Numerasi
Kita akan menggunakan istilah angka untuk sebarang nama suatu bilangan.
Jadi (seperti yang dinyatakan pada bab 5) five, cinq, 5, V,101 adalah angka
angka yang berbeda untuk bilangan yang sama, yang terakhir menjadi bilangan biner.
Numerasi berarti penamaan bilangan; jadi pertanyaannya sekarang apakah satu
sistem numerasi lebih baik daripada yang lain, dan jika demikian, apa yang
membuatnya seperti itu.
Jawaban pada bagian pertama dari pertanyaan akan segera terjawab jika kita
mencoba menjumlahkan dalam angka Romawi, terlebih lagi jika kita mencoba
mengalikan. Bandingkan penjumlahan berikut:
XXIV
dan
+ XXXIX
24
+ 39
dan
24
7
VII
dan
24
39
Angka Romawi bahkan tidak memberitahu kita secara sepintas apa jenis ukuran suatu
bilangan. Meskipun XLIX adalah satu kurangnya dari L, hal itu tidak terlihat. Tidak
heran bahkan perkalian sederhana adalah suatu tugas untuk ahli matematika yang
profesional, dan perhitungan itu harus diselesaikan dengan bantuan seperti calculi
(batu kerikil).
membatasi tugas kita mengasumsikan, tanpa analisis, ide nilai tempat, contoh 365
berarti 3 ratusan dan 6 puluhan dan 5 satuan
Penjumlahan
Dalam percakapan sehari-hari kita menggunakan tambah untuk banyak kegiatan
mengkombinasi yang berbeda. Contoh tambahkan telor masak. Disini kita perlu
membedakan antara cara mengkombinasikan 2 himpunan, yang akan kita sebut
penggabungan, dan cara mengkombinasikan dua bilangan yang akan kita sebut
penjumlahan. Sehingga menjumlahkan 2 bilangan sebut 5 dan 7, berhubungan dengan
mengambil sebarang himpunan yang
banyak anggotanya (bilangannya) lima
Ini secara jelas menunjukkan hubungan antara penggabungan dua himpunan dan
penambahan bilangannya. Contoh lain bagi pembaca yang tidak mengenal notasi
tersebut di atas.
n ( S1 ) 5
sedangkan menjumlah bilangan-bilangan itu adalah suatu operasi mental pada konsep
sekunder. Dan yang terakhir adalah tidak lebih sedikit suatu mental, abstrak, operasi
jika kita menulisnya; lambang mengurangi kesulitan bekerja pada tingkat
pengabstraksian ini dengan membantu mengendalikan pemikiran kita.
Notasi di atas akan membantu kita untuk mengingat bahwa suatu bilangan
adalah milik suatu himpunan dan bukan anggotanya. Ketika kita mengacu pada '
himpunan cangkir biru', kata sifat 'biru' menggambarkan cangkir itu. Tetapi ketika
kita mengacu pada ' himpunan dari enam cangkir, kata sifat enam menggambarkan
himpunannya bukan cangkir. Ketidaktepatan penggunaan bahasa sehari-hari tidak
menjadi masalah untuk suatu tujuan tertentu, misalnya membeli cangkir artinya
sangatlah jelas. Namun jika menghendaki untuk membangun konsep yang hierarki
penggunaan ini sebagai ide dasarr, kita harus hati-hati mengatakan hal yang kita
maksud. Jadi kita harus meletakkan kata sifat enam setelah kata benda yang
dimaksud dan mengatakan himpunan 6 cangkir.
Catat bahwa ketika biru menggambarkan cangkir merupakan kata sifat.
Namun ketika pada tingkat abstraksi, ini menunjukkan keadaan cangkir, sehingga
biru menjadi kata benda. Dengan cara yang sama ketika enam menggambarkan
himpunan, ini merupakan kata sifat. (Semua himpunan digambarkan pada hal 147
adalah enam himpunan). Ketika enam ini merupakan nama dari suatu himpunan,
maka menjadi kata benda.
Sama halnya pada saat lima menggambarkan sifat semua himpunan dengan
memasangkan (satu, dua, tiga, empat, lima), sehingga 5+7=12 menunjukkan
keadaan semua unit himpunan. Karena hasil hanya tergantung pada banyaknya
himpunan yang bersangkutan, kita dapat mengerjakan dengan himpunan apapun
(yang mempunyai anggota), kita bisa gunakan jari, batang korek api, kubus atau
kertas. Sampai didapatkan hasilnya, selanjutnya dapat direkam, diingat, dan
digunakan cara pendek untuk menentukan setiap gabungan dari dua himpunan
dengan menggunakan cara menghitung tersebut. Tanpa mengulang perhitungan pada
setiap anggota himpunan.
Jelaslah metode ini menjadi susah untuk diterapkan. Dengan menggunakan notasi
Hindu-Arab ini juga tidak bermanfaat, karena kita dapat menulis 37 anggota
himpunan pertama,
kita bisa menggunakan cara yang singkat,
yaitu 3 himpunan yang anggotanya
sebanyak 10 satuan dan 7 satuan.
Sama halnya pada himpunan yang
anggotanya sebanyak 45.
Setelah gabungan dua himpunan yang telah disusun dengan cara ini, kita
hanya menghitung banyaknya himpunan yang anggotanya sebanyak 10 dan satuan
anggota yang lain dalam jumlah yang relatif kecil, yang perlu diingat pada saat kita
mempunyai 10 satuan dianggap sebagai 1 himpunan yang anggotanya senbanyak 10.
Gabungan dari keduanya menunjukkan
terdapat 7 buah himpunan yang
anggotanya sebanyak 10, dan 12
yang merupakan satuan yang dapat
disusun lagi menjadi 8 buah himpunan
yang anggotanya sebanyak 10 dan 2 satuan.
Pada tingkat penghitungan bilangan, notasi diorganisasikan untuk kita. Bilangan
yang berada di sebelah kanan merupakan satuan, selanjutnya disebelah kirinya adalah
bilangan puluhan, ratusan dan seterusnya.
Jadi dengan menulis bilangan pada kolom
yang tepat kita bisa menjumlahkan setiap satuan,
puluhan dan sebagainya, yang sesuai untuk dihitung.
Kita tahu bahwa menjumlahkan tujuh dan lima
adalah dua belas. Namun notasi 12, ditulis tiap
kolom satu digit (aturan nilai), secara otomatis
aturannya 1 sebagai puluhan dan 2 sebagai satuan.
7
5
twelve
2
2
Cara ini disebut sebagai metode nilai, yang dapat dilakukan dengan baik
mulai dari bilangan puluhan ke ratusan (puluhan ke puluhan).ini merupakan
penerapan prinsip bahwa bilangan dari himpunan tidak tergantung pada anggotanya.
Bandingkan penjumlahan tersebut dengan
notasi yang sama pada notasi bilangan Romawi
yang tidak memberikan bantuan apapun. XXXVII
menggambarkan bilangan 37 yang digunakan
dua kali sebagai simbol. Tiga X
XXXVII
XLI
menunjukkan 30 yang tidak praktis. Namun untuk 40 pada baris berikutnya, satu L
digunakan untuk menunjukkan 50 diletakkan setelah X artinya 10 kurangnya.
Sehingga XV artinya 10 lebihnya dari V. Hal ini menunjukkan konsisten si yang
kurang, dan letak simbol menunjukkan bilangan lebih sekaligus kurang yang tidak
berhubungan satu sama lain.
Perkalian
Keuntungan dari notasi bilangan Hindu-Arab menjadi lebih berarti ketika
bilangan tersebut dikalikan. Kita mulai dari 6 3=18 maksudnya dalam himpunan
objek.
Kita mulai dengan himpunan 6
menjadi
6
1
0
3
8 0
Seperti yang dapat kita lakukan pada saat menjumlahkan bilangan dengan
metode yang direpresentasikan berdasarkan satuan, puluhan, ratusan dan sebagainya,
sehingga kita dapat mengalikan bilangan yang besar dengan cara menjumlahkan
satuan, kemudian membawa bilangan yang dibutuhkan pada kolom selanjutnya dari
kanan ke kiri (seperti penulisan versi Arab). Contohnya : 586
Penyingkatan notasi yang sesuai menyebabkan
ketidakjelasan hal yang harus dilakukan.
6
3
1 72
51
8
0
5
8 6
dijumlah
6
0
0
3 =
3 =
3 =
3 =
6
3
2
5
1
4
0
8
0
0
17
Sifat Distributif
Pernyataan terakhir merupakan kebenaran berdasarkan :
(6+8+500) 3=(6 3)+(80 3)+(500 3)
Tanda kurung tersebut mengindikasikan bahwa operasi yang ada di dalamnya
dilakukan terlebih dulu. Jadi, ruas kiri yang dilakukan lebih dulu adalah menghitung
6+80+500, hasilnya 586. kemudian menghitung 586 3. Pada ruas kanan yang harus
dilakukan lebih dulu adalah menghitung 6 3, 80 3, 500 3, kemudian
menjumlahkan ketiga hasilnya. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan kedua metode diperoleh hasil yang sama.
Bagaimana cara menghitung operasi yang ada pada ruas kanan? Sementara
perkalian 3 yang dikenal hanya sampai pada 9 3 dan kita tahu hal ini benar jika kita
gunakan perkalian satuan, puluhan dan ratusan. Namun kita tidak perlu mempunyai
tabel perkalian sampai 586 3.
Kasus ini dapat dicek dengan penjumlahan.
586 3 adalah banyaknya 3 himpunan
yang masing-masing anggotanya adalah 586
(misalnya menjumlahkan 3 himpunan
yang masing-masing berisi 586 titik).
5
5
5
1 7
8
8
8
5
6
6
6
8
34
(3+2)4
24
Karena perhitungan tidak dilibatkan, hal ini jelas bahwa cara ini tidak tergantung
pada bilangan khusus mana yang kita gunakan. Keduanya bahkan tidak kita butuhkan
untuk mengetahuinya. Misalkan n, a, b adalah sebarang bilangan.
Ilustrasi berikut menujukkan perkalian
a n
dan
b n
(a n) + (b n)=(a+b) n.
kolom
O O OO
O O OO
.
baris
.
O O OO
O O OO
O O OO
.
baris .
O O OO
( a b) n
Ini adalah sifat dari bilangan asli, ketika bentuk tersebut ditulis dalam cara lain:
(a+b) n=(a n) + (b n)
bentuk tersebut sering dinyatakan dalam kata-kata yaitu: perkalian yang distributif
terhadap penjumlahan. Hal itu kemudian disingkat sifat distributif . Sifat distributif
adalah sebagian karena dengan sifat ini kita dapat menghitung hasil perkalian seperti
586 3. Berdasarkan pengetahuan
3 dan sama untuk perkalian yang lain. Jadi sifat distributif sangat penting.
Dua sifat pada penjumlahan
Apakah ada sifat lain yang kita terima benar tetapi pada semua metode perhitungan
yang ditunjukkan juga tergantung pada sifat sebelumnya? Salah satu sifat tersebut
digunakan ketika kita menjumlahkan bilangan yang lebih dari 10.
Kita kerjakan contoh pada samping kanan
dengan perhitungan mental:
3 + 4 =7 dan
2 +6 =8
berarti 20 + 60 = 80
2 3
6 4
8 7
Ada dua asumsi yang tersembunyi disini. Cara ini hanya valid jika :
23 + 64
= (20 + 60) + (3 + 4)
(a + b) + c = a + (b + c)
(ii)
a+b=b+a
Pernyataan pertama bahwa hasil sama berapapun dua bilangan yang kita asosiasikan
terlebih dahulu; dan pernyataan kedua bahwa hasil sama jika kita mengubah
(menukar) bilangan untuk dijumlahkan. Jadi kedua sifat tersebut boleh dinyatakan
secara singkat dalam kalimat: penjumlahan pada bilangan asli adalah assosiatif dan
komutatif. Ketika ditunjukkan pada suatu himpunan, sifat-sifat tersebut jelas menjadi
intuitif.
Perkataan pertama bahwa jika kita sedang menyatukan tiga himpunan dari
hasil akhir akan sama berapapun dua himpunan yang kita satukan terlebih dahulu.
Perkataan kedua bahwa hasil dari menyatukan dua himpunan tidak dipengaruhi oleh
urutan.
Perkalian adalah asosiatif dan komutatif
Perkalian komutatif telah kita anggap benar. Yang ditunjukkan dalam himpunan,
bagaimanapun, sifat tersebut dapat ditunjukkan sebagai non-trivial.
3 5
5 3
4 1
3
2 8 8
1 2 3
1 5 2 4
2
7
4
6
4
Hal itu mengguanakan sifat distribusi pada dua cara. 412 terlebih dahulu dikalikan
dengan 7 dan selanjutnya dikalikan dengan 3, masing-masing perhitungan tersebut
tergantung pada sifat distribusi yang didiskusikan pada halaman 168. Begitu juga
perluasan cara dari perkalian 3 ke perkalian 37 mengasumsikan bahwa:
berarti
itu adalah perkalian asosiatif. Hasil sama berapapun dua bilangan yang kita kalikan
terlebih dahulu. Mari kita menguji contoh berikut dengan bilangan yang lebih kecil,
katakanlah 3, 4, 5.
(4 5) 3
4 (5 3)
cara umum untuk penjumlahan dan perkalian yang tergantung pada lima sifat
yang dapat diringkas sebagai berikut.
Dalam kata-kata
Dalam symbol
adalah sebarang bilangan,
Jika n, a, b, c
Penjumlahan
komutatif
dan asosiatif
Perkalian
komutatif
dan asosiatif
Perkalian distributif terhadap penjumlahan
maka:
ab ba
a b c a b c
ab ba
a b c a (b c)
n ( a b) ( n a ) ( n b )
mengerjakan jenis perhitungan panjang ini dengan kecepatan mekanis dan ketelitian
bukanlah bagian penting dari matematika sekolah, mesin yang mengerjakan
perhitungan panjang untuk kita menggunakan beberapa sifat.
Berikut ini adalah dua pondasi utama:
(i) bilangan dari suatu himpunan tidak tergantung pada anggota/unsur apa. Intinya,
anggota/unsur boleh bilangan-bilangan itu sendiri yang menjadi himpunan.
(ii) bilangan dari suatu himpunan tidak tergantung pada bagaimana anggota/unsurunsur itu diatur, yang berarti hal itu tidak tergantung pada urutan ketika kita
menghitung bilangan-bilangan itu.
Kemampuan kita untuk menggunakan sifat-sifat sistem bilangan asli dengan baik
telah menghasilkan suatu notasi yang mewujudkan sifat-sifat tersebut dan
menunjukkan cara perhitungan sederhana dan cepat yang memanfaatkan sifat-sifat itu
secara keseluruhan. Karena perdagangan, industri, dan teknologi kita saat ini tidak
mungkin tanpa cara perhitungan yang efisien, hal itu berarti bahwa disamping materi,
peradaban modern telah dibuat mungkin, suatu derajat tingkat penting, dengan notasi
Hindu-Arab.