Anda di halaman 1dari 10

Daun Sembung Blumeae balsamiferae folium

Chlaudia Florenza 31181053


Mar'atus Sholikha 31181062
Fauzan Musyaffa 3118101070
Aliefia Syera 31181080
Elin Nur Anggraeni 31181091
Pembuatan Simplisia

Bagian Tanaman yang Digunakan:


Daun

Cara Panen
Panen bisa dilakukan dengan cara mengangkat seluruh bagian tanaman ataupun hanya daunnya saja.
Pemanenan bisa dilakukan 4 kali selama satu tahun. Pemanenan daun lebih baik dilakukan jika daun
sudah tua karena memiliki kandungan senyawa aktif optimal, jika terletak pada batang atau cabang
yang menerima sinar matahari maksimal dan daun membuka penuh sehingga asimilasi terjadi
sempurna (Alonzo, 1999).
Pembuatan Simplisia

Pengumpulan daun sembung yang akan dijadikan sebagai bahan baku simplisia
Bahan Baku

Buang bagian yang tidak perlu


Sortasi Basah

- Cuci daun sembung dengan air bersih yang mengalir

Pencucian - Pencucian dilakukan sesingkat mungkin agar tidak menghilangkan zat


berkhasiat dari daun sembung
Pembuatan Simplisia

Lakukan pengeringan menggunakan matahari dan usahakan mendapat ventilasi yang cukup
Pengeringan Agar hasil pengeringan cepat menggunakan alat blower

Pengeringan matahari di lakukan hingga simplisia benar benar kering .Dengan destilasi bias
didapatkan 0,1-0,5% minyak atsiri

Sortasi Kering Lalu pisahkan benda asing jika masih tertempel pada simplisia kering

Disimpan dalam wadah yang bersih, kedap air dan tertutup rapat, di tempat
Penyimpanan yang kering dan terlindung dari cahaya matahari dan disimpan pada
suhu kamar (15-30 derajat celcius )
Parameter Spesifik Simplisia
Simplisia : Daun Sembung (
Blumeae balsamiferae folium )
Organoleptik : Berupa lembaran
daun, berbulu, warna hijau
kecoklatan, bau mirif kamfora
dan rasa agak pahit
Makroskopik : Daun tunggal,
bertangkal, pada tangkal daun
terdapat beberapa pasang daun
kecilo berbentuk lidah tombak
Mikroskopik : fragmen pengenal
adalah serabut sklerenkim berkas
pengangkut dengan penebalan
tangga dan spiral
Parameter Nonspesifik Simplisia

Kadar sari
Sari larut air : tidak kurang dari 16,7 %
Sari larut etanol : tidak kurang dari 9,2 %

Adapun kadar sari larut air maupun kadar sari larut etanol merupakan
indikator banyaknya zat khasiat yang dapat tersari oleh pelarut air dan
etanol semua hasil parameter diuji masing-masing.
Parameter Nonspesifik Simplisia

Profil kromatogram
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <6I>
dengan parameter sebagai berikut :
Fase gerak : Kloform P-metanol P (9:1)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 5 % dalam etanol P, gunakan larutan uji KLT seperti yang
tertera pada Kromatografi <6I>
Larutan pembanding : Andrografolid 0,1 % dalam etanol P
Volume penotolan : Totolkan 20 μL Larutan uji dan 2 μL Larutan pembanding
Deteksi : UV 254
Parameter Nonspesifik Simplisia

Kadar air : tidak lebih dari 10 %


(Materia Medika Indonesia)

- uji kadar air dilakukan untuk menentukan kualitas suatu simplisia.


-penentuan kadar air dilakukan untuk menentukan apakah suatu
simplisia memiliki kadar air yang berada pada batasnya atau tidak. Jika
melebihi batas maka simplisia tersebut akan rentan terhadap
pertumbuhan mikroba

- alat : rangkaian distalasi azeotrop


Parameter Nonspesifik Simplisia

Susut Pengeringan : tidak lebih dari 10 %

-pengukuran sisa zat setelah pada temperatur 105°C selama 30


menit, yang dinyatakan sebagai nilai persen (%)
-tujuan : memberikan batas maksimum (rentang0 tentang
besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan
(Depkes RI, 2000)

- alat : oven,desikator
Parameter Non spesifik simplisia
Kadar abu
kadar abu total : 12,7 %
kadar abu tidak larut asam : tidak lebih dari 3,9 %
(Farmakope Herbal Indonesia 2008 edisi I)

- Penentuan kadar abu : bahan dipanaskan pada temperatur dimana


senyawa organik dan turunannya tereduksi dan menguao sehingga hanya
tersisa unsur mineral dan anorganik.

- Tujuan penentuan kadar abu : memberikan gambaran tentang kandungan


mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai
terbentuknya ekstrak. (Depkes RI, 2000)

Anda mungkin juga menyukai