Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO D BLOK 17

DISUSUN OLEH: KELOMPOK A4


Tutor: dr. Safyuddin, M. Biomed
Syifa Inanta Mulia N. 04011181722014
Fatihah Az-Zahra 04011181722046
Dian Mustikarini 04011181722050
Wira Veronica 04011181722150
Nyimas Aliyah Faizatun M. 04011281722062
Salwa Madiva 04011281722068
Dinda Radeta 04011281722074
Maryamah 04011281722076
R. A. Mitha Aulia 04011281722078
M. Fakhri Eliansyahputra 04011281722146
Rahmadiah Syifa Madinah 04011281722148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2019
Kegiatan Tutorial

Tutor : dr. Safyuddin, M. Biomed


Moderator : M. Fakhri Eliansyah Putra
Sekretaris 1 : R. A. Mitha Aulia
Sekretaris 2 : Maryamah
Presentan : Rahmadiah Syifa Madinah

Pelaksanaan : 23 September & 25 September 2019


10.00 sd. 12.50 WIB

Peraturan selama tutorial:


1. Mengangkat tangan bila ingin berpendapat dan jika diberi kesempatan
2. Hanya menggunakan gadget untuk kepentingan tutorial
3. Dilarang memotong pembicaraan orang lain
4. Dilarang makan tapi diperbolehkan minum
5. Diperbolehkan ke toilet seizin tutor
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah
dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario D Blok 17 2019
ini dengan baik.
Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan laporan ini, penulis sangat mengharapkan
masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun ke arah perbaikan dan penyempurnaan
laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Safyuddin
M. Biomed sebagai tutor pada kelompok A4 serta seluruh mahasiswa kelas alpha 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijiaya. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Tim Penyusun

4
Daftar Isi

Halaman
Kegiatan Tutorial ....................................................................................................................... 3
Kata Pengantar ........................................................................................................................... 4
Daftar Isi .................................................................................................................................... 5
Skenario D Blok 17 Tahun 2019 ............................................................................................... 6
I. Klarifikasi Istilah ........................................................................................................... 7
II. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 9
III. Analisis Masalah .......................................................................................................... 10
IV. Hipotesis ....................................................................................................................... 12
V. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan ............................................................................... 13
VI. Sintesis .......................................................................................................................... 14
VII. Kerangka Konsep ........................................................................................................ 15
VIII. Kesimpulan .................................................................................................................. 16
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 17

5
Skenario D Blok 17 Tahun 2019

Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun datang dengan kejang yang disertai demam. Sekitar 3
jam yang lalu terjadi 1x bangkitan berupa seluruh badan kaku, mata mendelik ke atas, pasien tidak
sadar, berlangsung kurang lebih 20 menit, berhenti setelah diberikan diazepam rektal 10 mg di
Unit Gawat Darurat.
Dari anamnesis terhadap ibu penderita, sekitar 6 jam yang lalu pasien mulai demam tinggi,
suhu diukur oleh ibu pasien sesaat sebelum kejang 39,5’C. Pasien mengalami pilek tetapi tidak
batuk. Tidak ada muntah-muntah, makan dan minum tidak ada keluhan, anak sadar namun sedikit
rewel. Sebelumnya pasien sudah 2x mengalami bangkitan serupa yang disertai demam, yaitu 5
bulan dan 2 bulan yang lalu, masing-masing 1x dengan lamanya kurang dari 5 menit. Pasien
berobat ke dokter, dikatakan kejang demam, tidak diberi obat kejang oral, namun diberi bekal
diazepam rektal 10 mg dan diinsttruksikan diberi saat kejang. Saat episode ini orang tua pasien
tidak memberi diazepam rektal karena alasan takut salah. Tidak terdapat riwayat kejang pada
keluarga, orang tua pasien menanyakan apakah dibutuhkan pemeriksaan rekam otak
(elektroensefalografi) atau CT scan kepala, apakah perlu mendapat obat untuk kejangnya dan
adakah kemungkinan efek samping obat, bagaimana kemungkinan epilepsy dan pengaruh kejang
terhadap kecerdasan anak.
Riwayat kelahiran pasien lahir spontan, langsung menangis, berat lahir 3000 gram.
Riwayat perkembangan dapat berjalan usia 13 bulan. Saat ini bicara pasien sudah sepenuhnya
dapat dimengerti orang lain. Riwayat imunisasi BCG 1x (scar +), DPT Hepatitis B-HiB 4x, PCV
4x, OPV 4x, campak 1x, MR 1x. Saat ini sudah makan makanan keluarga.
Pemeriksaan fisis umum:
BB 15 kg, TB 97 cm. Kesadaran: GCS pediatric 15, sedikit rewel, makan minum masih mau, suhu
aksila 38,3’C, nadi 100x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Kepala: lingkar kepala 50 cm, ubun-
ubun besar menutup, konjungtiva tidak pucat, Nampak faring hiperemis, tonsil T2-T2 hiperemis,
ada eksudat di faring dan tonsil. Jantung, paru, abdomen, ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan neurologis:

6
I. Klarifikasi Istilah
1. Kejang : Kontraksi involunter atau serangkaian kontraksi otot-otot volunteer.
(Dorland Ed. 29)
2. Bangkitan : Seizure adalah serangan mendadak atau kekambuhan suatu penyakit,
dapat berupa serangan konvulsi maupun non-konvulsi. (Dorland Ed.
29)
3. Diazepam rektal : Benzodiazepin yang digunakan sebagai agen antiansietas, sedative,
agen antipanik, agen antitremor, relaksan otot rangka, antikonvulsan,
dan dalam penatalaksanaan gejala akibat penghentian pemakaian
alkohol yang diberikan melalui rektum. (Dorland Ed. 29)
4. Kejang demam : Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38’C)
dengan metode pengukuran suhu apapun yang tidak disebabkan oleh
proses intracranial. (Konsesnsus Kejang Demam, 2016)
5. Elektroensefalografi : Sebuah tes yang mencatat sinyal elektrik dari otak. Biasanya
digunakan untuk membantu diagnosis epilepsy dan gangguan tidur.
(Web MD)
6. Epilepsi : Setiap kelompok sindrom yang ditandai oleh gangguan fungsi otak
sementara yang bersifat paroksismal yang dapat bermanifestasi berupa
gangguan atau penurunan kesadaran episodik, fenomena motorik
abnormal, gangguan psikis atau sensoris, atau sistem saraf otonom.
Gejala-gejalanya disebabkan oleh kelainan aktivitas listrik otak.
(Dorland Ed. 29)
7. PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine yaitu vaksin yang berisi protein
konjugasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat infeksi
Streptococcus pneumonia. (IDAI, 2017)
8. OPV : Oral Polio Vaccine yaitu vaksin yang terdiri dari 3 jenis serotipe virus
polio yang memiliki kemampuan mimikri, kekebalan tubuh setelah
terinfeksi virus polio. Diberikan pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah. (WHO, 2017)
9. Faring hiperemis : Pembengkakan atau excess darah pada faring. (Dorland Ed. 29)

7
10. Paresis : Gangguan fungsi motorik ringan atau tak lengkap pada suatu bagian
tubuh akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot. (Dorland Ed. 29)
11. Tonus : Kontraksi otot yang ringan dan terus-menerus, yang pada otot-otot
rangka membantu dalam mempertahankan postur dan pengembalian
darah ke jantung. (Dorland Ed. 29)
12. Klonus : Gerak ritmik lutut ke atas dan ke bawah. Muncul setelah meregangnya
otot quadriceps dan adanya kontraksi berulang dari otot tersebut.
Klonus ini muncul pada proses memunculkan reflex patella atau supra
patella. (
13. Brudzinski : I: Pada meningitis, fleksi leher biasanya mengakibatkan fleksi pingul
dan lutut. Disebut juga leher S.
II: pada meningitis, ketika fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada
satu sisi dilakukan gerakan yang sama akan terlihat pada ekstremitas
yang berlawanan. Disebut juga kontralateral S. (Elsevier)
14. Kernig : Tanda yang biasanya pada meningitis yang terdiri dari nyeri, dan
tahanan saat ekstensi di kaki bagian bawah terhadap lutut dengan paha
fleksi terhadap tulang panggul. (Merriam Webster)

8
II. Identifikasi Masalah
1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun datang dengan kejang yang disertai demam.
2. Anak laki-laki tersebut juga mengalami pilek dan sedikit rewel.
3. Sekitar 6 jam yang lalu, pasien demam tinggi (39,5’C). 3 jam setelahnya, pasien mengalami
1x bangkitan selama 20 menit berupa seluruh badan kaku, mata mendelik ke atas, pasien
tidak sadar dan berhenti setelah diberikan diazepam rektal 10 mg di UGD.
4. Pasien sudah pernah mengalami 2x gejala yang serupa, sekitar 5 bulan dan 2 bulan yang
lalu, selama kurang dari 5 menit, dan didiagnosis sebagai kejang demam.
5. Orang tua pasien diberi bekal diazepam rektal 10 mg namun tidak diberikan ke pasien saat
serangan kejang karena takut salah.
6. Riwayat keluarga disangkal, riwayat kelahiran dan perkembangan normal, riwayat
imunisasi lengkap.
7. Pemeriksaan fisis umum.
8. Pemeriksaan neurologis.

9
III. Analisis Masalah
1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun datang dengan kejang yang disertai demam.
a. Apa hubungan usia dan jenis kelamin terhadap keluhan yang dialami pasien?
b. Apa saja kemungkinan penyakit dengan keluhan kejang yang disertai demam?
c. Bagaimana mekanisme kejang yang disertai demam pada kasus?
d. Bagaimana tatalaksana awal untuk kejang disertai demam pada kasus?
2. Anak laki-laki tersebut juga mengalami pilek dan sedikit rewel.
a. Apa hubungan pilek dan rewel dengan kejang disertai demam pada kasus?
b. Apa makna klilnis anak mengalami pilek pada kasus?
c. Apa makna klinis anak sedikit rewel pada kasus?
3. Sekitar 6 jam yang lalu, pasien demam tinggi (suhu: 39,5’C). 3 jam setelahnya, pasien
mengalami 1x bangkitan selama 20 menit berupa seluruh badan kaku, mata mendelik ke
atas, pasien tidak sadar dan berhenti setelah diberikan diazepam rektal 10 mg di UGD.
a. Apa makna klinis pasien mengalami 1x bangkitan selama 20 menit berupa seluruh badan
kaku, mata mendelik ke atas, dan pasien tidak sadar pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme bangkitan pada kasus?
c. Apa saja tipe bangkitan?
d. Apa indikasi dan dosis pemberian diazepam rektal?
e. Apa indikasi dan dosis pemberian diazepam non-rektal (oral dan injeksi)?
f. Apa saja bentuk sediaan diazepam yang beredar di Indonesia?
g. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik diazepam?
h. Apa efek samping dan kontraindikasi diazepam?
i. Bagaimana tatalaksana setelah kejang berhenti pada kasus?
j. Apa kriteria pasien kejang yang perlu diberikan profilaksis kejang?
4. Pasien sudah pernah mengalami 2x gejala yang serupa, sekitar 5 bulan dan 2 bulan yang
lalu, selama kurang dari 5 menit, dan didiagnosis sebagai kejang demam.
a. Apa hubungan riwayat kejang demam sebelumnya dengan keluhan pasien saat ini?
b. Apa makna klinis kejang selama kurang dari 5 menit?
5. Orang tua pasien diberi bekal diazepam rektal 10 mg namun tidak diberikan ke pasien saat
serangan kejang karena takut salah.

10
a. Bagaimana edukasi yang harus diberikan kepada orang tua pasien mengenai pemberian
obat diazepam pada pasien?
6. Riwayat keluarga disangkal, riwayat kelahiran dan perkembangan normal, riwayat
imunisasi lengkap.
a. Apa makna klinis riwayat keluarga disangkal pada kasus?
b. Apa makna klinis riwayat kelahiran dan perkembangan normal pada kasus?
c. Apa makna klinis riwayat imunisasi lengkap pada kasus?
d. Apa saja kemungkinan penyakit dari hasil anamnesis pasien?
7. Pemeriksaan fisis umum.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisis umum pasien?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari interpretasi hasil pemeriksaan fisis umum pasien?
8. Pemeriksaan neurologis.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan neurologis pasien?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari interpretasi hasil pemeriksaan neurologis pasien?
c. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan penunjang (EEG, CT Scan kepala) pada kasus ini?
d. Apa saja kemungkinan penyakit dari hasil pemeriksaan fisik pasien?

11
IV. Hipotesis
Anak laki-laki, usia 3 tahun mengalami kejang demam kompleks disertai faringitis.
Template:
a. Algoritma Penegakan Diagnosis
b. Diagnosis Banding faput
c. Informasi Tambahan
d. Diagnosis Kerja acew
e. Definisi
f. Epidemiologi syifa
g. Etiologi dan Faktor Risiko
h. Klasifikasi aliyah
i. Patogenesis
j. Patofisiologi dinda
k. Manifestasi Klinis
l. Tata Laksana (Farmakoterapi dan Non-Farmakoterapi) amah
m. Edukasi dan Pencegahan (KIE)
n. Komplikasi amah
o. Prognosis
p. Kompetensi Dokter Umum fatihah

Learning Issue
1. Kejang Demam
2. Obat Anti Kejang Aliyah amah faput wira
3. Pemeriksaan Fisik Umum dinda fatihah mita acew
4. Pemeriksaan Neurologis (dan pemeriksaan tambahan) syifa salwa tika

12
V. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan

What I What I have How I will


No. Learning Issue What I Know
Don’t Know to prove learn
1. Gambaran Hubungan Struktur yang
umum dengan terganggu
kasus pada kasus  Textbook
2. Definisi  Etiologi  Patofisiologi  Jurnal
 Faktor  Tata laksana  Expert
risiko  Internet
 Manifesta
si klinis

13
VI. Sintesis

14
VII. Kerangka Konsep

15
VIII. Kesimpulan

16
Daftar Pustaka

17

Anda mungkin juga menyukai