Anda di halaman 1dari 147

ASFIKSIA MEKANIK

Pembimbing:
dr. Jims Ferdinan P. Sp.F, M.Ked.Fer

Oleh :
Jessy Widiyanti
Mifta Sari
M. Arlek
Reza Deftia
Rimainda Sari
Asfiksia
Suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernafasan,
mengakibatkan oksigen darah berkurang
(hipoksia) disertai dengan peningkatan
karbondioksida (hiperkapnea). Dengan demikian
organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
(hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.

Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI hal. 55


Asfiksia
Dalam bahasa Indonesia: “mati lemas”
Sesungguhnya tidak tepat karna berasal dari dua kata
bahasa Greek yang artinya: ”tidak berdenyut”
Sedangkan kematian karna asfiksia nadi masih
berdenyut setelah beberapa menit setelah
pernafasan berhenti
sehingga istilah terminologi menurut kedokteran
yang tepat: Anoxia atau Hypoxia

Dep Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKU Airlangga hal. 69


Anoxia (Hypoxia)
Kegagalan oksigen mencapai sel-sel tubuh

Dep Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKU Airlangga hal. 69


epidemiologi
Anoksia Anoksik Anoksia Anemia
(Anoxic anoxia) (Anemia anoxia)

Tipe (Etiologi)
Anoksia
Anoksia Hambatan Anoksia Jaringan
(Stagnant anoxia) (Hystotoxic anoxia)
PENYEBAB ALAMIAH (PENYAKIT)

TOKSIK

MEKANIK

Etiologi Asfiksia
Gangguan pertukaran udara
pernapasan

 kadar O2 dalam darah

 kadar CO2 dalam darah


(hiperkapneu)

Supply O2 ke jaringan tubuh 

Patofisiologi Asfiksia
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu Kedokteran
Forensik Universitas Indonesia, Jakarta: 1997.
4 Stadium Gejala /
Tanda Asfiksia

Fase
Fase Kejang
Dispneu / Fase Apneu Fase Akhir
/ Konvulsi
Sianosis
Sianosis

Lebam
Tardieu
mayat Eksternal Spot
lebih gelap

Buih Halus

Tanda Post Mortem Asfiksia


Gambaran Umum Post Mortem Asfiksia
Pemeriksaan Luar

Tardieu’s spot

Sianosis Lebam mayat (livor mortis)


Darah
berwarna
gelap

Buih halus
Kongesti
di sal.
vena
pernapasan
Internal

Edema Paru Petechie

Tanda Post Mortem Asfiksia


Tardieu spot pada organ dalam
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
KLASIFIKASI ASFIKSIA MEKANIK

1.Penekanan saluran nafas (Strangulasi)


• Gantung
• Jerat
• Cekik
2.Penutupan dan sumbatan jalan nafas
• Penutupan jalan nafas (Ekstraluminer): Bekap
(Smothering).
• Sumbatan jalan nafas (Intraluminer):
Sumpal (Gagging) dan Sendak (Choking).
3. Penekanan otot pernafasan dada dan perut
(Burking).
4. Penutupan lokal daerah wajah atau tempat
yang udara/ oksigen terbatas (Sufokasi).
5. Saluran nafas terisi air (Drowning).
Penekanan saluran nafas
(Strangulasi)
GANTUNG
(Strangulation by Suspension)

Definisi
Suatu strangulasi dengan tekanan
pada leher disebabkan oleh jerat
yang menjadi erat akibat berat
badan korban sendiri, sehingga
saluran udara pernafasan tertutup.

Dep Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKU Airlangga


Klasifikasi
atypical hanging
Letak Simpul Di depan/dagu
typical hanging

Complete hanging
Posisi Tubuh
Incomplete hanging

Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang:
2000.
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu
Kedokteran Forensik Universitas Indonesia, Jakarta: 1997.
Mati Gantung

Mekanisme

saluran udara tertutup karena


pangkal lidah terdorong keatas
belakang, kearah dinding
posterior faring. Palatum molle
dan uvula terdorong keatas,
menekan epiglotis, sehingga
menutup lubang laring.
MEKANISME KONSTRIKSI LEHER
1. Beban: 2 kg menyebabkan konstriksi vena jugularis.
2. Beban: 3,5 kg menyebabkan konstriksi arteri karotis.
3. Beban:15 kg menyebabkan konstriksi trakhea.
4. Beban:16 kg menyebabkan konstriksi arteri vertebralis.

Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For


Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Mati gantung
Alat: tali, kain, atau dll
Pemeriksaan luar:
Bekas jeratan berparit, seperti v terbalik, tidak
bersambung, terletak di bagian atas leher, warna
kecoklatan, dan kering seperti kertas perkamen.
Luka lecet.
Leher sedikit memanjang dengan bekas jeratan di
leher.
Ada garis ludah di pinggir salah satu sudut mulut.
Mati gantung
Pemeriksaan dalam:
Resapan darah pada jeratan, pangkal
tenggorokan dan esofagus.
Tanda-tanda pembendungan.
Perdarahan berupa garis yang letaknya
melintang pada tunika intima dari arteri karotis
interna, setentang dengan tekanan tali pada
leher.
SEBAB KEMATIAN
1. Asfiksia
2. Gangguan sirkulasi darah otak karena tertekannya
vena jugularis dan atau arteri carotis sehingga
terjadi cerebral anoxia
3. Cardiac arrest/ fibrilasi ventrikel karena (inhibisi
nervus vagus)
4. Kerusakan batang otak atau sumsum tulang
belakang
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Tanda Post Mortem
GENERAL

• Sianosis (bibir, ujung jari&kuku)


• Bintik perdarahan (“Tardieu Spot’)
 Kongesti vena → tekanan intravaskular ↑ → distensi & ruptur vaskular
• Kongesti di daerah kepala, leher dan otak
• Darah lebih gelap dan encer
 Gelap : O2 ↓
 Encer : Fibrinolisin ↑

Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang: 2000.
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Indonesia, Jakarta: 1997.
EXTERNAL

• Kepala
 Muka: sianosis & pucat
 Mata: menonjol ke luar, titik-titik perdarahan konjungtiva
 Hidung & mulut : buih halus
 Lidah : terjulur/tidak
• Leher
 Jejas jerat: bentuk melingkar, arah mengarah ke atas, warna coklat
kemerahan
• Lebam mayat
• Dubur & alat kelamin

Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang: 2000.
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Indonesia, Jakarta: 1997.
INTERNAL

• Kepala
 Kongesti vaskular otak
 Kerusakan medula spinalis, batang otak

• Leher
 Perdarahan otot & jaringan
 Fraktur os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago krikoidea
 Robekan pembuluh darah

• Dada & Abdomen


 Perdarahan pleura, perikardium, peritoneum
 Kongesti organ → edema paru

• Darah
 Lebih gelap & cair Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang: 2000.
Jeratan (strangulation by ligature)

• Suatu strangulasi dimana tekanan pada


leher disebabkan oleh jerat yang menjadi
erat akibat kekuatan yang lain daripada
berat badan korban
Definisi
JERATAN
• Asfiksia
• Refleks vaso-vagal
• Apopleksia
• Perdarahan rongga kepala
sebab kematian akibat benturan atau
mekanisme perlawanan
Mekanisme

saluran udara tertutup karena


laring tertekan ke belakang ke
arah dinding faring
Pemeriksaan forensik

Pemeriksaan luar
• Bekas jeratan bervariasi tergantung alat
• Arahnya horisontal
• Kedalaman reguler (sama), kecuali ada
simpul atau tali disilangkan
• Ditemukan luka lecet-lecet atau memar
pada pembunuhan
• Tanda tanda asfiksia

Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,


Semarang: 2000.
Pemeriksaan dalam
•Fraktur dari tulang rawan leher
•Sering ditemukan edema paru
•Sering ditemukan buih halus
pada jalan napas

Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang: 2000.
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu Kedokteran Forensik Universitas
Indonesia, Jakarta: 1997.
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
CEKIKAN (manual strangulation)

• Suatu strangulasi yang


menggunakan tangan atau lengan
Definisi bawah untuk menekan leher
sehingga saluran nafas tertutup
Mekanisme

Terjadi penekanan sisi laring dan


penutupan glotis akibat
penekanan pada leher,
sehingga terjadi penyempitan
lumen saluran pernapasan
• asfiksia
• Refleks vagal
• Apopleksia
sebab
• Perdarahan rongga kepala
kematian akibat benturan atau
mekanisme perlawanan
Pemeriksan Post Mortem

Pemeriksaan luar
• Tanda asfiksia
• Tanda kekerasan pada leher
• Tanda kekerasan pada tempat lain

Pemeriksaan dalam
• Resapan darah di otot dan mukosa
• Fraktur  tulang rawan thyroid, cricoid dan os
hyoid
• Edema paru Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang:
2000.
Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudiono S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik, Ilmu Kedokteran
Forensik Universitas Indonesia, Jakarta: 1997.
CEKIKAN
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Penutupan dan
sumbatan jalan nafas
Penutupan Jalan Nafas
(Ektraluminer )
PEMBEKAPAN (SMOTHERING)

• Peristiwa dimana terjadi


penutupan jalan nafas dengan
Definisi menekan pada daerah lubang
hidung dan mulut secara
serentak/ bersamaan.
Sebab Kematian:
1. Asfiksia
2. Cardiac arrest/fibrilasi ventrikel karena
(inhibisi nervus vagus)
3. Perdarahan rongga kepala akibat benturan
atau mekanisme perlawanan (trauma)
• Tanda kekerasan (luka lecet,
Pemeriksaan memar)
luar • Tanda asfiksia

• Kongesti, edema paru


• Petechiae
Pemeriksaan
• Busa halus pada saluran pernafasan
dalam

Gambaran Post Mortem Pembekapan


Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Sumbatan Jalan Nafas (Intraluminer )
Gagging

Orofaring

Choking

Laringofaring
Chocking and gagging
SEBAB KEMATIAN
1. Asfiksia
2. Perdarahan rongga kepala akibat benturan
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
SUFOKASI
Terjadi akibat oksigen kurang memadai

Sebab kematian :
asfiksia
• Terperangkap (entrapment)
Korban terjebak dalam ruangan kedap udara/tempat
tertutup (lemari/ lift/ peti)

• Sufokasi lingkungan (Environmental suffocation)


Seseorang memasuki daerah yang kurang oksigennya
(di tempat ketinggian/ puncak gunung atau di dalam
tanah/ lubang tanah).

• Penutupan lokal daerah wajah


Peristiwa dimana terjadi penurunan volume udara
(oksigen) di sekitar, oleh karena penutupan wajah
PEMERIKSAAN FORENSIK

1. Dijumpai tanda asfiksia yang jelas.


2. Dijumpai bintik perdarahan pada kelopak dalam mata dan selaput
bening mata.
3. Dijumpai wajah sembab.
4. Sering dijumpai mulut menganga (lebih dari 5 cm).
5. Terkadang dijumpai tanda kekerasan lain pada hampir seluruh
tubuh (upaya perlawanan).
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
CRUSH ASPHYXIA (TRAUMATIK ASFIKSIA)

Tekanan bersamaan di dada & perut  gangguan pertukaran


udara pada paru.
Sianosis

Bintik perdarahan pada bagian atas tubuh

Edema dan pembengkakan pada bola


mata
Kongesti pada tubuh sebelah atas
PENEKANAN OTOT PERNAFASAN DADA DAN PERUT
(BURKING)

Peristiwa dimana terjadi penekanan permukaan dada


dan perut oleh suatu benda yang berat, sehingga otot
pernafasan (Msc. Intercostalis dan diapraghma)
tertekan mengakibatkan rongga dada dan paru-paru
tidak dapat mengembang.
PEMERIKSAAN FORENSIK
1. Dijumpai jejas pada permukaan dada dan perut
yang (sering disertai tanda-tanda patah tulang
dada).
2. Dijumpai resapan darah pada permukaan kulit
bagian dalam serta otot di dada dan atau perut
yang tertekan.
3. Tanda asfiksia sering dijumpai sangat jelas (jika
penekanan kuat dan berlangsung lama).
4. Bila penekanan sangat kuat dan cepat, sering
menyebabkan hancurnya organ dalam dada
akibat patah tulang dada.
5. Perdarahan rongga dada dapat dijumpai.
6. Dijumpai wajah sembab.
7. Terkadang dijumpai tanda kekerasan lain pada
hampir seluruh tubuh (upaya perlawanan).
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Drowning
Definisi
• Keadaan dimana korban
terbenam di dalam air
atau cairan dan benda
tersebut terhisap masuk
ke jalan nafas sampai
alveoli paru
Primary drowning
• Korban meninggal dalam beberapa menit setelah
permulaan peristiwa tenggelam tanpa
pertolongan pernafasan buatan

Secondary drowning
• Korban meninggal dalam waktu 30 menit sampai
beberapa hari setelah tenggelam dan sempat
dilakukan nafas buatan
Primary drowning
Dry drowning
• Tidak ada air dalam saluran pencernaan maupun
pernafasan , kematian korban akibat cardiac arrest yang
,mendadak oleh karena vagal reflex dan sirkulasi
collapse .
• D:\What is dry drowning.mp4
Wet drowning
• Tenggelam di air tawar
• Tenggelam di air asin
TRUE DROWNING
Mekanisme kematian karena terhirup cairan.
COD : asfiksia, akibat paru terisi air.
SUBMERSION DROWNING
Mekanisme kematian karena kontak dengan air (pada
suhu yang ekstrem atau benturan dengan permukaan
air)
COD: refleks vagal, spasme laring atau fibrilasi
ventrikel, tanpa tanda asfiksia.
IMMERSION DROWNING
Mekanisme kematian karena pengaruh obat-obatan
atau penyakit (epilepsi), tetapi ditemukan meninggal di
dalam air.
COD : asfiksia atau inhibisi vagus.
TENGGELAM DI AIR TAWAR
Terjadi hemodilusi (72%, air masuk ke darah),
mengakibatkan hemolisis. Sehingga dalam
plasma meningkat ion K, dan terjadi perubahan
keseimbangan ion K+, Ca++ mempengaruhi
kerja jantung dan menyebabkan, fibrilasi
ventrikel serta penurunan tekanan darah segera
(5 menit).
TENGGELAM DI AIR ASIN

Terjadi Hemokonsentrasi sekitar 42%, air akan


ditarik ke jaringan interstitial paru akibatnya
edema paru dan terjadi hipovolemik dan
kenaikan kadar magnesium darah. Sirkulasi
darah sebelumnya menetap beberapa saat
kemudian menjadi lambat (Hipotensi),
mengakibatkan anoksia pada miokardium serta
asfiksia. (10 menit).
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
PEMERIKSAAN LUAR FORENSIK
1. Tidak ada patognomonis untuk drowning fungsinya
hanya untuk menguatkan yaitu kulit basah dan pucat.
2. Dijumpai cutis anserina/ bulu kulit berdiri. Akibat
kekakuan dar musc. Elector pilli akibat suhu air dingin
(pada kasus drowning yang baru).
3. Dijumpai cadaveric spasme (pada kasus drowning yang
baru).
4. Kadang terdapat luka pada tenggelam dipemandian atau
yang meloncat dari tempat tinggi
5. Buih halus pada mulut dan hidung bersifat kental
6. Dijumpai tanda maserasi kulit kekeriputan pada
kulit di telapak tangan dan kaki akibat absorbsi
cairan berlebih di jaringan cutis (pada kasus
drowning yang baru).
PEMERIKSAAN DALAM FORENSIK

1. Dijumpai cairan dan artefage air


(diatome dan lumpur) dan buih pada
saluran nafas/ paru-paru dan lambung.
2. Dijumpai oedema organ pada drowning
air asin.
3. Dijumpai tanda asfiksia yang sangat
jelas (bila mayat belum mebusuk).
4. Mayat lebih cepat membusuk.
SEBAB KEMATIAN
1. Asfiksia.
2. Cardiac arrest / Fibrilasi Ventrikel karena
perubahan elektrolit pada kasus tenggelam
di air tawar.
3. Perdarahan rongga kepala akibat benturan
di dalam air (trauma).
4. Oedema otak atau paru.
PEMERIKSAAN DIATOME TEST
(TEST DESTRUKSI)
1. Ambil jaringan perifer paru sebanyak
100 gram.
2. Masukkan ke dalam labu dan tambahkan
asam sulfat pekat (H2SO4) sampai
jaringan paru terendam.
3. Diamkan lebih kurang setengah hari
(+ 12 jam) agar jaringan hancur.
4. Dipanaskan dalam lemari asam sambil
diteteskan asam nitrat pekat (HNO3)
10% sampai terbentuk cairan yang jernih.
5. Dinginkan dan sentrifuge kembali cairan tsb,
hingga terdapat sedimen/ endapan hitam.
6. Sedimen yang terjadi ditambah dengan
aquabides, sentrifuge kembali.
7. Dilihat dengan mikroskop (hitung
diatomenya)
PENILAIAN
Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan
paru ditemukan diatome cukup banyak
(4-5/LPB) atau 10-20 per satu sediaan,
atau pada sum-sum tulang cukup ditemukan
hanya satu.
DIATOME

Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For


Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For
Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked For

Anda mungkin juga menyukai