Anda di halaman 1dari 21

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

IRVANSYAH PUTRA PAHARUDDIN


WULANDARI
MUTMAINNA . S
BAB IX
PENAMAAN
BILANGAN
Kita akan menggunakan istilah
“angka” untuk sebarang nama
Numerasi
suatu bilangan. Jadi (seperti yang
dinyatakan pada bab 5) ‘five’,
‘cinq’, ‘5’, ‘V’,’101’ adalah angka–
angka yang berbeda untuk
bilangan yang sama, yang terakhir
menjadi bilangan biner.
’Numerasi’ berarti penamaan
bilangan;
SISTEM NUMERASI ROMAWI
&
SISTEM NUMERASI HINDU-ARAB
SEJARAH SINGKAT
NUMERASI ROMAWI

Sistem numerasi Romawi sudah ada sejak 260


tahun SM, akan tetapi sistem numerasi yang
kita ketahui saat ini merupakan modernisasi
sistem adisi (Penambahan) dari sistemnya
yang lama.

NUMERASI HINDU ARAB

Sistem bilangan hindu-arab adalah sistem


angka dengan kedudukan persepuluh yang
dirancang pada abad ke-9 oleh ahli
matematika india, yang kemudian diadaptasi
oleh ahli matematika persia (Al-Khawarizmi)
Apakah satu sistem numerasi
lebih baik daripada yang lain?
Bandingkan penjumlahan berikut:
XXIV dan 24
+ XXXIX + 39
atau perkalian berikut ini:
XXIV dan 24
 VII  7
Perkalian yang lebih panjang :
XXIV dan 24
 XXXIX  39
Kekurangan atau Kelemahan Numerasi Romawi:
1. Tidak ada angka nol (0)
2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan
tertentu
3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja
Persamaan :
“Sama-sama menggunakan basis sepuluh”

Perbedaan :
1. Sistem numerasi Hindu-Arab menggunakan
sistem nilai tempat
2. Sistem numerasi romawi tidak menggunakan
sistem nilai tempat.
Sistem Hindu-Arab
1. Penjumlahan
5 + 7 = 12

sebarang himpunan sebarang himpunan menggabungkan


yang yang keduanya menjadi satu
banyak anggotanya banyak anggotanya himpunan dan
(bilangannya) 5 (bilangannya) 7 menemukan bilangan
dari
himpunan baru ini.
Himpunan hasilnya
disebut gabungan dari
dua himpunan aslinya
Atau
Bilangan hasilnya
adalah jumlah dari dua
bilangan aslinya
Sistem Hindu-Arab
1. Penjumlahan
37 + 45

himpunan yang
beranggotakan 37

dan mengambil himpunan yang


anggotanya sebanyak 45

Gabungan dua himpunan akan menjadi


himpunan baru yang anggotanya berapa?
Sistem Hindu-Arab
1. Penjumlahan
37 + 45

3 himpunan yang 4 himpunan yang


anggotanya anggotanya Gabungan dari keduanya menunjukkan
sebanyak 10 satuan dan sebanyak 10 satuan dan terdapat 7 buah himpunan yang
7 satuan 5 satuan anggotanya sebanyak 10, dan 12
yang merupakan satuan yang dapat
disusun lagi menjadi 8 buah himpunan
yang anggotanya sebanyak 10 dan 2 satuan
Sistem Hindu-Arab
2. Perkalian
6 x 3 = 18

Kita mulai dengan dan kombinasi dengan


himpunan 6 3 dari himpunan Hasilnya dapat disusun ulang dengan
tersebut 1 himpunan dengan 10 satuan dan 8 satuan.
Perkalian :
586 x 3

Teknik yang dilakukan secara cepat


dengan mengorbankan pemahaman matematika.
Sebenarnya kita melakukan perkalian sebanyak tiga kali.
Sifat Distributif
Sifat Distributif

Ini adalah sifat dari bilangan asli, ketika bentuk tersebut ditulis
dalam cara lain:
(a+b) x n=(a x n) + (b x n)
bentuk tersebut sering dinyatakan dalam kata-kata yaitu:
“perkalian yang distributif terhadap penjumlahan”. Hal itu
kemudian disingkat sifat distributif . Sifat distributif adalah
sebagian karena dengan sifat ini kita dapat menghitung hasil
perkalian seperti 586 x 3. Berdasarkan pengetahuan x 3 kita,
tabel daftar angka hanya sampai pada 9 x 3 dan sama untuk
perkalian yang lain. Jadi sifat distributif sangat penting.
Dua sifat dalam
penjumlahan

Kita kerjakan contoh pada samping kanan

dengan perhitungan mental: 3 + 4 =7 dan 2 + 6 = 8 2 3


berarti 20 + 60 = 80
Ada dua asumsi yang tersembunyi disini. Cara ini hanya valid jika : 6 4
(i) 23 + 64 = (20 + 60) + (3 + 4)
(ii) (20 + 3) + (60 + 4) = (20 + 60) + (3 + 4) 8 7
Dua sifat dalam
penjumlahan

Yang diperlukan dalam hal ini adalah (i) bahwa hal itu tidak masalah pasangan
bilangan mana yang kita jumlahkan; (ii) bahwa hasil tidak dipengaruhi perubahan
urutan bilangan. Sifat-sifat opersi penjumlahan pada bilangan asli tersebut kita
terima benar. Dengan bentuk, jika a, b, c adalah sebarang bilangan asli,
(i) (a + b) + c = a + (b + c)
(ii) a+b=b+a
Pernyataan pertama bahwa hasil sama berapapun dua bilangan yang kita
asosiasikan terlebih dahulu; dan pernyataan kedua bahwa hasil sama jika kita
mengubah (menukar) bilangan untuk dijumlahkan. Jadi kedua sifat tersebut boleh
dinyatakan secara singkat dalam kalimat: penjumlahan pada bilangan asli adalah
assosiatif dan komutatif. Ketika ditunjukkan pada suatu himpunan, sifat-sifat
tersebut jelas menjadi intuitif.
LIMA SIFAT SISTEM BILANGAN ASLI

Dalam kata-kata Dalam symbol


Jika n, a, b, c adalah sebarang bilangan, maka:
Penjumlahan komutatif ab  ba
dan asosiatif a  b  c  a  b  c
Perkalian komutatif ab  b a
dan asosiatif a  b c  a  (b  c)
Perkalian distributif terhadap penjumlahan n  ( a  b)  ( n  a )  ( n  b)
KESIMPULAN
Berikut ini adalah dua pondasi utama:
(i) bilangan dari suatu himpunan tidak tergantung pada anggota/unsur apa. Intinya,
anggota/unsur boleh bilangan-bilangan itu sendiri yang menjadi himpunan.
(ii) bilangan dari suatu himpunan tidak tergantung pada bagaimana anggota/unsur-
unsur itu diatur, yang berarti hal itu tidak tergantung pada urutan ketika kita
menghitung bilangan-bilangan itu.
Kemampuan kita untuk menggunakan sifat-sifat sistem bilangan asli dengan baik telah
menghasilkan suatu notasi yang mewujudkan sifat-sifat tersebut dan menunjukkan
cara perhitungan sederhana dan cepat yang memanfaatkan sifat-sifat itu secara
keseluruhan. Karena perdagangan, industri, dan teknologi kita saat ini tidak mungkin
tanpa cara perhitungan yang efisien, hal itu berarti bahwa disamping materi,
peradaban modern telah dibuat mungkin, suatu derajat tingkat penting, dengan notasi
Hindu-Arab.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai