Manajemen SDM Di Puskesmas
Manajemen SDM Di Puskesmas
PELATIHAN
MANAJEMEN PUSKESMAS
BAPELKES PROV KAL SEL, 11 – 20 MARET 2019
TUJUAN
• Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta mampu memahami Perencanaan SDM Kesehatan
Puskesmas
• Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Menjelaskan Perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas
2. Menjelaskan Pengorganisasian SDM Puskesmas
3. Menjelaskan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
4. Menjelaskan Pengembangan SDM Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2
I. PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDM PUSKESMAS
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas:
1. Latar Belakang
2. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas Berdasarkan
Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)
3. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas Berdasarkan
Standar Ketenagaan Minimal
Dilengkapi dengan :
1. Buku Manual
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 8
2. Aplikasi
2. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN BERDASARKAN METODE
ANALISIS BEBAN KERJA KESEHATAN
(ABK KES)
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS
Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012 Point 5a no 1 Perhitungan beban kerja dlm rangka penyusunan
formasi PNS ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga kesehatan yang dikeluarkan Menkes
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menit/ps 72000 2400
15
LANGKAH 5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 24
REFERENSI
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN
• UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
• UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 12 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA
DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH
• PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 19 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS BEBAN
KERJA
• PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO. 26 TAHUN
2011 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK DAERAH
• PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
• PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN, MENTERI PAN RB, DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR
61 TAHUN 2014, NOMOR 08/SKB/MENPAN-RB/10/2014, NOMOR 68 TAHUN 2014
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25
II. PENGORGANISASIAN
Tenaga
Kefarmasian
Dokter Gigi
Ahli
Teknologi Bidan
Laboratorium
Tenaga Tenaga
Kesehatan Kesehatan
Lingkungan Masyarakat
8/26/2019 29
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sumber Daya Manajemen Puskesmas
Pendukung
Kegiatan
ketatausahaan
Tenaga
Non
Kesehatan
Sistem
Informasi dan
Kegiatan Administrasi
Operasional Keuangan
Lain di
Puskesmas
• tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat
• masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun
• telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas
• Variabel Pendidikan
Merupakan variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan pendidikan.
Pembobotan dilakukan untuk tingkat pendidikan masing-masing individu dengan
tujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada mereka yang mempunyai
pendidikan/pengetahuan yang lebih tinggi. Pada kondisi dimana dokter (medis/
profesional) merangkap sebagai kepala puskesmas (manajemen), maka mengambil
kelompok dengan bobot yang paling besar.
8/26/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 41
• Variabel Masa Kerja
• Merupakan variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan masa kerja yang
dihitung sejak SDM Puskesmas tersebut bekerja di institusi pemerintah.
• Pembobotan dilakukan untuk masa kerja masing-masing individu dengan tujuan
untuk memberikan rasa keadilan kepada mereka yang mempunyai masa
pengabdian yang lebih lama.
• Variabel Kehadiran
• Merupakan variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan kehadiran
setiap bulan.
• Pembobotan dilakukan untuk kehadiran masing-masing individu di Puskesmas
dengan tujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada mereka yang mempunyai
tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi.
8/26/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 42
• Variabel Pengurangan
Penilaian berdasarkan ada tidaknya teguran dan surat peringatan yang diperoleh
selama masa penilaian. Variabel pengurang diberikan pembobotan/ skoring untuk
memberikan rasa keadilan yang mempunyai tingkat kedisiplinan lebih tinggi.
• Variabel Penambahan
Variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan ada tidaknya penghargaan yang
diperoleh selama masa penilaian. Penghargaan yang dapat dinilai adalah yang
tertulis dan telah disetujui kepala puskesmas.
• Variabel Produktivitas
Variabel ini berlaku khusus, SDM di Puskesmas memiliki unsur-unsur penilaian
tersendiri sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta tugas lain diluar tugas
pokok yang dibebankan kepadanya.
8/26/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 43
2. EVALUASI
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA
Biro Kepegawaian
PROFIL
KOMPETENSI
PEGAWAI
Puslat
SDMK
SIKLUS MANAJEMEN PELATIHAN
EVALUASI PENGKAJIAN
PROGRAM KEBUTUHAN
PELATIHAN PELATIHAN
PENGENDALIAN
MUTU
PELATIHAN
PELAKSANAAN PERUMUSAN
PROGRAM TUJUAN
PELATIHAN PELATIHAN
MERANCANG
PROGRAM
PELATIHAN 53
POLA PIKIR TNA
(Training Need Assessment)
TNA FRAMEWORK
Analisis
Organisasi
Pelatihan
Identifikasi
Analisis Diskrepansi
Tugas kinerja dan
penyebabnya
Non Pelatihan
Analisis
Individu
Diklat 20 jpl/tahun
1
Seminar
2
Standar Rencana Kursus
Pengembang 3
Kompetensi Profil Pengembang
Analisis Gap an
Jabatan/ Pegawai an
Kompetensi 4 Penataran
Teknis Kompetensi
5
Pertukaran PNS dan Swasta
6
Pedoman Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Pegawai
Praktik Kerja di Instansi Pusat dan
Daerah
Pedoman Pengembangan Kompetensi
ASN di Lingkungan Kemenkes
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
MENURUT RPP MANAJEMEN ASN
Klasikal:
Pendidikan:
1. Pelatihan
Tugas Belajar/ Izin
2. Seminar
Pengembangan Belajar
3. Kursus
Kompetensi 4. Penataran
Pelatihan:
1.Pelatihan Klasikal Non Klasikal:
2.Pelatihan Non 1. E-Learning
Klasikal 2. Bimbingan di
tempat Kerja
3. LJJ
4. Pertukaran
Pegawai
JENIS PENGEMBANGAN SESUAI KEBUTUHAN
NO JENIS PENGEMBANGAN ASN DESKRIPSI KRITERIA
• Kegiatan workshop/lokakarya identik Masalah yang dibahas bersifat life centered dan
dengan seminar yaitu suatu pertemuan muncul dari peserta sendiri
ilmiah untuk membahas masalah tertentu Cara yang digunakan ialah metode pemecahan
oleh para pakar dalam bidang tertentu pula. masalah musyawarah dan penyelidikan
3 Workshop/ Lokakarya
Menggunakan resource person dan resource
• Hasil dari lokakarya menjadi sebuah produk materials yang memberikan bantuan yang besar
yang dapat digunakan peserta dalam sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-
proses pembelajaran di kelas. baiknya.
Coaching biasanya keadaannya lebih
terstruktur dan pertemuan dijadwal secara
teratur dilakukan dalam waktu ditentukan dan
terfokus pada wilayah spesifik.
Fasilitator melaksanakan hal berikut ini :
Bimbingan di Tempat Kerja Coaching :
a. penjelasan keterampilan dan interaksi yang
(Coaching, Mentoring, Proses belajar intensif melalui bimbingan
4 akan dilakukan kepada peserta,
Detasering) perorangan, demonstrasi, dan praktik yang b. memeragakan keterampilan dengan cara yang
diikuti dengan pemberian umpan balik segera sistematis, efektif, dengan menggunakan alat
bantu latihan,
c. mengamati secara seksama simulasi ulang
8/26/2019 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia oleh peserta pada tatanan seperti kondisi62
nyata.
JENIS PENGEMBANGAN SESUAI KEBUTUHAN
NO JENIS PENGEMBANGAN ASN DESKRIPSI KRITERIA