Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK A11

Muhamad Akbar Ramadhan Munandar


Nophia Syaharani
Shifa Permata Yuki Nakaya
Nida Azamia
Muhammad FakhriAhnaf Budiarto
Putri Yunitasari Santoso
Fitria Athayya Desvianti
Naufal Firdaus Salam
Irene Widya Aribowo
 2.1. Definisi
Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran
atau kerobekan pada ligament atau kapsul sendi, yang
memberikan stabilitas pada sendi. Kerusakan pada
ligament yang cukup parah dapat menyebabkan
ketidakstabilan pada sendi. Sprain terjadi ketika sendi di
2. MM SPRAIN paksa melebihi lingkup gerak sendi yamg normal seperti
melingkar atau memutar pergelangan kaki.
Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan risiko sprain adalah:
a. Jenis olahraga: bola basket, bola voli, panjat tebing, sepak bola
b. Penggunaan sepatu dengan hak tinggi

Faktor Intrinsik
Terdapat juga faktor risiko intrinsik sebagai berikut:
a. Jenis kelamin wani

ETIOLOGI b. Range of motion pergelangan kaki yang terbatas


c. Berkurangnya propriosepsi
d. Defisiensi pada keseimbangan
e. BMI yang rendah
f. Kurangnya kekuatan, koordinasi dan ketahanan
kardiorespiratori
g. Abnormalitas anatomi dari kesejajaran lutut dan ankle
h. Indeks dari postur kaki (Flat foot)
 a. Bisa terjadi kram seperti oada strain namun lebih
parah.
b. Edema (bengkak), hiperemis, dan perubahan warna
kulit yang lebih nyata.
GEJALA c. Ketidakmampuan menggunakan sendi, otot serta
tendon.
d. Tidak dapat menyangga beban.
 1. PEMERIKSAAN FISIK
Look
Perhatikan adanya deformitas, bengkak dan memar untuk
menentukan tingkat keparahan dari ankle sprain serta
kecenderungan terjadi fraktur. Pasien dengan ankle sprain juga
umumnya memiliki gangguan gait berupa antalgic gait.

Feel
Lakukan palpasi pada seluruh fibula, distal tibia, kaki dan tendon
Achilles untuk menyingkirkan adanya fraktur terutama
DIAGNOSIS fraktur Maisonneuve yang sering dikaitkan dengan cedera
sindesmotik. Perhatikan adanya nyeri pada area yang diperlukan
untuk menentukan Ottawa Ankle Rules.

Move
Perhatikan adanya nyeri pada gerakan pasif inversi dan eversi.
Pada ankle sprain lateral, nyeri akan meningkat pada gerakan
inversi, sedangkan pada medial sprain nyeri akan lebih meningkat
pada gerakan eversi
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien sprain adalah pemeriksaan radiografi.

• X-Ray
Foto X Ray dilakukan apabila dicurigai terjadinya fraktur.

• Computed Tomography (CT) Scan


Pemeriksaan CT Scan dilakukan pada pasien pasien sprain dengan gejala menetap lebih dari 6
minggu untuk menyingkirkan adanya lesi pada talar dome.

• Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Sensitivitas MRI dalam mendiagnosis ruptur ligamen lateral dari sendi pergelangan kaki/tangan
adalah 75-100%, namun karena ketersediaan MRI yang terbatas serta tingginya biaya pemeriksaan,
maka MRI hanya dilakukan apabila terdapat kecurigaan pada lesi osteokondral, instabilitas kronis,
cedera pada sindesmosis tibiofibular, serta cedera ligamen tingkat 3.

• Arthrografi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah dari ligamen dan kapsul yang cedera, dan hanya
dilakukan apabila ada indikasi dilakukan operasi.
 1. Keselo Tingkat Ringan
a) Berhenti dari aktivitas
b) Pengompresan dengan es selama 20 sampai 30 menit
c) Kaki yang keseleo harus tetap terangkat (dinaikkan ke atas)
sedapat mungkin
d) Jika terjadi pembengkakan, perawatan yang digunakan
dinamakan metode RICE

TATALAKSANA R: rest (istirahat),


I: ice (pemakain es),
C: compression (pengomperasan),

E: elevation (elevasi)
Pemakaian metode RICE untuk mengatasi keseleo ringan,
biasanya berlanjut selama 2 sampai 3 hari
2. Keseleo Tingkat Sedang

a) Sama seperti cedera keseleo ringan; yaitu penggunaan metode


RICE.
b) Keseleo ini memerlukan perlindungan lebih, contohnya
pemakaian pembalut yang halus untuk menyembuhkan ligament.
c) Seseorang yang menderita keseleo tingkat sedang dengan rasa
sakit yang parah sebaiknya mendapatkan perawatan yang
professional, karena kemungkinan terjadi kerusakan ligament.
d) Sebaiknya dilakukan penyinaran rontgen untuk memastikan
kerusakan apa saja yang telah terjadi pada tulang tersebut.
e) Penghentian aktivitas olahraga selama 2 sampai 3 minggu.
f) Setelah kondisi ligament tersebut sembuh, latihan-latihan
olahraga yang melibatkan pergelangan kaki dapat dilanjutkan
program rehabilitasi
3. Keseleo Tingkat Parah

Merupakan jenis cedera yang serius, ditandai terjadinya suara


robekan atau pecah pada daerah yang mengalami keseleo seringkali
kita rasakan atau kita dengar, akan terjadi rasa sakit secaa cepat dan rasa
nyeri selama 5 menit. Perawatan yang dapat dilakukan seperti:
a) Penggunaan crutch (tongkat ketiak), dapat juga digunakan untuk
mengistirahatkan secara total bagian pergelangan yang kaki yang
keseleo.
b) Melakukan pembedahan, bila ligament pergelangan kaki benar-
benar putus.
c) Menggunakan pembalut dan gips selama 4 sampai 6 minggu, jika
semua ligament telah rusak namun pergelangan kaki tetap stabil (dapat
ditentukan dengan menekan pergelangan kaki sampil menyinarinya
dengan sinar X),
d) Melakukan program rehabilitasi, setelah tahap penyembuhan selesai
dilakukan

Anda mungkin juga menyukai