja.

Keselamatan Kerja 22
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 Sumber bahaya kerja diidentifikasikan terkait erat dengan:


 Kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan
lainnya
 Bahan berbahaya (Explosive, Flameable, Poison)

 Lingkungan

 Sifat pekerjaan

 Cara kerja

 Proses produksi

Keselamatan Kerja 23
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA berisi petunjuk


teknis mengenai apa yang harus dilakukan oleh dan kepada
pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu sendiri,
keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena
begitu banyak proses yang dilakukan dengan
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menyebabkan perubahan resikko pekerjaan
yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.

Keselamatan Kerja 24
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
No. 1 Tahun 1970

 Pengawasan Keselamatan Kerja


 Monitoring dan pengambil keputusan tindakan
perbaikan keselamatan kerja
 Tindakan perbaikan keselamatan kerja (Continuous
Improvement) seperti perbaikan cara dan proses kerja,
pemeriksaan rutin kesehatan pekerja, retribusi
keselamatan kerja.

Keselamatan Kerja 25
HAZARD MANAGEMENT

Keselamatan Kerja 26
Latar Belakang
 Kecelakaan industri terutama disebabkan oleh HUMAN FAILURE, di mana
sering ditemukan faktor manusia dalam penelusuran sebab terjadinya
kecelakaan. Pencegahan kecelakaan harus menempati perhatian yang
khusus dalam fungsi manajerial secara keseluruhan.

 Bagian manajemen kekhususan (insinyur, teknisi, perancang, field


operator, lembaga pelatihan) sering kurang menghargai kebutuhan untuk
mengaplikasikan prinsip-prinsip pencegahan terhadap kecelakaan di
dalam lingkup kerja mereka. Metode yang tidak aman merupakan
proporsi tertinggi dari penyebab terjadi kecelakaan. Keselamatan harus
menjadi bagian yang integral dari pelaksanaan industri manapun, dan
harus menjadi bahan pertimbangan sejak tahap perancangan, tahap
perencanaan produksi, serta pelatihan operator.

Keselamatan Kerja 27
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tanggung jawab manajemen sebuah perusahaan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja dalam kegiatan industri
Tanggung jawab Ekonomi
Biaya kecelakaan akibat kecelakaan dalam pabrik berimbas langsung pada hasil produksi dan
keselamatan pekerja lapangan, merugikan perusahaan, penanam saham, karyawan secara
keseluruhan dan pelanggan.
Biaya memperkenalkan dan mempertahankan organisasi keselamatan kerja untuk mengurangi
serta mengeliminasi kecelakaan.
Tanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia
Kewajiban untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, menyediakan proses
kerja yang aman dalam rangka produksi maksimal.
Kewajiban untuk mengambil langkah-langkah eliminasi kondisi tidak aman yang dapat
berakibat terjadinya luka, kematian, stress, dan hal lainnya yang terjadi pada setiap karyawan
maupun keluarganya
Tanggung jawab Legislatif
Memastikan terpenuhinya undang-undang mengenai kecelakaan industri, keamanan terhadap
kesehatan dan kebakaran. Undang-undang ini terutama untuk melindungi karyawan dan
masyarakat secara umum, dan tidak hanya untuk melindungi bisnis yang dijalankan
perusahaan.

Keselamatan Kerja 28
ANALISA KESELAMATAN KERJA
Hazard Material Communication
Pengenalan bahan bahaya kepada para pekerja sehingga mampu melakukan tindakan
yang sesuai untuk menanganinya.

Analisa HIRA (Hazard Identification and Risk Assesstment)


Identifikasi bahaya dan kajian resiko kegiatan dalam proses operasi dan produksi
dipilah-pilah menjadi sub kegiatan yang lebih kecil dan spesifik.

JSA (Job Safety Analysis)


Varian dari analisa HIRA, JSA dilakukan apabila suatu aktivitas melakukan
pemasangan terhadap suatu peralatan tertentu dalam fasilitas operasi sebuah
pabrik/industri proses.

Analisa HAZID (Hazard Identification)


Proses pengidentifikasian terhadap bahaya yang mungkin terjadi secara umum pada
fasilitas operasi sebuah pabrik/ industri.

Analisa HAZOP
Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang berhubungan dengan proses
yang secara langsung mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab masalah
operasi.
Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
Identifikasi secara engineering & procedural safeguards yang sebelumnya telah dibuat.
Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural safeguards.
Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 29
ASPEK PENTING KESELAMATAN KERJA DALAM
KEGIATAN INDUSTRI
KESELAMATAN KERJA SANGATLAH PENTING DALAM INDUSTRI, KARENA
BEBERAPA ASPEK BERIKUT:
Produktivitas
Kecelakaan dalam industri akan menghambat produksi atau bahkan
menghentikannya. Dengan demikian, akan terjadi loss of man-hour dan loss of
material.
Investasi
Kecelakaan dalam industri akan berakibat terhadap infrastruktur maupun mesin dan
peralatan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, akan terjadi loss of asset, di mana
aset yang semula diharapkan dapat membantu produksi hingga jangka waktu lama
akan berkurang atau habis.
IMEJ PERUSAHAAN
Kecelakaan dalam industri menimbulkan masalah kepercayaan terhadap lingkungan
serta proses industri yang dijalankan perusahaan. Masalah ini berkaitan dengan
kepercayaan investor untuk tetap menanamkan modalnya, kepercayaan pelanggan
untuk tetap membeli, serta kepercayaan karyawan terhadap manajemen perusahaan.

Keselamatan Kerja 30
PENGENALAN BAHAN BERBAHAYA

Keselamatan Kerja 31
US Department of Transportation Regulation

Materials that were flammable, explosive,


corrosive, toxic, radioactive or if it readily
decomposes to oxygen at elevated
temperatures.

Keselamatan Kerja 32
US Department of Transportation Regulation

Corrosive Materials
 Materials that evoke a chemical process which
converts minerals and metals into unwanted products

 Acidity (HCl, H2SO4, ClSO3H, HF, HCOOH, CHCOOH)


Oxidizing agent (HClO4, H2SO4 , HNO3) Hygroscopic
(H2SO4), Alkalis (KOH, NaOH)

Keselamatan Kerja 33
US Department of Transportation Regulation
Toxic Materials
 Materials which, upon entering an human body is
capable of producing disease or death
 Toxicity factor consist of (1) The quantity of the material (2)
The rate and extent to which the material is absorbed into the
bloodstream via intravenous, inhalation, intraperitoneal,
intramuscular, subcutaneous, oral or cutaneous (3) The rate
and extent to which the material is biologically transformed
in the body to breakdown product.
 HEAVY METAL POISONS (Arsenic, Lead, Mercury salts), toxic gases
(Asphyxiant (CO, HCN, NO), Irritant (NO2, H2S, SO2)
Anesthetic (diethyl eter, N2O2)), organic pesticides (insecticide
Aldrin, DDT, Parathion, Chlordane, Diazinon, Dieldrine,
Lindane, Malathion, Methoxychlor, Carbyl)
 Protection : (1) Recirculating oxygen (2) Demand compressed
air/O2 (3) Recirculating self generating oxygen (4) suits wear
that made of material impervious to the toxic material
Keselamatan Kerja 34
US Department of Transportation Regulation

Explosive Materials
 Materials in the form of compound or mixture of
compound which suddenly undergoes a very rapid
chemical transformation with the simultaneous
production of large quantities of heat and gases
(CO, CO2, N2, steam, O2) and always accompined
by a vigoros shock and an associated noise
(brisance)

 Nitroglycerin, TNT, lead trinitroresorcinate (lead styphnate),


lead azide Pb(N3)2, mercury fulminate (Hg(CNO)2,
cyclonite (RDX), tetryl, pentraerythritol tetranitrate (PETN),
dynamite

Keselamatan Kerja 35
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja 36
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

SEPATU KERJA
COVERALLS/JACKET
SARUNG TANGAN KERJA
KACAMATA PENGAMAN
TOPI KESELAMATAN (HELM)
HELM PENGELASAN
ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Keselamatan Kerja 37
PERALATAN KESELAMATAN KERJA

TABIR PENGELASAN
PELINDUNG MUKA
PENUTUP TELINGA (EARPLUG)
PERALATAN PERLINDUNGAN PERNAPASAN
BREATHING APPARATUS
ALAT BANTU NAPAS
ABBRASIVE BLASTING

Keselamatan Kerja 38
EMERGENCY PLANNING

Keselamatan Kerja 39
Emergency plan
 A series of procedures for handling sudden
unexpected situations.
 Objectives is reduce the possible consequences of
the emergency by
 Preventing facilities and injuries
 Reducing damage to buildings, stock and equipment
 Accelerating the resumption of normal operations

Keselamatan Kerja 40
Vulnerability Assessment
 Prediction of emergencies occurence with some
degree of certainity by following steps:
 Find which hazards pose a threat to any specific
enterprise
 Records of past incidents and occupational experience
are not only sources of valuable information
 Broad the knowledge of both technological and natural
hazard by consulting with fire departments, insurance
companies, engineering consultants and goverment
departments.

Keselamatan Kerja 41
Technological Hazards
 Fire
 Explosion
 Building collapse
 Spills of flamable liquid
 Accidental release of hazardous biological
agents or toxic material
 Other terrorist activities
 Exposure to ionizing radiation
 Loss of electrical power
 Loss of water supply
 Loss of communication
Keselamatan Kerja 42
Natural Hazards
 Floods
 Earthquake
 Tornados
 Other severe wind storms
 Snow or ice storms
 Severe extremes in temperature (cold or hot)
 Pandemic diseases

Keselamatan Kerja 43
Occured Hazards
The possibility of one event triggering others must be
considered
 An explosion may start a fire and caused faliure
 An earthquake might initiate all the event noted in the
list of chemical and physical hazards

Keselamatan Kerja 44
Identified major impact
 Sequential events (ex. fire after explosion)
 Evacuation
 Casualties
 Damage to plant infrastructure
 Loss of vital records or documents
 Damage to equipment
 Disruption of work

Keselamatan Kerja 45
Required actions
 Declare emergency
 Sound the alert
 Evacuate danger zone
 Close main shutoffs
 Call for exernal aid
 Initiate rescue operations
 Attend to casualties
 Fight fire

Keselamatan Kerja 46
Needed resources consideration
 Medical supplies
 Auxiliaries communication equipment
 Power generators
 Respirators
 Chemical and radiation detection equipment
 Mobil equipment
 Emergency protective clothing
 Fire fighting equipment
 Ambulance
 Rescue equipment
 Trained Personnel
Keselamatan Kerja 47
Elements of Emergency Plan
 All possible emergencies, consequences, required
action, written procedures and the resources
available
 Detailed list of personnel including their home
telephone numbers, their duty and responsibilities
 Floor plans
 Large scale maps showing evacuation routes and
service condults (such as gas and water lines)

Keselamatan Kerja 48
General guidelines for workplace
emergency plan
 Objectives, a brief summary consists the purpose
of plans:
 To reduce human injury and damage to property in an
emergency
 To specifies staff members who may put the plan into
action
 To identifies clearly whose staff members must be on
the site at all times when the premises are occupied
 To indicated clearly the extent of authority of above
personnel

Keselamatan Kerja 49
Emergency Organization
 Emergency organization lead by an emergency
coordinator
 Appointed and trained individual act as
Emergency Coordinator as key in ensuring that
prompt and efficient action is taken to
minimize loss, and have possibility to recall off
duty employees to help
 Specific duties, responsibilities, authority and
resources of emergency organization must be
clearly defined.

Keselamatan Kerja 50
Responsibilities of Emergency Organization
 Reporting the emergency
 Activating the emergency plan
 Assuming overal command
 Establishing communication
 Alerting staffs
 Ordering evacuation
 Alerting external agencies
 Confirming evacuation complete
 Alerting outside population of possible risk
 Requesting external aid
 Coordinating activities of various group
 Advising relatives of casualties
 Providing medical aid
 Ensuring emergency shut offs are closed
 Sounding the all – clear
 Advising media
Keselamatan Kerja 51
Available assisted external organizations
 Fire departments
 Mobile rescue squads
 Ambulance services
 Police department
 Telephone company
 Hospitals
 Utility companies
 Industrial neighbours
 Goverment agencies

Keselamatan Kerja 52
Pre-planned Coordination
 Pre-planned coordinating simulation is necessary to
avoid conflicting responsibilities such as fire brigades,
police, ambulance service, rescue squads and first aid
team which must be on the scene simultaneously. An a
pre-determined chain of command in such situation is
required to avoid organizational difficulties. Under
certain circumstances an outside agency can assume
command

Keselamatan Kerja 53
Communication
 Planning an emergency control center with alternate
communication facilities
 Providing all personnel with alerting or reporting
responsibilities with current list of phone number and
addresses of those people which may have to contact
 Maintain communication between key personnel
during emergency situation

Keselamatan Kerja 54
Emergency Procedures
 Comprehensive plan procedures for handling
emergencies toward preventing disaster
 Determining factors of needed emergency
procedures
 The degree of emergency
 The size of organization
 The capabilities of the organization in an emergency
situation
 The immediately response of outside aid
 The physical layout of the premises
 The number of structures determine procedures that
are needed

Keselamatan Kerja 55
Common Elements of Procedures
 Pre-emergency preparation
 Provisions for alerting
 Evacuating staffs
 Handling casualties
 Relocation of personnel with special skills for
emergency handling

Keselamatan Kerja 56
Evacuation Order
 Identified evacuation routes, alternate means of escape,
make these known to all staffs, keep the routes
unobstructed
 Specify safe location for staff to gather for head counts
to ensure that everyone has left the danger zone. Assign
individuals to assist handycapped employees in
emergency
 Carry out treatment of the injured and search for the
missing simultaneously with efforts to contain the
emergency
 Provide alternate sources of medical aid when normal
facilities may be in danger zone
 Containing the extent of the property loss should begin
only when the safety of all staff and neighbours at risk
has been clearly established
Keselamatan Kerja 57
Procedure Testing and Revision
 Exercise and drills may be conducted to practise all or critical
portions such as evacuation of the plan
 An annual full scale exercise will help in maintaining a high level
of profiency
 Knowledge of individual responsibilities can be evaluated through
paper tests or interview
 A thorough and immediate review after each exercise, drill or after
an actual emergency will point out areas that require improvement
 Revise when shortcoming have become known, and should be
reviewed at least annualy
 Changes in plant infrastructure, processes, material used and key
personnel are occasions for updating plan

Keselamatan Kerja 58
Keselamatan Kerja 59
BAHAYA
 Situasi fisik yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan pada manusia, kerusakan pada
aset, kerusakan pada lingkungan dan
kombinasi yang terjadi diantaranya

Keselamatan Kerja 60
RESIKO

 RESIKO ADALAH KOMBINASI DARI EFEK BAHAYA


DAN TINGKAT KEMUNGKINANNYA

Resiko = Efek Bahaya x Tingkat Kemungkinan Bahaya


 Efek bahaya bersifat tetap terdiri atas HIGH,
MEDIUM dan LOW
 Tingkat kemungkinan bahaya terdiri atas
HIGH, MEDIUM dan LOW

Keselamatan Kerja 61
Parameter dalam memperhitungkan TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA
(contoh)

PARAMETER HIGH MEDIUM LOW

Frekuensi Setiap kali Satu kali selama


Sekali dalam 10
timbulnya pekerjaan itu pekerjaan itu
s/d 100
bahaya dilakukan dilakukan

Frekuensi Hampir setiap Sekali dalam 10 Sekali dalam


timbulnya efek kali pekerjaan s/d 100 100 atau lebih
bahaya dilakukan

Berpengalaman,
Tanpa
memiliki
Tingkat pengalaman,
kemampuan
kemampuan tidak pernah Kurang
yang baik dan
pelaksana melakukan berpengalaman
sering
pekerjaan pekerjaan
melakukan
sebelumnya
pekerjaan itu

Keselamatan Kerja 62
Parameter dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETER HIGH MIDDLE LOW


Kematian Luka menengah,
Sumber Daya
Cacat, disfungsi tubuh tubuh masih dapat Luka ringan
Manusia
Luka berat melakukan kerja

Kerusakan besar pada Kerusakan yang Kerusakan kecil,


peralatan menyebabkan tidak
Aset
menurunnya mempengaruhi
Produksi terhenti tingkat Produksi produksi

Alat proteksi tidak ada Alat proteksi


Berada dalam tersedia dengan
Alat proteksi
Alat Proteksi lingkungan dengan cukup, instalasi
minim
keberadaan zat mudah terisolasi dengan
terbakar baik

Ketersediaan Lebih dari 30


Kurang dari 1 menit Antara 1-30 menit
waktu evakuasi menit

Keselamatan Kerja 63
HAZARD ANALYSIS
 The identification of undesired event, that
leads to the materialisation of the hazard
 The analysis of the mechanisms by which
those undesired event could occur
 The estimation of the extent, magnitude
and relative likehood of any harmful effects

Keselamatan Kerja 64
HAZARD ANALYSIS

Hazard Analysis

HIRA HAZID HAZOP


Hazard Identification Hazard Identification Hazard and
and Risk Assesment Operability Study

Daily and Special Activity Whole Plant Application Plant Operation Application

Keselamatan Kerja 65
HIRA
 Identifikasi Bahaya dan Kajian Resiko (Hazard Identification and
Risk Assesment), analisa yang dilakukan pada AKTIVITAS HARIAN DAN
KHUSUS suatu instalasi industri
 Tahapan HIRA
 Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub kegiatan
yang lebih kecil dan spesifik
 Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub kegiatan
 Determinasi resiko yang mungkin terjadi (efek bahaya dan
tingkat kemungkinannya)
 Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap
resiko bahaya
 Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk
setiap kegiatan
 Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan

Keselamatan Kerja 66
PT Pertamina (Persero)
Kilang UP VI Balongan
Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit

Keselamatan Kerja 67
HIRA pada Kilang UP VI Balongan

Efek Tingkat Tingkat


Jenis Potensi Penanggulangan Resiko
Efek Resiko
Kegiatan Bahaya Bahaya Kemungkinan dan pencegahan Akhir
Bahaya

Pemeliharaan Patah tulang, Pemakaian


reaktor dan disfungsi safety helm
kolom utama
terjatuh
tubuh dan H H H Pemakaian tali M
pada RCC kematian pengaman

Pengisian Katalis
SOP yang jelas
katalis ke tumpah Pencemaran
catalyst dan lingkungan M L M dan pekerja yang L
terlatih
storage tercecer

Inspeksi dan
monitoring rutin
pada perpipaan
Pengambilan Pencemaran dengan indikator
kerosene dari Kebocoran lingkungan,
DTU dan/atau pipa kebakaran H H H baik. M
ARHDM dan ledakan Sistem pemadam
kebakaran yang
baik di sekitar
unit

Keselamatan Kerja 68
HAZID
 Identifikasi bahaya (Hazard Indentification), analisa
pencegahan terjadinya bahaya pada instalasi industri/pabrik
yang DILAKUKAN DENGAN MEMPERHATIKAN KESELURUHAN ASPEK YANG ADA
DIDALAMNYA
 Keseluruhan aspek dari instalasi industri/pabrik itu adalah:
 Data informasi instalasi industri (PFD, P&ID, Lay Out,
data meteorologi, data sosial kultural masyarakat sekitar,
catatan peristiwa)
 Lokasi (fasilitas operasi, fasilitas pendukung)
 Resiko (SDM, lingkungan, aset, image)
 Faktor Pemicu Bahaya (proses operasi, transportasi,
geografis dan meteorologi, sosial kultural)
 Potensi Bahaya (kebakaran dan ledakan besar, tenggelam,
pencemaran lingkungan)

Keselamatan Kerja 69
Parameter HAZID dalam memperhitungkan EFEK BAHAYA

PARAMETER MINOR MAJOR SEVERE

Sumber Daya Kecelakaan tidak


Tidak ada kecelakaan Kecelakaan fatal
Manusia fatal

Kerugian diantara Kerugian lebih


Kerugian lebih rendah
Aset US$ 100’000 s/d besar dari US$
dari US$ 100’000
1’000’000 1’000’000

Tidak ada kerusakan


lingkungan Kerusakan kecil Kerusakan besar
Lingkungan
pada lingkungan pada lingkungan

Keselamatan Kerja 70
Parameter HAZID dalam memperhitungkan FREKUENSI BAHAYA
(TINGKAT KEMUNGKINAN BAHAYA)

MOST LIKELY UNLIKELY


Diantara 1 s/d 10
Frekuensi Lebih dari 10 kali Kurang dari 1 kali
kali dalam 10
Bahaya dalam 10 tahun dalam 10 tahun
tahun

Keselamatan Kerja 71
PT PUPUK SRIWIJAYA
PUSRI-II Urea Plant

Keselamatan Kerja 72
HAZID pada Urea Plant PUSRI
POTENSI EFEK FREKUENSI
LOKASI DESKRIPSI PENYEBAB PENCEGAHAN
BAHAYA BAHAYA BAHAYA

Pengadaan unit
Tekanan dan
Tempat tinggal pemadam
suhu terlalu
Perumahan karyawan PUSRI Ledakan besar, kebakaran,
yang terletak di luar
tinggi pada
kebakaran
Severe Likely pengadaan alat
karyawan proses
area Pabrik detektor
operasi
kebakaran

Tekanan dan Pengecekan


Unit pembuatan NH3 suhu terlalu secara rutin
Unit Ledakan besar,
dan CO dari udara, tinggi pada
kebakaran
Severe Likely Pengadaan
Ammonia gas alam dan steam proses indikator tekanan
operasi dan suhu

Tekanan dan Pengecekan


suhu terlalu secara rutin
Unit pembuatan Urea Ledakan besar,
Unit Urea dari NH3 dan CO
tinggi pada
kebakaran
Severe Likely Pengadaan
proses indikator tekanan
operasi dan suhu

Unit pemenuhan Tekanan dan Pengecekan


Unit Gas kebutuhan tenaga suhu terlalu secara rutin
Ledakan besar,
Turbine listrik untuk pabrik, tinggi pada
kebakaran
Severe Likely Pengadaan
Generator kantor dan proses indikator tekanan
perumahan operasi dan suhu
Unit penghasil steam Pengecekan
Tekanan dan
Unit utama untuk secara rutin
suhu terlalu
berbagai proses, Ledakan besar,
Pembangkit digunakan pada
tinggi pada
kebakaran
Severe Likely Pengadaan
Steam proses indikator tekanan
ammonia, urea dan
operasi dan suhu
utility plant

Unit Unit tempat


Kebocoran
pengolahan limbah Pencemaran Pengecekan
Pengolahan cair hasil proses
Proses
lingkungan
Severe Likely secara rutin
Limbah Operasi
produksi

Keselamatan Kerja 73
HAZOP
 Hazard Operability Study
 Identifikasi penyimpangan/deviasi yang terjadi pada
pengoperasian suatu instalasi industri dan kegagalan
operasinya yang menimbulkan keadaan tidak terkendali
 Dilakukan pada tahap perencanaan untuk instalasi
industri baru
 Dilakukan sebelum melakukan modifikasi peralatan atau
penambahan instalasi baru dari instalasi industri lama
 Analisa sistematis terhadap kondisi kritis disain instalasi
industri, pengaruhnya dan penyimpangan potensial yang
terjadi serta potensi bahayanya
 Dilakukan oleh kelompok para ahli dari multi disiplin
ilmu dan dipimpin oleh spesials keselamatan kerja yang
berpengalaman atau oleh konsultan pelatihan khusus

Keselamatan Kerja 74
PUSRI Urea Plant
Ammonia Unit
101-B Primary Reformer
Karbondioksida
Urea Plant
Udara

Air Compressor

Secondary Reformer

101-B

Methanator

Primary Reformer Furnace


Shift Converter

Absorber
Regenerator

Steam

P-27

Keselamatan Kerja 75
HAZOP pada Urea Plant PUSRI
Lokasi No Gambar Kata Parameter Potensi Bahaya Pencegahan
Panduan Utama
101-B AOP-03- No No Flow Reformer meledak, FI-91,FRC-3, FI-8,
Primary /04-X6-PF- plant shutdown FICA-19,FI-10,FRC-2
Reformer 0103

More More Flow Tekanan tinggi FI-91,FRC-3, FI-8,


FICA-19,FI-10,FRC-2,
PRA-43

Less Less Flow Reaksi tak terjadi, FI-91,FRC-3, FI-8,


temperatur tinggi FICA-19,FI-10,FRC-2

More More Reformer meledak PDIA-53, PDIA-55,


Pressure PRA-43

More Temperature Merusak katalis, TI-I-77 – TI-I-85, TI-I-3,


reaktor meledak TI-I-117

Keselamatan Kerja 76
Keselamatan Kerja 77
OUTLINE
PENDAHULUAN
 KOTA BONTANG
 BONTANG LNG PLANT
 PT BADAK NGL

PROSES PRODUKSI DI BONTANG LNG PLANT


KESELAMATAN KERJA, KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN
ANALISA KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
HAZID
HAZOPS

KESIMPULAN

Keselamatan Kerja 78
KOTA BONTANG
Geografis, keadaan dan SDA
 Terletak di pantai timur propinsi
Kalimantan Timur
 Daerahnya dilalui garis
khatulistiwa dan dikelilingi hutan
tropis basah dan juga hutan
mangroove
 Beriklim tropis basah
 Curah hujan cukup tinggi (2000-
3000 mm/tahun)
 Terdapat kawasan hutan lindung
alami dengan pantai yang bersih
 Sumber daya alam terbesar
berupa gas alam dan bahan baku
pupuk yang saat ini merupakan
komoditas ekspor utama

Keselamatan Kerja 79
Penduduk dan sosial masyarakat
 Penduduk bontang terdiri dari suku bugis, banjar, kutai, dayak,
madura, dll
 Jumlah penduduk pada 2002 tercatat 106.225 jiwa
 Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi
 Mayoritas penduduk bekerja sebagai karyawan, wiraswasta, petani
dan nelayan
 Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik

Keselamatan Kerja 80
Bontang LNG Plant
 Bontang LNG Plant Terletak di Bontang
Selatan
 Bermula dari ditemukannya cadangan gas
raksasa di lapangan badak oleh Huffco pada
1972
 Bontang LNG plant selesai dibangun dan
langsung memulai produksinya dengan 2
train yaitu train A dan B pada tahun 1977
 Saat ini Bontang LNG Plant memiliki 8 train
yaitu A – H
 Kapasitas produksi saat ini 22 juta ton
LNG/tahun dan 1.2 juta ton LPG/tahun
 Hasil produksi hampir seluruhnya diekspor
ke Jepang, Korea dan Taiwan
 Saat ini, hampir seluruh pekerjanya sebagian
besar orang Indonesia

Keselamatan Kerja 81
Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja 82
Produksi Bontang LNG Plant
Tahun Produksi LNG Pengapalan Produksi LPG Pengapalan
(tons) LNG (tons) LPG

1977 713.729 12 - -
1978 3.332.043 58 - -
1979 3.257.282 57 - -
1980 4.155.302 72 - -
1981 4.076.656 71 - -
1982 4.263.888 74 - -
1983 4.476.952 78 - -
1984 7.298.748 125 - -
1985 7.399.474 129 - -
1986 7.067.191 126 - -
1987 6.966.899 123
- -
1988 8.063.054 145 52.744 1

1989 8.064.536 147 385.080 11

1990 9.799.297 178 465.263 13

Keselamatan Kerja 83
Produksi Bontang LNG Plant
(Continued)
1991 10.985.525 197 509.686 16

1992 11.789.147 211 582.134 15

1993 12.149.872 214 680.650 23

1994 14.107.104 249 785.895 23

1995 13.707.104 240 733.251 17

1996 15.214.927 245 945.040 21

1997 15.621.658 294 961.132 20

1998 16.413.427 309 976.305 25

1999 18.497.258 340 1.058.065 25

2000 20.588.062 380 931.120 21

2001 21.383.543 408 1.154.159 26

2002 20.219.962 356 906.057 20

Keselamatan Kerja 84
PT Badak NGL
 Nama PT badak diambil dari nama
lapangan gas raksasa di daerah badak
 Didirikan pada 26 November 1974
 Pada awalnya merupakan perusahaan
nonprofit dengan pemegang saham
Pertamina, Vico dan Jilco
 Merupakan operator Bontang LNG
Plant
 Sangat memperhatikan aspek
keselamatan kerja dan lingkungan
 Melakukan program bina masyarakat

Keselamatan Kerja 85
Penghargaan-penghargaan yang telah diterima
PT Badak NGL (COMPANY IMAGE)

Diberikan Oleh: Penghargaan Jumlah

British Safety Five Stars Award 2


Council Sword of Honor 6

USA Award of Honor 7

Patra Karya Raksatama 2


Pemerintah RI Patra Karya Nirbhaya Karya Utama 1
Patra Adikarya Bhumi Utama 2

”ISO14001 accreditation”
”Safety Award”
Instansi
”Zero Accident” 1
Internasional
”ISO 9001 version 2000 for Quality
Management System”

Keselamatan Kerja 86
Proses Produksi di Bontang LNG Plant

Keselamatan Kerja 87
Sumber-sumber gas alam
 VICO
Lapangan mutiara, sambera, badak dan nilam
 TOTAL INDONESIA
Lapangan tambora, tunu, senipah, bekapai, handil dan peciko
 UNOCAL INDONESIA
Lapangan attaka dan west seno

 Gas-gas dari sumur-sumur tsb dialirkan menuju bontang LNG Plant


dengan pipa transmisi 36” dan 42” dan tiba pada Bontang LNG Plant
pada tekanan sekitar 47 kg/cm2
 Sebelum dialirkan ke setiap train sebagai feed gas, gas alam tersebut
terlebih dahulu dilewatkan ke Knock Out Drum untuk menjalani
proses pemisahan awal

Keselamatan Kerja 88
Komposisi Feed Gas
N2 0,12 %
CO2 5,80 %
C1 83,7 %
C2 4,95 %
C3 3,30 %
iC4 0,70 %
nC4 0,80 %
iC5 0,30 %
nC5 0,20 %
C6 0,13 %

Keselamatan Kerja 89
Produk Bontang LNG Plant
Komposisi LNG :
C1 min 85 %
N2 max 1 %
C4 max 2 %
C5+ max 0,1 %
H2S max 0,025 ppbw / 100 ScF
Sulfur max 1,3 gr / 100 ScF
Densitas min 453 kg / m3

Keselamatan Kerja 90
Produk Bontang LNG Plant (Continue..)
Komposisi LPG Propana :
C2 max 1,86 %
C3 min 96,25 %
C4 max 1,89 %
Komposisi LPG butana :
C3 max 4,64 %
C4 min 94,84 %
C5+ max 0,88 %

Keselamatan Kerja 91
Keselamatan kerja, kesehatan
dan lingkungan
Bahan baku dan produk yang terlibat
 CH4/fuel gas
 C3H8/propane
 C2H4/ethylene
 C3H6/propylene
 nC4H10/butane
 C5H12-C11H24/kondensat
 (C6H14 - C12H26)/nafta
 N2
 CO2
 Hg
 Sulfur

Keselamatan Kerja 92
Masalah lingkungan
Sumber pencemar :
 Limbah gas (CO2 , SOx , NOx ,dll)
 Limbah cair (Limbah Hg, C5+,dll)
 Limbah padat (partikulat, Smog, dll)
Dampak negatif dari beberapa aspek:
 biologis : *. flora dan fauna
*. manusia
 fisika kimia : #. kualitas udara
#. iklim makro
#. kualitas air
 Sosial ekonomi : +. Demonstrasi warga
+. Perkelahian

Keselamatan Kerja 93
Pengendalian pencemaran lingkungan
Cara yang dapat digunakan dalam pencegahan pencemaran
limbah adalah dengan melakukan pencegahan pencemaran
pada “sumber pencemar” di dalam area pabrik, seperti:

1. Penyempurnaan meode proses serta peralatan yang dipakai


2. Menjaga kebersihan dari tumpahan/ceceran bahan kimia
serta ceceran lainnya
3. Menambah unit pemanfaatan hasil samping
4. Penggunaan kembali air buangan proses (daur ulang) serta
usaha-usaha lainnya yang tidak menimbulkan gangguan
terhadap peralatan manusia/karyawan serta lingkungan.

Keselamatan Kerja 94
ANALISA KESELAMATAN KERJA
HIRA
Jenis kegiatan yang di buat HIRA:
a.Pembersihan Storage Tank
b.Pemasangan Instalasi Listrik
c.Pemasangan dan fitting pipa
d.Pengecekan alat (pemanas, indikator,
Heat exchanger,dll)
e.Pengangkutan bahan baku dan produk

Keselamatan Kerja 95
Tabel HIRA
Aktivitas Potensi Efek Tingkat Frekuensi Resiko Pencegahan Resiko
bahaya bahaya efek bahaya akhir
bahaya

Safety shoes
Pembersihan Sisa atau boot
tangki Tergelincir L H M L
minyak dengan grip
penyimpanan
khusus

Cairan Keracun Masker, alat


M H M bantu L
Pembersih an pernapasan

... ...

Keselamatan Kerja 96
HAZID
Lokasi yang dibahas pada HAZID
1. Well Facilities
2. Main Office, gedung serba guna
3. Plant keseluruhan
4. LNG/LPG Tank Storage Facilities
5. Small Refinery Facilities
6. Main Facilities
7. Loading Ship
8. Pipeline Facilities
9. Unit Pengolahan Limbah

Keselamatan Kerja 97
HAZID
POTENSI EFEK FREKUENSI
Lokasi Deskripsi Penyebab PENCEGAHAN
No
BAHAYA BAHAYA BAHAYA

+Plant shut Servere: Peremajaan


*Korosi, kavitasi down (gas Kerugian Kompressor,
atau karena tidak dapat besar pengecekan
adanya diambil dari karena alat secara
kandungan air dalam tanah) Plant shut rutin,
1. Kebocora
Well yang cukup +Kebakaran down, menyiapkan
Kompre- unlikely
Facilities banyak pada gas (karena gas Dapat aliran bypass
sor
alam akibat suhu alam mudah berakibat agar tidak
dan tekanan gas meledak) kematian sampai Plant
turun (kompressor +Pencema- bila terjadi Shut Down
rusak) ran ledakan (PSD)
lingkungan besar

*Gaji karyawan
dinilai sudah
Depan +Hancurnya
terlalu rendah
gedung gedung Selalu
Main dengan kondisi
main office karena terjadi Servere: memperhati-
Office, bahan-bahan
terjadi bentrok Dapat kan
2. gedung kebutuhan pokok Unlikely
pemogo- dengan warga terjadi kebutuhan
serbagu- yang terus naik.
kan setempat, bisa fatality rakyat kecil
na *pencemaran
kerja/de- pula terjadi
lingkungan tempat
mo kebakaran
tinggal warga oleh
limbah pabrik atau
kebocoran gas.

Keselamatan Kerja 98
POTENSI EFEK FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
BAHAYA BAHAYA PENCEGAHAN
BAHAYA

Most:
Karena
Seluruh +Kebanjiran daerah
*Tempat Severe:
fasilitas (dapat Bontang Membuat
penampungan air Karena
operasi menyebab- adalah waduk, DAM,
Plant (DAM) rusak, plant shut
dan kan alat-alat daerah membuang
3. keseluruh curah hujan down
pendu- DAM rusak) beriklim sampah
an terlalu tinggi kerugian
kung plant +Penyakit tropik pada
dengan intensitas perusaha-
kebanji- +Plant Shut basah tempatnya
yang besar an besar
ran Down dengan
curah hujan
yang tinggi

Peremajaan
+Dapat terjadi Severe:
tank,
ledakan Fatality
LNG/ LPG *Korosi, bencana pemerikasaan
Keboco- karena kerugian
Tank alam seperti rutin,
4. ran tank LNG/LPG produk Unlikely
Storage gempa bumi penyimpanan
storage mudah yang hilang
Facilities hebat, banjir storage tank di
meledak, serta image
gedung atau
+kematian perusaha-
ruangan tertutup
an turun

Keselamatan Kerja 99
POTENSI EFEK FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
BAHAYA BAHAYA PENCEGAHAN
BAHAYA

Pressure
Regulator +Kebakaran
Peremajaan
pd tangki *Tidak rutin dan ledakan Severe:
fasilitas yang
LNG/ LPG tidak memeriksa besar (karena Fatality
sudah rusak,
Tank berfungsi keadaan tangki tekanan kerugian
Unlikely rutin
Storage dengan khususnya terlalu tinggi dalam
memeriksa
Facilities baik Pressure shg suhunya jumlah
tekanan pada
sehingga Regulator. lebih tinggi besar
tangki
tekanan daripada suhu
tidak ignitation)
terkontrol

Memeriksakan
Kebocoran
Small *Korosi, adanya pompa secara
pompa
Refinery fraksi uap +Kerugian rutin,
atau
Facilities (gelembung- materi yang pengecekan dan
pompa
5. (Fasilitas gelembung udara) terbuang, Minor Most pengauditan
tidak dapat
pendu- pada aliran inlet pompa yang kondisi pompa,
bekerja
kung pompa sehingga rusak menutup aliran
dengan
operasi) pompa rusak ke pompa dan
baik
mengaktifkan
bypass line

Keselamatan Kerja 100


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

+Gangguan
Small
*Suhu operasi produksi, Membeli
Refinery
Kerusakan terlalu tinggi turbin rusak boiler dengan
Facilities Minor Unlikely
boiler melebihi suhu (tidak dapat pertaha-nan
5 (Fasilitas
maksimal boiler berfungsi yang tinggi
pendu-
secara
kung
maksimal)
operasi)

Small Valve/ka- +Plant Shut


Refinery tup macet Down (tidak
Facilities Ada aliran
(aliran ada aliran
(Fasili- Major: bypass atau
tidak dapat atau aliran
tas *Korosi, friksi dapat aliran cabang
dibuka tidak dapat Likely
pendu- terlalu besar terjadi Plant yang dapat
atau ditahan
kung Shut Down digunakan
ditutup sehingga
operasi pada plant
dengan menimbul-kan
baik) kerusakan alat
lain)

Keselamatan Kerja 101


POTENSI EFEK
No Lokasi Deskripsi Cause
BAHAYA BAHAYA
FREKUENSI PENCEGAHAN
BAHAYA
+Kualitas
produk LNG
Kebocoran
*KOD (knock out turun, Major:
knock out
drum) mengalami kemungki-nan Image Peremajaan
drum
fracture atau terjadi perusaha- alat KOD dan
sehingga
Main fatique karena kerusakan alat an turun, pemeriksa-an
6. kondesat Unlikely
utilities pemakaian yang lain krn masih kerugian secara rutin
liquid tidak
terus menerus adanya material sesuai
terpisah
dengan perawatan kondesat yang dengan SOP
dari feed
yang minim liquid terbuang
gas

Sebelum
+Kualitas LNG
masuk LNG
*Amine yang turun karena
plant amine
mengabsorb CO2 adanya Major:
mengalami
Main terkontaminasi kontaminan Image
proses
utilities sehingga kadar dapat perusahaan
CO2 pemurnian
CO2 yang dapat menyebab- turun,
absorber terlebih
diserap kecil, feed kan kerusakan kerugian Unlikely
mengalami dahulu,
gas tercemar alat lain asset
kerusa-kan pemeriksa-an
*Korosi lebih +Pd P dan T (absorber
rutin
besar dari korosi yang terlalu dan alat-
temperatur
allowance tinggi alat lain)
dan tekanan
absorber (3,2mm) absorber
indikator dan
dapat meledak
kontroler

Keselamatan Kerja 102


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

Amine
regenerato
r tidak *Korosi, kadar +Masih
dapat CO2 yang adanya
berfungsi diabsorb amine kandungan Peremajaan
Main
dengan terlalu besar CO2 pada alat, adanya
utilities Minor Unlikely
baik sehingga larutan LNG/LPG regenerator
sehingga MDEA tidak (kualitas bertahap
regenerasi teregenerasi LNG/LPG
amine dengan baik turun)
tidak
dapat
dilakukan

Kerusakan
feed dryer
sehingga Adanya
*Korosi lebih
Main kandung- aliran recycle
besar daripada
an produk untuk
utilities korosi allowance +Turunnya
outletnya pengurangan
(1,5mm), tekanan mutu LNG, Minor Unlikely
masih kadar air
kerja lebih besar LPG
mengan- lagi, adanya
daripada tekanan
dung T dan P
kerja maksimum
kadar H2O controler
cukup
tinggi

Keselamatan Kerja 103


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

*Penyumbatan
Adanya partikel endapan,
kebocoran korosi, kekentalan
pipa aliran aliran fluida terlalu +Pencemaran
Pengecekan
outlet besar sehingga lingkungan
Minor Likely rutin sesuai
mercury dapat menjadi oleh limbah
dengan SOP
(hg) penyumbatan hg
removel pipa
vessel

Selalu
Kerusakan
+Kerugian mengaudit
scrub *Alat pengontrol
alat (scrub secara rutin
column dan indikator T Major:
column T dan P
sehingga dan P pada volum Dapat
mahal), indikator,
metana tidak berfungsi terjadi plant
produk LNG memilih
tidak dapat dengan baik shut down Unlikely
tidak dapat material
dipisah- sehingga operator karena
diperoleh scrub column
kan dari dapat melakukan LNG tidak
(tidak dapat yang tahan
fraksi kesalahan operasi dihasilkan
terpisah dari korosi dan
berat column
fraksi lain) tekanan
lainnya
tinggi

Keselamatan Kerja 104


Lokasi Deskripsi Sebab
POTENSI EFEK FREKUENSI PENCEGAHAN
No BAHAYA BAHAYA
BAHAYA

DEETHANIZER
(C2),
DEPROPANIZE +Kerugian
Selalu
R (C3), sangat besar
mengaudit
DEBUTANIZER karena dapat
*Korosi, sudah secara rutin T
terjadi plant
(C4) waktunya untuk
shut down
dan P
column, diganti (telah lama Major: indikator,
(karena
scrub dipakai dengan Produk memilih
pemisahan Unlikely
column perawatan yang gagal material
C2, C3, C4,
overhead minim), T dan P dihasilkan scrub column
C5+ dari fraksi
condenser indikator dan yang tahan
hidrokarbon
(C5+) tidak regulator rusak korosi dan
lain tidak
berfungsi tekanan
dapat
dengan tinggi
dilakukan
baik

+Kerugian
Heat
*Suhu air besar karena Severe:
exchan-ger
pendingin tidak tidak terbentuk Jika sampai Sistem
rusak
cukup rendah LNG, LPG. terjadi pendinginan
sehingga
untuk Gas C1-C5 ledakan Unlikely bertahap dari
C1, C2,
mendinginkan gas dengan P dapat media
C3, C4, C5
alam menjadi LNG tinggi dpt menimbulka pendingin
tidak dapat
dan LPG menimbulk-an n fatality
dicairkan
ledakan

Keselamatan Kerja 105


POTENSI EFEK FREKUENSI
No Lokasi Deskripsi Sebab
BAHAYA BAHAYA BAHAYA
PENCEGAHAN

Kapal *Kecerobohan
+Pencemaran
karam armada kapal
lingkungan Severe: Memenuhi
sehingga dalam
Loading (banyak ikan, Major SOP
7. tank pengoperasian Likely
ship hewan, environmen pengopera-
LNG/LPG kapal pengangkut
tumbuhan laut tal effect sian kapal
tumpah ke *Iklim (badai,
mati)
lautan hujan keras)

Major:
Kebocoran +Kerugian
Tingkat
pipa *Korosi, tekanan besar Pengecekan
pencemara
Pipeline pengang- gas terlalu besar terutama secara rutin
8. n Likely
facilities kut gas sehingga dapat karena dan auditing
lingkungan
alam dari terjadi blow out terbuangnya operasi
yang cukup
badak field gas alam
tinggi

Severe:
+Kerugian
Karena
besar
Kebocoran LNG dan
terutama Pengecekan
pipa *Korosi, tekanan LPG dapat
karena secara rutin
pengang- cairan dan friksi mencema-ri Unlikely
terbuangnya dan auditing
kut LNG, yang besar daerah
LPG, LNG operasi
LPG pemukim-
+Pencema-
an dan
ran
sumber air
lingkungan
minum

Keselamatan Kerja 106


EFEK
No Lokasi Des-kripsi Sebab POTENSI FREKUENSI
BAHAYA
BAHAYA PENCEGAHAN
BAHAYA

Alat-alat
pengo-lah
Selalu
limbah
mengaudit
tidak
secara rutin
berfungsi Major:
T dan P
dengan *Alat-alat tersebut Pence-
indikator,
Unit baik sudah fatique, maran
+Pencemaran memilih
9. pengolaha sehing-ga fracture sudah lingkungan Unlikely
lingkungan material unit
n limbah limbah waktunya mence-mari
pengolah-an
yang keremajaan daerah
limbah yang
dibuang pemukiman
tahan korosi
dapat
dan tekanan
mence-
tinggi
mari
lingkungan

Keselamatan Kerja 107


HAZOPS

Keselamatan Kerja 108


Tabel HAZOPS
Kata Par. Potensi
No No Aliran Pencegahan Ket.
Panduan Utama Bahaya
1. 8”-FG- Aliran Tidak Flash 5ESDV-20, Sistem
BO3-201 ada drum PI & FI shutdown
separator jika tidak
5C-1 ada
kosong, aliran
Instalasi masuk
inhibit 5C-1.
FI dan PI
dipasang
pada
pipa
aliran
masuk.

Keselamatan Kerja 109


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
Aliran Panduan Utama Bahaya

Tek.
Flash Sis. shutdown jika
drum tekanan 5C-1 tidak
separat 5ESDV- 20, m’cukupi.
kecil or 5c-1
Aliran PI&FI, FI pada pipa aliran
turun; LI &LC masuk.
Level PI di dalam flash
turun drum 5C-1

Tek
flash 5ESDV-20, FI dan
drum 5ESDV-20, FIC pada pipa
B’lebih separat FI&FIC, LI aliran masuk 5C-
or 5C-1 &LIT, PI 1PI dan LI di
naik;Lev dalam 5C-1
el naik

Keselamatan Kerja 110


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
aliran panduan Utama bahaya
Suhu
flash
drum 5esdv-20, TI di dalam
Temp Naik naik; Ti&tic 5C-1
Tek. Flash
drum naik
Suhu
flash
drum 5esdv-20, TI di dalam
Turun turun; Ti&tic 5C-1
Tek. Flash
dum turun

Instalasi
4”-fg - inhibit,
5esdv-21,
Tdk Dipasang
2 bo3- Aliran ME tdk
ada Pi pada pipa
202 dpt
bekerja

Keselamatan Kerja 111


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
Aliran Panduan Utama Bahaya

Tek MHE 5E- 5ESDV-21 & PI


1 turun, 5ESDV-21, Dipasang pd
Aliran Kecil
Suhu MHE PI, TI &TIC pipa;
turun TI pd MHE 5E-1

5ESDV-21,
Tek MHE 5E-
5ESDV-21, PI &PIC pd
Ber- 1 naik,
PI&PIC, pipa;
lebih Suhu MHE TI&TIC TI pd MHE
naik
5E-1

Keselamatan Kerja 112


No Kata Par. Potensi
No Pencegahan Keterangan
Aliran Panduan Utama Bahaya

TI &PI pd
Suhu MHE MHE
5ESDV-21, TI
5E-1 naik;
Tekanan Naik &TIC, 5E-1PIC dan
Tek MHE
PI &PIC 5ESDV pd
5E-1 naik
pipa

Suhu MHE TI & PI pd


5E-1 5ESDV-21, MHE
Turun turun; TI&TIC, 5E-1PIC dan
Tek MHE PI&PIC 5ESDV-22
5E-1 turun pada pipa

Keselamatan Kerja 113


Kesimpulan
 Keselamatan kerja merupakan salah satu aspek yang
harus diperhatikan demi kelancaran proses produksi
suatu perusahaan.
 Perusahaan juga perlu memperhatikan aspek
kesehatan dan lingkungan
 PT Badak NGL sebagai salah satu perusahaan
pengolah gas alam, sudah memiliki standar
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
 Mari kita bersama mewujudkan tempat kerja yang
selamat dan sehat

Keselamatan Kerja 114


Keselamatan Kerja 115
Profil Perusahaan
BP Internasional adalah grup petroleum dan
petrokimia terbesar di dunia
Operasinya global, >100,000 karyawan serta
strongholds di Eropa, Amerika Utara & Selatan,
Australasia & Afrika.
Saat ini bisnis BP sedang berkembang di bidang
gas & tenaga, serta pengembangan solar
Keuntungan tahun 2001 adalah sebesar US$13
milyar

Keselamatan Kerja 116


Profil Perusahaan (Cont’d)
Grup BP beroperasi di Indonesia, sejak tahun
1971.
Hulu  eksplorasi & produksi, bahan kimia,
gas, energi & sumber daya terbaharui
Hilir serta penyulingan & pemasaran
BP adalah operator minyak dan gas lepas pantai
terbesar di Indonesia, serta pemasok utama gas
alam pulau Jawa.

Keselamatan Kerja 117


Profil Perusahaan (Cont’d)
Aktivitas hulu dan hilir dipusatkan di Jakarta.

Operasi hulu di lapangan paling besar berlokasi di


pulau Pagerungan (Jawa Timur) dan Jawa Barat.
Aktivitas lainnya (kimia, solar, pelumas) juga
terkonsentrasi di pulau Jawa.

BP Indonesia mempekerjakan 1540 karyawan


dengan mayoritas (93%) penduduk Indonesia.

Keselamatan Kerja 118


Konsumen
bor
Production Gas NLG
Compresor 2
Separator

PLN
Well Atmospheric Gas
Separator Compresor 1

Proses Produksi
Booster Gas
Compresor

Tanker
Crude Oil
Pump

Keselamatan Kerja 119


Aspek Kesehatan
Utilitas Lain dalam Proses
Asbes
Silika
Uap logam
NORM
Radiasi Ion
Glycol
Hidrokarbon Aromatik
Hidrogen Sulfida
Metanol
Ashpyxiates

Keselamatan Kerja 120


Standar Kerja di BP
Fasilitas
Panas
Masuk Ruangan Tertutup
Isolasi Energi
Pembukaan & Pemasangan Blind
Peralatan Safety yang diNon-aktifkan
Tagging & Flagging

Keselamatan Kerja 121


Standar Masuk
Mengenali bahayaRuangan
dengan tepat: Tertutup
 Mengunjungi lokasi kerja, identifikasi bahaya.
 Menyusun JSA
 Gas Tester yang disetujui harus digunakan untuk
memeriksa adanya kekurangan/kelebihan oksigen
dan udara beracun.
Melakukan pengawasan, penjagaan dan tindakan
termasuk tindakan darurat untuk mengevakuasi
guna melindungi personil yang terlibat dalam tugas
tersebut.
Mengkoordinasikan semua izin dan prosedur
keselamatan yang perlu termasuk kerja panas dan
atau isolasi energi.

Keselamatan Kerja 122


Cont’d
Pelatihan untuk Masuk Ruang Tetutup
 AGT (Authorized Gas Testers)
 Tim penyelamat akan menerima peralatan perlindungan
perorangan (PPE) dan peralatan penyelamatan
(termasuk perangkat BA, Breathing Apparatus) dan
dilatih cara penggunaannya. Mereka harus dilatih oleh
anggota tim kebakaran.
 Personil yang baru tidak boleh menangani tugas diatas
kecuali jika sedang dalam pelatihan dan didampingi
oleh personil yang kompeten yang mengenal bahaya-
bahaya masuk ruang tertutup.

Keselamatan Kerja 123


Prosedur Tagging dan Lagging
Menetapkan persyaratan tagging dan flagging
untuk mencegah terjadinya cedera akibat
kecelakaan dengan cara memastikan bahwa semua
personil mengetahui bahwa katup-katup atau
peralatan dalam keadaan tidak normal.
Tagging dan flagging  elemen visual untuk
mengingatkan personil akan adanya peralatan
yang tidak pada tempatnya/terisolir.
Bendera
Tag
Keselamatan Kerja 124
Aspek Lingkungan
Limbah berbahaya dan beracun
Limbah yang tidak Berbahaya
Limbah rumahtangga

Keselamatan Kerja 125


Limbah Bahan Berbahaya & Beracun
(Limbah B3)
Lumpur bor, solvent, zat asam, baterai, berbagai macam bahan
kimia komersial, logam berat, lumpur minyak (sludge), bahan-
bahan yang mudah terbakar, meledak, reaktif, menyebabkan
infeksi, dan/atau bahan-bahan korosif.
Penanganan:
 Tidak boleh dibuang langsung ke dalam air, tanah/ke udara.
 Pihak-pihak yang menghasilkan limbah B3 harus menjamin
bahwa limbah tersebut diproses, diolah/dibuang
sebagaimana mestinya.
 Tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari dan hanya di
kawasan yang memenuhi standar-standar tertentu.
 Pengiriman limbah B3 harus dilakukan ke fasilitas
pengolahan yang disetujui.
 Aktivitas penanganan limbah B3 harus dilaporkan kepada
Bagian HSE.
Keselamatan Kerja 126
Limbah yang tidak Berbahaya
Saringan molekular yang digunakan dalam
penyerapan air, drum yang tidak bisa digunakan
yang telah dibersihkan sebagaimana mestinya,
kaleng-kaleng aerosol yang kosong, semen sisa,
material packing, bola lampu neon, sebagian
besar bahan penyerap/kain kotor.

Keselamatan Kerja 127


Limbah
LimbahRumahtangga
Padat
 Semua limbah yang bisa terurai secara alamiah boleh
dikirim ke lahan penimbunan / dijadikan kompos.
(contoh: sisa makanan, sampah)

 Semua limbah tidak bisa terurai secara alamiah


harus dibuang ke lahan penimbunan tanah yang
sehat dan diizinkan. (contoh: plastik, gelas, kaleng
logam, besi tua)

Keselamatan Kerja 128


(cont’d)
Limbah cair
 Limbah sanitasi (limbah manusia dan grey water dari
pencucian dan dapur) harus diolah dalam septic tank
atau sistem pengolahan lain yang sesuai sebelum
dibuang.
 Limbah cair rumahtangga/kantor bisa terjadi dari
larutan detergen pencuci bekas yang sudah
lama/tidak digunakan, thinner, toner, dsb.
 Cairan ini tidak boleh dibuang langsung ke air
permukaan dan pada umumnya tidak boleh
dikeluarkan melalui tempat pencucian piring atau
saluran pembuangan lain.
Keselamatan Kerja 129
Aspek Keselamatan
PPE (Personal Protective Equipment)
Penggunaan peralatan & instalasi lain
Transportasi (udara & air)

Keselamatan Kerja 130


Personal Protective Equipment
Topi keselamatan (helm)
Sepatu kerja Coveralls
Sarung tangan kerja
Kacamata pengaman
Helm pengelasan
Tabir pengelasan
Pelindung muka
Penutup telinga (earplug)
Peralatan perlindungan pernapasan
Breathing apparatus
Alat bantu napas
Abbrasive blasting
Keselamatan Kerja 131
Penggunaan Peralatan/Fasilitas
Scaffold
Pelindung jatuh
 Sabuk, tali peredam kejut (self retracting lifeline,
 sambungan angker, & penyangga angker
Tangga
Rigging
Penanganan & pengambilan sampel berbahaya

Keselamatan Kerja 132


Perancah (Scaffold)
 Pastikan ground/decking cukup untuk menahan beban
 Semua tiang standar vertical dibangun tegak lurus
terhadap ground
 Punya ikat depan & samping
 Ada pagar pengaman
 Tempat berpijak terbuat dari scaffold boards, papan /
batangan besi
 Tangga akses kencang
 Terlindung dari angin (clamp logam)
 Personil memakai life jacket & sabuk keselamatan
 Memberi tanda peringatan & batas

Keselamatan Kerja 133


Transportasi
Transportasi juga merupakan potensi
bahaya peraturan & prosedur

Udara Helikopter
Dibuat prosedur standar & larangan

Air Kapal
Dibuat standar penggunaan (pemeriksaan
awal & pembatasan, check-in, naik ke kapal,
jika ada hambatan cuaca)
Keselamatan Kerja 134
Analisa Keselamatan Kerja
Analisa KK di BP:
JSA (Job Safety Analysis)

Hanya dilakukan bila suatu pekerjaan akan dilakukan.

HAZOP

Keselamatan Kerja 135


HAZOP
Tujuan dilakukan HAZOP :
 Identifikasi keselamatan, bahaya & masalah operasi yang
berhubungan dengan proses yang secara langsung
mengancam keselamatan pekerja produksi/penyebab
masalah operasi.
 Menentukan keseriusan dampak masalah teridentifikasi.
 Identifikasi secara engineering & procedural safeguards
yang sebelumnya telah dibuat.
 Evaluasi kelayakan engineering & procedural procedural
safeguards.
 Rekomendasi safeguards atau prosedur operasi
tambahan jika diperlukan.

Keselamatan Kerja 136


Ruang Lingkup Studi
(HAZOP cont’d)
Dilakukan pada 4 platforms Uniform Complex :
U Flow
UB
UWA
UW Flow

K Platforms:
KA
K Process
K Compression yang terhubung dengan
Uniform Complex

Keselamatan Kerja 137


Metodologi Studi
Kolom Kepala Deskripsi
No Nomor yang direferensi

Guide Word / Deviation Kata-kata panduan yang dijadikan


standard untuk menganalisis dan
menentukan potensi masalah
Possible Causes Penyebab atau masalah yang
teridentifikasi
Possible Consequences Deskripsi konsekuensi dampak yang
mungkin terjadi dari penyebab
Tersebut
Type Jenis masalah yang terlibat
termasuk operasional, keselamatan,
keuangan dan peraturan
Safeguard Deskripsi petunjuk keselamatan
Recommendations / Comments Deskripsi kegiatan yg direkomendasi
Action Party Bagian yang bertanggung jawab
atas kejadian

Keselamatan Kerja 138


Probability
Matriks Tingkat Resiko
High Medium Low

< 1 in
1 in 10 –
> 1 in 10, 1000,
Potensial Consequences 1000,
Likely extremely
sometimes
unlikely

Hazard Personnel Asset Environment

Multiple
Very High >$5 1K-10K bbls spill H H H
Fatality

Single
High $0.5-$5 100-1K bbls spill H H H
Fatality

Permanent $0.1-
Medium 15-100bbls spills H M M
Disability $0.5

$0.001-
Low Minor Injuries 1-15 bbls spill M M L
$0.1

First Aid
Very Low <$0.1 <1 bbls spill M L L
(single injury)

Keselamatan Kerja 139


Tingkat Resiko
 Low Priority
resiko tidak serius & aktifitas yang direkomendasi tidak
digunakan untuk major modification.
 Medium Priority
resiko cukup signifikan & aktifitas yang
direkomendasikan perlu investigasi lanjut untuk dapat
solusi terbaik.
 High Priority
resiko signifikan & berhubungan dengan desain /
filosofi keselamatan. Aktifitas dilakukan segera untuk
dapat solusi optimal & implementasi dilaksanakan
secepat mungkin.

Keselamatan Kerja 140


Kata Panduan
Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan Kata Panduan

No Flow More Level Composition Personnel Safety

Less Flow Less Pressure Corrosion/Erosion External Factors

More Flow More Pressure Instrumentation Operations

Reverse Flow Less Temperature Relief Maintenance

Misdirected Flow More Temperature Personnel Safety Drawing

Less Level Contaminants Relief

Keselamatan Kerja 141


Analisa
SDM Kerugian
Semua pembayaran kesehatan karyawan ditangggung
penuh oleh perusahaan.
Jika kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja maka
perusahaan menyediakan alat pengangkutan korban
menuju rumah sakit, semua biaya pengobatan dan
perawatan ditangggung sampai dapat bekerja kembali.
Jika pekerja tidak dapat bekerja / cacat karena
kecelakaan, meninggal karena kecelakaan / meningggal
mendadak di tempat kerja maka perusahaan
memberikan santunan untuk pekerja dan atau
keluarganya sebesar 72 x Upah.

Keselamatan Kerja 142


Asset
Semua peralatan yang dimiliki perusahaan
diasuransikan.
Jika kecelakaan tidak besar maka perusahan
memperbaiki sendiri.
Lingkungan
Jika terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
kecelakan maupun operasi perusahaan, maka
perusahaan berusaha memenuhi kewajiban sesuai
dengan klaim yang ada.
Produktivitas
Perusahaan langsung menghentikan aktifitas produksi
jika terjadi kecelakaan.
Selain itu warning kecil pun juga menjadi perhatian
utama. Sangat memungkinkan jika suatu warning kecil
dapat menghentikan operasi produksi.
Keselamatan Kerja 143
KILANG UNIT PENGOLAHAN V
PERTAMINA BALIKPAPAN

Keselamatan Kerja 144


Sejarah dan latar belakang
 1897 → ditemukan sumber minyak di Sanga, Tarakan,
Samboja, dan Bunyu
 1946 → direnovasi karena hancur dalam PD II, membangun
PMK I & II, Wax Plant, HVU I
 1997 → PMK I & II diganti menjadi CDU V, dan HVU I
menjadi HVU III
 Crude Oil berasal dari Minas, Tanjung Sepinggan, Badak,
Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, dll. Kadang-kadang
berasal dari luar negeri : Jabiru, Chalyst, Crude(Auatralia),
dan Tapis crude(Malaysia)
 Produk → motor gasoline, kerosene, avtur, solar, minyak
diesel, fuel oil, Heavy Naphta, LPG, wax

Keselamatan Kerja 145


IKHTISAR KILANG
KILANG BALIKPAPAN I
 Crude Distillation Unit
 Unit Penyulingan Hampa (HVU III)
 Wax Plant
 Dehydration Plant
KILANG BALIKPAPAN II
 Hydroskimming Complex (HSC)
 Hydrocracking Complex (HCC)

Keselamatan Kerja 146


PLANT PENUNJANG

 Fuel Gas System, Plant 15


 Flare System, Plant 19
 Caustic Soda Plant, Plant 25
 BFW and Steam, Plant 31
 Cooling Water System, Plant 32
 Air and Nitrogen Plant, Plant 35

Keselamatan Kerja 147


CRUDE OIL (MINYAK BUMI)
 Secara fisik merupakan cairan yang mengandung gas, cairan, dan
elemen-elemen padat yang terlarut di dalamnya
 Terbentuk dari peristiwa dekomposisi berbagai macam hewan dan
tumbuhan jutaan tahun yang lalu
 Umumnya bercampur dengan air garam dan gas alam, yang
membentuk 3 lapisan
 Dipergunakan luas sebagai bahan bakar
 Berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi 4 golongan utama :
1. Senyawa golongan parafin
2. Senyawa golongan naphten
3. Senyawa golongan aromatik
4. Senyawa golongan olefin

Keselamatan Kerja 148


PROSES Minyak Mentah

Pemanasan Awal

Desalter

Crude heater

Kolom Destilasi

Produk

Keselamatan Kerja 149


Kerosene

HGO LGO

Produk

Overhead vapor Overhead Liquid

Reduced Crude

Keselamatan Kerja 150


Aspek Keselamatan Material

Potensi
Material Penanganan
Bahaya

• Iritasi mata
• Iritasi saluran • Jika terkena mata, segera basuh dengan air
Crude Oil pernapasan • Jika tertelan jangan dimuntahkan, segera hubungi dokter
• • Bawa korban ke udara segar jika terhirup
(bahan baku) Iritasi kulit
• Jika terbakar, padamkan dengan dry chemical, CO2, water spray
• Gangguan
syaraf

Keselamatan Kerja 151


Material
Potensi Bahaya Penanganan
produk

• Pada konsentrasi uap yang • Segera cuci dengan air


tinggi dapat menyebabkan • Jika terhirup segera beri udara
iritasi dan rasa terbakar pada segar dan perawatan medis
mata dan kulit. • Jika terjadi kebakaran gunakan
LPG
• Jika terhirup dapat fire extinguisher dry chemical,
menyebabkan asphyxiant, CO2atau water spray
pusing, nausea dan pingsan • Jauhkan LPG dari sumber api
atau panas

Keselamatan Kerja 152


• Segera cuci kulit yang terkena iritasi dengan
• Menyebabkan iritasi pada kulit jika
air sabun.
Kerosene mengalami kontak yang lama dan
• Jika tertelan jangan muntahkan dengan
berulang.
paksa, beri perawatan medis.
• Berakibat fatal jika terbawa dalam
• Segera padamkan api yang timbul dengan
respirasi dan menyebabkan iritasi
menggunakan extinguisher CO2, dry chemical,
pada gastrointestinal serta diare
foam atau water spray.

Keselamatan Kerja 153


• Iritasi ringan pada mata dan kulit
• Jika tertelan dapat merusakparu- • Segera basahi mata dengan air dan untuk
paru dan saluran pernafasan kulit gunakan air sabun (jika terjadi iritasi).
Light • Kontak terlalu lama danberulang • Jika terhirup segera beri udara segar
naptha dapat menyebabkan kanker kulit • Jika tertelan jangan muntahkansecara
dan merusak sistem saraf paksa, segera beri perawatan medis
pheripheral Jauhkan dari sumber api dan panas

Keselamatan Kerja 154


• Iritasi ringan jika terkena mata dan • Basahi mata atau kulit yang terkena iritasi
kulit. dengan air bersih.
heavy • Jika tertelan atau terhirup • Jika terhirup segera beri udara segar dan
naptha menyebabkan batuk, cegukan, sesak jika tertelan segera beri perawatan medis.
nafas, sakit kepala, nausea dan tidak • Jika terjadi kebakaran segera padamkan
sadarkan diri (jika tertelan dalam menggunakan dry chemical, CO2, foam atau
jumlah besar) water spray.

Keselamatan Kerja 155


• Segera basahi mata dengan air dan
• Iritasi ringan pada mata dan kulit untuk kulit gunakan air sabun (jika
Gas
• Jika tertelan dapat merusak terjadi iritasi).
Oil
paru-paru dan saluran pernafasan • Jika terhirup segera beri udara segar
• Jika tertelan jangan muntahkan secara
paksa, segera beri perawatan medis

Keselamatan Kerja 156


Lindungan Lingkungan
 Effluent Water Treatment Plant
 Elevatic Flare Stack
 Alat Peredam Kebisingan
 Incinerator

Keselamatan Kerja 157


HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND RISK
ASSESMENT)
 Merupakan identifikasi resiko terhadap suatu
kegiatan
 Contoh kegiatan yang diidentifikasi antara lain:
- Pengecekan berkala kondisi operasi oleh
operator lapangan
- Memperbaiki pompa
- Mengganti sambungan pipa yang dilas

Keselamatan Kerja 158


Tingkat
Tingkat Resiko
No Jenis kegiatan Hazard potency efek Resiko Pencegahan
kemungkinan akhir
bahaya

Menggunakan
Iritasi mata M L L L
google

Pengecekan
1 berkala kondisi
operasi
Menggunakan
masker full
Keracunan gas
M L M face dan L
bocor
respiratory
mask

mengecek
Keracunan sisa
Mengganti kondisi pipa
gas yang masih
2 sambungan H M M dan memakai L
terperangkap di
pipa yang dilas respiratory
pipa
mask

Keselamatan Kerja 159


Panas yang Menyiapkan
besar dari fire
M M M L
percikan api extiguisher
las yang cocok
Mengganti
sambungan
pipa yang
dilas

Memastikan
Percikan api tidak ada gas
H M M L
mengenai gas yang tersisa di
pipa

Keselamatan Kerja 160


Hazid (Hazard Identification)
 Merupakan proses identifikasi bahaya yang mungkin
terjadi terhadap plant yang mencakup setiap bagian
plant tersebut
 Contoh bagian plant yang diidentifikasi resiko bahaya
yang mungkin terjadi adalah storage tank dan pipe
rack

Keselamatan Kerja 161


Loca- Hazard Hazard Hazard
No Description Cause prevention
tion potency effect frequency

Kelebihan
kapasitas Major Likely LC, FC, PC
(overload)

Tempat Storage
penyimpan- tank
1 an bahan
baku atau Tangki
Konstruksi
produk pecah
tahan gempa
Gempa bumi Severe Unlike ly dan
pemasangan
seismograf

Keselamatan Kerja 162


Tangki  Fire alarn
terbakar
Keba-karan Severe Unlikely  Fire extinguisher
dan
meledak  water sprinkle

 Corrosion inhibitor
Korosi Kebocoran Major Likely  maintanance
secara berkala

Pondasi  Pengecekan
Pipa-pipa berkala
piperack rubuh Major Unlikely
berjatuh-an
karena korosi  Renovasi piperack
Tempat Pipe-
meletakkan rack
2
kumpulan
pipa
 Fire alarn
Pipa
Keba-karan Major Unlikely  Fire extinguisher
terbakar
 water sprinkle

Keselamatan Kerja 163


HAZOPS
(Hazard and Operability Study)
 Merupakan proses identifikasi bahaya yang mungkin
terjadi terhadap suatu bagian pemrosesan pada pabrik
 Dilakukan pada saat sebelum membangun pabrik,
akan mengganti salah satu atau lebih alat
 Parameter dasar HAZOPS adalah flow, temperature,
pressure

Keselamatan Kerja 164


Deviasi

Peralatan
Pence
No

Para Penyebab Akibat Implikasi Ket.


Kata gahan
me-
panduan
ter

Penyumbatan Beban
Furnace FC dan LC,
No pada aliran furnace
meledak TC LALL
masuk berlebih
Furnace

1 Flow

Hasil
More Pemanasan
Bukaan valve pemanasan
di furnace TC LAHH
terlalu besar kurang
tidak optimal
sempurna

Keselamatan Kerja 165


Penyumbatan
Bercampurnya Kerusakan
pada pipa Pengecekan
Reverse aliran crude panas pada PC
keluaran berkala
dan dingin furnace
furnace

Kolom
Aliran bahan destilasi
Suhu Less Crude kurang panas TC
bakar kecil bekerja
berat

Keselamatan Kerja 166


Komponen ringan
Crude terlalu panas
menguap
Aliran
bahan
More bakar TC
terlalu
besar Pemborosan biaya
Beban panas furnace bahan bakar
berlebih

Aliran
masuk
Temperatur furnace Beban kerja furnace
Less furnace PC PI
menurun bertambah
berku-
rang

Pressure

Aliran
masuk
Temperatur furnace
More furnace Kerusakan furnace PC PI
meningkat
bertam-
bah

Keselamatan Kerja 167


KESIMPULAN
 Analisis identifikasi bahaya suatu pabrik perlu
dilakukan untuk menjamin keselamatan para pekerja
dan investasi pabrik.
 Peningkatan kinerja pabrik sangat ditentukan oleh
keselamatan dan kesehatan kerja.

Keselamatan Kerja 168


KESELAMATAN KERJA
PT Ecogreen Oleochemicals

Keselamatan Kerja 169


PT Ecogreen Oleochemicals
PT Ecogreen Oleochemical
 Profil Perusahaan
• ProfilAlir
 Diagram Perusahaan
Proses
 Reaksi-Reaksi
• Diagram Alir Proses
 Analisa Keselamatan Kerja
• Reaksi-Reaksi
 Aspek Kesehatan dan Lingkungan
• Analisa Keselamatan Kerja
• Aspek Kesehatan, Keselamatan dan
Lingkungan
Lokasi Pabrik
PT Ecogreen Oleochemicals berlokasi di Kabil, Pulau
Batam, Propinsi Riau, Indonesia, sekitar 20 km
sebelah tenggara Singapura. Daerah Kabil terietak di
tepi laut. bagian tenggara Pulau Batam dengan rata-
rata suhu udara 29°C dan kelembaban sekitar 85%.

Keselamatan Kerja 171


Lokasi Pabrik
Tata Letak Pabrik
Area pabrik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
area proses dan area non proses: Pada area proses
ditempatkan peralatan dan bangunan untuk proses
produksi, termasuk utilitas, tank farm, pusat
pengendali (control center), serta pengemasan,
pcngisian truk tanki, dan gudang penyimpanan
produk

Keselamatan Kerja 173


Kapasitas
 Di Indonesia, plant saturated fatty alcohol milik
Ecogreen yang pertama adalah di Medan dengan
kapasitas 30,000 MT/tahun mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1991. Tiga tahun
kemudian plant kedua didirikan di Batam dengan
kapasitas 60,000 MT/tahun untuk fatty alcohol,
9,000MT/tahun untuk gliserin dan 6,000 MT
untuk metilester

Keselamatan Kerja 174


BAHAN BAKU
 Minyak dan lemak nabati
 Minyak kernel kelapa sawit (CPO)
 Minyak Kelapa (coconut oil)

Keselamatan Kerja 175


Produk dan Pemasaran
Berbagai macam produk yang diproduksi :
 Indonesia : saturated fatty alcohol, short-chain
fatty acid dan gliserin.
 Jerman : sorbitol powder dan liquid, primary fatty
amines, unsaturated fatty alcohol dan specialty
ester.
 Singapura : natural alcohol dan nonyl phenol
ethoaylates.

Keselamatan Kerja 176


Diagram Alir Proses Pabrik

Keselamatan Kerja 177


Reaksi Trans-esterifikasi

Keselamatan Kerja 178


Reaksi Dehidrogenasi

Keselamatan Kerja 179


Analisa Keselamatan Kerja
 Analisa HIRA
 Analisa HAZID
 Analisa HAZOPS

Keselamatan Kerja 180


Analisa HIRA(lanjutan)

Keselamatan Kerja 181


Analisa HAZID

Keselamatan Kerja 182


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 183


Analisa HAZID(lanjutan)

Keselamatan Kerja 184


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 185


Analisa HIRA

Keselamatan Kerja 186


Analisa HAZID (lanjutan)

Keselamatan Kerja 187


Analisa Hazops

• Pompa

• Kompresor
• Heat Exchanger
• Reaktor (Hidrogenasi)
• Separator
• Degasser

Keselamatan Kerja 188


cooler

H2

Cooler Cooler

pump P3

Hasil Hasil2

C2 C3
Fatty P2 Fatty P4
alcohol alcohol2
Analisa Hazops (pompa)

Keselamatan Kerja 190


Analisa Hazops (kompresor)

Keselamatan Kerja 191


Keselamatan Kerja 192
Keselamatan Kerja 193
Keselamatan Kerja 194
Keselamatan Kerja 195
Aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan

Aspek Kesehatan
 Bahan baku (minyak kelapa & kelapa
sawit) : tidak berbahaya
 Produk (fatty alkohol) : tidak berbahaya

Keselamatan Kerja 196


Aspek Keselamatan Kerja :
Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan Kerja
(P2K3) untuk membuat program jangka pendek dan
jangka panjang demi kepentingan masa depan dan
keselamatan kerja seluruh komponen PT Ecogreen
Oleochemicals.

Keselamatan Kerja 197


Dasar Pembentukan P2K3 :
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas
perusahaan.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya.
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja.
Keselamatan Kerja 198
Program-Program P2K3 :
 Pemenuhan kelengkapan klinik khusus di
PT Ecogreen Oleochemicals
 Membenahi hydran yang ada di dalam
maupun diluar areal pabrik
 Mengadakan pengecekan tabung pemadam
secara berkala rutin.
 Membuat layout area yang dianggap
berbahaya
 Mengadakan training pemadaman
kebakaran kepada seluruh karyawan.
Keselamatan Kerja 199
Perlengkapan Umum
Keselamatan
 Sarung tangan
 Wearpak
 Masker
 Goggle
 Alat pemadam kebakaran
 Denah evakuasi dan posisi alat pemadam

Keselamatan Kerja 200


Aspek Lingkungan

- Sebagian besar bahan bersifat alami : aman


- Gas yang dibuang : CO & CO2

Keselamatan Kerja 201

Anda mungkin juga menyukai