Apoptosis • Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi. Berbeda dengan • Nekrosis, yang merupakan bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang terluka akut. • Contoh apoptosis: pada diferensiasi jari manusia selama perkembangan embrio membutuhkan sel-sel di antara jari-jari untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat terpisah. Perbedaan apoptosis dan nekrosis • Keputusan untuk melakukan apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan di sekitarnya, atau dari sel yang merupakan bagian sistem imun. Peranan apoptosis • Apoptosis penting dalam fenomena biologis, proses apoptosis tidak sempurna dapat menyebabkan timbulnya penyakit yang sangat bervariasi. • Apoptosis terlalu banyak: sel mengalami kekaucauan • Apoptosis terlalu sedikit: proliferasi sel yang tidak terkontrol (kanker) Penyakit karena apoptosis tidak sempurna a. Penyakit autoimun disebabkan karena sel T/B yang autoreaktif terus menerus. b. Neurodegeneration, seperti pada penyakit Alzheimer dan Parkinson, akibat dari apoptosis prematur yang berlebihan pada neuron di otak. Neuron yang tersisa tidak mempunyai kemampuan untuk meregenerasi sel yang hilang. c. Stroke iskemik, aliran darah ke bagian-bagian tertentu dari otak dibatasi sehingga dapat menyebabkan kematian sel saraf melalui peningkatan apoptosis. d. Kanker, sel tumor kehilangan kemampuannya untuk melaksanakan apoptosis sehingga proliferasi sel meningkat. Mekanisme apoptosis
• Mekanisme apoptosis sangat kompleks dan rumit.
Secara garis besarnya apoptosis dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : • 1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis). • 2. Tahap integrasi atau pengaturan (transduksi signal, induksi gen apoptosis yang • berhubungan, dll) • 3. Tahap pelaksanaan apoptosis (degradasi DNA, pembongkaran sel, dll) • 4. Fagositosis. 1. Adanya signal kematian (penginduksi apoptosis). • Aktivasinya sangat cepat • Bisa berasal dari ekstraseluler dan intraseluler • Dari ekstraseluler berupa hormon tiroksin (growth hormon). Kurangnya signal yang dibutuhkan sel untuk bertahan hidup (GH). • Dari intraseluler: radiasi ionosasi, kerusakan sel karena radikal bebas dan gangguan pada siklus sel 2. Tahap integrasi atau pengaturan • Pada tahap ini terdapat molekul regulator positif atau negatif • Hal tersebut dapat menghambat, memacu, mencegah apoptosis sehingga menentukan apakah sel tetap hidup atau mengalami apoptosis (mati). • Apoptosis di perantarai oleh protein protease yang disebut caspase, • Contoh caspase 8,9,10, fungsinya sebagai inisiator dalam proses kematian sel. 3. Tahap pelaksanaan apoptosis • Ekstraseluler: adanya pelepasan molekul signal dari sel lain kemudian ligan berikatan dengan death receptor (terletak pada transmembran target) • Intrinsik: dipicu oleh senyawa kimia atau kehilangan faktor pertumbuhan sehingga menyebabkan gangguan di mitokondria. Lalu terjadi pelepasan sitokrom c dari intermembran mitokondria 4. Fagositosis 1. death receptor pathway atau 2. Mitokondria pathway Deat receptor pathway akan mengaktivasi caspase 8 Mitokondria pathway melepaskan citokrom C Sel yang mengalami apoptosis selanjutnya ditangkap oleh sel makrofag tetangganya. Fungsi apoptosis a. Sel yang rusak atau terinfeksi Apoptosis dapat terjadi secara langsung ketika sel yang rusak tidak bisa diperbaiki lagi atau terinfeksi oleh virus. Keputusan untuk melakukan apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan di sekitarnya, atau dari sel yang merupakan bagian sistem imun. b. Respon terhadap stress atau kerusakan DNA kerusakan dna sel karena senyawa toksik atau sinar uv , radiasi menginduksi sel untuk apoptosis Fungsi apoptosis c. Homeostasis Homeostasis adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh organisme yang dibutuhkan organisme hidup untuk menjaga keadaan internalnya dalam batas tertentu. • Homeostasis tercapai saat tingkat mitosis (proliferasi) dalam jaringan seimbang dengan kematian sel. Jika keseimbangan ini terganggu dapat terjadi : • 1. sel membelah lebih cepat dari sel mati. • 2. sel membelah lebih lambat dari sel mati. ciri-ciri sel apoptosis a. Sel menjadi bulat (sirkuler). b. Kromatin (DNA dan protein-protein yang terbungkus di dalam inti sel) mulai mengalami degradasi dan kondensasi. c. Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut, menjadi semakin memadat. d. Lingkungan dalam inti sel tampak terputus dan DNA di dalamnya terfragmentasi (proses ini dikenal dengan karyorrhexis). Inti sel pecah melepaskan berbagai bentuk kromatin atau unit nukleosom karena disebabkan degradasi DNA. e. Plasma membran mengalami blebbing. f. Sel tersebut kemudian di’makan’ atau pecah menjadi gelembung-gelembung yang disebut apoptotic bodies dan kemudian di’makan’.