Anda di halaman 1dari 17

SUMATERA UTARA

• Sumatera Utara sebagai provinsi keempat terbesar di Indonesia, punya banyak potensi untuk mendorong
keadilan dan pembangunan ekonomi. Ada banyak desa dengan potensi alam besar, serta kota yang memiliki
peluang sebagai lokomotif pertumbuhan.

• Sumatera Utara adalah provinsi perjuangan. Ia harus menjadi teladan dalam melunasi janji kemerdekaan:
bermartabat, aman, sejahtera, cerdas, dan aktif di kancah global. Sumatera Utara harus maju menjadi
provinsi yang adil dan sejahtera dalam interaksi antarwarga dan dengan semesta.

• Sumatera Utara adalah jarum dalam tenun kebangsaan. Maka ia tidak boleh abai dengan kesenjangan dan
potensi perpecahan. Karena itu, ia tidak boleh mengabaikan aspirasi warga, apapun latar belakangya.
Pembangunan harus berjalan sebagai gerakan bersama. Pembangunan Sumatera Utara harus dilaksanakan
dengan berkelanjutan, menautkan apa yang sudah diletakkan oleh para pendahulu dengan kepentingan anak
cucu kita di masa depan.

• Komposisi pembangunan Sumatera Utara harus diarahkan secara khusus untuk memperbaiki fundamental
masyarakat Sumatera Utara. Mengurangi jumlah pengangguran, membangun infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan itulah yang dibutuhkan untuk menjadikan masyarakat Sumatera Utara yang makmur dan
produktif.

• Untuk menjadikan Sumatera Utara khususnya Dapil SUMUT 3 menjadi daerah yang adil dan sejahtera,
diperlukan wajah baru untuk menjadi keterwakilan di Legislatif yang mempunyai semangat perubahan.
PROV. SUMUT TERMASUK 10 PROVINSI
DENGAN KETAHANAN PANGAN TERENDAH
(SEPT 2016)
Sumut merupakan provinsi dengan ketahanan pangan terendah ke 2 dibanding provinsi lainnya
pada September 2016. Ini tercermin dari tingginya persentase pengeluaran per kapita sebulan
untuk memenuhi kebutuhan makanan dibanding non makanan.
Data Badan Pusat Statistik (BPK) menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita sebulan
untuk memenuhi makanan 58.85%.
Semakin tinggi persentase pengeluaran untuk kebutuhan makanan mengindikasikan kian
rendahnya ketahanan pangan suatu wilayah.
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DIBAWAH 75.00
KECUALI KOTA PEMATANGSIANTAR

Menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Indeks Pembangunan Manusia di Dapil
Sumut 3 dibawah angka 75.00. Hanya satu kota Pematangsiantar yang berada diatasnya.

Indeks Pembangunan Manusia


ANGKA PENGANGGURAN SUMUT
HANYA BERKUANG 0,01%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di


Sumatera Utara pada Februari 2018 mencapai
5,59 persen atau sebanyak 403 ribu penduduk.
Terjadi penurunan tingkat pengangguran
terbuka bila dibandingkan pada kondisi
Agustus 2017 yaitu tingkat pengangguran
terbuka pada saat itu mencapai 5,60 persen.

Dari data BPS Sumut terdapat 4 daerah di Dapil


Sumut 3 yang memiliki angka pengangguran
diatas 5,59% yaitu Pematangsiantar 8,80%,
Simalungun 5,62% , Asahan 5,95% dan Binjai
5,95%.
JUMLAH NARAPIDANA TERBANYAK DI SUMUT
Sumatera Utara merupakan wilayah dengan jumlah narapidana/tahanan terbanyak
dibandingkan dengan wilayah lainnya. Menurut data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
(D i t j e n P A S) Kementerian Hukum dan HAM, jumlah narapidana di Kantor Wilayah
(Kanwil) Sumatera Utara mencapai 27 ribu jiwa. Angka ini setara 12,4 persen dari total narapidana
di seluruh Indonesia, yakni hampir 200 ribu.
Dari jumlah narapidana di Kanwil Sumatera Utara, sebannyak 9 ribu merupakan tahanan dan 18 ribu
merupakan narapidana. Total kapasitas di Kanwil Sumatera Utara hanya sekitar 10 ribu, tapi jumlah
tahanan mencapai 27 ribu sehingga terdapat kelebihan kapasitas sekitar 174 persen.
Dari 10 Kanwil dengan jumlah
narapidana terbanyak totalnya
mencapai 149 ribu jiwa atau 67
persen dari total narapidana di
seluruh Indonesia. Beberapa kali
narapidana tahanan kabur karena
jumlah tahanan melebihi
kapasitas. Terakhir, sebanyak 448
tahanan di Rutan kelas II
Pekanbaru.
KORUPSI MENJADI KENDALA UTAMA
BERUSAHA
Ombudsman Republik Indonesia selama 2015 telah menerima laporan/pengaduan masyarakat atas
dugaan maladministrasi dalam pelayanan publik sebanyak 6.859 laporan. Berdasarkan instansi
terlapor, sebanyak 41,59 persen atau 2.853 laporan mengeluhkan pelayanan publik di instansi
pemerintah daerah. Disusul oleh Kepolisian dengan 11,75 persen.
Maladministrasi merupakan perilaku atau perbuatan melawan hukum dan etika dalam suatu proses
administrasi pelayanan publik, yakni meliputi penyalahgunaan wewenang/jabatan, kelalaian dalam
tindakan dan pengambilan keputusan.
BANG EMJE
MUHAMMAD JUSUF SIRAIT, SE lahir dikampung Melayu Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun,
18 Oktober 1975 adalah anak dari pasangan Bapak ABDUL RAHMAN SIRAIT dan IBU RATNA SIAHAAN,
putra asli Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Merupakan Cucu dari TUAN SYECH ALM. H.IBRAHIM
SIRAIT (tukang bubur).
Pada tahun 1994, setelah menyelesaikan SLTA di Taman Siswa Kota Pematangsiantar, Muhammad Jusuf Sirait
mengadu nasib ke Ibukota Jakarta. Berawal melamar pekerjaan sebagai salesman product consumer good di
group Rodamas, hingga pindah pekerjaan keperusahaan bidang pertambangan. Awal karir sebagai pekerja
disektor explorasi pertambangan mineral logam emas, nickel dan batubara yang akhirnya membuka jalur kepada
bang 3MJE, menjadi pengusaha bidang explorasi pertambangan kemudian dengan pengalaman-pengalaman yg
didapat merambah kepada pekerjaan bidang Kontruksi seperti, sipil, ME, pipeline dan rekayasa konstruksi
lainnya.
Diselah kesibukan didunia pertambangan, Muhammad Jusuf Sirait melanjutkan pendidikan di Universitas Guna
Darma dan menyelesaikan gelar sarjana strata satu jurusan ekonomi.
Mengabiskan masa kecil di Tanah Jawa Kabupaten Simalungun dan kini kembali untuk membangun kampung
halaman khususnya Dapil Sumut 3.
Muhammad Jusuf Sirait menikah dengan Betty Rosarya Indah (kelahiran Sidamanik Kabupaten
Simalungun) dan dikaruniai 3 orang anak : Zaky Heru Zaymarwan Sirait, Naufal Faizul Anwa Sirait dan
Azriel Garin Indrasta Sirait.

Anda mungkin juga menyukai