Anda di halaman 1dari 35

Aspek Seksualitas Dalam

Keperawatan

jonirasmanto@gmail.com
Tujuan Instruksional
1. Tujuan instruksional umum
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa dapat memahami
tentang konsep seksualitas dalam pemberian asuhan
keperawatan
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan
mampu :
 Menjelaskan definisi beberapa istilah yang berhubungan
dengan seksualitas
 Menjelaskan makna kesehatan seksual
 Mereview pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi
 Menjelaskan tahap perkembangan seksual manusia
 Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi seksualitas
 Menjelaskan beberapa penyimpangan seksualitas
 Menjelaskan proses keperawatan berkaitan dengan aspek
seksualitas klien
Asuhan keperawatan --- komprehensif dan holistik

masalah penyakit (fisiologis)

aspek lain : masalah seksualitas

 Pembicaraan mengenai seksualitas seringkali dianggap


sebagai hal yang tabu
 tidak pantas dibicarakan dalam komunitas umum
 bersifat pribadi
 hanya dikaitkan dengan masalah hubungan antar lawan
jenis.
 Klien tidak terlepas dari aspek seksualitasnya
ketika mereka berada dalam sistem pelayanan
kesehatan.
 Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan
holistik,semua aspek saling berinteraksi.
 Aspek seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh aspek biologi, psikologi, sosiologi, kultural
dan spiritual.
 perawat harus mempunyai dasar pengetahuan,
ketrampilan dalam pengkajian dan komunikasi
serta sikap yang tepat.
 Pengaruh penyuluhan keagamaan, peran jender
secara kultural, keyakinan tentang orientasi
seksual pengaruh sosial dam lingkungan masa lalu
dan saat ini mempengaruhi sistem nilai klien
maupun perawat.
Definisi
 sulit didefinisikan
 Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda
 Seksualitas --- bagaimana seseorang merasa tentang
diri mereka dan bagaimana mereka
mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang
lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti
sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan
perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman,
nilai, fantasi, emosi.
 seks --- menjelaskan ciri jenis kelamin secara
anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan --
- hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual
genital).
 Identitas jender merupakan perasaan seseorang tentang
jenis kelaminnya.
 Perilaku peran jender adalah bagaimana seseorang
berperan sesuai jendernya --- nilai-nilai yang dianut
individu dan lingkungannya.
 perawat mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan
peran jender pada klien ataupun anggota keluarga
sebagai dampak dari hospitalisasi atau perubahan status
kesehatan
 Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana
seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim
dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.
Kesehatan seksual

Kesehatan seksual didefinisikan sebagai


pengintegrasian aspek somatik,
emosional, intelektual, dan sosial dari
kehidupan seksual, dengan cara yang
positif yang memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi
dan cinta (WHO, 1975).
Definisi ini mencakup dimensi biologi,
psikologi dan sosiokultural.
 Komponen kesehatan seksual : konsep seksual diri, body
image, identitas jender, dan orientasi seksual
 Konsep seksual diri --- nilai tentang kapan, dimana,
dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan
seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif
menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang
lain
 Body image --- pusat kesadaran terhadap diri sendiri ---
secara konstan dapat berubah ---Bagaimana seseorang
memandang (merasakan) penampilan tubuhnya
berhubungan dengan seksualitasnya --- Kehamilan, proses
penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu
 Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara
Pria --- ukuran penis
 Identitas jender --- suatu pandangan mengenai jenis
kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan ---
mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan
budaya
 Transjender : istilah bagi seseorang yang identitas jender
atau ekspresi jendernya berbeda dengan anatomi jenis
kelaminnya
 Transjender mencakup --- cross-dresser, interseks,
transeksual pre operatif dan transeksual postoperatif
 Cross-dresses : orang yang rutin menggunakan pakaian
dari jenis kelamin yang berbeda --- bentuk ekspresi jender
--- tidak perlu dihubungkan dengan orientasi seksual.
Banyak cross-dresser adalah heteroseksual
 Interseks : orang yang memiliki organ
seksual ganda (ambiguous) pada saat lahir -
-- hermaprodit
 Transeksual preoperatif adalah seseorang
yang mengalami konflik antara jender
dengan anatominya
 Transeksual postoperatif adalah orang yang
telah menjalani operasi untuk mengubah
jendernya
Karakteristik Kesehatan Seksual
Kemampuan mengekspresikan potensi
seksual, dengan meniadakan kekerasan,
eksploitasi dam penyalahgunaan seksual.
Gambaran tubuh positif, ditunjukkan
dengan kepuasan diri terhadap penampilan
pribadi
Kongruen antara seks biologis, identitas
jender, dan perilaku peran jender
Kemampuan membuat keputusan pribadi
(otonomi) mengenai kehidupan seksual
yang dijalani dalam konteks personal dan
etik sosial
Lanjutan Karakteristik Kesehatan Seksual

Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui


komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
Kemampuan menerina pelayanan kesehatan
seksual untuk mencegah dan mengatasi semua
masalah, dan gangguan seksual
Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan
peran jendernya
Menghargai sistem yang berlaku
Mampu membina hubungan efektif dengan orang
lain
Enam ketrampilan dasar perawat dalam
memberikan pelayanan seksualitas

Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap seksualitas pribadi


Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan seksualitas
sepanjang rentang kehidupan
Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk bagaimana masalah
kesehatan dan penyelesaiannya dapat mempengaruhi seksualitas dan
fungís seks serta intervensi apa yang dapat memfasilitasi ekspresi
seksual
Keahlian komunikasi terapeutik
Menerima seksualitas sebagai area penting dalam intervensi
keperawatan dan adanya kemauan bekerja dengan klien yang
mempunyai berbagai jenis ekspresi seksualitas
Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan anggota keluarga dalam
mendiskusikan topik seksualitas, tidak hanya dengan tulisan atau
audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal
Review Anatomi & fisiologi sistem reproduksi
pria & wanita
 Organ seks wanita
Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii
dan ovarium.
Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva
yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia
mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis
(introitus).
 Organ seks pria
Organ seks eksternal pria adalah penis dan
skrotum.
Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis
dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula
seminalis dan kelenjar Cowper.
Tahap perkembangan seksual
Bayi (0 – 12 bulan )
Penentuan jender laki-laki atau perempuan
Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap
Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan
mangalami lubrikasi vagina
Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan
Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, emmeluk, membuai) ---
senang & nyaman berinteraksi dengan manusia

Todler (1-3 tahun )


Identitas jender berkembang secara kontinyu (terus menerus)
Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri
Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin
sama ,misal berinteraksi dengan boneka, pakaian yang
dipakai
Pra sekolah (4-5 tahun )
Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat
Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain
Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
Menyukai orang tua yang berbeda jenis
Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada

Usia sekolah (6-12 tahun )


Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang
berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan
ibu)
Senang berteman dengan sesama jenis
Kesadaran diri meningkat
Mempelajari konsep dan peran jender
Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku
seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas
Remaja (12-18 tahun )
Karakteristik seks mulai berkembang
Mulai terjadi menarke
Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya masturbasi
Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks / heteroseks)
Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua

Dewasa awal (18-40 tahun )


Terjadi aktivitas seksual
Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan
rumah tangga
Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan
Dewasa tengah (40-65 tahun )
Penurunan produksi hormon
Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun)
Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap
Mulai memperkokoh stándar moral dan etik

Dewasa akhir (65 tahun keatas )


Aktivitas seksual lebih berkurang
Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi
Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan
waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
seksualitas
Budaya
berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan
sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga
akan dipengaruhi budaya
nilai-nilai religi (keagamaan)
Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks
tanpa nikah
Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena
alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual.
Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh
perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk
tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya
secara seksual.
Hospitalisasi
--- Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa
tidak berguna.
--- Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat
berperilaku secara seksual melalui pengucapan
kata-kata kotor, mencubit,dll
--- Klien yang mengalami pembedahan dapat
merasa kehilangan harga diri dan perasaan
kehilangan yang mencakup maskulinitas dan
femininitas.
--- klien yang mendapatkan tindakan asuhan
keperawatan harus diawali dengan penjelasan
tindakan yang rasional dan membuat klien puas
dan menerima
Beberapa masalah berhubungan
seksualitas
Penganiayaan seksual
--- mencakup tindak kekerasan pada wanita,
pelecehan seksual, perkosaan, pedofilia, inses,
pornografi anak
--- efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis -
-- disfungsi seksual.
Contoh : Ibu yang mengalami penganiayaan selama
masa kehamilan cenderung melahirkan anak
dengan bblr. Anak-anak yang mengalami
penganiayaan dapat berisiko terhadap masalah
kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat
terjadi peningkatan keagresifan dan menjadi orang
dewasa yang suka melakukan tindak kekerasan.
--- dukungan perlu diberikan kepada korban dan
keluarga. Pelaku penganiayaan harus dilaporkan
kepada yang berwenang
Aborsi
--- dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh
wanita yang berhubungan seks sebelum nikah.
--- kontroversi baik yang pro maupun kontra.
--- Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka

Penyakit menular seksual (PMS)


--- individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
--- PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada
pasangannya selama kontak seksual yang intim.
--- Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga
tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis --- disebabkan oleh
bakteri
Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS --- oleh virus
 Malu mengungkapkan --- Ketrampilan komunikasi perawat
Proses keperawatan
Pengkajian
Perawat menguhubungkan riwayat seksual dengan
kategori berikut:
klien yang menerima pelayanan kesehatan untuk
kehamilan, infertilitas, kontrasepsi , atau klien
yang mengalami PMS (penyakit menular seksual)
klien yang sakit atau yang sedang mendapat terapi
yang kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi
seksualnya (misalnya klien dengan penyakit
jantung, DM, dll)
klien yang secara jelas mempunyai masalah
seksual
Pengkajian seksual mencakup :
Riwayat Kesehatan seksual
--- pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk
menentukan apakah klien mempunyai masalah
atau kekhawatiran seksual.
--- merasa malu atau tidak mengetahui
bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual
secara langsung – pertanyaan isyarat
Pengkajian fisik
--- inspeksi dan palpasi
--- Beberapa riwayat kesehatan yang
memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat
PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang
tidak normal dari genital, perubahan warna pada
genital, gangguan fungsi urinaria, dll.
Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual
misalnya :
adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat
trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan
seksual
kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka
bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya
ostomi pada tubuh
terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan
masalah seksual; kurangnya pengetahuan/salah
informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
gangguan aktifitas fisik sementara maupun
permanen ; kehilangan pasangan
konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi
dengan aturan religi
Diagnosa keperawatan
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )
 - ketakutan tentang kehamilan
 - efek antihipertensi
 - depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan
pasangan

2. Disfungsi seksual b.d


 - cedera medulla spinalis
 - penyakit kronis
 - nyeri
 - ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau
panti

3. Gangguan citra tubuh b.d


 - efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
 - disfungsi seksual
 - perubahan pasca persalinan
4. Gangguan harga diri b.d
 - kerentanan yang dirasakan setelah mengalami
serangan infark miokardium
 - pola penganiayaan ketika masih kecil

Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi


diagnosa keperawatan yang lain misalnya :
 Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi,
kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah
informasi dan mitos-mitos seksual
 Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau
efek pembedahan genital
 cemas b.d kehilangan fungsi seksual
Perencanaan keperawatan

Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual


yang dialami klien, mencakup :
 mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan
kesehatan seksual
 meningkatkan pengetahuan seksualitas dan
kesehatan seksual
 mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS
 mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan
 meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi
seksual
 memperbaiki konsep seksual diri
 Implementasi

 promosi kesehatan seksual -- penyuluhan /


pendidikan kesehatan.
 Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik,
lingkungan dan waktu yang mendukung privasi dan
kenyamanan klien.
 Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik
dan faktor yang berhubungan --- pendidikan
tentang perkembangan normal pada anak usia
todler, kontrasepsi pada klien usia subur, serta
pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki
pasangan seks lebih dari satu.
 Rujukan mungkin diperlukan
Evaluasi

 Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam


perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat
seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan
tersebut tidak tercapai --- Pengungkapan klien atau
pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan
kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko, isyarat
perilaku seperti kontak mata, atau postur yang
menandakan kenyamanan atau kekuatiran
 klien, pasangan dan perawat mungkin harus
mengubah harapan atau menetapkan jangka waktu
yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
 Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif ---
penting
diskusi
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai