Anda di halaman 1dari 26

Analisis Perngkajian Kelompok 1 dan 2 Oleh kelompok 3 dan 4

1. Dx medis belum dibuatkan di format pengkajiannya


2. Riwayat kesehatan sekarangnya kosong
3. Pola Nutrisinya masih kosong
4. Pola persepsi diri kosong
Kosa Kata : Pengertian :
Gangren Jaringan mati yang
disebabkan oleh infeksi atau
kurangnya aliran darah.
Kematian jaringan sering
terjadi pada anggota tubuh
atau kulit karenya
kehilangannya suplai darah.
Kondisi ini sering
mempengaruhi jari kaki, jari,
dan anggota badan, juga
dapat mempengaruhi otot
dan organ.
Glibenkamid Obat antidiabetes yang
digunakan untuk mengobati
diabetes tipe 2. Disarankan
untuk dikonsumsi bersamaan
dengan diet dan olahraga. Ini
dapat digunakan dengan
obat antidiabetes lainnya.
Tidak dianjurkan untuk
digunakan sendiri pada
diabetes tipe 1.
Mesocepal Tengkorak (kepala) yang
ukurannya dalam kisaran
sedang. (Mesin = sedang/
tengah). Kepala mesocepal
adalah kepala yang terbentur
dibagian atas
Sclera tidak icteris Sekarang tidak kuning
Fremitus Fremitus adalah
pemeriksaan untuk
mengetahui getaran suara
dari saluran nafas.
Vesikuler Vesikuler merupakan suara
yang terdengar di sebagian
besar paru-paru
S1 S2 murni Suara pertama (S1)
terdengar pada awal systole
(priode jantung
berkontraksi), durasi S1 ini
lebih lama dari durasi suara
lainnya. S1 merupakan
bunyi yang dihasilkan katup
atrio-ventrikuler saat
menutup dan kontraksi otot
ventrikel. Suara kedua (S2)
terdengar pada akhir systole
dan sebelum katup
artioventrikular membuka
kembali, S2 merupakan
bunyi yang dihasilkan oleh
katup aurtic dan pulmoner
yang tertutup setelah proses
kontraksi ventrikel.
Ictus Cordis Iktus kordis merupakan
proyeksi denyut ventrikel
kiri di dinding dada anterior,
terletak di sela iga V, 7-9 cm
di lateral linea midsternalis,
dengan diameter kurang
lebih 1-2.5 cm
Hepatomegali Hepatomegali adalah kondisi
membesarnya hati melebihi
ukuran normalnya.
Splenomegali Splenomegali adalah
pembesaran pada organ
limpa akibat penyakit atau
infeksi.
Inguinal Daerah dinding perut bagian
bawah juga disebut daerah
inguinal atau pangkal paha.
Luka Ulkus Luka terbuka yang sulit
sembuh dan sering kali
kambuh.
Pedis Dextra Kaki kanan
Ptosis Ptosis adalah kondisi di
mana kelopak mata bagian
atas turun. Kondisi ini
terjadi ketika otot levator
yang memegang kendali atas
kelopak mata melemah.
Pupil Isokor Pupil pada kedua mata sama
besarnya
Penumpukan Serumen Penumpukan kotoran telinga
Kifosis Bungkuk
Retraksi dinding dada Sesak nafas bagian dinding
dada
Pernafasan cuping hidung Pernafasan cuping hidung
adalah tindakan untuk
memaksimalkan jumlah
udara yang masuk ke paru.
GCS 456 Skala Koma Glasgow adalah
skala neurologi yang dapat
digunakan untuk menilai
tingkat kesadaran.
Mata -Eye (E)
Spontan:4
Motorik (M)
Sesuai perintah: 6
Verbal (V) : 5
Bisep dan Trisep Otot bisep berada di lengan
atas bagian depan. Otot ini
berguna ketika kita
melakukan gerakan menarik
dan merentangkan siku.
Sedangkan otot trisep berada
di lengan atas bagian
belakang dan samping.
Babinsky Refleks Babinski adalah
refleks yang timbul ketika
telapak kaki dirangsang
dengan instrumen tumpul.
Brudzinsky Kaku kuduk
TUGAS KELOMPOK

PROSES KEPERAWATAN DAN BERPIKIR KRITIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 &2

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Mera Delima M.Kep

Ns. Dia Resty DND M.Kep

Ns. Vera Sesriyanti M.Kep

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PENDIDIKAN NERS
2021/2022

TUGAS KELOMPOK 1 & 2

PROSES KEPERAWATN DAN BERFIKIR KRITIS


NAMA ANGGOTA KEL. 1 :

1. Daratul Fadhilah 21202420


2. Jesika Rachelina 21202420
3. Muhammad Fathurrahid 21202420
4. Putri Abelia Joshanda 2120242069
5. Sepia Putri Sinaga 21202420

NAMA ANGGOTA KEL. 2 :

1. Annisa Rahmadani 2120242053


2. Dinda 2120242057
3. Muhammad Iqbal 2120242067
4. Putri Rahmadani 2120242070
5. Vivia Jovancha 2120242086

FORMAT PENGKAJIAN

Tgl/ jam MRS : 12 April 2022


Ruangan : UGD
No. Rek. Medis : 012540
Dx. Medis : ...............................................
Tgl/Jam Pengkajian : 12 April 2022

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. J
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Alamat : Kelurahan Tambakasri, Surabaya

Penanggung Jawab : Suami/Istri/Orang tua


Nama : Tn. Y
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Pegawai swalayan
Alamat : Kelurahan Tambakasri, Surabaya

B. ALASAN MASUK :
Klien masuk melalui Ru. UGD dengan keluhan nyeri pada telapak kaki sebelah kanan karena terkena paku,
mengeluh lemah dan merasa ingin tidur
TD : 130/80 mm/hg
RR : 25x/m
N : 80x/m
S : 38°c
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG :
Observasi
Palpasi
Inspeksi
Perkusi
Aukultasi

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


-Lebih kurang 6 tahun yg lalu pasien mengalami DM
- Operasi Caesar 2 kali

.
Obat-Obatan
Dosis Dosis Terakhir Frekuensi
(Resep/obat bebas)
Glibenkamid 1x 1

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


-Tidak ada Riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan
Genogram

F. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan


Persepsi terhadap penyakit :
Pasien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit nya dan ingin cepat sembuh
.

PENGGUNAAN:
Tembakau : ( ✓) Tidak ( ) Ya Berhenti (Tanggal) : ( ) Pipa ( ) Cerutu
( ) <1 bks/hari ( ) 1-2 bks/hari ( ) >2 bks/hari Riwayat bks/tahun : .
Alkohol : (✓ ) Tidak ( ) Ya Jenis/jumlah : /hari /minggu /bulan
Obat lain : () Tidak ( ) Ya Jenis : Glibenkamid Penggunaan : Mengendalikan kadar gula darah
.
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna) : Tidak ada . Reaksi : Tidak
ada
Obat-obatan warung/tanpa resep dokter : Tidak ada .

2. Pola Nutrisi / Metabolisme


Diet/Suplemen Khusus : Diit DM 1700 Kalori
Instruksi Diet Sebelumnya : ( )Ya ( ✓ )Tidak
Nafsu makan : ( ✓ ) Normal ( )Meningkat ( ) Menurun ( ) Menurun
( ) Penurunan Sensasi Kecap ( ) Mual ( ) Muntah ( ) Stomatitis
Perubahan BB 6 bulan terakhir : ( )Tak ada (✓ )Ada ___ kg (Peningkatan / Penurunan)
Kesulitan Menelan (Disfagia) : ( ✓ ) Tidak ( ) Makanan Padat ( ) Makanan Cair
Gigi : _✓____ Atas ( __ Parsial _✓_ Lengkap) _____ Bawah ( __ Parsial _✓_Lengkap)
Riwayat Masalah Kulit / Penyembuhan ( ) Tak ada ( ) Penyembuhan abnormal
( ) Ruam ( ✓) Kering ( ) Keringat Berlebihan

Pantangan/Alergi : tidak ada


Keluhan : tidak ada

N AKTIVITAS SEHAT SAKIT


O
Makan
 Menu
 Porsi
 Makanan Kesukaan
 Pantangan
Minum
 Jumlah
 Minuman kesukaan
 Pantangan

3. Pola Eliminasi
Kebiasaan Defekasi _pagi_ Defekasi/hari _ 1__ Tgl defekasi terakhir __12 April 2022 15.30 ✓__
DBN_______ Konstipasi ____ Diare ____ Inkontinensia
_______ Ostomi ____ Jenis _____ Alat _____ karakter stoma
Kebiasaan berkemih ___✓__ DBN _____ Frekuensi _____ Disuria ______ Nokturia
_____ Hematuria _____ Retensi
Inkontinensia __✓__ Tidak ___ Ya ____ Total ____ Siang Hari ____ Malam Hari
_____ Kadang-kadang _____ Kesulitan menahan berkemih
_____ Kesulitan mencapai toilet
Alat bantu _____ Kateterisasi intermitten
_____ Kateter indwelling _____ Kateter Eksternal
_____ Jenis implantasi penis
TIDAK ADA

Keluhan :
NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT
Eliminasi
BAB
 Frekuensi 1x sehari -1 x sehari
 Warna Kecoklatan -Kecoklatan
 Bau Khas - khas
 Konsistensi Normal -Ada
 Kesulitan Tidak ada
BAK
 Frekuensi
4-5 x /sehari 4-5x / hari
 Warna
kurang pekat kuning pekat
 Bau
khas khas
 Konsistensi
- -
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada

4. Pola Aktivitas / Olahraga


Kemampuan Perawatan Diri :
0 = Mandiri 2 = Bantuan Orang Lain 4 = Tergantung / tidak mampu
1 = Dengan Alat Bantu 3 = Bantuan peralatan dan orang lain

0 1 2 3 4
Makan/Minum ✓
Mandi ✓
Berpakaian/berdandan ✓
Toileting ✓
Mobilisasi di tempat tidur ✓
Berpindah ✓
Berjalan ✓
Menaiki Tangga ✓
Berbelanja ✓
Memasak ✓
Pemeliharaan Rumah ✓

ALAT BANTU: ✓ Tidak ada Kruk pispot ditempat tidur walker


tongkat Belat/Mitela Kursi Roda
Kekuatan Otot : lemah akibat nyeri
.
Keluhan saat beraktivitas:
Telapak kaki terasa nyeri ketika digerakkan
.

N AKTIVITAS SEHAT SAKIT


O
Personal Hygiene
 Mandi Mandiri Dibantu
 Cuci Rambut Mandiri Tidak pernah
 Gosok gigi Mandiri Selalu
 Potong kuku Mandiri selalu

5. Pola Istirahat Tidur


Kebiasaan : 6-8 Jam/malam ( ✓ ) Tidur siang ( ) Tidur sore
Merasa segar setelah tidur (✓ ) Ya ( ) Tidak
Masalah : ( )Tidak ada ( )Terbangun ( )Terbangun dini ( )Insomnia ( )Mimpi buruk
Lain – lain : tidak ada .
Keluhan :
N AKTIVITAS SEHAT SAKIT
O
Istirahat dan Tidur
 Waktu Tidur malam Pagi setelah mandi
 Lamatidur 6-8 jam 1-2 jam
 Hal yang mempermudah tidur - -
 Kesulitan tidur Tidak ada nyeri pada kaki

6. Pola Kognitif – Persepsi


Status mental : (✓ ) Sadar ( ) Afasia reseptif ( ) Mengingat cerita buruk
( )Terorientasi ( ) Kelam pikir ( ) Kombatif ( ) Tidak responsif
Bicara: ( ✓ )Normal ( ) Tidak jelas ( ) Gagap ( ) Afasia ekspresif
Bahasa sehari – hari : ( ) Indonesia ( ✓) Daerah Lain – lain : .
Kemampuan membaca Bahasa Indonesia : ( ) Ya ( ✓ ) Tidak
Kemampuan memahami : ( ✓ ) Ya ( ) Tidak
Tingkat ansietas : ( ) Ringan ( ) Sedang ( ) Berat ( ) Panik
Keterampilan interaksi : (✓ ) Tepat Lain – lain : kurang interaksi terhadap orang lain .
Pendengaran : ( ✓ ) DBN ( ) Kerusakan ( kanan kiri) ( ) Tuli ( kanan _____ Kiri ____ Alat bantu
dengar ____ Tinitus
Penglihatan : ( ✓ ) DBN ( )Kacamata ( ) Lensa kontak
( ) Kerusakan ____ Kanan _____ Kiri ____ Buta _____ Kanan kiri
Vertigo : tidak ada .
Ketidaknyamanan / nyeri : ( ) Tidak ada ( ✓ ) Akut ( ) Kronik
Observasi tingkat Nyeri (PGRST) : Skala nyeri 7
Penalaksanaan nyeri : .
Keluhan :

7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri


Gambaran Diri :
Identitas Diri :
Peran Diri :
Ideal Diri :
Harga Diri :

8. Pola Peran Hubungan


Pekerjaan : IRT ( Ibu rumah tangga ) .
Status Pekerjaan : ( ) Bekerja ( ) Ketidakmampuan Jangka Pendek
( ) Ketidakmampuan jangka panjang ( ✓ ) Tidak bekerja
Sistem Pendukung : ( ) Tidak Ada (✓ ) Pasangan ( ) Tetangga ( ) Teman
( ) Keluarga serumah ( ✓ ) Keluarga tinggal berjauhan
Lain-lain : .
Masalah keluarga berkenaan dengan masalah di Rumah Sakit :
Tidak ada

.
Kegiatan Sosial :
Tidak ada .
.
Lain-lain : .

9. Pola Seksualitas / Reproduksi


Tanggal Menstruasi Terakhir (TMA) : Tidak Ada
Masalah menstruasi : Tidak Ada
Pap Smear Terakhir : Tidak Ada
Pemeriksaan payudara/testis mandiri bulanan : ( ) Ya (✓ ) Tidak
Masalah seksualitas b.d penyakit : Tidak ada
Lain-lain : .

10. Pola Koping – Toleransi Stres


Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit ( finansial, perawatan diri ) :

.
Kehilangan / perubahan di masa lalu : (✓ ) Tidak ( ) Ya
Hal yang dilakukan jika ada masalah :
.
Penggunaan obat untuk menghilangkan stres : Tidak ada .
.
Keadaan emosi dalam sehari-hari : (✓ ) Santai ( ) Tegang ( ) Lain-lain .

11. POLA KEYAKINAN-NILAI


Agama : ( ✓ ) Islam ( ) Kristen ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha
Pantangan keagamaan : ( ✓) Tidak ( ) Ya
.
Pengaruh agama dalam kehidupan/saat :
Kegiatan ibadah dirumah dan saat sakit :
G. PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital
Tanda Vital : TD : 130/80mmhg

Nadi : 80 x/i

Suhu : 38 derajat C

Pernafasan : 28x/ i

Kepala
Inspeksi : bentuk mesocepal, warna hitam ,pendek dan bersih
Palpasi : Konjungtiva tidak enemis, Sclera tidak icteris, reflek
cahaya baik , fungsi penglihatan normal
Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak enemis, Sclera tidak icteris, reflek
Palpasi : cahaya baik , fungsi penglihatan normal
Hidung Tidak ada pernapasan cuping hidung
Inspeksi :
Palpasi :
Mulut
Inspeksi : Tidak pucat, gigi bersih dan tidak berbau
Palpasi :
Telinga
Inspeksi : Simetris , bersih tidak ada nyeri tekan
Palpasi :
Leher
Inspeksi : Tidak teraba benjolan , tidak ada pembesaran tiroid
Palpasi : dan limfonodus
Dada
Inspeksi : Toraks simetris , terdapat bekas insisi pada payudara
Palpasi : kanan atas

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak teraba
Palpasi : Suara jantung S1 S2 murni
Perkusi :
Auskultasi :

Pulmonal
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi : Suara paru Vesikuler
Payudara
Inspeksi : Terdapat luka insisi pada payudara kanan atas
Palpasi :

Abdomen
Inspeksi : Terdapat bekas insisi pada payudara kanan atas
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi : Peristaltik 12x/m
Punggung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
Genitalia
Inspeksi :
Palpasi :

Ekstremitas Atas kekuatan penuh, tidak ada kelemahan


Bawah terdapat luka ulkus pedis dextra 4 cm, merah
disekitar luka

Vaskuler perifer

Neurologi
 Status mental/GCS
 Saraf kranial
 Motoris
 Sensoris
 Reflek
 Lainnya

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnostic :
Pemeriksaan EKG tanggal 12 April 2022
Irama : Sinus
HR : 100 x/m
Akses : 300
Intermediet
Gelombang PR : 0,12
Gelombang QRS : 0,04
Gelombang T : 0,32
Kesimpulan : Sinus Tachicardi (sct)

Pemeriksaan/ satuan dan Hasil


Glukosa : 140 Mg/ dl
WBC : 16.2 x10 / UL
RBC : 5.6 x 10 / UL
HGB : 13.8 g/ dl
HCT : 42.2-%
MCV : 75.4-FL
MCH : 24.4- Pg
MCH-H : 32.7 g/ dl
PLT : 216 x 10 /ul
RDW : 35.4 fl
PDW : 11.7 fl
MPV : 9.0 fl
P-LCR :19.4 %
I. THERAPY
Terapi obat tanggal 12 April 2022
- Ciprofloxasin 2 x 200 mg per infus
- Metronidasol 5 x 500 mg /jam per infus
- Diit DM 1700 kalori
- Captropil 3 x 12.5 mg
- Farmasal 1x 100 mg
- Humulin R 3 x 28 IU
- Kaltropen 1A K/P

J. RENCANA PEMULANGAN

RENCANAASUHANKEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan (SDKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)

K1.  Nyeri akut B/D agen  Intervensi ( manajemen nyeri )


pencedera fisiologis Hal . 201
( iskemia ) D/D terdapat
luka ulkus pada pedis Definisi
dextra Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
Hal. 172 emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
SLKI ( Standar Luaran berintensitas ringan hingga berat dan konstan
Keperawatan Indonesia )
Tingkat nyeri Tindakan
Hal. 145
OBSERVASI
Setelah dilakukan - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi , frekuensi ,
intervensi keperawatan kualitas , intensitas nyeri
selama 1 x 24 jam maka , - Identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri menurun . - Identifikasi respons nyeri non verbal
Dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
- Kemampuan nyeri
menuntaskan aktifitas - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
( meningkat ) - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri pd kualitas hidup
( menurun ) - Monitor keberhasilan terapi komplementer yng sudah
- meringis ( menurun ) diberikan
- kesulitan tidur - Monitor efek samping penggunaan analgetik
( menurun )
TERAPEUTIK
- Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri ( mis. TENS, hipnotis , akupresur, terapi musik dll )
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( mis.
Suhu ruangan , pencahayaan , kebisingan )
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

EDUKASI
- Jelaskan penyebab, periode , dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri

KOLABORASI
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2.  Perfusi perifer tdk efektif  Intervensi ( perawatan sirkulasi )
B/D penurunan aliran Hal. 345
arteri atau vena D/D
terdapat luka ulkus Definisi
bernanah dan kemerahan
pada pedis dextra Mengidentifikasi dan merawat area lokal dgn keterbatasan
Hal. 37 sirkulasi perifer

Tindakan
SLKI ( Standar Luaran
Keperawatan Indonesia ) OBSERVASI
- Periksa sirkulasi perifer ( mis. Nadi perifer, edema ,
Perfusi perifer pengisian kapiler , warna , suhu )
Hal. 84 - Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi ( mis.
Diabetes, perokok, org tua , hipertensi , dan kadar
Setelah dilakukan intervensi kolesterol tinggi )
keperawatan selama 2 x 24 jam , - Monitor panas, kemerahan , nyeri , atau bengkak pada
perfusi perifer meningkat . ektremitas
Dengan kriteria hasil :
- Denyut nadi perifer TERAPEUTIK
( meningkat ) - Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
- Penyembuhan luka ( meningkat keterbatasan perfusi
) - Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas
- Nyeri ekstremitas ( menurun ) dengan keterbatasan perfusi
- Edema perifer ( menurun ) - Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area
- Nekrosis ( cukup menurun ) yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi

EDUKASI
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakar
- Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurunan kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
- Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
- Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat ( mis.
Melembapkan kulit kering pada kaki )
-Anjurkan program rehabilitasi vaskular
- Ajarkan program diit untuk memperbaiki sirkulasi ( mis.
Rendah lemak jenuh , minyak ikan omega 3 )
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus di
laporkan ( mis. rasa sakit yang tdk hilang saat istirahat,
luka tdk sembuh, hilangnya rasa )
3.  Ketidak stabilan kadar  Intervensi : Manajemen hiperglikemia
glukosa darah b/d Hal .180
hiperglikemia d/d kadar
gula darah meningkat Tindakan
(140 mg/dl)
Hal. 71 OBSERVASI
-Identivikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia.
-Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
SLKI ( Standar Luaran meningkat (mis. penyakit kambuh)
Keperawatan Indonesia ) -Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
-Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliuria,
Kestabilan kadar glukosa darah polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit
Hal. 43 kepala)
-Monitor intake dan output cairan
Setelah dilakukan intervensi -Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit,
keperawatan selama 2 x 24 jam , tekanan darah ortodtastik dan frekuensi nadi
kestabilan kadar glukosa darah
meningkat . TERAPEUTIK
Dengan kriteria hasil : -Berikan asupan cairan oral
- lelah atau lesu ( menurun ) -Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
- keluhan lapar ( menurun ) hiperglikemia tetap ada atau memburuk
- kadar glukosa dalam darah -Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
( membaik )
EDUKASI
-Ajarkan menghindar olahraga saat kadar glukosa darah
lebih dari 250 mg/dL
-Ajarkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
-Ajarkan indikasi dan pentingnya penguji keton urine, jika
perlu
-Ajarkan pengelola diabetes (mls. penggunaan insulin, obat
oral, monitor asupan cairan

KOLABORASI
-Kalaborasi pemberian insulin, jika perlu
-Kalaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
-Kalaborasi pemberian kalium, jika perlu

EVALUASI
Diagnosis Intervensi IMPLEMENTASI Evaluasi
Kep.
Nyeri akut Manajemen nyeri : Jam A. Observasi Jam S:
B/D agen Observasi 10.0  Mengidentifikas 13.0  Pasienmengata
pencedera  Identifikasi 0- i lokasi 0- kan rasa nyeri
fisiologis lokasi 11.0 frekuensi dan 14.3 sudah
( iskemia ) karakteristi 0 intensitas nyeri 0 berkurang
D/D terdapat k, durasi,  Mengkaji skala  Pasien
luka ulkus frekuensi, nyeri mengatakan
pada pedis kualitas, B. Terapeutik lebih nyaman
dextra itensitas  Mengidentifikasi setelah istirahat
nyeri istirahat dan tidur yang cukup
 Identifikasi dan tidur
skala nyeri C. Edukasi  Pasien
 Identifikasi  Mengajarkan mengatakan
respon teknik non- sudah faham
nyeri famakologis tentang teknik
 Identifikasi untuk non-
respon mengurangi rasa famakologis
nyeri non nyeri untuk
verbal mengurangi
 Identifikasi rasa nyeri
factor yang (teknik
memperber relaksasi)
at dan
mempering O:
an nyeri  Skala nyeri 2
 Identifikasi
pengetahua A:
n dan  Masalah nyeri
keyakinan akut sudah
tentang teratasi
nyeri
 Identifikasi P:
pengaruh  Intervensi
budaya menajemen
terhadap nyeri
respon dihentikan
nyeri
 Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
kualitas
hidup
 Monitor
keberhasila
n terapi
kompleme
nter yang
sudah
diberikan
 Monitor
efek
sampping
penggunaa
n analgetik

Terapeutik
 Berikan
teknik nin
formakolog
is untuk
mengurang
i rasanya
(Ms.
TENS,
hypnosis,
akupresur,
terapi
music,
biofeed
back, terapi
pijat,
anomateri,
teknik
imajinasi,
terbimbing,
kompres
hangat/din
gin, terapi
bermain)

Edukasi
 Jelaskan
penyebab
nyeri,
periode
dan pemicu
nyeri
 Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
 Anjurkan
memonitor
nyeri
secara
mandiri
 Anjurkan
menggunak
aan
analgetik
secara
tepat
 Ajarkan
teknik non
farmakolog
is untuk
mengurang
i rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik
jika perlu
Perawatan 09.0 A. Observasi 11.0 S:
 Perfusi Sirkulasi 0-  Memeriksa nadi 0-  Pasien
perifer Observasi : 09.4 perifer 12.0 mengatakan
tdk  Periksa 0  Mengidentifikasi 0 nyaman setelah
efektif sirkulasi faktor resiko di lakukan
B/D perifer gangguan sirkulasi perawatan luka
penuru ( mis. Nadi diabetes O:
nan perifer,  Pasien dan
aliran edema, B. Terapeutik keluarga
arteri pengisian  Menghindari tampak
atau kapiler, pemasangan infus mengerti
vena warna, atau pengambilan bagaimana
D/D suhu, darah di area program
terdapa anklebrachi keterbatasan perfusi diet yang
t luka al index)  Melakukan baik
ulkus  Identifikasi pencegahan infeksi  Pasien
bernan faktor  Melakukan tampak
ah dan risiko perawatan kaki dan sudah
kemera gangguan kuku melakukan
han sirkulasi aktivitas
pada (mis. C. Edukasi secara
pedis Diabetes,  Menganjurkan mandiri
dextra perokok, berolahraga rutin A:
orang tua,  Menganjurkan  Masalah
hipertensi, program diet untuk perfusi perifer
dan kadar memperbaiki tidak efektif
kolesterol sirkulasi dengan sudah teratasi
tinggi) mengkonsumsi P:
 Monitor makanan Rendah Intervensi perawatan
panas, lemak jenuh sirkulasi dihentikan
kemerahan,
nyeri, atau
bengkak
pada
ekstremitas
Terapeutik :
 Hindari
pemasanga
n infus atau
pengambila
n darah di
area
keterbatasa
n perfusi
 Hindari
pengukura
n tekanan
darah pada
ekstremitas
dengan
keterbatasa
n perfusi
 Hindari
penekanan
dan
pemasanga
n
tourniquet
pada area
yang
cedera
 Lakukan
pencegaha
n infeksi

Edukasi :
 Anjurkan
berhenti
merokok
 Anjurkan
berolahrag
a rutin
 Anjurkan
mengecek
air mandi
untuk
menghinda
ri kulit
terbalik
 Anjurkan
menggunak
an obat
penurunan
tekanan
darah,
antikoagula
n, dan
penurunan
kolesterol,
jika perlu
 Anjurkan
minum
obat
pengontrol
tekanan
darah
secara
teratur
 Anjurkan
menghinda
ri
penggunaa
n obat
penyekat
beta
 Anjurkan
melakukan
perawatan
kulit yang
tepat ( mis.
Melembab
kan kulit
kering
pada kaki)
 Anjurkan
program
rehabilitasi
vascular
 Anjurkan
program
diet untuk
memperbai
ki sirkulasi
( mis.
Rendah
lemak
jenuh,
minyak
ikan omega
3)
 Informasik
an tanda
dan gejala
darurat
yang harus
dilaporkan
(mis. Rasa
sakit yang
tidak
hilang saat
istirahat,
luka tidak
sembuh,
hilangnya
rasanya.)
 Ketida Intervensi : 15.0 Observasi : 18.0 Evaluasi
k Manajemen 0- 0-
stabila hiperglikemia 15.3  Mengidentifikasi 18.4 S:
n kadar 0 penyebab 5 - Pasien mengatakan
glukos hiperglikemia masih sering minum
a darah Observasi :  Memantau kadar teh manis 4 kali sehari
b/d -Identivikasi glukosa darah dan susu kedelai
hipergl kemungkinan  Memantau tanda - Pasien masih sering
ikemia penyebab dan gejala merasa lapar
d/d hiperglikemia. hiperglikemia -Pasien mengatakan
kadar sudah paham setelah
gula -Identifikasi diajarkan cara
darah situasi yang Terapeutik : menggunakan insulin
menin menyebabkan
gkat kebutuhan insulin  Memberikan asupan O:
(140 meningkat (mis. cairan oral - Kadar glukosa darah
mg/dl) penyakit kambuh)  Memfasilitasi 140 mg/dl
ambulasi jika ada - Pasien masih tampak
-Monitor kadar hipotensi ortostatik lemah
glukosa darah, jika
perlu A:
Masalah
-Monitor tanda Edukasi : ketidakstabilan kadar
dan gejala glukosa darah masih
hiperglikemia  Menganjurkan belum teratasi
(mis, poliuria, monitor kadar
polifagia, glukosa darah P:
kelemahan, secara mandiri Intervensi manajemen
malaise, hiperglikemia
pandangan kabur,  Menganjurkan dilanjutkan
sakit kepala) kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
-Monitor intake
dan output cairan  Mengajarkan
pengelolaan
-Monitor keton diabetes
urin, kadar analisa ( penggunaan
gas darah, insulin, obat oral dll
elektrolit, tekanan )
darah ortodtastik
dan frekuensi nadi

Terapeutik :
-Berikan asupan
cairan oral

-Konsultasi
dengan medis jika
tanda dan gejala
hiperglikemia
tetap ada atau
memburuk

-Fasilitasi
ambulasi jika ada
hipotensi
ortostatik

Edukasi :
-Ajarkan
menghindar
olahraga saat
kadar glukosa
darah lebih dari
250 mg/dL

-Ajarkan monitor
kadar glukosa
darah secara
mandiri

-Ajarkan indikasi
dan pentingnya
penguji keton
urine, jika perlu

-Ajarkan
pengelola diabetes
(mls. penggunaan
insulin, obat oral,
monitor asupan
cairan

Kolaborasi :
-Kalaborasi
pemberian insulin,
jika perlu

-Kalaborasi
pemberian cairan
IV, jika perlu

-Kalaborasi
pemberian kalium,
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai