Anda di halaman 1dari 4

Kaku Mayat

(Rigor mortis, Post mortum rigidity)

Faktor Internal

Metabolisme tingkat seluler


masih berjalan  Pemecahan
Faktor Eksternal
cadangan glikogen otot yang
menghasilkan energi 
mengubah ATP menjadi ADP  Suhu Udara Sekitar
 Aktifitas otot sebelum mati
 Umur

1. Dix Jay, Graham M. Time Of Death, Decomposition and Identification. CRC PressBoca Raton London New York
Washington,2000.p 9-15
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.1997. hal 28-29
3. Saukko P, Knight B. Forensic Pathology.First Published in Great Britain.Third Edition.London.2004. p 60-65
Mulai Terlihat dari :
Otot kelopak mata
Rahang bawah
Leher
Ekstremitas atas
Dada, Perut
Ekstremitas bawah
Tampak kira-kira 2 jam setelah mati
klinis dimulai dari bagian luar tubuh
(otot-otot kecil) ke arah dalam Cara Pemeriksaan Kaku Mayat
(sentripetal).
 > 12 jam Menetap
 Periksa pada Persendian

1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.1997. hal 28-29
2. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Cetakan V. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2000;hal 47-62
Kekakuan Menyerupai Kaku Mayat

Cadaveric spasm (Instantaneous rigor)


 Penyebabnya adalah akibat hilangnya cadangan glikogen
dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis
karena ketegangan kejiwaan yang sangat (kelelahan atau
emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal)
 Medikolegalnya menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya.

Terjadi Pada :
 kasus tenggelam  tangan yang menggenggam erat benda yang diraihnya
 Tangan yang menggenggam senjata pada kasus bunuh diri
 Bunuh diri dengan senjata api/pisau

Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Cetakan V. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2000;hal 47-62
Heat stiffening Cold stiffening,
 kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh  kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin
panas./suhu tinggi  pembekuan cairan tubuh (termasuk
 Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tetapi cairan sendi, pemadatan jaringan lemak
rapuh (mudah robek). subkutan dan otot)  sehingga bila
 Serabut-serabut ototnya memendek sehingga sendi ditekuk akan terdengar bunyi
menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut, krepitasi dalam rongga sendi
membentuk sikap petinju (pugilistic attitude).

Terjadi Pada :
 korban mati terbakar
 Tersiram air panas

Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Cetakan V. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2000;hal 47-62

Anda mungkin juga menyukai