Anda di halaman 1dari 8

Teori Belajar Jhon Dewey

Kelompok 6: Noor Azlin Lutfiana


Maria Anastasia Kaleka
Pengantar
• Jhon Dewey (1856-1952) merupakan salah satu tokoh dari grand teori
belajar aliran Konsruktivis

• Pada teori konstruktivistik permasalahan muncul dan dibangun dari


pengetahuan yang direkonstruksi oleh siswa.

• Teori ini sangat terpecaya bahwa siswa mampu mencari sendiri


masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan
berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan
membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan
teori dalam satu bangunan utuh.

• Sebagai filosof dan banyak menulis mengenai pendidikan, John Dewey


dikenal sebagai bapak Konstruktivisme dan Discovery Learning.
Pandangan Jhon Dewey Tentang Belajar
• Ia mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan
minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling
terintergrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama
lain. Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa
dalam konteks pengalaman sosial.

• Kesadaran sosial menjadi tujuan dari semua pendidikan. Belajar


membutuhkan keterlibatan siswa dan kerjasama tim dalam
mengerjakan tugas.

• Guru bertindak sebagai fasilitator, mengambil bagian sebagai anggota


kelompok dan diadakan kegiatan diskusi dan reviu teman. John Dewey
juga menyarankan penggunaan media teknologi sebagai sarana belajar.
• Pola pendidikan partisipatif merupakan pola
pendekatan pendifikan yang digunakan Dewey.
Tujuannya adalah untuk lebih memberdayakan
peserta didik dalam jalannya proses pendidikan.
• Pendidikan partisipatif akan membawa peserta didik
untuk mampu berhadapan secara langsung dengan
realitas yang ada di lingkungannya. Sehingga, peserta
didik dapat mengintegrasikan antara materi yang ia
pelajari di kelas dengan realitas yang ada.
METODE PENGAJARAN
Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu
suatu proses berfikir aktif hati-hati, yang dilandasi proses berfikir kearah
kesimpula-kesimpulan yang didefinitif dilekukan melalui lima langkah yaitu
sebagai berikut:
1. Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu
sendiri
2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya
dan menentukan masalah yang dihadapinya
3. Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau
satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna
memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia di pimpin oleh
pengalamannya sendiri
4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis
dengan akibatnya masing-masing
5. Selanjutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu
kemungkinan pemecahan yang di pandangnya terbaik.
Hasilnya akan membuktikan betul tidaknya pemecahan
masalah itu. Bila mana pemecahan masalah itu salah atau
kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain
sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat.
Pemecahan masalah itu lah yang benar, yaitu yang berguna
untuk hidup.
KESIMPULAN

Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat


progresifisme lebih memperhatikan tentang kebutuhan,
minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu,
materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta
didik dan oleh peserta didik itu sendiri.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai