DOSEN PEMULA
EKSPLORASI HIJAUAN PAKAN TERNAK KUDA DAN KANDUNGAN
NUTRISINYA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KUDA LOKAL
KABUPATEN MUNA
TIM PENGUSUL
Surahmanto S.Pt.,M.Sc. (0015038801)
Wa Laili Salido, S.Pt., M.Si (0028059002)
Data primer
Data yang di peroleh di analisis proksimat pada
lab. Nutrisi dan makanan ternak fakulat
peternakan UHO
Tahap I
Pembeliah
alat dan
bahan
Tahap II
Sosialisasi
Tahap IV
Persiapan
Analisis
Lab
Hasil analisis komposisi botanis
No Nama ilmiah/Daerah Nama Latin Komposisi Botanis (%)
1 Rumput Signal (Brachiariabrizntha) 16.25
2 Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) 12.05
3 Rumput Benggala (Panicum maximum) 6.05
4 Alang-alang (Imperata cylindrica ) 4.65
5 Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides) 12.15
6 Rumput Teki (Cyperus rotundus L. ) 3.15
7 Rumput Lapang (Chloris gayana) 5.05
Di analisis pada Laboratoriun Nutrisi dan Makanan Ternak Fak. Peternakan UHO
Berdasarkan hasil analisis proksimat menunjukan bahwa daun ubi jalan dan
ubi kayu menunjukan nilai nutrisi yang cukup tinggi. Kandungan PK sangat
tinggi mencapai 14.50%, dan Kandungan SK Ubi Jalar yakni sebesar 12.13%,.
Kandungan Nutrisi daun singkong/ubi kayu yang terdiri dari SK ubi kayu
mencapai 25.42%, sedangkan kandungan PK cukup tinggi yakni mencapai
17.42%. Hal ini sejalan dengan hasil Kajian (Jasmal. A.S 2006) menunjukan
bahwa kandungan protein kasar daun ubi jalan dan ubi kayu masing-masing
mencapai 11.05% dan 17.05%. sedangkan kandungan serat kasar mencapai
26.98% dan 21.11%.
Hasil Analais Proksimat Hijauan Lokal Kabupaten Muna
Hasil analisis proksimat menunjukan bahwa kandungan K.Air daun Lapi mencapai
5.59%, BK mencapai 94.41%, Abu mencapai 4.98%, SK daun lapi mencapai
13.20%, sedangkan kandungan PK cukup tinggi yakni mencapai 15.61%. Kondisi
tersebut menunjukan bahak hijauan ini cukup baik bila di konsumsi oleh ternak
kuda karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Merujuk pada hasil
kajian Megan (2008) bahwa kebutuhan Protein ternak kuda sebanyak 8 - 10%,
lebih lanjut menyampaikan bahwa pada fase pertumbuhan seekor kuda
umumnya membutuhkan 12 - 18 % protein kasar dalam makanan untuk
pertumbuhan dan perkembangan cepat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hijauan pakan kuda di Kabupaten Muna cukup beragam. Terdapat 18
jenis hijauan pakan ternak yang umum diberikan peternakan pada ternak kudanya, diantaranya adalah
Rumput Signal (Brachiariabrizntha), Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), Centro (Centrosema
pubescens), Daun Ubi Jalar (Ipomea batatas L.), Rumput Benggala (Panicum maximum), Daun Singkong
(Manihot utilissima), Calopo (Calopogonium muconoides), Daun Pisang ( Musa paradisiaca), Daun Lapi
(bahasa daerah), Katepa (bahasa daerah), Kabunti-bunti (bahasa daerah), Kahugiti-ghuti (bahasa daerah),
Alang-alang (Imperata cylindrica ), Daun Pepaya(Carica papaya L. ), Rumput Raja (Pennisetum
purpuphoides), Rumput Teki (Cyperus rotundus L. ), Rumput Lapang, dan Bambu (Bambusa vulgaris
Schrad). Hasil analisi proksimat menunjukan bahwa hijauan makanan ternak kuda yang memiliki
kandungan nutrisi tertinggi di Kabupaten Muna adalah daun Ubi Kayu. Kandungan BK mencapai 94%, Abu
5.39%, SK 25.42% dan Protein Kasar (PK) mencapai 17.42%. sedangkan hijauan yang memiliki kandungan
nutrisi terendah adalah alang-alang. BK mencapai 97.84%, Abu 3.13%, SK 27.67% dan PK mencapai 2.03%.
Selain itu di Kabupaten Muna terdapat Hijauan lokal pakan kuda yang baru teridentifikasi yakni Daun Lapi
dan Katepa, Kabunti-bunti, dan Kaghuti-ghuti. Kandungan nutrisi Daun Lapi yang terdiri dari BK mencapai
94.41%, Abu 4.98%, SK 13.20% dan PK mencapai 15.61%. Katepa memiliki kandungan BK 93.50%, Abu
9.77%, SK 22.70%, dan PK mencapai 4.19%. Kabunti-bunti memiliki kandungan BK 93.23%, Abu 10.31%, SK
31.04% dan PK 5.80%, dan Kaghuti-ghuti memiliki kandungan BK 94.65%, Abu 7.17%, SK 19.65% dan PK
4.822%. serta hijauan daun bamboo yang memiliki kandungan BK 94.62%, Abu 14.35%, SK 29.05 dan PK
5.95. Dari semua jenis hijauan lokal tersebut sangat baik di konsumsi oleh ternak kuda karena memiliki SK
di bawah 30% dan Kandungan PK yang cukup tinggi.
Disarankan perlu ada tabahan analisis proksimat untuk kandungan BTN, dan Kadar Lemak dari
masing-masing sampel, serta penambahan analisis kapasitas daya tampung ternak kuda
berdasarkan produksi hijauan yang dihasilkan. Selain itu perlu adanya analisis lebih lanjut
untuk mengetahui tingkat palatabilitas ternak kuda pada jenis hijauan lokal yang terdapat di
Kabupaten Muna.
Laporan Keuangan
Harga Jumlah Harga
Vol.
No Uraian Kegiatan Satuan (Rp) (Rp)
I. ALAN DAN BAHAN HABIS PAKAI (67,4%)
a. Kantong Plastik 750 200 150,000
b Tali Rafia Gulung 5 30,000 150,000
c Gunting Rumput 2 150,000 300,000
d Timbangan Paket 2 300,000 600,000
e. Biaya Analisis Proksimat (15 jenis rumput dan legum) Jenis 11 500,000 5,500,000
f Pembuatan Spanduk paket 1 150,000 150,000
g Sterofom untuk pembuatan herbarium Paket 9 100,000 900,000
h Alkohol/etanol 97% Liter 1 30,000 30,000
i Perekat Paket 5 20,000 100,000
k Penyuluhan/sosialisasi jenis rumput Paket 1 1,500,000 1,500,000
SUB TOTAL II 9,380,000
IV.
a. Koordinator Tim OJ 40 22,000 880,000
b. Anggota Pelaksana 1 OJ 36 20,000 720,000
c. Tenaga Lapangan OB 1 470,000 470,000
SUB TOTAL V 2,070,000
TOTAL 14,000,000
Dokumentasi Kegiatan
Pengambilan Sampel
Luaran yang di Capai
Keberadaan kuda lokal di Kabupaten Muna hampir punah, tercatat populasi kuda di Kabupaten Muna pada tahun 2009 Rumput Signal (Brachiariabrizntha)
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
5.20
6.53
94.80
93.47
10.33
7.01
29.59
27.63
4.24
3.74
mencapai 389 ekor, 2010 sebanyak 594 ekor, tahun 2011 menurun menjadi 123 ekor, tahun 2012 kembali meningkat 137 Centro (Centrosema pubescens) 5.15 94.85 6.01 29.14 14.72
ekor, tahun 2013 kembali mejadi 165 ekor namun tahun 2014 menurun drastis menjadi 61 ekor saja (BPS 2016). Daun Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) 9.51 90.49 10.31 12.13 14.50
Rumput Benggala (Panicum maximum) 6.40 93.60 6.49 36.92 5.10
Menurunya populasi ternak kuda ini karena manajemen pemeliharaan yang masih rendah, terutama manajemen pakan. Daun Singkong (Manihot utilissima) 5.83 94.17 5.39 25.42 17.42
Hijauan lokal merupakan salah satu solusi dalam mengembangkan ternak kuda. Hijauan yang bagus tentunya tidak hanya Calopo (Calopogonium muconoides) 4.84 95.16 5.70 18.53 16.73
Daun Pisang ( Musa paradisiaca ) 3.64 96.36 6.54 19.00 7.69
sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai sumber protein, vitamin, mineral dan nutrisi lainnya. Untuk mendapatkan Daun Lapi 5.59 94.41 4.98 13.20 15.61
performan kuda yang bagus perlu adanya evaluasi dan penentuan kualitas hijauan pakan kuda (Guay et al., 2002). Katepa 6.50 93.50 9.77 22.70 4.19
Kabunti-bunti 6.77 93.23 10.31 31.04 5.80
Informasi tentang jenis, nilai nutrisi dan penggunaan hijauan sebagai pakan kuda di Kabupaten Muna sangat terbatas. Kaghuti-ghuti 5.35 94.65 7.17 19.65 4.822
Sehingga pemberian pakan kuda berdasarkan kebutuhan ternak kuda belum dapat diketahui dengan pasti. Hal ini di Alang-alang (Imperata cylindrica ) 2.16 97.84 3.13 27.67 2.03
Daun Pepaya (Carica papaya L. ) 4.60 95.40 11.64 13.11 15.57
sebabkan karena jenis dan kandungan Hal ini yang mendorong dilakukan penelitian ini tentang Eksplorasi Hijauan Lokal Rumput Raja (Pennisetum purpuphoides) 8.22 91.78 5.37 34.24 4.99
Pakan Kuda Dan Kandungan Nutrinya Dalam Mendukung Pengembangan Ternak Kuda Lokal Kabupaten Muna. RumputTeki (Cyperus rotundus L. ) 4.94 95.06 6.61 34.90 3.19
Rumput Lapang 4.15 95.85 8.71 23.73 2.47
Informasi ini diharapkan sebagai suatu usaha penambahan ilmu pengetahuan dalam pengembangan peternakan kuda Bambu (Bambusa vulgaris Schrad) 5.38 94.62 14.35 29.05 5.95
yang berbasis pada sumberdaya lokal di Kabupaten Muna.
Kandungan Nutrisi daun singkong/ubi kayu juga cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa kandungan
SK ubi kayu mencapai 25.42%, sedangkan kandungan PK cukup tinggi yakni mencapai 17.42%. Kondisi tersebut
menunjukan bahwa hasil ikutan pertanian daun Ubi jalar dan daun Ubi Kayu dapat digunakan sebagai pakan ternak kuda
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Lawa, Kabupaten Muna. Kecamatan Lawa dipillih karena hanya Kecamatan Lawa di Kabupaten Muna. Kandungan Nutisi Ubi jalar yakni BK 90.49%. Kandungan Abu mencapai 10.31%, Kandungan SK Ubi
yang mempunyai populasi kuda yang cukup tinggi. Analisis kualitas nutrisi pakan dilakukan di Laboratorium Tanaman Jalar juga cukup rendah yakni sebanyak 12.13%, dan kandungan PK sangat tinggi mencapai 14.50%. Selain itu ada hasil
Makanan Ternak dan Laboratorium Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Halu OleoMetode penelitian ikutan pertanian lainya yang sangat diminati oleh ternak kuda di Kabupaten Muna. Daun Pepaya merupakan jenis yang
yang digunakan adalah metode survey. Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah Stratified Random paling diminati oleh ternak kuda. berdasarkan hasil analisis proksimat menunjukan bahwa kandungan nutrisi daun
Sampling. Penentuan wilayah yang didasarkan pada pertimbangan jumlah populasi kuda dan perwakilan wilayah papaya cukup tinggi. Hal ini di tunjukan dengan kandungan BK mencapai 95.40%, Kandungan SK mencapai 13.11%, dan
Kabupaten Muna (Kecamatan Lawa). Pengambilan sampel secara Acak Sederhana sehingga setiap peternak/pemilik kuda Kandungan PK cukup tinggi mencapai 15.57%. Kandungan tersebut sangat baik dijadikan sebagai pakan ternak kuda di
mempunyai peluang yang sama. Kabupaten Muna. Hasil Kajian (Jasmal. A.S 2006) menunjukan bahwa kandungan protein kasar daun ubi jalan dan ubi
Alat-alat yang digunakan pada pengambilan data di lapang adalah kantong plastik dan kantong semen, tali rafia, gunting kayu masing-masing mencapai 11.05% dan 17.05%. sedangkan kandungan serat kasar mencapai 26.98% dan 21.11%.
rumput, dan timbangan. Sedangkan alat -alat yang digunakan di laboratorium adalah alat penghalus (grinder), oven, Labu Kandungan total digestiblw nutrient limbah tanaman pangan tertinggi adalah pucuk ubi kayu sebanyak 61.29%. Terdapat
Kjedhal untuk menentukan kandungan nitrogen hijauan dan seperangkat alat untuk menganalisis kandungan serat kasar 4 jenis hijauan lokal/endemik di Kabupaten Muna. Jenis hijauan lokal Daun Lapi merupakan jenis yang emiliki kandungan
hijauan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi hijauan. nutrisi yang cukup tinggi sebagai pakan ternak kuda. Hasil analisis proksimat menunjukan bahwa kandungan K.Air daun
Lapi mencapai 5.59%, BK mencapai 94.41%, Abu mencapai 4.98%, SK daun lapi mencapai 13.20%, sedangkan kandungan
PK cukup tinggi yakni mencapai 15.61%. Kondisi tersebut menunjukan bahak hijauan ini cukup baik bila di konsumsi oleh
ternak kuda karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Merujuk pada hasil kajian Megan (2008) bahwa
kebutuhan Protein ternak kuda sebanyak 8 - 10%, lebih lanjut menyampaikan bahwa pada fase pertumbuhan seekor
kuda umumnya membutuhkan 12 - 18 % protein kasar dalam makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan cepat.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahap I Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa hijauan lokal daun lapi memiliki kandungan nutrisi BK mencapai 94.41%,
Pembeliah Abu 4.98%, SK 13.20% dan PK mencapai 15.61%. Katepa memiliki kandungan BK 93.50%, Abu 9.77%, SK 22.70%, dan PK
alat dan
bahan mencapai 4.19%. Kabunti-bunti memiliki kandungan BK 93.23%, Abu 10.31%, SK 31.04% dan PK 5.80%, dan Kaghuti-ghuti
memiliki kandungan BK 94.65%, Abu 7.17%, SK 19.65% dan PK 4.822%. serta hijauan daun bamboo yang memiliki
Tahap II kandungan BK 94.62%, Abu 14.35%, SK 29.05 dan PK 5.95. Dari semua jenis hijauan lokal tersebut sangat baik di konsumsi
Sosialisasi oleh ternak kuda karena memiliki SK di bawah 30% dan Kandungan PK yang cukup tinggi.
BPS. 2016. Kabupaten Muna Dalam Angka. Badan Pusat Statisitik Kabupaten
Muna. Raha.
Guay, K.A., H.A. Brady, V.G. Allen, K.R. Pond, D.B. Wester, L.A. Janecka and
Tahap III Pengambilan Sampel N.L. Heninger. 2002. Matua bromegrass hay for mares in gestation and
lactation. J. Anim. Sci. 80: 2960 – 2966.
Tahap IV Jasmal. A.S, Ilyas, & Syamsudin I. 2010. Potensi Limbah Tanaman Pangan
Analisis
Lab Sebagai Sumber Pakan Sapi Potong Dalam Mendukung Integrasi
Ternak-tanaman Di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional ”Peningkatan Akses Pangan
Hewani melalui Integrasi Pertanian-Peternakan Berkelanjutan
Menghadapi Era ACFTA” dilaksanakan oleh Fakultas Peternakan
Universitas Jambi pada tanggal 23 Juni 2010 di Jambi.
Meghan W, Waller A. 2008. All teid up; metabolic factors and nutrional
Salam Hormat