Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

 Penyakit Blount : penyakit epifisis proximal tibia patologis,


menyebabkan tibia melengkung pada anak-anak.
 Keparahan penyakit dinilai dengan sistem klasifikasi Langenskiold 6
tahap berdasarkan progresivitas degenerasi kompartemen sendi
medial.
 Terapi dengan non bedah dan bedah, dengan perawatan khusus
berdasarkan umur dan stadium Langenskiold.
 Jika tidak diobati  kerusakan sendi permanen dan deformitas.

PENDAHULUAN
 Penyakit Blount (tibia vara) : kondisi pertumbuhan abnormal bagian
medial lempeng pertumbuhan tulang tibia bagian atas,
menyebabkan tulang tibia tumbuh menyudut  berjalan dengan
kaki terputar masuk ke dalam.
 Tidak diobati  deformitas bowleg  perburukan  kerusakan
sendi lutut.
EPIDEMIOLOGI
 Lebih sering pada perempuan
 Dimulai sekitar usia 2 th pada tipe infantile dan setelah usia 8 th
pada tipe adolescent
 Gangguan pertumbuhan bisa terjadi pada 1 atau 2 tibia
 Relatif jarang terjadi di seluruh dunia, tetapi umum terjadi di
Finlandia dan Jamaika

ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


 Etiologi pasti belum diketahui, berhubungan dengan obesitas pada
anak dan ketidakseimbangan nutrisi dengan kebutuhan
pertumbuhan tulang
 Faktor risiko :
1. Lebih sering pada perempuan
2. Genetik, penyakit autosomal dominan dan resesif
3. Bisa berjalan di usia < 1 th
4. Stres mekanik
5. Lebih sering paa ras Afrika
KLASIFIKASI

 Jika menetap  kelainan multiplanar progresif di ekstremitas bawah


(varus tibialis, genu procurvatum, torsi internal, perbedaaan
panjang kaki yang mengakibatkan osteoartritis dini pada lutut)
 Evaluasi radiografi dan perawatan ortopedi dapat mencegah
sebagian atau seluruh komplikasi
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Jarang menunjukkan tanda atau gejala sebelum mulai berjalan
 Diperiksa ok kelainan bowleg yang memburuk saat anak tumbuh
 Angulasi varus terfokus pada tibia proximal dibanding lutut
 Sulit didiagnosis ok memiliki persamaan dengan patologi penyakit
lain (hemimelia fibular, rakhitis,dispalsia skeletal)

Pemeriksaan fisik
 Sudut varus dan sisi lateral lutut dan tibia yang cekung
 Berdiri dengan kaki diputar eksternal dan pinggul sedikit tertekuk
 Pengukuran akurat : memutar pinggul sampai patela menghadap
ke depan dan lutut diekstensi penuh
 Foto klinis serial  menentukan dan mendokumentasikan tingkat
keparahan melengkungnya tibia
Pemeriksaan radiologi
Sinar X
6 derajat penyakit Blount tgt umur, perubahan progresif lempeng epifisisal
medial tibia, metafisis dan epifisis yang berkembang
 Tipe I : medial metaphyseal beaking
 Tipe II : saucer shaped defect of medial metaphysis
 Tipe III : saucer deepens into a step
 Tipe IV : epiphysis bent down over medial beak
 Tipe V : double epiphysis
 Tipe VI : development of medial physeal bony bar
Derajat ringan : I - IV, derajat berat : V - VI
Dapat digunakan untuk menentukan prognosis
Pemeriksaan Ro :
 Melihat perubahan epiphyseal
 Menentukan derajat angulasi
ekstremitas bawah 
mengukur tibia femoral angle
(sudut antara aksis femur dan
tibia pada radografi) Penyakit
blount didiagnosis jika tibia-
femoral angle > 15ᵒ
 TMDA (tibia metaphyseal –
diaphyseal angle)  dibentuk
dari garis tegak lurus terhadap
aksis panjang tibia dan garis
yang menghubungkan
paruhnya yang paling
menonjol dari sisi medial dan
lateral pr oximal metafisis.
TMDA < 11ᵒ  95% bowleg
fisiologis, > 11ᵒ  penyakit
blount
MRI
Menunjukkan manifestasi dan gejala yang kontroversial :
 Bertambahnya tinggi dan lebar dari meniskus medial
 Penebalan tulang rawan proximal tibia yang belum matur
 Peningkatan prevalensi robekan meniskus medial

PENATALAKSANAAN
 Tujuan : mencegah deformitas multiplanar dan artritis degeneratif
 Keberhasilan berdasarkan usia dan derajat kerusakan sendi (kriteria
Langenskiold)

Terapi non operatif :


1. derajat I – II, usia < 3 th, pemulihan normal
2. Fase awal dengan alat penyangga (brace/splint) unuk memperbaiki sudut
varus proximal tibia. Metode yang digunakan : KAFO (knee ankle foot
orthosis)  memfiksasi lutut pada posisi ekstensi dan memberi ruang medial
agar menjadi valgus, digunakan 23 jam sehari selama 2 th atau tergantung
derajat angulasi varus.
3. Penggunaan alat penyangga tidak berhasil pada obesitas berat, deformitas
bilateral, usia > 3 th
Terapi operatif
1. Derajat III – VI, usia > 3 th, gagal dengan terapi non operatif
2. Derajat III – IV pemulihan normal mungkin terjadi, derajat V – VI bisa terjadi
deformitas berulang dan gejala sisa permanen
3. Tehnik : - lateral hemi epiphysiodesis  mengarahkan pertumbuhan epifiseal
melalui manipulasi lempeng pertumbuhan, direkomendasikan
pada anak dengan tulang hampir matur
- osteotomi valgus proximal tibia  dengan cara irisan tulang tibia

PROGNOSIS
 Tergantung usia pasien dan derajat deformitas saat penanganan
 Tipe infantile : prognosis baik, tingkat kekambuhan rendah jika ditangani
pada usia muda dan fase awal, menjadi progresif bila tidak ditangani

PENUTUP
 Penyakit Blount : kondisi pertumbuha abnormal bagian dalam (medial)
lempeng pertumbuhan bagian atas tulang tibia
 Gejala bowleg tidak ditemukan sebelum anak mulai belajar berjalan
 Derajat penyakit ada 6, derajat ringan I - IV dan derajat berat V – VI
 Penatalaksanaan berdasarkan derajat penyakit, non operatif dan operatif

Anda mungkin juga menyukai