Anda di halaman 1dari 67

QUALITY ASSURANCE OF

WELDING INSPECTION
Pengertian :
Sertifikat Kepastian Mutu adalah : Kegiatan pemberian evaluasi dan persetujuan
sehubungan dengan tahapan-tahapan pelaksanaan proses pembuatan peralatan
pabrik (manufacturing) mulai dari rancang bangun dan perekayasaan, pemilihan
bahan dan suku bagian, prosedur dan pelaksanaan fabrikasi serta pengendalian
mutu berdasarkan standar yang digunakan.

Kegiatan sertifikasi kepastian mutu adalah pengawasan external yang dilakukan


oleh lembaga independen terhadap QC dan penerapan standar yang diawasi oleh
internal QA
Standar/Code

Rancang bangun
Material :
•Bahan Prosedur :
•Bahan tambah •WPS/PQR Fabrikasi :
•WPQ
•Sebelum Pengujian :
•Saat •NDT
•Setelah •DT

Quality Assurance (QA)


Standar sebagai dasar Kepastian Mutu.
Kepastian Mutu (Quality Assurance) merupakan bagian integral sistim implementasi
Standar.
Beberapa Standar yang umum digunakan :

Interna ISO,IEC,IATA
tional

CEN,CENCELEC,ASMO,COPANT
Regional

Nasional DIN,GOST,ANSI,BSI,JIS,SNI

Association/Industri SAE,ASTM,ASME

Company GM,FORD,DAIMLER BENZ,TOYOTA

Penting  Pemahaman Standar


KEPASTIAN MUTU /QUALITY ASSURANCE

Seluruh perencanaan dan kegiatan yang sistematis yang diperlukan


untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu produk
atau jasa akan memenuhi persyaratan sesuai standar yang diacu

Faktor-faktor penentu :
1.Kebutuhan pasar
2.Standar
3.SDM
4.Sumber Dana
5.Disain
6.Bahan (bahan dasar dan bahan tambah)
7.Proses
Mutu produk yang baik akan memberikan manfaat yang tinggi ,baik bagi produsen
maupun bagi pengguna atau pemilik, karena :
Mutu baik  beberapa unsur biaya produksi seperti :
biaya kegagalan (failure) biaya penilaian produk dan
kontrol proses produksi (appraisal), biaya
planning dan checking proses (prevention) secara
langsung dapat mengurangi biaya produksi.
18

Kegagalan / Failure
Biaya produksi

Penilaian / Apprasisal
4

2
Pencegahan / Prevention
0
Rendah Tinggi
Mutu / Quality
MUTU  MEMENUHI KESESUAIAN DAN KEAMANAN

SUMBER
DAYA DISAIN

KESESUAIAN

KEBUTUHAN MUTU
PASAR SPESIFIKASI BAHAN PRODUK

SUMBSR KEANDALAN
DANA PROSES

MUTU DARI PRODUK YANG


TERBAIK MEMBERIKAN
NILAI KEGUNAAN YANG
TINGGI DAN KEPUASAN
BAGI PEMAKAI
Personal Quality Assurance.
Peranan WI sangat penting dalam QA  Keberhasilan pekerjaan sangat ditentukan
oleh kualifikasi WI,oleh karena itu seorang WI harus mempunyai Attitude yang baik
disamping memiliki Skill dan Knowledge. (Ketiga domain tersebut mempunyai
hubungan yang erat)

Attitude

Tahap-tahap pelaksanaan QA
1. Pemeriksaan desain
2. Pemeriksaan selama Pra fabrikasi
3. Pemeriksaan selama fabrikasi
4. Laporan data pemanufaktur
5. Sertifikat Kepastian Mutu
6. Pemarkaan
WELDING INSPECTOR

* Orang yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam menilai mutu
hasil las dengan merujuk pada standar /kode/spesifikasi yang
digunakan/disepakati.

* Mempunyai pengetahuan tentang :


- gambar teknik dan spesifikasi
- terminologi las,teknologi dan proses las,metalurgi las
- metode uji
- telah mengikuti pelatiham WI
- mempunyai pengalaman las dan inspeksi
- sehat pisik dan mental
- mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja

* Kompeten sebagai seorang Welding Inspector


Setelah Fabrikasi
- Uji Tak Rusak (UTR)

Selama Pra Fabrikasi DOKUMEN KONTRAK


Selama Fabrikasi
- Proses pengelasan
- Verifikasi disain
- Inspeksi bahan
- Verifikasi WPS
- Verif.Kualif.Juru/operator Las
- Verif.Prosedur dan
kualif.operator /teknisi uji
- Periksa kalibrasi alat
1. Pemeriksaan Disain  Tujuan : menghindari kesalahan dalam perencanaan
yang akan mengakibatkan kegagalan pengoperasian peralatan

-Beban yang terjadi Pemeriksaan kesesuaian kondisi pengoperasian


-Suhu/temp. peralatan dengan standar yang digunakan alam
-Fluida kerja perencanaan

Kalkulasi Disain  Tujuan : Pemeriksaan kesesuaian perhitungan dengan standar


yang digunakan

-Kekuatan bahan
- Dimensi
--Sambungan-sambungan

Gambar disain  Tujuan : Penjabaran spesifikasi dan kalkulasi disain dalam


bentuk gambar yang dikaitkan dengan aturan/standar.

-Simbol
-Code sistim pengerjaan
--Toleransi
2. Pemeriksaan selama Pra fabrikasi
-Inspeksi bahan
* mill certificate
* tanpa mill certificate (?)
-WPS dan PQR
* seluruh variabel dalam WPS (essensial & non essensial)
* kelulusan hasil uji
-Kualifiukasi Juru/Operator las
* sertifikat dan rekaman kualifikasi
-Kalibrasi alat
* keabsahan sertifikat serta rekaman kalibrasi
-Kualifikasi personil/teknisi/operator penguji
* keabsahan sertifikat dan rekaman kualifikasi
3. Pemeriksaan selama fabrikasi
-Jadual pelaksanaan fabrikasi dan inspeksi
-Pemeriksaan fit-up
-Toleransi
-Preheat
-Pemeriksaan lasan
-Uji visual
-Review pelaksanaan PWHT (bila dilakukan)
-Pemeriksaan dimensi produk
-Hydrostatic test (bila diperlukan)
1. Verifikasi disain :
Pemanufaktur menyerahkan dokumen kepada WI untuk diperiksa

2. Verifikasi bahan :
Pengendali bahan menyerahkan mill certificate kepada WI untuk diteliti
Bahan yang tidak memiliki mill certificate harus dilakukan pengujian dan hasil ujinya diteliti oleh WI
apakah sudah sesuai dengan spek .

3.Verifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) :


WPS yang telah diuji dengan PQR diserahkan kepada WI untuk diperiksa
WI memeriksa data dalam WPS dengan hasil pengelasan (bahan,bahan tambah,parameter-
parameter lainnya)

4. Verifikasi kualifikasi juru/operator las :


WI memeriksa sertifikat dan kualifikasi juru/operator las

5. Kualifikasi personil uji :


* UTR
a. Kualifikasi operator/teknisi UTR
b. Prosedur UTR

* UR
a. Kualifikasi operator/teknisi UR
b. Prosedur UR

6. Jadual pelaksanaan :
* Untuk fabrikasi
Pemanufaktur menyerahkan jadual tahapan fabrikasi ,WI membuat jadual pengujian yang
disepakati dengan pemanufaktur
* Untuk WI :
Mengawasi pemotongan bahan (inspeksi dimensi)

Memeriksa perubahan dimensi akibat proses pengerjaan (mis. akibat rol dll)

7. Pemeriksaan pengelasan dengan visual :


WI memeriksa dari mulai persiapan sambungan ,fit-up,joint design sampai dengan pemeriksaan hasil
pengelasan secara visual
WI mengawasi pelaksanaan UTR
8. Pemeriksaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan) :
Pemanufaktur memberitahukan jadual pelaksanaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan)
kepada WI dan WI mengawasi pelaksanaannya.
WI memeriksa hasil perlakuan panas secara visual

9. Penerapan Peraturan K3 :
WI mengawasi penerapan peraturan K3 selama pelaksanaan fabrikasi dan inspeksi
(kelengkapan APD,keamanan tempat kerja,keselamatan pekerja dan lingkungan)

10. Laporan data poemanufaktur.


Laporan ini meliputi semua dokumen yang merupakan pertanggung jawaban
pemanufaktur yang ditanda tangani pemanufaktur dan keterangan inspeksi
pemanufaktur
11. Sertifikat Kepastian Mutu.
Merupakan bukti bahwa produk ang difabrikasi telah diinspeksi sesuai dengan
standar yang diacu
12. Pemarkaan.
Produk yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian Mutu ditandai dengan marka pada pelat nama
Measures For Quality Assurance in Welding
European and World – wide Standards supporting quality of weld
Rules and regulations for quality of weld
Certification and Application Code or Standard in
Welding Inspection

ASME Code ASME B31.1 : Power piping code


1. ASME Sec I : Power Boiler B31.2 : Fuel Gas piping code
2. ASME Sec II A,B,C and D B31.3 : Petroleum refinery
3. ASME Sec V : NDE piping code
4. ASME Sec VIII : Rule for constr.PV.code B31.4 : Liqiud petolum
transportasion piping system code
5. ASME Sec IX : Welding & Brazing qualif.
B31.5. refrigration piping code
etc

AWS Code  Structure welding ISO 3834 (EN 729 and ISO 14554 Code
code 1. ISO 14731 (EN 719)
1. AWS D1.1 Steel 2. ISO 14732 (EN 1418)
2. AWS D1.2 Aluminium 3. ISO 9606 (EN 287)
3. AWS D1.3 Sheet Steel 4. ISO 9956 (EN 288)
4. AWS D1.4 Reinforcing Steel 5. ISO 5817 (EN 25817) and ISO 10042
(EN 30042)
6. EN ISO 13920
Standard Supporting Quality of Weld ASME

Basic Construction Code / Standard :


•ASME Sec I, ASME B31.1 , ASME B31.3
•ASME Sec VIII Div I & 2

Examination and Welding Personnel


Testing And Welding
Quality of
• ASME V Welds Procedure
• ASME IX

Welding Material
• ASME II C
Standard support quality of Welding according to EN
Standard Series EN 288

• EN 288 -1 . General rules fusion welding.


• EN 288-2. WPS for Arc Welding
• EN 288-3. Welding procedure test for Arc welding of steel.
• EN 288-4. Welding Procedure Test for Arc welding of Aluminium
and It’s alloys
• EN 288-5. Approval by using approved welding consumables for arc
welding
• EN 288-6. Approval related to previous experience
• EN 288-7. Approval by a standard welding procedure for arc
welding
• EN 288-8. Approval by a pre-production welding test.
Standard Series EN 287

• EN 287 -1 . Approval testing of welders – Fusion welding part 1 :


Steels.
• EN 287-2. Approval testing of welders – Fusion welding part 2:
Aluminium and aluminium Alloys.
• EN 287-3. Approval testing of welders – Fusion welding part 3:
Copper and Copper Alloys.
• EN 287-4. Approval testing of welders – Fusion welding part 4:
Nickel and Nickels alloys
• EN 287-5. Approval testing of welders – Fusion welding part 5:
Titanium and Titanium, Zirconium and Zirconium alloys
• EN 288-6. Approval related to previous experience
• EN 288-7. Approval by a standard welding procedure for arc
welding
• EN 288-8. Approval by a pre-production welding test.
AWS issues For Welding Code

• AWS D1.1 Structural Welding Code of Steel


• AWS D1.1 Structural Welding Code of Aluminium
• AWS D1.1 Structural Welding Code of Sheet Steel
• AWS D1.1 Structural Welding Code of Reinforcing Steel
Kelompok Pilihan JIP.WI04.002.01

Memeriksa Ketentuan dan


Penerapan Aturan Keselamatan Membuat Laporan Inspeksi
dan Kesehatan Kerja pada
Pekerjaan Las

Melakukan Inspeksi Pekerjaan Pengelasan Pipeline


dan Fasilitas Pendukungnya

Mereview Dokumen yang


Berhubungan dengan Inspeksi Melakukan Inspeksi Pekerjaan Las

Mengidentifikasi Spesifikasi Menugaskan dan Memonitor


Teknis dan Karakteristik Pelaksanaan Uji Tak Rusak
Bahan dan Bahan Tambah (Nondestructive Testing)

Memverifikasi Spesifikasi Menugaskan dan Memonitor


Prosedur Pengelasan (WPS) , Pelaksanaan Uji Rusak (Destructive
dan Aplikasinya pada Proses
Testing)
Fabrikasi

Memverifikasi Kualifikasi Juru Melakukan Identifikasi Cacat Las dan


Las dan Operator Las Memprediksi Penyebabnya
API 6A Crismas Tree /
Well Head

Refinery / Kilang/
Processing Plant

Pipe line penyalur

ASME B31.8 Bila Gas

API 1104 Bila Oil

ASME B31.1 Bila Steam


ASME Sec VIII

ASME
B31.3

AWS D1.1
Dapat menjelaskan, hal-hal apa saja yang ingin diketahui
dalam mereview dokumen

Dapat menjelaskan apa tujuan dari pada


mereview hasil Uji DT

Dapat menjelaskan apa tujuan dari pada


mereview hasil Uji NDT

Memahami :
Mereview - Gambar teknik
Dokumen yang
Berhubungan - Simbol-simbol Las
dengan Inspeksi - Toleransi
- Joint design
Memahami penggunaan standar/code
Mengerti tentang spesifikasi teknis
dari bahan dan bahan tambah

Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan


sifat mekanis, pisik dan kimia dari bahan ? dan apa tujuan
perlunya diketahui hal tersebut

Dapat mengidentifikasi macam-macam logam ferro


dan nonferro

Mengidentifikasi Dapat memilih bahan dan bahan tambah yang akan


Spesifikasi Teknis dan digunakan pada suatu produk berdasarkan stándar
Karakteristik Bahan
dan Bahan Tambah
Dapat menjelaskan ,langkah-langkah apa yang
harus dilakukan apabila menemukan bahwa
bahan yang digunakan tidak sesuai
dengan standar atau bahan tersebut tidak
tertelusur spesifikasinya ,
Mengerti tentang spesifikasi teknis
dari bahan dan bahan tambah

Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan


sifat mekanis, pisik dan kimia dari bahan ? dan apa tujuan
perlunya diketahui hal tersebut

Dapat mengidentifikasi macam-macam logam ferro


dan nonferro

Mengidentifikasi Dapat memilih bahan dan bahan tambah yang akan


Spesifikasi Teknis dan digunakan pada suatu produk berdasarkan stándar
Karakteristik Bahan
dan Bahan Tambah
Dapat menjelaskan ,langkah-langkah apa yang harus
dilakukan apabila menemukan bahwa bahan yang
digunakan tidaksesuai dengan standar atau bahan
tersebut tidak tertelusur spesifikasinya ,
Mengertikah tentang WPS dan PQR

Dapat menjelaskan tentang essensial dan non essensial


variabel pada WPS dan pengaruhnya terhadap penggunaan WPS

Dapat memverifikasi WPS dan apa tujuannya

Memverifikasi Dapat memeriksa data pada PQR dan


Spesifikasi Prosedur membandingkannya dengan stándar
Pengelasan (WPS) ,
dan Aplikasinya pada
Proses Fabrikasi Dapat mengidentifikasi penggunaan
preheating (bila diperlukan)
Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan :
Preheating
Interpass temeratur
Post heating
Post Weld heat treatment
Stresser relieve
Memeriksa kualifikasi
juru/operator las

Memverifikasi
Memriksa sertifikat juru/operator
Kualifikasi Juru Las
las
dan Operator Las

Memeriksa batas-batas kualifikasi


juru/operator las
Dapat memeriksa validitas alat uji

Mengerti tentang pengujian NDT dan


dapat menerapkannya yang meliputi al:
Visual
Dye Penetrant
Magnetic Particle
Ultrasonic
Radiographi
Melakukan Inspeksi Mengerti tentang pengujian DT dan
Pekerjaan Las dapat menerapkannya yang meliputi al:
* Tensile
* Bending
- Transverse face bend test
- Transverse root bend test
- Longitudinal face bend test
- Longitudinal root bend test

Dapat mengevalusi hasil uji NDT dan


membandingkannya dengan acceptance criteria
sesuai standar yang diacu

Dapat mengevalusi hasil uji DT dan


membandingkannya dengan accepance criteria
sesuai standar yang diacu
Dapat menjelaskan uji apa saja yang termasuk uji tak rusak

Dapat menggambarkan konfigurasi uji radiographi


sambungan las

Menugaskan dan
Memonitor Pelaksanaan
Uji Tak Rusak
(Nondestructive Testing)
Dapat mengidentifikasi cacat-cacat las dengan
film radiographi menurut ASME V

Dapat menggambarkan dengan skets hal-hal yang


perlu dicatat
apabila muncul diskontinuitas dalam curva DAC
Dapat menjelaskan uji apa saja yang termasuk
dalam uji rusak

Dapat menjelaskan prinsip uji keras dengan metoda :


Brinnel
Rockwell
Vickers
Dapat menjelaskan bahwa dalam uji tarik nilai
apa saja yang dapat diketahui
Menugaskan dan
Memonitor Pelaksanaan Uji
Rusak (Destructive Testing) Dapat menjelaskan ada berapa macam uji lengkung untuk :
Kualifikasi juru las
Kualifikasi WPS

Dapat menjelaskan bagaimana cara mengevaluasi


spesimen uji lengkung

Dapat menggambarkan skets specimen


uji nick brick dan bagaimana cara pengukuran
luas bidang ujinya
Dapat menjelaskan uji apa saja yang termasuk
dalam uji rusak

Dapat menjelaskan prinsip uji keras dengan metoda :


Brinnel
Rockwell
Vickers
Dapat menjelaskan bahwa dalam uji tarik nilai
apa saja yang dapat diketahui
Menugaskan dan
Memonitor Pelaksanaan Uji
Rusak (Destructive Testing) Dapat menjelaskan ada berapa macam uji lengkung untuk :
Kualifikasi juru las
Kualifikasi WPS

Dapat menjelaskan bagaimana cara mengevaluasi


spesimen uji lengkung

Dapat menggambarkan skets specimen


uji nick brick dan bagaimana cara pengukuran
luas bidang ujinya
Memahami Teknologi
Proses las

Dapat mengidentifikasi besar panas


masukan

Memahami terjadinya perobahan


struktur pada logam las akibat panas
Melakukan Identifikasi pengelasan
Cacat Las dan Memprediksi
Penyebabnya
Memahami aspek metalurgi las

Mengenal jenis-jenis cacat las dan


penyebabnya
Mengetahui batasan-batasan cacat las
yang masih
bisa diterima sesuai standar
Dapat menjelaskan data apa saja yang perlu
dimasukkan dalam laporan dalam pembuatan laporan
pekerjaan inspeksi las

Membuat Laporan Dapat menjelaskan informasi apa saja yang perlu


Inspeksi ditambahkan dalam laporan

Dapat menjelaskan informasi apa saja yang perlu


ditambahkan dalam laporan final
Pemeriksaan selama Pengelasan

Check :
1. Tempat/area pengelasan : Tidak mempengaruhi terhadap hasil las
2. Welding Proces : Sesuai WPS
3. Preheat (bila digunakan) : Ukur interpass temperatur (sesuai WPS)

4. Konsumabel : Sesuai dengan yang tertera pada WPS dan tersimpan dan
terkontrol dengan baik
5. Welding Parameter : Amper,Voltase,speed (sesuai WPS)
6. Root run : Sesuai code
7. Gouging/grinding : Dengan metode yang disepakati (approive)
8. Inter-run cleaning : Dilakukan secara baik
9. Welder : Kualified sesuai WPS
Pemeriksaan sebelum Pengelasan

Check :
• Material : Harus sesuai dengan spek pada gambar/WPS,diperiksa mill certificate
• WPS : Harus diapprove dan ada pada welder & WI
• Welding Equipment : Harus dalam kondisi baik dan terkalibrasi
• Preparasi : harus sesuai dengan WPS/gambar
• Kualifikasi juru/operator las : Periksa sertifikat dan kualifikasinya
• Konsumabel : Sesuai dengan yang tertera pada WPS dan tersimpan dan terkontrol
dengan baik
• Joint Fit-up : Sesuai dengan WPS
• Permukaan las : Bebas dari kotoran/kontaminasi
• Preheat (bila dibutuhkan) : diukur (sesuai WPS)
Pemeriksaan selama Pengelasan

Check :
1. Tempat/area pengelasan : Tidak mempengaruhi terhadap hasil las
2. Welding Proces : Sesuai WPS
3. Preheat (bila digunakan) : Ukur interpass temperatur (sesuai WPS)

4. Konsumabel : Sesuai dengan yang tertera pada WPS dan tersimpan dan
terkontrol dengan baik
5. Welding Parameter : Amper,Voltase,speed (sesuai WPS)
6. Root run : Sesuai code
7. Gouging/grinding : Dengan metode yang disepakati (approive)
8. Inter-run cleaning : Dilakukan secara baik
9. Welder : Kualified sesuai WPS
Pemeriksaan setelah Pengelasan :

Check :
1. Weld identification : Setiap lasan diidentifikasi sesuai gambar/weld map
2. Weld appearance : Yakinkan bahwa setiap lasan dapat diuji NDT
3. Dimensi : Sesuai dengan gambar/code
4. NDT : Yakinkan semua uji NDT dilakukan secara komplit dan dibuat sebagai data
laporan
5. Repair : Monitor dan sesuai dengan prosedur
6. PWHT (bila dilakukan) : Monitor dan check chart record
7. Pressure/Load test : Periksa test equipment terkalibrasi dan dilaksanakan sesuai
prosedur
8. Documentation records : Yakinkan bahwa semua report sudah komplit dan dikumpulkan
sesuai kebutuhan
Examination Record.

Sebelum membuat laporan pengujian , harus diyakinkan bahwa semua item telah
dichek sesuai prosedur dan standar/code yang diacu

Untuk idividual inspection report , detail laporan memuat :


a. Nama fabrikator/manufaktur
b. Identifikasi pengujian
c. Tipe material/tebal
d. Welding Process
e. Acceptance standard/acceptance criteria
f. Lokasi dan tipe dari semua pengujian yang tidak acceptable
g. Nama penguji/inspector dan tanggal inspeksi
Sertifikat Kepastian
Mutu (EQA)
Pemakai

-Spesifikasi desain Manajemen Bentuk


Pelaksanaan QC dan IQA
-Kalkulasi desain pada desain
-Gambar Sasaran Kerja

Rencana
Pelaksanaan QC dan IQA
Pemilihan Bahan pada Pengadaan Kerja

Memanfaatkan :
-Prosedur Fabrikasi
-Standar/code
-Pelaksanaan Fabrikasi -Iptek
-Inspeksi dan Pelaksanaan QC dan IQA -R & D
Pengerjaan pada Fabfrikasi -Subcontracting
-
Pengemasan,Penyimp
anan,Pengiriman

-Peralatan EQA = External QA


IQA = Internal QA
-Suspensi Peralatan

Monitoring
SISTIM PELAPORAN INSPEKSI TEKNIS

Salah satu langkah inspeksi yang tidak kalah pentingnya adalah “Pelaporan” , karena pelaksanaan inspeksi
harus dibuktikan dengan , hasil pemeriksaan,penyelidikan,deteksi,survey,pengukuran dan analisa yang
semuanya harus dicantumkan dalam laporan inspeksi.

Laporan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya dan bersifat objektif (apa adanya), tidak direkayasa.

Cara menyusun laporan inspeksi yang baik .

* Tujuan pelaporan hasil inspeksi :


Pendokumentasian semua hasil kegiatan inspeksi
Penginformasian semua hasil inspeksi kepada pihak-pihak yang berkepentingan

* Jenis-jenis laporan.
a. Laporan Rutin  disajikan dalam bentuk pengisian format yang baku
b. Laporan Non Rutin  disusun dalam rangka mendokumentasikan kejadian/peristiwa yang terjadi
pada suatu objek yang diinspeksi yang tidak wajar (jarang/belum pernah terjadi), bentuknya :
* Judul laporan
* Objek inspeksi,jenis,sistim operasi,lokasi peralatan
* Tanggal inspeksi
* Pemilik
* Pendahuluan (uraian singkat mengenai peristiwanya,maksud dan tujuan inspeksi,kesimpulan yang
dapat diambil dari peristiwa teknis tersebut)
* Uraian pemeriksaan,deteksi
* Sketsa peralatan
* Analisa terjadinya ketidaksesuaian
* Hasil penelitian laboratiris
* Photo
* Kesimpulan
* Saran
* Kolom tindak lanjut
Examination Record
Sebelum membuat laporan pengujian , harus diyakinkan bahwa semua item telah dichek
sesuai prosedur dan standar/code yang diacu

Untuk idividual inspection report , detail laporan memuat :


Nama fabrikator/manufaktur
Identifikasi pengujian
Tipe material/tebal
Welding Process
Acceptance standard/acceptance criteria
Lokasi dan tipe dari semua pengujian yang tidak acceptable
Nama penguji/inspector dan tanggal inspeksi

1. Verifikasi disain :
Pemanufaktur menyerahkan dokumen kepada WI untuk diperiksa

2. Verifikasi bahan :
Pengendali bahan menyerahkan mill certificate kepada WI untuk diteliti
Bahan yang tidak memiliki mill certificate harus dilakukan pengujian dan hasil ujinya
diteliti oleh WI apakah sudah sesuai dengan spek .
3.Verifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) :
WPS yang telah diuji dengan PQR diserahkan kepada WI untuk diperiksa
WI memeriksa data dalam WPS dengan hasil pengelasan
(bahan,bahan tambah,parameter-parameter lainnya)

4. Verifikasi kualifikasi juru/operator las :


WI memeriksa sertifikat dan kualifikasi juru/operator las

5. Kualifikasi personil uji :


* UTR
a. Kualifikasi operator/teknisi UTR
b. Prosedur UTR
* UR
a. Kualifikasi operator/teknisi UR
b. Prosedur UR

6. Jadual pelaksanaan :
* Untuk fabrikasi
Pemanufaktur menyerahkan jadual tahapan fabrikasi ,WI membuat jadual pengujian
yang disepakati dengan pemanufaktur
* Untuk WI :
Mengawasi pemotongan bahan (inspeksi dimensi)
Memeriksa perubahan dimensi akibat proses pengerjaan (mis. akibat rol dll)

7. Pemeriksaan pengelasan dengan visual :


WI memeriksa dari mulai persiapan sambungan ,fit-up,joint design
sampai dengan pemeriksaan hasil pengelasan secara visual
WI mengawasi pelaksanaan UTR
8. Pemeriksaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan) :
Pemanufaktur memberitahukan jadual pelaksanaan perlakuan panas paska las (bila
dilakukan) kepada WI dan WI mengawasi pelaksanaannya. WI memeriksa hasil
perlakuan panas secara visual

9. Penerapan Peraturan K3 :
WI mengawasi penerapan peraturan K3 selama pelaksanaan fabrikasi dan inspeksi
(kelengkapan APD,keamanan tempat kerja,keselamatan pekerja dan lingkungan)

10. Laporan data pemanufaktur.


Laporan ini meliputi semua dokumen yang merupakan pertanggung jawaban
pemanufaktur yang ditanda tangani pemanufaktur dan keterangan inspeksi
pemanufaktur

11. Sertifikat Kepastian Mutu.


Merupakan bukti bahwa produk ang difabrikasi telah diinspeksi sesuai dengan
standar yang diacu

12. Pemarkaan.
Produk yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian Mutu ditandai
dengan marka pada pelat nama
Kualifikasi prosedur las
Tes kuat-tarik

Penyiapan
• Spesimen tes kuat tarik (lihat Gbr. 4) harus mempunyai panjang kurang lebih 9 in (230 mm) dan
lebar kurang lebih 1 in (25 mm).

Spesimen tes kuat tarik harus putus dibawah beban tarik, menggunakan peralatan yang dapat mengukur
besarnya beban pada waktu putus. Kuat tarik harus dihitung dengan membagi beban maksimum pada saat
putus dengan penampang spesimen terkecil, yang diukur sebelum pembebanan.
Persyaratan

Kuat tarik lasan, termasuk zona fusi dari tiap-tiap spesimen, harus sama atau lebih besar dari kuat tarik
minimum-spesifikasi material pipa,

Jika spesimen putus di luar lasan dan zona fusi (putusnya, pada material pipa) dan memenuhi persyaratan
kuat tarik minimum dari spesifikasi, maka lasan harus diterima sebagai lasan yang memenuhi persyaratan.

Jika spesimen putus pada lasan atau zona fusi dan kuat tarik yang diobservasi adalah sama atau lebih
besar dari kuat tarik minimum spesifikasi material pipa dan memenuhi persyaratan kemulusan , maka
lasan harus diterima sebagai telah memenuhi persyaratan.

Jika spesimen putus di bawah kuat tarik minimum spesifikasi dari material pipa, maka lasan harus ditolak
dan dibuat lasan tes baru.
Tes nick-break

Penyiapan
• Spesimen tes nick-break (lihat Gbr.5) harus mempunyai panjang kurang lebih 9 in (230 mm) dan
lebar kurang lebih 1 in (25 mm),
• Spesimen tersebut harus ditakik dengan gergaji pada setiap sisi di tengah lasan, dan setiap takik
kedalamannya harus 1/8 in (3,17 mm).
• Spesimen nick - break yang disiapkan dengan cara ini berasal dari lasan yang dibuat dengan
mekanis tertentu dan proses semiotomatis boleh patah pada pipanya ketimbang patah pada
lasannya. Bila dari pengalaman pengetesan sebelumnya menunjukan bahwa terjadinya patah
dapat diperkirakan pada pipanya, tonjolan-lasan bagian luar boleh ditakik sampai kedalaman
tidak melebihi 1/16 in (1,6 mm), diukur dari permukaan lasan
• Untuk pilihan-perusahaan, spesimen nick-break untuk kualifikasi dari prosedur yang
menggunakan proses las semiotomatis atau mekanis boleh dietsa-makro sebelum di-nick.
Spesimen tes nick-break harus ditarik sampai patah dengan mesin tarik, dengan menjepit kedua
ujungnya dan memukul bagian tengahnya, atau dengan menjepit salah satu ujungnya dan
memukul ujung lainnya dengan palu. Lebar daerah bidang patahan, sedikitnya harus 3/4 in
(19mm).

Persyaratan
• Permukaan bidang patahan dari setiap spesimen nick - break harus menunjukkan penetrasi dan
fusi yang sempurna.
• Dimensi terbesar dari setiap kantong gas tidak lebih dari 1/16 in (1,6 mm), dan jumlah area dari
semua kantong gas tidak lebih dari 2% dari daerah permukaan bidang patahan.
• Kedalaman dari slag inclusion tidak lebih dari 1/32 in (0,8 mm) dan panjangnya tidak lebih dari
1/8 in (3mm) atau setengah dari tebal nominal dinding, mana yang lebih kecil.
• Sekurang-kurangnya terdapat 1/2 in (13mm) lasan yang tanpa cacat diantara slag inclusion
yang berdekatan.
Tes lengkung akar dan muka

Penyiapan
• Spesimen tes lengkung-akar-lasan dan lengkung-muka-lasan (lihat Gbr.6) harus mempunyai
panjang kurang lebih 9 in (230 mm) dan lebar kurang lebih 1 in (25 mm), dan tepi yang
memanjang harus dibulatkan. Spesimen tersebut boleh dipotong dengan mesin atau oksigen.
Tonjolan dari cover bead dan root bead harus dihilangkan/ digerinda sampai rata dengan
permukaan spesimen. Permukaan ini harus halus, dan goresan yang tampak harus tidak dalam
dan melintang terhadap lasan.

Persyaratan
Tes lengkung harus dianggap berterima jika pada lasan atau antara lasan dan zona fusi, setelah
pelengkungan, tidak terdapat retakan atau cacat lain melebihi 1/8 in (3 mm) atau setengah dari tebal
nominal dinding ke segala arah, dipilih yang lebih kecil.
Retak yang bermula pada radius terluar dari lengkungan sepanjang pinggiran spesimen selama
pengetesan dan retak tersebut kurang dari 1/4 in (6,35 mm), diukur ke segala arah, harus tidak
dipertimbangkan, kecuali setelah diobservasi retak tersebut adalah cacat lasan.
Tes lengkung-sisi .

Spesimen lengkung-sisi (lihat Gbr. 7) harus mempunyai paniang kurang lebih 9 in (230 mm) dan
Iebar kurang lebih 1/2 in (12,7 mm,) dan pinggiran sisi panjangnya harus dibulatkan.
Spesimen tersebut harus dipotong mesin atau dipotong oksigen sampai lebarnya kurang lebih 3/4
in (19 mm) dan selanjutnya dimesin atau digerinda sampai lebar 1/2 in (12,7 mm).
Sisi-sisinya harus halus/rata dan seiajar.
Tonjolan cover bead dan root bead harus dihilangkan/digerinda sampai rata dengan permukaan
spesimen.

Setiap spesimen lengkung-sisi harus memenuhi persyaratan tes lengkung-muka dan lengkung-akar,
(tidak boleh ada retak)
Standar Penerimaan Pemeriksaan Uji Tak Rusak

Slag Inclusion (SI)


• Slag yang terperangkap didalam lasan biasanya ditemukan dalam zone fusi.
Untuk pipa dengan diameter luar lebih besar atau sama dengan 2,375 inci (60,3
mm) slag inclusion harus dianggap sebagai cacat, bila terdapat kondisi berikut:
• a.Terindikasi panjang lebih dari 2 inci (50 mm).
• b.Terindikasi lebar melebihi 1/16 inci (1,6 mm).

Untuk pipa dengan diameter luar kurangl dari 2,375 inci (60,3 mm) slag inclusion harus
dianggap sebagai cacat, bila terdapat kondisi berikut

a.Terindikasi panjang 3 kali tebal dinding nominal paling tipis yang


disambung.
b.Terindikasi lebar 1/16 inci (1,6 mm).
Porositas
Gas yang terperangkap dalam logam lasan yang sedang membeku sebelum gas tersebut
mendapat kesempatan naik kepermukaan cairan lasan dan melepaskan diri. Porositas
biasanya berbentuk bola tetapi mungkin juga berbentuk memanjang atau tidak teratur.

Porositas individual atau tersebar (P) harus dianggap sebagai cacat, bila terdapat kondisi
berikut
a. Ukuran pori individual, melebihi 1/8 inci (3 mm).
b. Ukuran pori individual, melebihi 25% dari tebal dinding nominal tertipis yang disambung.
c. Distribusi dari pori tersebar (scattered) melebihi konsentrasi yang diizinkan oleh Gbr. 19 dan
20.
Porositas holow-bead (HB) didefinisikan sebagai porositas linier memanjang yang terjadi
pada akar las. Holow-bead (HB) tidak dapat diterima bila :
a) Panjang individual HB melebihi 1/2 inci (13 mm).
b) Jarak antara HB individual kurang dari 2 inci (50 mm).
c) Panjang seluruh HB melebihi 8% panjang lasan.

Retak
Tidak dapat diterima bila :
a) Retak, dari sembarang ukuran atau lokasi pada lasan, tidak merupakan retak kawah dangkal
(shallow crater crack) atau retak bintang (star crack).
b) Retak kawah dangkal atau retak bintang dengan panjang melebihi 5/32 inci (3,96 mm)
Data yang perlu dicantumkan dalam laporan antara lain data bahan baku dan bahan tambah yang
dilengkapi dengan spesifikasi dan sertifikat dari pabrik pembuat atau hasil uji laboratorium,data rekaman
uji NDT/DT,data rekaman postweld heat treatment /stress relieve,data WPS dan PQR,dat a kualifikasi juru las
dan operator las, rekaman hasil uji prooft test,gambar kerja rakitan yang dilengkapi dengan tanda uji radiographi,
serta kesimpulan hasil uji dan inspeksi.

Informasi yang perlu ditambahkan dalam laporan


Data uji dan inspeksi yang telah diolah menjadi data final yang merupakan kesimpulan dari hasil uji dan
inspeksi serta penjelasan teknis hasil uji dan inspeksi.

Konsep laporan inspeksi perlu dibahas dalam tim untuk mendapatkan masukan data dan informasi
tambahan guna melengkapi laporan.

Informasi yang perlu ditambahkan dalam laporan final yaitu hasil kerja inspeksi yang merupakan
kesimpulan dari laporan,dan produk diberi label/tanda tahun pembuatan dan nama perusahaan pembuat

Laporan inspeksi biasanya terdiri dari :


*Judul laporan
*Pendahuluan
*Ruang lingkup kegiatan inspeksi
*Pelaksanaan inspeksi
*Permasalahan
*Pembahasan
*Kesimpulan
*Saran –saran
*Lampiran
Dokumen yang berhubungan dengan pekerjaan inspeksi antara lain terdiri dari kontrak kerja fabrikasi,gambar
teknik,standard dan code yang disepakati untuk digunakan,dokumen kualifikasi/kompetensi juru las dan
operator las,WPS dan PQR.

Gambar kerja direview gunanya untuk mengetahui jenis produk yang akan difabrikasi, spesifiksi teknis bahan
dan bahan tambah,tingkat kesulitan produk yang akan dibuat,disain sambungan las dan jenis uji dan inspeksi yang
diperlukan

Standard dan code yang disepakati digunakan sebagai acuan kerja perlu dipahami agar dalam pelaksanaan
kerja fabrikasi oleh fabricator dan kegiatan uji dan inspeksi oleh inspector dapat menggunakan acuan
standar yang sama

Standar dan code biasanya memuat ketentuan umum untuk membatasi lingkup atau cakupan kegiatan untuk
pekerjaan tertentu misalnya memfabrikasi dan merakit pekerjaan las menjadi suatu produk yang dapat
memenuhi ketentuan mutu yang disepakti

Contoh muatan standar.


AWS D1.1 Structural Welding Code memuat ketentuan umum sebagai berikut: General requirements,
Design of welded connections, Prequalificqtion, Qualification, Fabrication, Inspection, Stud welding,
Strengtening and repair of existing structures,dan beberapa annex yang memuat Mandatory Information dan
Nonmandatary Information. Hal penting yang perlu diperhatikn adalah latasan-batasan penggunaan
standar AWS D1.1 seperti: tidak berlaku untuk baja dengan yield strengthminimum lebih besar dari
100 ksi (690 MPa),baja dengan ketebalan kurang dari 3mm bejana tekan atau pipa berteknan,baja selain
dari baja karbon atau baja paduan rendah.

Seorang welding inspector harus mengerti dan mampu membaca gambar teknik karena dalam melaksanakan
kegiatan inspeksi welding inspector harus memahami bentuk produk, desain sambungan las,simbol-simbol las
dan simbol inspeksi,spesifikasi material, tanda-tanda pengerjaan,perakitan dibengkel maupun di lapangan/site ,
Review dokumen kualifikasi juru las dan operator las agar dapat dinyatakan qualified dan kompeten.
Dokumen kualifiksi juru las dan operator las antara lain mencakup :nama juru las,proses las,posisi
pengelasan,material yang dilas, WPS yang digunakan,dimensi benda kerja (pelat dan pipa),batas ketebalan
kualifikasi,jenis dan type elektroda las,nama dagang/brand name,type sambugan,backing strip, purging
gas,type arus dan polaritas,jenis fluks atau shielding gas, preheat and interpas temperature,postweld heat
treatment,serta dilengkapi dengan gambar sketsa desain sambungan las, dan urutan pengelasan serta
parameter las yang digunakan.Bilamana hasil ujI Laboratorium maka juru las atau operator las dapat
dinyatakan kualifaid atau kompeten dalam batas-batas tertentu.
Seorang welding inspector harus memahami proses dan teknik mengelas serta spesifikasi material dan
bahan tambah termasuk memahami data hasil uji laboratorium agar dapat melakukan penilaian secara
konsisten.

Mereview dokumen spesifikasi prosedur pengelasan (WPS)


Spesifikasi prosedur pengelasan (WPS) tahap awalnya dirancang oleh welding engineer berdasarkan data
spesifikasi material yang akan dilas dan akan diaplikasikan dalam proses produksi.Untuk mengetahui dan
memastikan WPS kualified atau tidak perlu dilakukan uji kualifikasi dari WPS tersebut dengan membuat benda
uji las yang dilakukan proses pengelasannya menggunakan data dan parameter las yang ada dalam WPS,
kemudian hasinya diuji di laboratorium . Hasil uji visual,NDT dan DT d-i analisis dan bilamana memenuhi
ketentuan acceptance criteria dalam standar yang diacu maka
WPS dapat dinyatakan kualified dalam batas-batas tertentu dan dapat diaplikasikan dalam proses
produksi.
Bilamana hasil ujinya tidak memenuhi ketentuan aceptace criteria maka WPSnya diperbaiki dan proses
kualifikasi WPS dilakukan kembali.
Jadwal kerja inspeksi dibuat berdasar bobot dan urutan kerja fabriksi. faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam penyiapan jadwal kerja inspeksi .
Jadwal kerja fabrikasi biasanya mencakup proses prefabrikasi antara lain memotong ,membentuk,
membuat kampuh sambungan, menyetel (fit up),mengukur, membersihkan permukaan sambungan,
menyetel menggunakan jig-fixture bila diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan proses pengelasan.
Pengelasan dilakukan oleh juru las menggunakan WPS sebagai instruksi kerja las, sedang petugas
welding inspector melakukan inspeksi sesuai prosedur baku yakni mulai dari sebelum pengelasan-saat
pengelasan-dan setelah selesai pengelasan, sehingga pengaturan tenaga teknisi uji dan inspector serta
penyediaan peralatan uji dan inspeksi perlu disesuaikan dengan bobot kerja fabrikasi.

Cara mengidentifikasi bahan baku dan bahan tambah yang akan digunakan apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
Dalam proses pengadaan ,suplai bahan dan bahan tambah minta dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik
pembuat (manufacturer certificate/mill certificate) sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli.

Standar identifikasi baja tergantung kepada negara produsen misalnya produk dari Amerika menggunakan
standar ASTM, AISI, SAE misalnya besi cor kelabu ASTM A-48-36,besi cor malleable ASTM A 47-33, dan baja
karbon SAE 1010 ,baja paduan moly SAE 4130, dan baja nikel AISI 2515.Komposisi Kimia dan sifat mekanik
dan pisik dapat dilaihat pada buku standar .Identifikasi baja ada juga menggunakan trade name seperti
High Strength No.1 buatan Armco Steel eq. dengan ASTM A242 , baja Manganese Vanadium buatan
Bethlehem Steel eq. dengan ASTM A441,baja Man-Ten buatan U.S. Steel eq. dengan ASTM A 440.

Identifikasi elektroda menggunakan standar AWS seperti E 6013, E 7018, E 8018-C2, E9016, E10018, E11018,
E12018. Sedangkan gas industri seperti acetylene (C2H2), Argon (A), Carbon dioksida (CO2), Helium (He),
Hydrogen (H2), Nitrogen (N2), Oxygen (O2), dan Propane (C3H8) diidentifikasikan melalui penandaan pada
botol gas
Spesifikasi Prosedur Pengelasan sebelum digunakan dalam proses produksi perlu dilakukan verifikasi
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah batas-batas berlakunya WPS sesuai dengan material yang
akan dilas

Spesifikasi Prosedur Pengelasan (WPS)yang telah disiapkan oleh welding engineer sebelum digunakan dalam
proses produksi perlu dilakukan verifkasi untuk mengetahui batas-batas berlakunya WPS karena setiap
terdapat perubahan pada essential variables misalnya antara lain adanya perubahan pada bahan dasar
(base metal) P-Number qualified, dan perubahan pada thickness qualified, perubahan pada PWHT, maka
WPS harus diverifikasi ( lebih rinci lihat ASME section IX QW-253 ).
Bilamana tidak ada perubahan pada essential variables maka WPS dapat digunakan , sedang bila ada
perubahan pada essential variable maka WPS harus di buat lagi untuk material yang berbeda.

Welding variable seperti joints,base metals,filler metals,positions, preheat,PWHT,electrical characteristics dan


technique perlu diperhatikan baik dalam mereview maupun memverifikasi WPS, karena perubahan welding
variable dapat menyebabkan WPS tidak kualified untuk digunakan. Welding variable terdiri dari variable
essential, supplementary essential, dan nonessential .Data welding variable tidak sama untuk proses yang
berbeda seperti proses las OFW, SMAW,SAW,GMAW % FCAW, GTAW, PAW, ESW, EGW,EBW . Lbih rinci
dapat dilihat ASME section IX article II.

Pengamatan aplikasi WPS pada proses produksi dapat dilakukan saat proses pengelasan dengan mengecek
parameter las yang digunakan apakah sesui dengan data pada WPS. Selain itu perlu juga dicek spesifikasi
bahan /material, elektroda las, fluks, gas pelindung, desain sambungan,fitup sambungan, kebersihan sambungan,
posisi las, dan kualifikasi juru las.
WPS dan PQR harus dibuat oleh satu perusahaan sebagai fabricator, dan welding engineer dari fabricator
tersebut bertanggung jawab atas produk WPS dan PQR nya yang digunakan dalam proses produksi

Cara mengamati aplikasi WPS dalam proses produksi.


Mesin las : Arus ac/dc, polaritas =+- , pemasangan mesin,alat bantu,botol gas,aspek keamanan.
Benda kerja las: pelat/pipa,kampuh las ,fitup &toleransi,cleaning,posisi,arah pengelasan, Elektroda las:
jenis/klasifikasi, ukuran ,pengeringan,penempatan, Gas: jenis gas,pemasangan alat flow meter,debit gas,
penempatan botol,selang gas, heter gas.Parameter las: amper, voltage,kecepatan las,preheat,start arc.
Pengelasan: root pass, filling pass, cover pass, cleaning between pass.
Rencana kerja inspeksi adalah rencana kerja inspeksi yang jadwalnya disesuaikan dengan Jadwal kerja
fabrikasi. Dalam rencana kerja dirinci rencana kegiatan uji dan inspeksi yang dibuat berdasarkan dokumen
kontrak dan gambar kerja ,daftar alat uji dan inspeksi yang diperlukan, tenaga teknisi uji dan inspeksi,
kesiapan lab uji untuk uji DT,dan standar yang diperlukan serta criteria penerimaan yang sudah jelas.

Pekerjaan inspeksi yang perlu dilakukan sebelum pengelasan adalah: mengecek spesifikasi bahan
( komposisi kimia dan sifat mekanik), kondisi bahan /material ( laminasi , retak, kerataan permukaan ),
persiapan kampuh las ( beveling, root face), ukuran, kebersihan,root opening, tacking,backing(kalau
diperlukan), special set-up for assembly , penggunaan jig &fixtures, prestressing

Pekerjaani nspeksi yang perlu dilakukan saat pengelasan dan setelah selesai pengelasan adalah:
preheat dan interpass temperature,Root pass,root preparation saat pengelasan sisi kedua, membersihkan
terak tiap lapisan las,appearance tiap lapisan las, variasi dari data WPS yang telah digunakan (amper, voltase,
kecepatan , dll)

Pekerjaan inspeksi yang dilakukan setelah selesai pengelasan meliputi uji NDT dan DT tergantung
kebutuhannya . Inspeksi NDT meliputi : inspeksi visual , appearance permukaan las, comformity hasil las
dengan gambar teknik,uji liquid penetrant (PT), uji magnetic particle (MT),uji radiography (RT),uji ultrasonic
(UT),proof test, dan uji lainny sesuai kebutuhannya. Inspeksi DT meliputi: uji kimia, uji mekanik,
metalography. Pekerjaan las reparasi : dilakukan juga inspeksi setelah reparasi.

Batas-batas diskontinuitas pada bahan / baja (mill-induced discontinuities) yang disetujui dan dibolehkan
( limits on acceptability and repair) direparasi lihat pada table 5.4 AWS D1.1 , dan acceptance criteria
discontinuity lebih besar 25mm lihat paragraph 5.15.1.1 AWS D1.1 , serta mereparasinya dapat dilihat
paragraph 5.15.1.2 ( peserta harus menjelaskan ini)
Acceptance criteria hasil uji radiographi sambungan las nontubular yang digunakan untuk
beban statik
- Las yang di uji radiographi sebagai tambahan dari uji visual harus bebas dari retak (crack), dan
harus ditolak /unacceptable bila dari hasil uji radigraphi terdapat diskontinuitas melebihi batas/limitation sbb:
1). Elongated diskontinuitas ukurannya melebihi ketentuan ukuran pada gambar 6.1 AWS D1.1
2). Diskntinuitias yang berjarak lebih dekat /kecil dari minimum clearnce pada gambar 6.1 AWS D1.
3).Diskontinuitas bentuk bulat yang berukuran lebih besar dari ukuran maksimum 1/3 E ( E adalah ukuran
tebal las) , tidak lebih besar dari 6 mm. Tetapi bila ukuran las lebih tebal dari 50 mm (2 in.) maka
diskontinuitas betuk bulat boleh sampai 10 mm. Jarak /clearance minimum dari diskontinuitas tipe ini lebih
besar atau sama dengan 2.5 mm ke diskontinuitas bentuk bulat atau memanjang yang disetujui /acceptable
berikutnya ,atau jarak ketepi /edge atau akhir dari las yang berdekatan (intersecting weld ) adalah tiga kali
(3X) dari dimensi disontinuitas terbesar yang dipertimbangkan
4).Diskontinuitas terpisah /isolated seperti sebuah kluster dari beberapa diskontinuitas yang diidentifikasi
berbentuk bulat, perjumlahan ukuran dari masing-masing diskontinuitas terbesar nya melebihi ukuran
maksimum dari satu diskontinuitas tunggal yang diizinkan dalam gambar 6.1 AWS D1.1. Jarak /clearence
minimum ke kluster berikutnya atau ke sebuah diskontinuitas bentuk bulat / rounded discontinuity atau jarak
ke pinggir or akhir dari las yang berdekatan (intersecting weld) harus berjarak tiga kali (3X) ukuran terbesar
dari diskontinuitas yang lebih besar yang dipertimbangkan ( three times the gretest dimention of the larger
of the discontinuities being considered).
5).Perjumlahan ukuran dari masing-masing diskontinuitas individu yang berdimensi lebih besar dari
ukuran kurang 2.5 mm harus tidak melebihi 2E/3 atau 10 mm walaupun lebih kecil pada setiap
panjang las 25 mm . Persyaratan ini independen dari (1), (2), dan (3) diatas.
6).Diskontinuitas yang sebaris (in-line) dimana jumlah dimensi terbesarnya melebihi E pada setiap
panjang dari 6E. Bila panjang las yang diamati kurang dari 6 E dan jumlah dimensi terbesar yang
dibolehkan harus secara proposianal lebih kecil. ( Untuk jelasnya semua ketentuan yang tercantum pada
butir 20 ini seperti yang diilustrasikan pada gambar 6.2 dan 6.3 AWS D1.1)
Sambungan las yang mengalami kondisi beban tarik (Tensile stress welds) ,dimensi setiap porositas atau
diskontinuitas tip-fusi (fusion type discontinuity) terbesar 2mm atau lebih luas dari dimensi terbesar harus
tidak melebihi ukuran B seperti gambar 6.4 AWS D1.1. Jarak antara setiap porositas atau diskontinuitas tipe
fusi tersebut dengan diskontinuitas yang lain ,atau j yang berdekatan (interscting weld) jarakny a harus lebih
kecil dari jarak minimum (minimum clearence) yang dibolehkan (C ) seperti yang diilustrasikan pada
gambar 6.4 AWS D1.1 Weld quality requirement pada struktur baja yang mendapat beban tarik ciclycally
dapat dilihat pad a annex AWS D1.1 sebagai mandatory information.

Acceptance criteria untuk sambungan tubular


Las yang di uji radiographi sebagai tambahan dari uji visual harus bebas dari retak (crack), dan harus
ditolak /unacceptable bila dari hasil uji radigraphi terdapat diskontinuitas melebihi ketentuan sbb:
1).Diskontinuitas memanjang (elongated discontinuity) melebihi ukuran maksimum pada gambar 6.6 AWS D1.1
2).Diskontinuitas berjarak lebih dekat dari jarak minimum (minimum clearance) yang dibolehkan pada
6.6 AWS D1.1
3).Pada persilangan (intersection) las dengan las yang lain atau dekat pinggir bebas (free edge) ukuran
diskotinuitas yang disetujui harus sbb:
a).Sesuai/conform dengan batasan-batasan pada gambar 6.6 AWS D1.1 untuk tiap individu las
b).Sesuai /conform dengan batasan-batasan pada persilangan las seperti pada case I dan case I pada
gambar 6.6 AWS D1.1
4).Diskontinuitas terpisah (isolated) seperti sebuah kluster yang diindikasikan berbentuk bulat ,perjum lahan
dimensi terbesar melebihi diskontinuitas tunggal maksimum yang dibolehkan pada gambar 6.6 AWS D1.1,
dan jarak minimum ke kluster yang lain atau diskontinuitas yang lain atau jarak kepinggir atau jarak
Ke persilangan las lain harus tiga kali (3X)dari dimensi terbesar dari diskontinuitas berukuran besar yang diamat
5).Jumlah diskontinuits individu yang mempunyai dimensi terbesar kurang dari 2,5 mm harus tidak
melebihi 2E/3 atau 10 mm pada setiap 25 mm panjang las. Ketentuan ini adalah independen dari
ketentuan 1), 2), dan 3) diatas.
6).Diskontinuitas sebaris/ in-line
Pengujian yang dilakukan sebelum pengelasan, selama pengelasan dan sesudah pengelasan .
Jawab :

a.Sebelum pengelasan
Klasifikasi Hal-hal yang perlu diperhatikan

Lingkungan Lingkungan kerja


Lingkungan pengelasan
Pengamanan dan Keselamatan

Bahan , Mesin dan alat Kesiapan dan spesifikasi bahan


Kesiapan mesin dan alat
Kapasitas mesin
Kondisi mesin dan alat

Preparasi Bentuk alur


Ukuran alur
Jarak suaian
Fit-up
Las cantum

Lain-lain Review WPS


Periksa kualifikasi juru/operator las
a.Selama pengelasan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Preheating (bila digunakan)
1.Posisi pengelasan
2.Arus las
3.Voltase
4.Urutan pengelasan
5.Kecepatan pengelasan
6.Pembersihan antar lapis las
7.Interpass temperatur
8.Penggunaan jenis dan diameter konsumabel
9.Penggunaan gas (bila digunakan)

a. Setelah pengelasan
Klasifikasi Hal-hal yang perlu diperhatikan

Pemeriksaan cacat luar Kelurusan sumbu las


Kemulusan hasil las
Kaki las
Tinggi timbunan las
Retak permukaan
Under cut
Penetrasi
Cacat dalam Retak
Lack of fusion
Porositi
Blow hole
Slag inclusion
Deformasi
Lain-lain Post heating (bila digunakan)
Stresser relief (bla digunakan)
Dimensi
. Pengujian yang dapat dilakukan pada cacat-cacat las.

Cara pengujian
Jenis cacat las
No NDT DT
1 Cacat Ukuran VT + alat ukur
-Pengerutan VT + alat ukur
- Persiapan sambungan tidak baik VT + alat ukur
- Cacat ukuran las VT + alat ukur
- Ukuran akhir VT + alat ukur
2 Ketidak mulusan las RT,UT,ET FT,M2T,MaT
-Porositi RT,UT,ET FT,M2T,MaT
- Slag inclusion RT,UT,ET MiT,MaT
- Tungten inclusion RT,UT,ET FT, MiT,MaT
- Lack of fusion RT,UT,ET FT, MiT,MaT
- Lack of penetration RT,UT,ET,VT,MT,LT Bending Test
- Undercut
3 Cacat karena sifat mekanis dan Uji tarik
kimia Uji tarik
-Kuat Tarik Bend test
-Kuat Luluh (Yield point) Vickers,Brinnel,Hardness
-Ductility Analisa kimia
-Kekerasan Impact test
-Komposisi kimia Uji korosi
-Kuat impact
-Daya tahan korosi
VT = Visual Test MT = Magnetic particle Test
RT = Radiography Test LT = Liquid Penetrant Test
UT = Ultrasonoc Test MaT = Makroskopis Test
ET = Eddy current Test MiT = Pengujian dengan mematahkan sambungan

Anda mungkin juga menyukai