Anda di halaman 1dari 41

Standar operasional prosedur

(SOP)TPA

AKHSIN MUNAWAR, SST.,M.KES.


PROSEDUR STANDAR
PEMBUANGAN SAMPAH
 Kendaraan pengangkut sampah diwajibkan melapor kepada
petugas jaga di pintu masuk dengan memberikan surat tugas
ataupun surat izin dari instansi atau institusi yang memberi
perintah.
 Kendaraan pengangkut sampah dapat meneruskan perjalanan ke
TPA jika telah mendapat izin dari petugas jaga.
 Kendaraan pengangkut sampah harus mematuhi rambu-rambu lalu
lintas sepanjang perjalanan ke area pembongkaran.
 Kendaraan pengangkut sampah dapat masuk ke jalan kerja jika
telah mendapat aba-aba dari pengawas pembongkaran.
 Kendaraan pengangkut sampah akan membongkar sampah sesuai
perintah dan petunjuk dari petugas pengawas pembongkaran.
 Kendaraan pengangkut sampah diwajibkan melalui kolam
pencucian roda sebelum keluar dari lokasi TPA.
 Kendaraan pengangkut sampah diwajibkan melapor kepada
petugas jaga sebelum keluar dari pintu TPA

Tata Cara Pembongkaran Sampah Dari
Kendaraan Pengangkut
 Tidak diperkenankan memasuki area kerja selain
pengawas pembongkaran, petugas parkir, awak
kendaraan dan pengemudi kendaraan.
 Pengemudi kendaraan diwajibkan menaati segala
perintah juru parkir pembongkaran.
 Pembongkaran sampah dilakukan di tempat yang
sesuai jenis kendaraan dan tidak diperkenankan
membongkar sampah di sembarang tempat.
 Petugas pembongkaran sampah harus menggunakan
pakaian kerja yang dilengkapi dengan sepatu bot,
sarung tangan, helm dan masker.
Tata Cara Penyusunan Sel Harian

 Penyusunan sel harian hanya dilakukan oleh alat


berat bulldozer dan wheel loader yang bertugas.
 Sel harian disusun mengikuti petunjuk yang
tertera pada setiap lajur yang telah diberikan
penomoran yang jelas dan sesuai perintah
pengaturan penyusunan sel harian.
 Pada area penyusunan sel harian tidak
diperkenankan ada aktifitas lain selain aktifitas dari
bulldozer dan loader kecuali hal-hal yang sifatnya
emergency dan atas persetujuan kepala TPA.
 Bulldozer hanya bekerja pada lokasi pembuatan
sel harian, pengambilan sampah dari area
pembongkaran dilakukan oleh wheel loader.
Tata Cara Pembuatan Jalan Kerja Sementara
 Setelah area pembongkaran tertutup oleh timbunan sampah,
maka dibuat permukaan kerja yang sifatnya sementara
 Jalan masuk ke permukaan kerja sementara di tempat
pembuangan akhir dibuat dengan urugan sirtu setebal 20 cm
dengan lebar minimal 5,5 m.
 Sebelum dilalui oleh kendaraan pengangkut sampah, tumpukan
sirtu terlebih dahulu dipadatkan oleh vibratory compactor
sebanyak minimal 5 lintasan.
 Selama proses pembuatan jalan kerja sementara, kendaraan
pengangkut sampah tidak diperbolehkan untuk menggunakan
jalan tersebut kecuali dalam keadaan darurat atau atas izin
dari pejabat yang berwenang.
 Pembuatan jalan kerja hanya dilakukan setelah ada perintah
yang jelas dari Kepala Tempat Pembuangan Akhir.
 Pada saat hari hujan jalan kerja sementara harus diperbaiki
dengan menambah sirtu secukupnya dan dipadatkan.
PROSEDUR STANDAR
PENGOPERASIAN ALAT BERAT
Tata Cara Pengoperasian Alat Berat
 Setiap alat berat mempunyai satu atau dua operator
yang tetap.
 Operator diwajibkan mencatat segala kelainan alat
berat saat dilakukan penyalaan awal.
 Operator hanya mengoperasikan alat berat setelah
mendapatkan perintah dari kepala TPA sesuai area
penugasan.
 Operator berkewajiban mengisi buku kegiatan
penugasan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
 Operator berkewajiban mengisi buku laporan (log
book) mengenai setiap kelainan dari kinerja mesin.
Tata Cara Kerja Alat Berat di TPA
Setiap alat berat harus berada di garasi yang disediakan saat tidak
melakukan operasi.
Kecepatan alat berat dari garasi ke lahan kerja tidak boleh melebihi dari 7
km/jam.
Operator alat berat harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas sesuai
standar yang berlaku di sekitar TPA.
Alat berat memasuki lahan kerja setelah mendapat izin dan petunjuk dari
pengawas pembongkaran dan pengawas penyusunan sel harian.
Setiap alat berat dilengkapi dengan radio komunikasi.
Pada saat terjadi kerusakan pada saat berada di lahan kerja, operator harus
memberi tanda kepada pengawas penyusunan sel harian melalui radio
komunikasi atau kibaran bendera merah.
Operator tidak boleh turun ke lahan kerja tanpa izin dari pengawas
pembongkaran dan pengawas penyusunan sel harian.
Alat berat tidak boleh ditinggalkan pada lahan kerja setelah usai operasi
kecuali dalam keadaan rusak atau keadaan berbahaya lainnya sesuai
prosedur tanggap darurat.
Alat berat harus melalui ruang pencucian sebelum dimasukkan ke dalam
garasi.

Tata Cara Pemeliharaan Alat Berat
 Pemeliharaan alat berat hanya dilakukan
oleh seorang montir yang ditunjuk.
 Pemeliharaan alat berat dilakukan
berdasarkan petunjuk dari pabrik pembuat
atau lembaga penyewa.
 Tidak diperbolehkan orang lain melakukan
pemeliharaan tanpa izin dari Kepala TPA.
 Perbaikan kerusakan alat berat hanya
dilakukan oleh montir ahli yang ditunjuk
atas kesepakatan pembuat ataupun
penyewa.
PROSEDUR STANDAR
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
Tata Cara Pemantauan Air Leachate
Pemantauan air leachate (leachate) dilakukan pada setiap kolam
pengolahan, air sungai hilir TPA, air sungai setelah TPA dan beberapa
sumur penduduk sesuai kaidah statistik yang berlaku.
Pemantauan air leachate dilakukan secara berkala setidaknya 6 bulan
sekali.
Pemantauan dilakukan pada nilai Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) sesuai nilai yang berlaku pada baku
mutu lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi teknis (Dinas Kesehatan
atau Dinas Lingkungan Hidup).
Bila terjadi nilai yang melebihi ambang batas, maka Kepala TPA harus
segera memberitahukan kepada Kepala Dinas Kebersihan untuk
mendapat petunjuk selanjutnya.
Pemantauan dapat dilakukan oleh pihak TPA atau instansi lain yang
ditunjuk.
Untuk memudahkan pemantauan, pada titik-titik yang telah ditentukan
disediakan lokasi yang memudahkan pengambilan sampel.
Tata Cara Pemantauan Gas
 Pemantauan gas dilakukan pada lubang pengeluaran
gas dan wilayah permukiman terdekat.
 Pemantauan dilakukan pada beberapa titik sesuai
kaidah statistika.
 Pemantauan dilakukan pada kadar gas methane di
udara terbuka.
 Jika terjadi kelebihan kandungan gas methane di
udara terbuka, kepala TPA harus segera melakukan
operasi tanggap darurat berkoordinasi dengan
instansi terkait dan segera melaporkan ke Kepala
Dinas.
SISTEM TANGGAP DARURAT
SISTEM PEMBUANGAN AKHIR
Kebakaran
 Perlengkapan pemadam kebakaran harus berada pada tempat
yang mudah dicapai dan dengan jumlah yang cukup.
 Perangkat komunikasi yang bekerja dengan baik harus selalu siap
digunakan dan diletakkan di ruang kantor sistem tanggap darurat
di TPA.
 Jika terjadi kebakaran di TPA, Kepala TPA harus segera
berkoordinasi dengan instansi terkait dan segera melaporkan
kepada Kepala Dinas.
 Seluruh kegiatan di TPA harus segera dihentikan saat ada
pemberitahuan adanya kebakaran.
 Evakuasi harus segera dilakukan pada seluruh pekerja TPA
termasuk peralatan yang tidak melalui jalur berbahaya.
 Tidak diperkenankan satu orang pun melakukan pengaturan
evakuasi selain petugas tanggap darurat di TPA.
 Penentuan lokasi berbahaya harus segera diberlakukan setelah
awal pertama terlihat adanya kebakaran
Kebocoran Gas Metana
Gas metana harus tetap terbakar pada setiap ujung
pipa pengeluaran.
Kelebihan gas metana yang terpantau oleh tim
pemantau harus segera dilaporkan ke Kepala Dinas
dan instansi terkait.
Evakuasi penduduk sekitar dilakukan setelah adanya
koordinasi dengan Satuan Koordinasi Lapangan
Tanggap Darurat Kota.
Penentuan lokasi berbahaya harus segera dilakukan
dengan prioritas daerah-daerah cekungan.
TANDA-TANDA LALU LINTAS YANG BERLAKU
DI AREA TEMPAT PEMBONGKARAN AKHIR
LEMBAR 05
FORMULIR SAMPAH MASUK HARIAN
(diukur pada Jembatan Timbangan/Pos Jaga)

Truk Masuk Truk Keluar


Selisih Berat Jenis
Berat
Tgl Waktu Kode Volume Truk Kode Fraksi Berat Waktu Berat Sampah
Kosong
Masuk Truk (m3) Sampah 1) Masuk Keluar kg kg/m3
kg
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = (6-8) 10 = 9/4
LEMBAR 06
PELETAKAN PENIMBUNAN DAN PEMADATAN SEL
SPESIFIKASI TEKNIS/ PERENCANAA
No SATUAN AKTUAL KETERANGAN
STANDAR OPERASI N

1 PELETAKAN DAN PENIMBUNAN m3/hari 30 – 50 x truk


1.1 SAMPAH Unit Jam/hari 5 – 6 Faktor Kompaksi
1.2 Jumlah sampah masuk setiap hari yang cm 2-3 = 2-3
II diletakan pada bidang kerja kali
2.1 Jumlah Bulldozer dan jam kerja yang Unit Jam/hari
2.2 diperlukan untuk menggeserkan sampah M
2.3 ke/pada zone/sel aktif
2.4 PEMADATAN SEL SAMPAH
2.5 Ketebalan lapisan sampah untuk sekali
penyebaran
Ritasi penggilasan bulldozer/landfill
compactor untuk pemadatan optimal
lapisan sel sampah
Jumlah Bulldozer dan jam kerja yang
diperlukan untuk pemadatan lapisan sel
sampah per hari
Ketinggian akhir sel sampah yang telah
dipadatkan *)
Kemiringan akhir sel sampah (slope)
yang telah dipadatkan *)

Catatan :
*) termasuk ketebalan lapisan harian, berkala dan final tanah penutup untuk sanitary landfill,
Sedangkan untuk controlled landfill tidak termasuk ketebalan lapisan harian tanah penutup
LEMBAR 07
PENGANGKUTAN DAN PENUTUPAN TANAH
SPESIFIKASI TEKNIS/
No SATUAN PERENCANAAN AKTUAL KETERANGAN
STANDAR OPERASI

1 SUMBER DAN m3/hari Lempung Di lokasi/di luar TPA x


1.1 PENGANGKUTAN TANAH m3/minggu Dump (tipper) truk km dari TPA
1.2 PENUTUP m3/penutupa Power Shovel Pengangkutan jarak jauh
1.3 Sumber deposit tanah penutup n akhir sel Controlled/Sanitary Pengangkutan di lokasi
1.4 Jenis tanah penutup kali Landfill TPA
II Pengangkutan tanah penutup cm 3-4 u/ Sanitary Landfill
2.1 Tanah penutup yang diperlukan cm 15-20 u/Controlled/Sanitary
2.2 PENUTUPAN TANAH cm 30-40 Landfill
2.3 Metode Pengerjaan 50-100 u/Controlled/Sanitary
2.4 Rotasi Bulldozer/Landfill Landfill
2.5 Compactor yang diperlukan u/ Sanitary Landfill
untuk mencapai pemadatan u/Controlled/Sanitary
optimal tanah Landfill
Ketebalan penutupan tanah u/Controlled/Sanitary
harian Landfill
Ketebalan penutupan tanah
harian
Ketebalan penutupan tanah
harian
LEMBAR 09
PENANGANAN/PEMANFAATAN GAS TPA
AKTUAL/HASIL
SPESIFIKASI TEKNIS/
No SATUAN PERENCANAAN PERHITUNGAN KETERANGAN
STANDAR OPERASI
ULANG

I VOLUME DAN m3 (Gas Burner) Persentase ultimate


1 KANDUNGAN GAS TPA % (Methane heat emsi gas dihitung
2 Estimasi jumlah organik sampah % converter) berdasarkan formula di
II yang menjadi Emisi Gas TPA*) % bawah
2.1 Presentase Gas TPA % Berdasarkan hasil
2.2 Methane titik penelitian
2.3 H2S m
2.4 NH3 %
Gas-gas lainnya m3/hari
JARINGAN PENGUMPUL
GAS TERPASANG
Jumlah lokasi pemasangan
bronjong
Total Panjang Jaringan Perpipaan
Gas TPA dia...mm
Sistem peralatan penanganan
akhir gas TPA
Perkiraan gas TPA yang
terkumpul dan ditangani
Catatan
*) Jumlah fraksi organik sampah yang
terdekomposisi menjadi gas dapat diperkirakan
dengan rumus sebagai berikut:
Pr gas = 1/k.Rm (1-exp (-k.t))
Untuk daerah tropis, nilai k=0,035, Rm=0,036, dan
t (periode ultimate dekomposisi sampah),
misalnya 12 thn
Maka diperoleh Pr gas = 0,352, jumlah fraksi
organik yang menjadi gas pada tahun akhir
penutupan TPA dapat dihitung dengan mengalikan
Pr gas
Dengan jumlah total akumulasi fraksi organik
sampah menjadi 12 tahun (ton atau m3)
LEMBAR 11
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT
TABEL SPESIFIKASI TEKNIS DAN PENGGUNAAN ALAT BERAT TPA
FUNGSI FUNGSI YANG
SPESIFIKASI FUNGSI UTAMA PENUNJANG KURANG ATAU
NO ALAT BERAT TPA
TEKNIS PALING SESUAI DAPAT TIDAK
DIGUNAKAN DISYARATKAN

1 Bulldozer Berat 3,5-4 ton Perataan sampah Pemadatan sampah Penggalian dan
2 Crawler Loader atau Kecepatan 0–14 dan tanah dan tanah pemindahan tanah
3 Traktor Serok km/jam Penggalian tanah Perataan dan Pemindahan tanah
4 Wheel Loader Daya 150-300 atau Penggalian tanah pemadatan sampah Pemadatan tanah
5 Power Shovel 200-400 HP Pengangkutan Perataan dan Penggalian dan
Dump (Tipper) Truck Blade2,5-15 m3 tanah penutup pemadatan sampah pemindahan tanah
Kecepatan 0-14 jarak jauh Perataan sampah Perataan dan
km/jam dan tanah pemindahan sampah
Kapasitas serok Pengangkutan
0,5-4 m3 tanah penutup ke
Kecepatan 0-40 se sampah di lokasi
km/jam pekerjaan
Kapasitas serok
0,2-9 m3
Kapasitas serok
0,2-9 m3
Kapasitas serok 8-
12 m3
LEMBAR 12
MONITORING KUALITAS LINGKUNGAN SEKITAR LAHAN TPA
ITEM PELAKSANAAN HASIL
No STATUS KETERANGAN
MONITORING KUALITAS LINGKUNGAN PENGUKURAN

1 POLUSI UDARA ug/m3 di......


1.1 Lokasi Pengukuran Kualitas Udara Ambien ug/m3 Baku mutu = xxx
1.2 COx ug/m3 Baku mutu = xxx
1.3 NOx ug/m3 Baku mutu = xxx
II SOx ug/m3 Baku mutu = xxx
2.1 CH4 oC Baku mutu = xxx
2.1.1 Total Partikel arah Sudah/belum ditangani
2.1.2 Parameter pendukung: km/jam Pengukuran tanggal :
2.1.3 Suhu udara kasus/tahun Sudah/belum ditangani
2.2 Arah dan kecepatan angin m3/dtk Penanaman : ...
2.3 Jumlah pengaduan tercatat thd polusi udara atau bau gas mg/l
III TPA *) MPN/1000 ml
3.1 PENCEMARAN AIR m dr permukaan
3.2 AIR PERMUKAAN (BILA ADA PENGARUH) m dr permukaan
Debit badan air terdekat mg/l
DO air permukaan di titik outfall effluent instalasi MPN/1000 ml
pengolahan leachate kasus/tahun
E-Coli air permukaan di titik outfall effluent instalasi km
pengolah leachate m2
SUMUR-SUMUR MONITORING km
SUMUR I m2
Tinggi muka air tanah musim hujan
Tinggi muka air tanah musim kemarau
DO air tanah
E-Coli air tanah
Jumlah pengaduan tercatat terhadap pencemaran air*)
ZONE PENYANGGA
Panjang dan luas zone penyangga sekitar TPA saat ini
Rencana penambahan zone penyangga
Site Plan TPA dengan Sanitary Landfill & Controlled Landfill
Contoh Layout Bangunan Dan
Fasilitas Penunjang TPA
Contoh Layout Bangunan Pengolahan Leachate
Detail Potongan Pipa Pengumpul Leachate pada TPA
Detail Potongan Pipa Ventilasi pada TPA
Tipe Sistem Penangkap Gas
Tipe Sistem Penangkap Gas
Tipe Pemasangan Under Drain Pengumpul Leachate
Metode Penimbunan, Perataan dan Pemadatan Sampah
Metode Penimbunan, Perataan dan
Pemadatan Tanah Penutup Sampah
Pembentukan Sel dan Layer Pada Sistem Sanitary Landfill
Sistem Sel dan Layer yang Telah Selesai
Landfill Compactor
Hydraulic Excavator
Dump Truck
PEMANTAUAN
TPA
PENGAWASAN
TPA
PENGAWASAN
DAMPAK
SAMPAH

Anda mungkin juga menyukai