LESU
PEMICU 2 BLOK HEMATOLOGI
KELOMPOK 1
Tutor : dr. Lily
Ketua : Nila Ijma Septiana (405150053)
Sekretaris : Pute Ayu Misilawaty (405150146)
Penulis : Laurensia (405150041)
Anggota :
■ Muhammad Riduan (405140011)
■ Fransisca Novianti (405140040)
■ Sandi Asbandi (405150031)
■ Indi Chairunnisa (405150057)
■ Sherly Puspitasari (405150064)
■ Ario Lukas (405150072)
■ Riky Pratama (405150131)
■ Cindy Putri (405150147)
■ Albert Tandy (405150148)
AKU LEMAS, LETIH, LESU
Seorang mahasiswi semester 3, datang ke praktek dokter karena belakangan ini dia merasa
lemas, lesu dan letih. Menurut temannya dia tampak pucat dan dia berpikir apakah
mengalami kekurangan darah. Lalu dia minum obat penambah darah seperti yang
diiklankan di televisi tetapi setelah sebulan minum obat tidak mengalami perbaikan. Dokter
mengingatkan, agar tidak sembarangan mengonsumsi obat penambah darah.
Dia heran mengapa dokter mengatakan hal itu dan menanyakan banyak hal kepadanya
seperti: kebiasaan makan, jenis makanan yang suka dikonsumsi, apakah dia sering sakit
atau demam, menanyakan mengenai keluarga apakah ada yang pucat seperti dia. Malahan
dokter menanyakan mengenai menstruasinya apakah lancar dan seberapa banyak, apakah
dia senang berkebun atau sering ke pantai. Dia makin heran karena dokter memeriksa dia
dengan rinci sekali seperti mata, lidah, perut, jari-jari tangan terutama memperhatikan
kukunya. Dokter menanyakan juga apakah dia mengalami perubahan dalam mengecap.
Setelah itu, dokter mengatakan kemungkinan dia mengalami kurang darah. Untuk
memastikan keadaannya, dokter menganjurkan melakukan pemeriksaan darah di
Laboratorium. Dia memperhatikan pada formulir pemeriksaan laboratorium, dokter
memberikan tanda silang pada pemeriksaan Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, leukosit,
trombosit, MCV, MCH, MCHC, Laju Endap Darah, hitung jenis lekosit, hitung retikulosit dan
evaluasi morfologi darah tepi.
Pada waktu pulang dia belum diberikan obat apapu, dan obat penambah darah yang
diminum, dihentikan oleh dokter. Menurut dokter, obat akan diberikan berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium. Dia bertanya dalam hati apa yang terjadi dalam dirinya? Apakah
banyak orang yang mempunyai keluhan dan keadaan seperti dia?
UNFAMILIAR TERMS
Jenis-jenis Anamnesis
Pemeriksaan
Herediter Menstruasi Nutrisi
Fisik Penunjang
Parasit Trauma
Diagnosis
Patofisiologi
Tatalaksana
LEARNING OBJECTIVE
PRIA WANITA
Hemoglobin (g/dL) 13,5-17,5 11,5-15,5
Hematokrit (PCV) (%) 40-52 36-48
Hitung eritrosit (𝑥1012 /L) 4,5-6,5 3,9-5,6
MCH (pg) 27-34
MCV (fl) 80-95
MCHC (g/dL) 30-35
Hitung retikulosit 50-150
(𝑥109 /L)
Anemia
Morfologi Etiopatogenesis
Normositik normokrom
Akibat hemoragi
Makrositik
Anemia Hemolitik
1. Nutrisi
a. Besi (Fe)
■ Kebutuhan besi meningkat selama masa bayi, remaja, kehamilan, laktasi dan
wanita menstruasi menyebabkan tingginya resiko anemia defisiensi besi
■ Penyebab defisiensi besi :
- kehilangan darah kronik
- asupan makanan
- menorhagia
- kehamilan
- cacing tambang
KEBUTUHAN BESI HARIAN (satuan mg/hari)
3. Herediter
■ Seperti thalassemia dan anemia sel sabit
4. Trauma
■ Pengeluaran darah yang akut dalam jumlah besar
■ Misal : kecelakaan
5. Parasit
■ Anemia defisiensi Fe
■ Thalasemia
■ Anemia akibat penyakit Kronik
■ Anemia sideroblastik
ANEMIA DEFISIENSI Fe
■ Anemia yang disertai dengan pansitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh
kelainan primer pada sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau hipopasia tanpa
adanya infiltrasi, supresi atau pendesakan sumsum tulang
ANEMIA HEMOLITIK
■ Megaloblastik
• Anemia defisiensi Folat
• Anemia defisiensi vitamin B12
■ Nonmegaloblastik
• Anemia pada penyakit hati kronis
• Anemia pd hipotiroid
• Sindrom mielodisplastik
Anemia megaloblastik
Defisiensi Fe
■ Faktor = kurang asupan Fe, kebutuhan Fe meningkat (menstruasi, kehamilan, masa
laktasi, pada bayi, dll), pendarahan menahun, ggn absorbsi besi
Fe untuk eritropoesis
cadangan besi di sumsum cadangan kosong (iron kurang sehingga ggn
tulang turun depleted state) bentuk eritrosit (iron
deficient erythropoiesis)
■ Besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap diserap duodenum
■ Besi dalam makanan terdapat dlm 2 bentuk:
- Besi heme terdapat dalam daging dan ikan, tidak dihambat oleh bahan
penghambat sehingga mempunyai bioavailibilitas tinggi
- Besi non-heme berasal dari sumber tumbuh-tumbuhan, tingkat penyerapan
rendah.
FASE MUKOSAL
■ Besi organik dalam makanan sebagian diserap sebagai heme dan sebagian
dipecah dalam usus menjadi besi anorganik.
■ Heme diserap melalui suatu reserptor, yang masih harus diidentifikasi pada
membran apikal eritrosit duodenum.
■ Heme kemudian dicerna untuk melepaskan besi. Absorpsi besi anorganik didukung
oleh faktor-faktor seperti asam dan zat pereduksi yang mempertahankan besi
dalam lumen usus dalam keadaan Fe2+ dan bukan Fe3+
FASE KORPOREAL
■ Meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh sel-sel yang
memerlukan, dan penyimpana besi oleh tubuh.
Anemia karena penyakit kronik
Berkurangnya pelepasan Fe dari makrofag ke plasma Hepcidin meningkat
Berkurangnya jangka hidup eritrosit
Respons eritropoetin tidak adekuat efek sitokin (IL) dan TNF pd eritropoesis => penyakit
ginjal (sumber eritropoetin)
Anemia sideroblastik
Fe gagal bersatu dengan protoporfirin gagal membentuk heme di mitokondria Fe
mengendap = cincin sideroblas
Disertai eritropoesis inefektif => Anemia
Jenis : a. Herediter mutase gen ALA-S dkm pembentukan protoporfirin
b. Didapat mielodisplasia => kerusakan genetic sel progenitor
Anemia Makrositik (Megaloblastik)
Defisiensi B12
B12 = factor sintesis DNA inti ; defisiensi => kerusakan sintesis DNA inti terlambat
matang Sel besar krn pembelahan terlambat
Penyebab def B12 :
1. Anemia Pernisiosa = serangan autoimun pd mukosa lambung
2. Vegetarian kemungkinan kurang asupan B12
3. Lesi usus
B12 diangkut
Transkobalamin (Tc) sumsum tulang jika defisiensi Tc
= dari darah porta
EKSTRAVASKULER
INTRAVASKULER
■ Jenis kelainan hemolitik:
a) Herediter
• Sferositosis => defek protein -> kehilangan membrane -> sferis ->mudah lisis
• Eliptositosis => mutasi gen
b) Didapat
• Autoimun => Eritrosit dilapisi IgG ->IgG diambil makrofag -> membrane hilang -> sferis
• Hemolisis intravaskuler masif
PERDARAHAN AKUT
■ Pengeluaran darah yang akut dan dalam jumlah besar tidak segera menimbulkan
anemia
Memacu penyesuaian
Perdarahan akut Penurunan volume
kompensatorik
(cepat) darah intravaskular
sirkulasi
• Meningkatkan kec.
denyut jantung
Anemia
• Memperbesar vol.
sirkulasi
PLASMODIUM
Leishmania donovani
Diphyllobotrium latum
■ Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Cacing menghisap darah dan Fe =
anemiahipokrom mikrositik
Larva filariform menembus kulit -> hidup di usus
halus manusia
■ Trichuris trichiura
Telur matang berisi larva tertelan
Kepala Trichuris masuk mukosa usus
-> menghisap darah
dan membuat pendarahan = anemia
Toxoplasma gondii
Anemia sel sabit (Sickle cell)
■ Disebabkan oleh mutasi genetic yang mengubah as. Amino tunggal dalam rantai as.
Amino panjang – 146 yang menyusun rantai β hemoglobin ( valin menggantikan
glutamate pada posisi 6 di rantai as. Amino ini )
■ Sel darah jadi mengandung tipe Hb yang abnormal yang disebut Hb S ( kelainan rantai
β hemoglobin di molekul Hb )
Jika Hb terpapar dengan O2 kadar rendah Hb akan mengendap menjadi Kristal2 panjang di
dalam SDM Kristal-Kristal ini akan memperpanjang sel dan lebih memberi gambaran seperti
bulan sabit dan bukan menyerupai lempeng bikonkaf Hb yang mengendap tersebut akan
merusak membrane sel, sehingga sel jadi sangat rapuh dan menyebabkan anemia yang parah
a. Warna kulit : pucat, plethora ( kelebihan darah artinya warna kulit sangat merah ),
sianosis, icterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami
b. Purpura : petechie dan ecchymosis ( bercak pd kulit atau membrane mukosa >
petekie, biru ungu, tdk teratur tanpa elevasi
c. Kuku : koilonychias ( kuku sendok )
d. Mata : icterus, konjunctiva pucat/konjuctiva anemis, perubahan fundus
e. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis, stomatitis
angularis
f. Limfadenopati
g. Hepatomegali
h. Splenomegali
i. Nyeri tulang atau nyeri sternum
j. Hemarthrosis atau ankilosis sendi
k. Pembengkakan testis
l. Pembengkakan parotis
m. Kelainan sistem sara
PEMERIKSAAN LAB NON-HEMATOLOGIK
TES PENYARING
■ Kadar Hb
■ Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
■ Apusan darah tepi
Pemeriksaan khusus:
■ Penilaian sediaan hapus pd kelainan membrane
■ Uji fragilitas osmotic eritrosit
■ Uji comb
■ Pemeriksaan aktivitas G-GPD eritrosit
■ Hemoglobin unstable
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara laboratorium untuk menegakkan diagnosis anemia def besi, bisa digunakan kriteria
diagnosis ADB (modifikasi dari kriteria Kerlin et al ) sebagai berikut:
■ Adanya SDM yang hipokrom mikrositik di hapusan darah tepi
■ MCV < 80 fl, MCHC <31 % dengan salah satu dari kriteria dibawah:
2 dari 3 parameter berikut: - besi serum < 50 mg/dl
- TIBC > 350 mg/dl
- saturasi transferrin < 15%
Feritin serum < 20 mg/l
Pewarnaan sumsum tulang dengan biru prusia ( perl’s stain ) menunjukkan cadangan
Fe ( butir-butir hemosiderin) yang negative
Dengan pemberian sulfas ferosus 3x 200 mg / hari ( preparat besi lain yang setara )
selama 4 minggu disertai kenaikan kadar Hb sebesar > 2 g/ dl
Tahap 3
■ Menentukan penyebab def Fe ini sangat penting untuk mencegah kekambuhan def
Fe serta kemungkinan untuk dapat menemukan sumber pendarahan yang
membahayakan
■ Untuk pasien dewasa, focus utama adalah mencari sumber pendarahan. Dilakukan
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
1. Pada wanita pasa reproduksi, anamnesis tentang menstruasi itu sangat penting.
Jika perlu periksa ginekologi
2. Pada pria, cek feses untuk mencari telur cacing tambang. Tentukan berat
infeksinya. Jika masih ringan, tidak dapat dianggap sebagai penyebab utama
ADB. Titik krisis untuk cacing tambang yang dianggap sebagai penyebab utama
def Fe adalah jika ditemukan jumlah telur per gram feses ( TPG ) adalah >2000
pada waita dan > 4000 pada pria
– Anemia karena cacing tambang juga sering disertai pembengkakan parotis dan
warna kuning pada telapak tangan. Juga ditemukan eosinofilia
LO 4. TATALAKSANA KURANG DARAH
PENDEKATAN TERAPI
Terapi besi parenteral itu kan resikonya lebih besar. Beberapa efek samping yang
bisa ditumbulkan dari preparat besi jenis ini adalah nyeri saat disuntik,
menimbulkan warna hitam di kulit, flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah,
sakit perut, sinkop
Diet
• sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutama yang
berasal dari protein hewani
Vitamin C
• diberikan 3x100 mg/hari untuk meningkatkan absorbs besi
Transfusi darah
• ADB jarang memerlukan transfuse darah. Indikasi pemberian transfuse darah
pada ADB :
- adanya penyakit jantung anemic
- anemia yang sangat simptomatik
- pasien memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat
KESIMPULAN
Kami telah mempelajari definisi, klasifikasi , faktor penyebab, patofisiologi, gejala dan
tanda, anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, serta penatalaksanaan
dari anemia.
SARAN
1. Untuk menentukan diagnosis penyakit yang dialami remaja tersebut memang
seharusnya dilakukan pemeriksaan yang lengkap, agar dapat mengetahui
penyebab anemia dan pengobatan yang akan dilakukan
2. Seharusnya remaja tersebut tidak mengkonsumsi obat secara sembarangan dan
harus menggunakan resep dokter supaya tidak terjadi resistensi obat
Daftar Pustaka
■ Hoffbrand AV, Pettit JE. Essential Hematology 5th , Blackwell Science Limited, Oxford,
2006
■ Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S, editors. Buku Ajar Parasitologi
Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI ; 2015
■ Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC; 2003.
■ Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi V
TERIMAKASIH