Anda di halaman 1dari 8

Hakim Kekuasaan Kehakiman

PERAN HAKIM
SEBAGAI PELAKSANA
KEKUASAAN
KEHAKIMAN

Jenis Hakim berdasarkan Peran Hakim


Lembaga Peradilan

Asas Kehakiman
Hakim
Hakim adalah hakim agung dan hakim pada baadan
peradilan I semua lingkungan peradilan yang berada di
bawh Mahkamah Agung serta Hakim Mahkamah (UU
No 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial)

Syarat menjadi Hakim :


1. warga negara Indonesia;
2. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. berijazah magister di bidang hukum dengan dasar sarjana hukum
atau sarjana lain yang mempunyai keahlian di bidang hukum;
4. berusia sekurang-kurangnya 45 (empat puluh lima) tahun;
5. mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugas dan
kewajiban;
6. berpengalaman paling sedikit 20 (dua puluh) tahun menjadi hakim,
termasuk paling sedikit 3 (tiga) tahun menjadi hakim tinggi; dan
7. tidak pernah dijatuhi sanksi pemberhentian sementara akibat
melakukan pelanggaran kode etik dan/atau pedoman perilaku
hakim.[2]
Undang-Undang yang mengatur Kehakiman
1. UU RI Nomor 14 Tahun 1970 Tentang
2. Undang-Undang No.48 Tahun 2009 Tentang kekuasaan
Kehakiman
Jenis Hakim berdasarkan
Lembaga Peradilan
A. Hakim pada mahkamah agung yang disebut dengan
hakim agung.
B. Hakim pada badan peradilan yang berada dibawah
mahkamah agung , yaitu dalam lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim
pada pengadilan khusus yang berada dalam
lingkungan peradilan tersebut.
C. Hakim pada mahkamah konstitusi yang disebut
dengan hakim konstitusi.
Asas Kehakiman
A. Peradilan dilakukan “demi keadilan berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa”
B. Peradilan negara menerapkan dan menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan pancasila.
C. Semua peradilan diseluruh wilayah negara Republik
Indonesia adalah peradilan negara yang diatur
dengan Undang-undang .
D. Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan
biaya ringan.
Peran Hakim
Hakim sebagai pihak pemutus perkara sangat berperan sebagai
penentu masa depan hukum, karena setiap putusan hakim akan
menjadi pusat perhatian masyarakat. Hakim tidak hanya
berperan sebagai corong undang-undang, tetapi hakim juga
berperan sebagai penemu hukum (rechtvinding), sesuai dengan
nilai-nilai budaya yang hidup di masyarakat, terutama nilai-nilai
Pancasila. Sedangkan peranan hakim dalam memutus perkara
pidana yang dapat memenuhi rasa keadilam masyarakat, dalam
hal memutus suatu perkara hakim mempunyai kebebasan, hal
ini sesuai dengan salah satu unsur Negara hukum yang
menyatakan, bahwa adanya peradilan yang bebas dan tidak
memihak. Hakim selain memperhatikan ketentuan yang tertulis
dalam undang-undang juga memperhatikan hukum yang hidup
dalam masyarakat serta menggunakan hati nurani yaitu
berdasarkan hakim dan rasa keadilan masyarakat, hal ini sejalan
dengan gagsan tipe penegakan hukum yang progresif
Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan yang
merdeka, seperti yang dinyatakan dalam penjelasan
Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu bahwa
“Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh dan campur
tangan kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu,
harus diadakan jaminan dalam Undang-Undang
tentang kedudukan para hakim”. Hal ini berarti bahwa
kedudukan para hakim harus dijamin oleh Undang-
Undang. Salah satu ciri dari Negara hukum adalah
terdapat suatu kemerdekaan hakim yang bebas, tidak
memihak dan tidak dipengaruhi oleh Kekuasaan
Legislatif dan Eksekutif.

Anda mungkin juga menyukai