Pelatihan Komunikasi Efektif
Pelatihan Komunikasi Efektif
………..
………..
………..
………..
………..
1. …….
2. …….
3. …….
4. …….
5. …….
Institute of Medicine - November 1999
5 3
RTLA Komunikasi Model SB
4
Praktek/Simulasi/Role Play
Komunikasi Model SBAR
Pasien merasa tidak dipahami dan
diperlakukan semata sebagai objek, dan
bukan sebagai subjek yang memiliki tubuh
yang sedang sakit
Pasien ragu apakah ia harus mematuhi
anjuran dokter atau tidak
Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter
lain
Pasien memutuskan untuk pergi ke
pengobatan alternatif atau self therapy
1. Pesan tidak jelas
2. Adanya kesalahpahaman/miskomunikasi sesama petugas
3. Perbedaan dialek
4. Komunikasi yang mengancam
5. Komunikasi yang terputus antara manajemen dan pelayanan
6. Apatis
7. Komunikasi yang didasari dengan ketidakjujuran
8. Respon komunikasi yang kurang
9. Adanya distorsi komunikasi
10. Tenaga kesehatan kurang terampil menginformasikan
11. Komunikasi kurang lengkap
12. Kesulitas berkomunikasi dengan pasien
13. Sarana berkomunikasi yang kurang (rekam medis dan dokumentasi yang tidak
lengkap)
14. Teknik komunikasi yang tidak seragam
15. Ketidakkonsisten komunikasi
Komunikasi yang tidak dapat dipahami,
Multipersepsi,
Ketidakpatuhan terhadap petunjuk yang
diberikan,
Konflik,
Kesalahan pelayanan/medis
Sekitar 98.000 pasien rawat inap di AS meninggal
sebagai hasil kesalahan medis setiap tahunnya.
Kegagalan komunikasi menyebabkan kesalahan
dalam pelayanan kepada pasien (Leonard, 2004)
Kegagalan Komunikasi telah ditemukan menjadi
akar penyebab di hampir 70% dari peristiwa ini
(Rodgers, 2007)
Karena itu maka perlu meningkatkan efektivitas
komunikasi antar pemberi layanan kesehatan.
• Pelayanan di RS melibatkan banyak
orang / profesi
• Dapat terjadi kegagalan komunikasi
jika tidak memiliki dasar
komunikasi efektif dalam pelayanan
1. Antar tim bekerja lintas fungsi dengan
mulus
2. Tim kerja melakukan perencanaan bersama
u/ mencapai sasaran mereka
3. Tim kerja memiliki sasaran-sasaran yang
jelas dan terukur
4. Beban kerja sesuai dengan pembagian
staffing
1. Hanya 13% antar tim bekerja lintas fungsi
dengan mulus
2. Hanya 16% tim kerja melakukan
perencanaan bersama u/ mencapai sasaran
mereka
3. Hanya 9% tim kerja memiliki sasaran-
sasaran yang jelas dan terukur
4. Beban kerja yang berlebihan 31%
Penyebab terjadinya kesalahan obat adalah
komunikasi (19%),
pemberian label (20%),
nama pasien yang membingungkan (13%),
faktor manusia (42%),
disain kemasan (20,6%)
Kesalahan yang berhubungan dengan faktor
manusia antara lain berhubungan dengan:
kurangnya pengetahuan (12,3%),
kurangnya kinerja (13,2%),
kelelahan (0,3%),
kesalahan kecepatan infuse (7%),
kesalahan dalam menyiapkan obat (7%).
Jenis kesalahan yang paling banyak adalah
salah obat (22%),
over dosis (17%),
salah rute obat (8%),
salah tekhnik (7%),
kesalahan dalam monitoring (7%)
Terdapat lima tema yang menjadi hambatan
komunikasi efektif perawat dengan keluarga pasien
dalam perspektif perawat di Intensive Care Unit
Rumah Sakit Umum Al Islam Bandung yaitu:
konflik peran,
faktor demografi keluarga,
kesalahpahaman,
lingkungan dan situasi di ICU, dan
kondisi psikologis keluarga.
Rekomendasi:
Pelatihan terkait komunikasi perawat dengan keluarga
pasien menjadi penting untuk dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kemampuan perawat seperti kemampuan
berbahasa asing dan kesabaran dalam menghadapi
situasi dan kondisi di ICU khususnya berhubungan dengan
keluarga pasien.
“Ketika saya menelpon ke nurse station beberapa kali
masih mendengar rekan sejawat perawat pelaksana
menjawab telepon hanya diawali dengan kata “halo”
saja tanpa menyebutkan siapa nama penerima telepon
dan sedang bekerja di unit mana saat ini”. (Kepala
Keperawatan)
“Perbedaan bahasa juga menjadi salah satu faktor yang
kami rasakan menjadi penghalang komunikasi antara
perawat dan pasien, karena Cibarusah terletak di
selatan kabupaten Bekasi yang berbatasan dengan
kabupaten Bogor maka mayoritas penduduknya
memakai bahasa sunda kasar sedangkan sebagian besar
perawat berasal dari luar daerah Jawa Barat.“
(Perawat Pelaksana)
“Selama dirawat inap dua hari satu malam saya juga
kurang merasakan sapaan atau perhatian perawat akan
kondisi yang saya rasakan, contohnya pada waktu malam
hari seharusnya perawat menanyakan apakah saya dapat
beristirahat dengan cukup atau tidak, tetapi perawat
disini belum pernah ada yang menanyakannya.” (Pasien Ny
N)
“Saya dan keluarga juga tidak diberi penjelasan tentang
fasilitas apa saja yang dapat digunakan di kamar selama
saya dirawat, atau alat apa saja yang dapat digunakan
untuk dapat berkomunikasi dengan perawat, saya dan
keluarga awalnya tidak tahu kalau terdapat bel yang
berada di sisi atas bed sehingga setiap kali memerlukan
atau menanyakan sesuatu keluarga saya harus bolak-balik
mendatangi nurse station” .(Pasien Ny N)
“Saat keluarga saya menanyakan informasi kapan dokter
spesialis visit memeriksa ayah, perawat menjawab dengan
nada bicara yang ketus”. (Keluarga Pasien Ny S)
Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien
(43;1)
TUJUAN
noise TINDAKAN
Saluran
MEDIA
INDERA
umpan
balik
Skill
Komunikasi
Feedback
Massage (2)
Sender (1) Receiver (3)
Distortion
42
Kompetensi
Untuk Keterampilan Komunikasi (1)
6. Menguasai komunikasi non verbal (bahasa tubuh)
7. Menguasai keterampilan mendengar serta hal-hal
yang menghambat aktivitas mendengar
8. Menguatkan keterampilan berbicara dan presentasi
9. Memiliki kemampuan menulis (komunikasi tidak
langsung)
43
Respect (sikap menghargai)
Empathy (kemampuan
mendengar)
Audible (dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik)
Clarity (jelas)
Humble (rendah hati)
Komunikasi 4
Komunikasi itu layaknya bernapas
Non Klinis :
Komunikasi dengan bagian maintanance, IT,
dll
Kekuatan perawat berkomunikasi secara
efektif
Dokter percaya pada analisa perawat karena
menunjukkan perawat paham akan kondisi
pasien
Memperbaiki komunikasi = memperbaiki
keamanan pasien
Terjadiefisiensi transfer informasi kunci /
informasi penting yang disampaikan melalui
SBAR
Membantu menciptakan lingkungan yang
memungkinkan staf klinis mengekspresikan
keprihatinan mereka kepada kondisi pasien.
Sebagai alat komunikasi informasi
melaporkan kondisi pasien secara lisan (baik
langsung maupun tidak langsung/ telp)
Sebagai alat komunikasi serah terima pasien:
dari satu unit pelayanan ke unit lain.
antar shift dalam tim kesehatan.
sementara waktu krn harus pergi
istirahat/pertemuan, dll
(S) Situation:
Bagaimana situasi yang Anda
bicarakan?
Menjelaskan kondisi terkini dan
keluhan yang terjadi pada pasien,
misalnya: penurunan tekanan darah,
gangguan irama jantung, sesak nafas,
dan lain-lain.
Mengidentifikasi nama diri petugas dan
pasien
(B) Background:
Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis
yang menyebabkan timbulnya keluhan klinis
Diagnosa
Obat saat ini & alergi
Tanda-tanda vital terbaru
Hasil Lab: tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan
Riwayat medis
Temuan klinis terbaru
(A) Assessment:
Berbagi hasil penilaian klinis Anda
Penilaian/pemeriksaan terhadap
kondisi pasien terkini sehingga perlu
diantisipasi agar kondisi pasien tidak
memburuk.
Apa temuan klinisi?
Apa analisis dan pertimbangan anda?
Apakah masalah ini parah atau
mengancam kehidupan?
(R) Recommendation:
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut apa yang
perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien
saat ini, misalnya: menghubungi dokter,
mengarahkan pasien untuk melakukan
pemeriksaan penunjang, dan lain-lain.
Apa yang Anda inginkan terjadi dan kapan?
Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan
untuk memperbaiki masalah?
Apa solusi yang bisa Anda tawarkan dokter?
Apa yang Anda butuhkan dari dokter untuk
memperbaiki kondisi pasien?
Kapan waktu yang Anda harapkan tindakan ini
Situation
Selamat pagi Dokter, saya Sr. Ana perawat lantai 6
ward MHJS
Melaporkan pasien nama Ny. As
Sebutkan kondisi pasien yang paling spesifik :
Drainage dari tempat incisi………. atau
Selang dada …………….. atau
Penurunan pengeluaran urine…….. atau
Pasien gelisah , ..……., ….…….
Tanda-tanda vital : ……. (mengalami
penurunan/peningkatan)
Background
Diagnosa masuk…….. Tgl. Masuk……