• Bagi Puskesmas yang ditetapkan sebagai PPK-BLUD harus menyusun rencana strategi bisnis dan rencana bisnis anggaran, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan tentang P
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
Hasil analisis kebutuhan masyarakat
sebagai dasar penetapan jenis-jenis
SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang
1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan, bukti pertemuan oleh tim
disediakan. RUK yang disusun terdapat
pelayanan yang disediakan perencanaan untuk membahas analisis
analisis kebutuhan masyarakat sebagai
berdasarkan prioritas kebutuhan masyarakat yang digunakan
dasar penetapan jenis-jenis pelayanan
untuk dasar menetapkan prioritas dan
menyusun rencana (RUK/Renstra)
2. Tersedia informasi tentang jenis Brosur, flyer, dsb (sesuai dengan media poster, web, papan
pelayanan dan jadwal pelayanan. informasi yang ditetapkan oleh puskesmas) pengumuman, MMC, dsb
3. Ada upaya untuk menjalin SK, Panduan, SOP komunikasi dengan Bukti-bukti pelaksanaan komunikasi timbal
komunikasi dengan masyarakat. masyarakat balik dengan masyarakat
4. Ada Informasi tentang
Hasil-hasil identifikasi kebutuhan dan
kebutuhan dan harapan
harapan masyarakaat yang dikumpulkan
masyarakat yang dikumpulkan
melalui kegiatan survei dan/atau kegiatan
melalui survei atau kegiatan
lain
lainnya.
1.1.2. Dilakukan pembahasan bersama dengan masyarakat secara proaktif untuk mengetahui dan menanggapi respons masyarakat terhadap mutu dan kinerja pelayanan, untuk mening
Kriteria:
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan, pelaksanaan upaya Puskesmas, dan terhadap sarana prasarana pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas.
• Mutu dan Kinerja Pelayanan perlu diupayakan untuk ditingkatkan secara berkesinambungan, oleh karena itu umpan balik dari masyarakat dan pengguna pelayanan Puskesmas secara
Pokok diidentifikasi sebagai bahan untuk penyempurnaan pelayanan Puskesmas.
Pikiran:
• Pembahasan dengan masyarakat dapat dilakukan melalui survey mawas diri (SMD), musyawarah masyarakat desa (MMD), maupun pertemuan-pertemuan konsultatif dengan masyara
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
1. Pengguna pelayanan
diikutsertakan secara aktif untuk
Bukti-bukti adanya umpan balik masyarakat
memberikan umpan balik tentang
(survey, pertemuan, kotak saran, keluhan,
mutu, kinerja pelayanan dan
dsb)
kepuasan terhadap pelayanan
Puskesmas
2. Ada proses identifikasi terhadap SK, Panduan, SOP komunikasi dengan
Hasil identifikasi dan analisis umpan balik
tanggapan masyarakat tentang masyarakat untuk mendapat umpan balik
masyarakat
mutu pelayanan dari masyarakat (lihat pada 1.1.1)
2. Pengguna pelayanan
mengetahui jenis-jenis pelayanan
Bukti-bukti adanya
yang disediakan oleh Puskesmas
pemberitahuan/sosialisasi kepada
dan memanfaatkan jenis-jenis
masyarakat/pelanggan
pelayanan yang disediakan
tersebut.
Kriteria: 1.2.2. Seluruh jajaran Puskesmas dan masyarakat memperoleh informasi yang memadai tentang kegiatan-kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan yang disusun.
Pokok • Pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas perlu diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan, oleh lintas program, dan sektor terkait untuk meningkatkan kerjasama, salin
Pikiran: dukungan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dan upaya lain yang terkait dengan kesehatan untuk mengupayakan pembangunan berwawasan kesehatan
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
1. Masyarakat dan pihak terkait
baik lintas program maupun lintas Rekam bukti pemberian informasi lintas
sektoral mendapat informasi yang program dan lintas sektor tentang tujuan,
memadai tentang tujuan, sasaran, sasaran, tugas pokok, fungsi, dan kegiatan
tugas pokok, fungsi dan kegiatan puskesmas
Puskesmas
2. Ada penyampaian informasi dan
sosialisasi yang jelas dan tepat
Hasil evaluasi dan tindak lanjut terhadap
berkaitan dengan program Penilaian surveior terhadap
penyampaian informasi kepada masyarakat,
kesehatan dan pelayanan yang informasi yang disampaikan
sasaran program, lintas program, lintas
disediakan oleh Puskesmas apakah mudah dipahami
sector
kepada masyarakat dan pihak
terkait.
1.2.3. Akses masyarakat terhadap pengelola dan pelaksana pelayanan dalam pelaksanaan kegiatan memadai dan tepat waktu, serta terjadi komunikasi timbal balik antara pengelola dan
Kriteria:
pelayanan Puskesmas dengan masyarakat.
• Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik pengelola maupun pelaksana pelayanan harus mudah diakses oleh masyarakat ketika masyarakat membutuhk
Pokok pelayanan preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai dengan kemampuan Puskesmas.
Pikiran: • Sebagai upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik pengelola maupun pelaksana pelayanan harus mudah diakses oleh masyarakat ketika masyarakat membutuhk
pelayanan preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai dengan kemampuan Puskesmas.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
2. Proses penyelenggaraan
pelayanan memberi kemudahan pengamatan proses pelayanan
bagi pelanggan untuk memperoleh pada pasien
pelayanan
3. Tersedia pelayanan sesuai Bukti evaluasi ketepatan pelayanan
jadwal yang ditentukan. terhadap jadual dan tindak lanjutnya
4. Teknologi dan mekanisme kerja
Bukti tindak lanjut dalam bentuk perbaikan
dalam penyelenggaraan pelayanan
mekanisme kerja atau penggunaan
memudahkan akses terhadap
tehnologi
masyarakat.
5. Ada strategi komunikasi untuk Bukti pelaksanaan komunikasi dengan
Kebijakan, panduan, SOP komunikasi
memfasilitasi kemudahan akses masyarakat untuk memfasilitasi kemudahan
dengan masyarakat (lihat 1.1.1 EP 3)
masyarakat terhadap pelayanan. akses
Kriteria: 1.2.4. Penjadwalan pelaksanaan pelayanan disepakati bersama dan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.
Pokok • Kegiatan pelayanan baik di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas harus dijadwalkan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan dalam rangka mewujudka
Pikiran: dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
1. Ada kejelasan jadwal
Jadwal pelaksanaan kegiatan Puskesmas
pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
Pokok • Kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses kegiatan perlu diantisipasi, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan ataupun risiko dalam penyelen
Pikiran: proses kegiatan. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang sederhana, baik yang bersifat reaktif maupun proaktif perlu mulai diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan Puskesmas.
• Koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan baik dengan komunikasi lisan maupun tertulis, dan dilakukan koordinasi melalui mekanisme lokakarya mini Puskesmas baik secara li
maupun lintas sektoral.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
4. Dilakukan kajian terhadap Hasil kajian dan tindak lanjut thd masalah-
masalah-masalah yang potensial masalah yang potensial terjadi dalam
terjadi dalam proses penyelenggaran pelayanan (bukti
penyelenggaraan pelayanan dan pembahasan masalah potensial, dan bukti
dilakukan upaya pencegahan. proses penyusunan register risiko)
5. Penyelenggara pelayanan
secara konsisten mengupayakan Bukti pelaksanaan kegiatan monitoring
agar pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan dan pelayanan
dilakukan dengan tertib dan akurat Puskesmas, serta tindak lanjutnya. (lihat
agar memenuhi harapan dan 1.1.5 EP 1)
kebutuhan pelanggan.
Bukti pemberian informasi kepada
6. Informasi yang akurat dan
masyarakat kegiatan program dan
konsisten diberikan kepada
pelayanan Puskesmas. Hasil evaluasi
pengguna pelayanan dan pihak
pemberian informasi apakah sesuai
terkait.
kebutuhan dan konsisten. (lihat 1.2.2 EP 2)
4. Pimpinan Puskesmas
menetapkan tahapan cakupan surveior mengambil sampel
Upaya Puskesmas untuk mencapai Rencana lima tahunan, RUK, dan RPK kegiatan yang ada dalam
indikator dalam mengukur kinerja dengan pentahapan pencapaian indicator perencanaan dicocokan
Puskesmas sesuai dengan target kinerja yang jelas dengan target-target SPM dari
yang ditetapkan oleh Dinas Dinas Kesehatan
Kesehatan Kabupaten/Kota
Surveior melakukan
4. Hasil penilaian kinerja digunakan pengecekan apakah RUK
untuk perencanaan periode memuat data dan analisis
berikutnya penilaian kinerja, sebagai
dasar penyusunan rencana
Kepala Puskesmas,
penanggung jawab dan
koordinator UKM, pelaksana,
bagaimana proses menjalin
komunikasi timbal balik dengan
masyarakat
Bagaimana kepala puskesmas
dan penanggung jawab
program menyelaraskan
rencana yang disusun dengan
visi misi tupoksi puskesmas
dan hasil analisis kebutuhan
masyarakat
WAWANCARA SIMULASI
dan Upaya Puskesmas dan mengambil langkah tindak
WAWANCARA SIMULASI
Wawancara pada
pasien/sasaran tentang jenis-
jenis pelayanan yang ada di
puskesmas
WAWANCARA SIMULASI
wawancara pada
pasien/sasaran program
apakah prosedur pelayanan
mudah dan tidak berbelit
bagaimana proses
menyepakati jadual pelayanan
baik UKM maupun UKP
WAWANCARA SIMULASI
WAWANCARA SIMULASI
WAWANCARA SIMULASI
si yang dapat dilakukan secara kualitatif maupun
WAWANCARA SIMULASI
3. Pendirian Puskesmas
Bukti pertimbangan rasio jumlah
mempertimbangkan rasio jumlah penduduk
penduduk dan ketersediaan pelayanan
dan ketersediaan pelayanan kesehatan
Pengamatan surveior
Hasil evaluasi thd bangunan fisik terhadap pemenuhan
3. Bangunan Puskesmas memenuhi
puskesmas dan tindak lanjutnya (jika bangunan puskesmas thd
persyaratan lingkungan yang sehat.
ada) persyaratan lingkungan
sehat
2.1.3.Bangunan Puskesmas memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam pelayanan kesehatan, dengan ketersediaan ruangan sesuai kebutuhan pelayanan
Kriteria:
disediakan.
• Ketersediaan ruang untuk pelayanan harus sesuai dengan jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas.
• Ruangan yang minimal harus tersedia adalah: ruang pendaftaran dan ruang tunggu, ruang administrasi, ruang pemeriksaan, ruang konsultasi dokter, ruang tindakan, ruang farmasi, ru
Pokok mandi dan WC, dan ruang lain sesuai kebutuhan pelayanan.
Pikiran:
• Pengaturan ruangan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan untuk memudahkan pasien/keluarga pasien untuk akses yang muda
memberi kemudahan pada orang dengan disabilitas, anak-anak, dan orang usia lanjut, demikian juga memperhatikan keamanan dan kemudahan bagi petugas dalam memberikan pelaya
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Ketersediaan memenuhi persyaratan Hasil evaluasi pemenuhan persyaratan Pengamatan surveior thd
minimal dan kebutuhan pelayanan minimal ketersediaan ruangan (jika ada) ketersediaan ruangan
pemeriksaan prasarana
2. Dilakukan pemeliharaan yang terjadwal Rencana dan Jadwal
Bukti pelaksanaan pemeliharaan puskesmas (sistem utilitas):
terhadap prasarana Puskesmas pemeliharaan
listrik, air, gas medis, dsb
1. Tersedia peralatan medis dan non medis Daftar inventaris peralatan medis dan non Ketersediaan peralatan
sesuai jenis pelayanan yang disediakan medis Bukti evaluasi dan tindak lanjut medis dan non medis
2. Dilakukan pemeliharaan yang terjadwal Jadwal dan Pelaksanaan Bukti pelaksanaan pemeliharaan
terhadap peralatan medis dan non medis pemeliharaan peralatan medis dan non medis
7. Peralatan medis dan non medis yang Bukti izin peralatan yang memerlukan
memerlukan izin memiliki izin yang berlaku izin
Ketenagaan Puskesmas
2.2 Persyaratan Ketenagaan Puskesmas
Standar: Puskesmas harus memenuhi jenis dan jumlah ketenagaan yang dipersyaratkan dalam peraturan perundangan.
Persyaratan Penanggung jawab Puskesmas
Kriteria: 2.2.1. Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan peraturan perundangan.
Pokok
• Agar Puskesmas dikelola dengan baik, efektif dan efisien, maka harus dipimpin oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk mengelola fasilitas tersebut.
Pikiran:
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
Kriteria: 2.2.2. Tersedia tenaga medis, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang disediakan
• Agar Puskesmas dapat memberikan pelayanan yang optimal dan aman bagi pasien dan masyarakat yang dilayani perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga dan diupayakan untuk me
Pokok ketersedian tenaga baik jenis dan jumlah dan memenuhi persyaratan kompetensi.
Pikiran:
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Ijin Praktik (SIP) sesuai ketentuan perundang-undangan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Dilakukan analisis kebutuhan tenaga
sesuai dengan kebutuhan dan pelayanan Bukti analisis kebutuhan tenaga
yang disediakan
Kriteria: 2.3.2. Kejelasan tugas, peran, dan tanggung jawab pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan karyawan.
Pokok • Dengan adanya uraian tugas, tangggung jawab, dan kewenangan, pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan pelaksana kegiatan Puskesmas akan dapat melak
Pikiran: pekerjaan dengan tepat, efektif dan efisien.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
Pengelolaan Puskesmas
2.3.6. Pimpinan Puskesmas menetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai dalam penyelenggaraan Puskesmas yang dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dan kepada penggu
Kriteria:
dan masyarakat
Pokok • Kegiatan penyelenggaraan Puskesmas harus dipandu oleh visi, misi, tujuan dan tata nilai yang ditetapkan oleh Pimpinan Puskesmas agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pikiran: • Setiap karyawan diharapkan memahami visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan diterapkan dalam kegiatan penyelenggaraan Puskesmas.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Ada kejelasan visi, misi, tujuan, dan tata
SK Kepala Puskesmas tentang Bukti pelaksanaan lokakarya wawancara pada karyawan ttg
nilai Puskesmas yang menjadi acuan
visi, misi, tujuan dan tata nilai pembahasan visi, misi, tujuan, dan tata proses penyusunan visi, misi,
dalam penyelenggaraan pelayanan,
Puskesmas nilai tujuan, dan tata nilai
Upaya/Kegiatan Puskesmas
2.3.7. Pimpinan Puskesmas menunjukkan arah strategi dalam pelaksanaan pelayanan, Upaya/Kegiatan Puskesmas, dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, kualitas kiner
Kriteria:
terhadap penggunaan sumber daya.
Pokok • Pimpinan mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dan dukungan dapat diberikan dala
Pikiran: kebijakan lokal, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dan pembimbingan oleh pimpinan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
2. Ada mekanisme penelusuran kinerja Kebijakan, panduan, SOP bukti pelaksanaan monitoring dan
Bagaimaana proses monitoring
pelayanan untuk mencapai tujuan yang monitoring kinerja dan evaluasi evaluasi kinerja sesuai dengan SOP yang
kinerja dilakukan
ditetapkan. kinerja (lihat 1.1.5 dan 1.3.1) disusun
bagaimana penyampaian
informasi dari puskesmas
bukti pelaksanaan komunikasi dengan kepada masyarakat, dan
3. Ada komunikasi yang efektif dengan
masyarakat ttg penyelenggaraan upaya sebaliknya bagaimana
masyarakat dalam penyelenggaraan
puskesmas (lihat 1.1.1 EP 3 dan bukti- puskesmas memperoleh
Upaya Puskesmas.
bukti SMD/MMD pd 2.3.8. EP 2) umpan balik dari masyarakat
dalam penyelenggaraan upaya
puskesmas
2.3.9. Pimpinan Puskesmas dan Penanggung jawab Upaya Puskesmas menunjukkan kepemimpinan untuk melaksanakan strategi, mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tu
Kriteria:
memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan, sesuai dengan tata nilai, visi, misi, tujuan Puskesmas.
• Akuntabilitas merupakan bentuk tanggung jawab pengelola Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Puskesmas sesuai dengan rencana yang disusun. Akuntabilitas ditunjukkan dalam
kinerja dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian kinerja
Pokok Puskesmas kepada Pimpinan Puskesmas dan melakukan tindak lanjut untuk perbaikan.
Pikiran:
• Sebagai wujud akuntabilitas, pimpinan dan/atau penanggung jawab upaya Puskesmas wajib melakukan pendelegasian wewenang kepada pelaksana kegiatan apabila meninggalkan tu
yang jelas perlu ditetapkan untuk menentukan kepada siapa pendelegasian wewenang itu akan diberikan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Dilakukan kajian secara periodik
Kerangka acuan, SOP, instrumen
terhadap akuntabilitas Penanggungjawab
tentang penilaian kinerja
Upaya Puskesmas oleh Pimpinan bagaimana proses penilaian
Penanggung jawab program dan Bukti pelaksanaan penilaian
Puskesmas untuk mengetahui apakah akuntabilitas para penanggung
Penanggung jawab pelayanan akuntabilitas kinerja para penanggung
tujuan pelayanan tercapai dan tidak jawab oleh pimpinan
sebagai wujud akuntabilitas (bisa jawab dan tindak lanjutnya
menyimpang dari visi, misi, tujuan, puskesmas
menggunakan Sasaran kinerja
kebijakan Puskesmas, maupun strategi
Pegawai)
pelayanan.
bagaimana proses
2. Ada kriteria yang jelas dalam
Kebijakan Kepala Puskesmas dan pendelengasian wewenang
pendelagasian wewenang dari Pimpinan
SOP tentang pendelegasian para manajerial dilakukan, dan
dan/atau Penanggung jawab Upaya
wewenang, dengan kriteria yang apa kriteria yang ditunakan
Puskesmas kepada Pelaksana Kegiatan
jelas dalam pendelegasian
apabila meninggalkan tugas.
wewenang
2.3.10. Pimpinan Puskesmas dan Penanggung jawab Upaya Puskesmas membina tata hubungan kerja dengan pihak terkait baik lintas program maupun lintas sektoral. Adanya cara ya
Kriteria:
dalam membina tata hubungan kerja untuk mencapai tujuan keberhasilan pelayanan.
• Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak dapat dilakukan oleh sektor kesehatan sendiri, program kesehatan perlu didukung oleh sektor di luar kesehatan, demikian juga
Pokok berwawasan kesehatan harus dipahami oleh sektor terkait.
Pikiran:
• Mekanisme pembinaan, komunikasi, dan koordinasi perlu ditetapkan dengan prosedur yang jelas, misalnya melalui pertemuan/lokakarya lintas sektoral.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
bagaimana pelaksanaan
3. Dilakukan pembinaan, komunikasi dan Bukti pelaksanaan koordinasi, pembinaan pembinaan, koordinasi dan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait. dan komunikasi melalui lokakarya mini komunikasi baik lintas program
maupun lintas sektor dilakukan
Bukti evaluasi thd peran pihak terkait Apakah peran lintas sektor dan
4. Dilakukan evaluasi terhadap peran serta
dalam upaya puskesmas (evaluasi lintas program dievaluasi,
pihak terkait dalam penyelenggaraan
misalnya dilakukan melalui forum rapat kapan dilakukan, dan
Upaya Puskesmas.
lokakarya mini) bagaimana melakukannya
2.3.11. Pedoman dan prosedur penyelenggaraan Program/Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan. Semua rekaman hasil p
Kriteria:
Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan dikendalikan.
• Untuk memastikan bahwa program dan kegiatan terlaksana secara konsisten dan reliabel, perlu disusun pedoman kerja dan prosedur kerja. Pedoman kerja dan prosedur disusun tidak
Pokok penyelenggaraan Upaya Puskesmas tetapi juga pedoman kerja untuk peningkatan mutu.
Pikiran:
• Prosedur kerja perlu didokumentasikan dengan baik dan dikendalikan, demikian juga rekaman sebagai bentuk pelaksanaan prosedur juga harus dikendalikan sebagai bukti pelaksanaa
2.3.12.Komunikasi internal antara Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana, dilaksanakan agar Upaya Puskesmas dan kegiatan Puskesmas dilaksan
Kriteria:
efektif dan efisien.
• Untuk melaksanakan Upaya/Kegiatan Puskesmas secara efektif dan efisien, Pimpinan Puskesmas perlu melakukan komunikasi internal dengan Penanggung jawab dan Pelaksana keg
Pokok
Komunikasi internal dapat dilakukan dalam bentuk pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara periodik maupun sesuai kebutuhan, serta menggunakan media dan teknologi kom
Pikiran:
tersedia.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
Kriteria: 2.3.14. Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan pelayanan kepada masyaraka
• Pimpinan Puskesmas dan Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pela
kesehatan agar jaringan pelayanan dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan UKM dan UKP yang mudah diakses oleh masyarakat.
Pokok
Pikiran: • Jaringan dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan meliputi antara lain: Puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa, dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
• Program pembinaan meliputi aspek program, tenaga, sarana, pembiayaan, dan pendukung
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Dilakukan identifikasi jaringan dan
jejaring faslitas pelayanan kesehatan yang Daftar jejaring dan jaringan Puskesmas
ada di wilayah kerja Puskesmas
2. Ada uraian tugas dan tanggung jawab SK dan uraian tugas dan tanggung
pengelola keuangan. jawab pengelola keuangan.
Bukti pengelolaan keuangan. Bukti
3. Pengelolaan keuangan sesuai dengan Panduan pengelolaan keuangan,
pemeriksaan/audit keuangan yang
standar, peraturan yang berlaku dan dokumen rencana anggaran,
dilakukan oleh Kepala Puskesmas (yang
rencana anggaran yang disusun sesuai dokumen proses pengelolaan
juga menyatakan kesesuaian/ketidak
dengan rencana operasional. keuangan.
sesuaian thd panduan/standar)
5. Dilakukan audit terhadap pengelolaan Bukti pelaksanaan dan tindak lanjut audit
keuangan dan hasilnya ditindaklanjuti. keuangan
Panduan pengelolaan
data/informasi, SOP pengelolaan
2. Tersedia prosedur pengumpulan,
data dan informasi: SOP
penyimpanan, dan retrieving (pencarian
pengumpulan, penyimpanan, dan
kembali) data.
retrieving (pencarian kembali)
data.
3. Tersedia prosedur analisis data untuk
SOP analisis data.
diproses menjadi informasi.
4. Tersedia prosedur pelaporan dan
distribusi informasi kepada pihak-pihak SOP pelaporan dan distribusi
yang membutuhkan dan berhak informasi
memperoleh informasi.
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut Bukti evaluasi dan tindak lanjut (kinerja)
terhadap pengelolaan data dan informasi. pengelolaann data dan informasi.
2.4. Hak dan Kewajiban Pengguna Puskesmas
Standar:
Adanya kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas
Hak dan kewajiban pengguna Puskesmas
2.4.1. Hak dan kewajiban pengguna Puskesmas ditetapkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait, dan tercermin dalam kebijakan dan prosedur penyelen
Kriteria:
Puskesmas.
Pokok • Keberadaan Puskesmas dalam mengemban misi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus berfokus pada pelanggan. Pengelola dan Pelaksana Puskesmas perlu mem
Pikiran: memperhatikan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan dan pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
2.4.2. Adanya peraturan internal yang jelas untuk mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana dalam proses penyelenggaraan Upay
Kriteria:
Puskesmas. Aturan tersebut mencerminkan tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas serta tujuan program kegiatan.
Pokok • Perlu disusun peraturan internal (code of conduct) yang mengatur perilaku Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana Upaya/Kegiatan Puskesmas y
Pikiran: dengan tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Ada peraturan internal yang disepakati SK Kepala Puskesmas dan
bersama oleh pimpinan Puskesmas, kesepakatan tentang peraturan
Penanggung jawab Upaya Puskesmas internal yang berisi peraturan bagi Bukti pertemuan untuk menyusun dan
dan Pelaksana dalam melaksanakan karyawan dalam pelaksanaan menyepakati peraturan internal
Upaya Puskesmas dan kegiatan Upaya Puskesmas dan kegiatan
Pelayanan Puskesmas. pelayanan di Puskesmas.
3. Ada tindak lanjut terhadap hasil Bukti tindak lanjut hasil monitoring dan
monitoring dan evaluasi evaluasi kinerja pihak ketiga
2.6. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Standar:
Sarana dan peralatan Puskesmas harus dipelihara agar dapat digunakan sesuai kebutuhan dan sesuai peraturan yang berlaku
Kriteria: 2.6.1. Pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas dilaksanakan dan didokumentasikan secara jelas dan akurat.
• Untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan maupun penyelenggaraan program dan kegiatan perlu didukung oleh ketersediaan sarana dan peralatan yang siap pakai dan terpelihara dengan
Pokok
• Seluruh sarana dan peralatan yang ada perlu diinventarisasi dan diperiksa ulang apakah kondisi memenuhi syarat dan jumlah serta jenis sesuai dengan standar sarana dan peralatan P
Pikiran:
• Program pemeliharaan sarana dan peralatan perlu disusun dan dilaksanakan secara konsisten agar pelayanan dan penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Pusk
dengan lancar dan tidak terjadi hambatan akibat ketidaksediaan sarana dan peralatan yang siap pakai.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
pemeriksaan fasilitas ke
7. Pelaksanaan kebersihan lingkungan Bukti pelaksanaan kebersihan lingkungan proses penanganan tumpahan
seluruh unit pelayanan di
Puskesmas sesuai dengan program kerja. puskesmas dan B3
puskesmas
na pembangunan Puskesmas.
SIMULASI
sehat.
an di atas bangunan yang
SIMULASI
han pelayanan kesehatan yang
gulangan kebakaran,
SIMULASI
suai dengan pelayanan yang
SIMULASI
Sampling simulasi
pemeliharaan peralatan
misal dental unit,
peralatan lab, dsb
SIMULASI
n.
SIMULASI
esmas
ang lain.
n, penanggung jawab maupun
SIMULASI
SIMULASI
SIMULASI
tukan
atan. Pola Ketenagaan
SIMULASI
didikan dan pelatihan yang
SIMULASI
kepada pengguna pelayanan
n masyarakat.
SIMULASI
an, kualitas kinerja, dan
SIMULASI
SIMULASI
meninggalkan tugas dan
SIMULASI
SIMULASI
esmas dilaksanakan secara
n Pelaksana kegiatan.
an teknologi komunikasi yang
SIMULASI
SIMULASI
pada masyarakat.
SIMULASI
skesmas perlu dikelola dengan
SIMULASI
erlaku.
esi (SAP).
SIMULASI
elayanan di Puskesmas
surveilans epidemiologi,
hatan Provinsi dan
SIMULASI
osedur penyelenggaraan
mintalah beberapa
karyawan untuk
mensimulasikan tindakan
mereka ketika
melaksanakan kegiatan
pelayanan yang
memperhatikan hak
pasien/pengguna
tanyakan pada
pasien/masyarakat
tentang pemahaman
mereka ttentang hak dan
kewajiban mereka
enggaraan Upaya/Kegiatan
SIMULASI
uhi standar yang berlaku.
ndangan yang berlaku, dan
SIMULASI
dikator penilaian yang jelas.
SIMULASI
SIMULASI
simulasi pelaksanaan
kebersihan, terutama
pada penanganan
tumpahan cairan tubuh
atau B3
simulasi pemeliharaan
kendaraan terutama
ambulans dan puskesling,
cek kelengkapan
peralatan, cek fungsi
kendaraan ambulans yang
siap pakai
BAB III Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
3.1. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Pimpinan Puskemas, Penanggung jawab Upaya
Standar:
dan Pelaksana.
3.1.1. Pimpinan Puskesmas menetapkan Penanggung jawab manajemen mutu yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan, memonitor kegiatan peningkatan mutu dan kinerja Pus
Kriteria:
membudayakan perbaikan kinerja yang berkesinambungan secara konsisten dengan tata nilai, visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
• Supaya mutu dapat dikelola dengan baik maka perlu ditetapkan Penanggung jawab manajemen mutu (wakil manajemen mutu) yang bertugas untuk melakukan koordinasi, monitoring, d
Pokok membudayakan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja secara berkesinambungan dalam upaya menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja dilakukan secara konsisten dan
Pikiran: • Penanggung jawab manajemen mutu tersebut bertanggung jawab dalam menyusun pedoman (manual) mutu dan kinerja bersama dengan Pimpinan Puskesmas yang akan menjadi acu
Pimpinan, Penanggung jawab Upaya Puskesmas dan pelaksana kegiatan Puskesmas.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
1. Pimpinan Puskesmas menetapkan Penanggung jawab
SK Penanggung jawab mutu
manajemen mutu.
2. Ada kejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab SK Penanggung jawab mutu, dengan
Penanggung jawab manajemen mutu. kejelasan uraian tugas
3. Ada Pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja disusun bersama
oleh Penanggung jawab manajemen mutu dengan Kepala Pedoman mutu dan kinerja bukti pertemuan penyusunan pedoman mutu
Puskesmas dan Penanggung jawab Upaya Puskesmas.
4. Kebijakan mutu dan tata nilai disusun bersama dan dituangkan
bukti pertemuan penyusunan kebijakan mutu dan
dalam pedoman (manual) mutu/Pedoman Peningkatan Mutu dan SK Kebijakan mutu dan tata nilai
tata nilai
Kinerja sesuai dengan visi, misi dan tujuan Puskesmas.
3.1.2. Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Manajemen Mutu, Penanggung jawab Upaya Puskesmas bertanggung jawab menerapkan perbaikan kinerja yang berkesinambungan yan
Kriteria:
dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
• Pelaksanaan perbaikan mutu dan kinerja direncanakan dan dimonitor serta ditindaklanjuti. Pimpinan dan Penanggung jawab Manajemen Mutu secara periodik melakukan pertemuan tin
Pokok
manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan proses penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan
Pikiran:
Puskesmas, maupun perubahan kebijakan mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan rekomendasi untuk perbaikan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
rencana program perbaikan mutu dan
1. Ada rencana kegiatan perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas.
kinerja puskesmas
2. Kegiatan perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas dilakukan bukti fisik hasil
bukti pelaksanaan program kegiatan perbaikan
sesuai dengan rencana kegiatan yang tersusun dan dilakukan upaya
mutu dan kinerja, bukti pelaksanaan pertemuan
pertemuan tinjauan manajemen yang membahas kinerja pelayanan perbaikan
tinjauan manajemen
dan upaya perbaikan yang perlu dilaksanakan. yang dilakukan
3. Pertemuan tinjauan manajemen membahas umpan balik
pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian
notulen pertemuan tinjauan manajemen, bukti
kinerja, perubahan proses penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan
tindak lanjut terhadap rekomendasi pertemuan
kegiatan pelayanan Puskesmas, maupun perubahan kebijakan
tinjauan manajemen
mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan
manajemen sebelumnya, dan rekomendasi untuk perbaikan
2. Pihak-pihak terkait terlibat dan berperan aktif dalam peningkatan bukti keterlibatan intas sektor dan lintas program
mutu dan kinerja Puskesmas. dalam peningkatan mutu dan kinerja
5. Terlaksananya rujukan untuk menyelesaikan masalah dari hasil bukti dilaksanakan rujukan untuk masalah yang
rekomendasi jika tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Puskesmas. tidak dapat diselesaikan sendiri
Kriteria: 3.1.5. Adanya upaya memberdayakan pengguna Puskesmas untuk berperan serta dalam memperbaiki kinerja Puskesmas
• Sesuai dengan prinsip perbaikan mutu dan kinerja yang berfokus pada pengguna, maka pengguna dan masyarakat diharapkan berperan serta dalam upaya perbaikan mutu dan kinerja
Kegiatan pemberdayaan pengguna dan masyarakat tidak hanya terbatas pada penyelenggaraan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, tetapi juga terhadap upaya perba
Masyarakat dapat dilibatkan dalam memberikan masukan, ide-ide yang diperoleh dari survei, maupun keterlibatan langsung dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Puskesmas
Pokok
perbaikan mutu dan kinerja.
Pikiran:
• Pemberdayaan pengguna dapat dilakukan melalui survei masyarakat desa, musyawarah masyarakat desa atau mekanisme yang lain dalam upaya perbaikan mutu dan kinerja Puskesma
• Bentuk-bentuk pemberdayaan/peran masyarakat, antara lain adalah: peran serta dalam memberikan pelayanan, melakukan advokasi, dan melakukan pengawasan, melalui forum-forum
pemberdayaan masyarakat yang ada.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
2. Dilakukan survei atau masukan melalui forum-forum bukti pelaksanaan survei, bukti adanya umpan
pemberdayaan masyarakat untuk mengetahui bahwa kebutuhan balik dari forum-forum pemberdayaan masyarakat
dan harapan pengguna terpenuhi. (lihat 1.1.2 dan 1.2.6)
3. Asupan dan hasil survei maupun forum-forum pemberdayaan bukti analisis dan tindak lanjut terhadap masukan
masyarakat dianalisis dan ditindaklanjuti. atau umpan balik dari pengguna
3.1.6. Peningkatan kinerja Puskesmas dilakukan secara berkesinambungan. Jika hasil pelayanan atau hasil Upaya/Kegiatan yang tidak mencapai target, maka dilakukan upaya perbaikan
Kriteria:
koreksi, tindakan korektif maupun tindakan preventif.
• Sasaran/indikator perbaikan mutu dan kinerja perlu disusun sebagai tolok ukur upaya perbaikan mutu dan kinerja.
• Dalam penilaian kinerja Puskesmas, jika terjadi hasil yang tidak sesuai harus ditindaklanjuti dengan koreksi, dan tindakan korektif.
Pokok • Koreksi merupakan upaya perbaikan atau pembetulan terhadap adanya suatu kejadian atau hasil yang tidak sesuai. Kejadian atau hasil yang tidak sesuai tersebut perlu dianalisi untuk m
Pikiran: akar penyebab masalah, untuk kemudian dilakukan tindakan korektif. Tindakan korektif tersebut dilakukan untuk mengatasi penyebab kejadian atau hasil yang tidak sesuai, agar tidak terul
• Upaya preventif dilakukan dengan mengantisipasi kemungkinan terjadinya hasil yang tidak sesuai.
• Puskesmas harus menyusun prosedur tindakan korektif dan prosedur tindakan preventif dalam upaya mencapai hasil yang optimal.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
1. Ditetapkan indikator mutu dan kinerja yang dikumpulkan secara SK penentapan indikator mutu dan
periodik untuk menilai peningkatan kinerja pelayanan. kinerja (lihat 1.3.1)
bukti tindak lanjut hasil pengukuran indikator dan
2. Peningkatan kinerja pelayanan tersebut sebagai akibat adanya
hasil-hasil pelaksanaan tindak lanjut dalam
upaya perbaikan mutu dan kinerja penyelenggaraan pelayanan
bentuk perbaikan (lihat 1.3.1 dan 1.3.2.)
SOP tindakan korektif terhadap
3. Ada prosedur tindakan korektif.
masalah/ketidak sesuaian
SOP tindakan preventif terhadap
4. Ada prosedur tindakan preventif.
masalah yang berpotensi terjadi
5. Hasil pelayanan/program dan kegiatan yang tidak sesuai
bukti tindak lanjut dalam bentuk koreksi, tindakan
ditindaklanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan korektif, dan tindakan
korektif, dan tindakan preventif
preventif.
Kriteria: 3.1.7. Dilakukan kegiatan kaji banding (benchmarking) dengan Puskesmas lain tentang kinerja Puskesmas.
• Bila dimungkinkan kegiatan kaji banding pengelolaan dan pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas dengan Puskesmas lain. Kegiatan kaji banding merupakan kesempatan untuk belaj
pengelolaan dan pelaksanaan di Puskesmas yang lain, dan akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas.
Pokok • Kajibanding dapat difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui pertemuan kajibanding kinerja antar puskesmas, atau dapat dilakukan atas insiatif beberapa puskesmas untu
Pikiran: sama melakukan kajibanding kinerja.
• Instrumen kajibanding yang disusun untuk membandingkan kinerja dengan puskesmas lain dapat berupa instrumen untuk membandingkan capaian indikator-indikator kinerja atau perban
pelaksanaan kegiatan (best practices).
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI
bukti proses penyusunan rencana kajibanding
1. Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab Upaya
rencana kajibanding yang melibatkan kepala puskesmas dan para
Puskesmas menyusun rencana kaji banding.
penanggung jawab
ada bukti proses penyusunan instrumen
2. Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab Upaya
Instrumen kajibanding kajibanding yang melibatkan kepala puskesmas
Puskesmas dan pelaksana menyusun instrumen kaji banding.
dan para penanggung jawab
3. Kegiatan kaji banding dilakukan sesuai dengan rencana kaji
bukti pelaksanaan kajibanding
banding.
4. Hasil kaji banding dianalisis untuk mengidentifikasi peluang
bukti analisis hasil kajibanding
perbaikan.
5. Disusun rencana tindak lanjut kaji banding. rencana tindak lanjut kajibanding
6. Dilakukan pelaksanaan tindak lanjut kaji banding dalam bentuk
perbaikan baik dalam pelayanan maupun dalam pelaksanaan bukti pelaksanaan tindak lanjut kajibanding
program dan kegiatan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kaji banding, tindak
bukti evaluasi pelaksanaan kajibanding
lanjut dan manfaatnya.
Penanggung jawab Upaya Puskesmas
WAWANCARA SIMULASI
proses penyusunan
pedoman mutu
proses penyusunan
kebijakan mutu dan tata
nilai
bentuk-bentuk
komitmen dan
keterlibatan dalam
upaya perbaikan mutu
dan kinerja
ng berkesinambungan yang tercermin
WAWANCARA SIMULASI
pemahaman tugas dan
kewajiban untuk
meningkatkan mutu dan
kinerja
WAWANCARA SIMULASI
proses tindak lanjut
hasil audit
ada atau tidak adanya
masalah yang dirujuk ke
Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota
erbaikan mutu dan kinerja Puskesmas.
uga terhadap upaya perbaikan mutu.
ilakukan oleh Puskesmas dalam upaya
WAWANCARA SIMULASI
bagaimana mekanisme
untuk mendapat
masukan/umpan balik
dari pengguna
WAWANCARA SIMULASI
BAB IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)
5. Kegiatan-kegiatan tersebut
dikomunikasikan kepada masyarakat, Bukti pelaksanaan sosialisasi kegiatan kepada Check saat wawancara lintas
kelompok masyarakat, maupun individu masyarakat, kelompok masyarakat, dan sasaran. sektor/tokoh masyarakat
yang menjadi sasaran.
6. Kegiatan-kegiatan tersebut
dikomunikasikan dan dikoordinasikan Check saat
Pedoman/SOP koordinasi dan komunikasi Bukti pelaksanaan komunikasi dan koordinasi lintas Check saat wawancara lintas
kepada lintas program dan lintas sektor observasi
lintas program dan lintas sektor. program dan lintas sektor sektor
terkait sesuai dengan pedoman lapangan
pelaksanaan kegiatan UKM
4. Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Rencana upaya pencegahan risiko Bagaimana melaksanakan
pelaksana melakukan upaya pencegahan dan dan minimalisasis risiko dengan bukti upaya untuk mencegah dan
minimalisasi risiko. pelaksanaan. meminimalkan risiko
Bagaimana penanggung
2. Penanggung jawab UKM Puskesmas
Hasil monitoring terhadap para jawab/koordinator UKM
melakukan monitoring terhadap pelaksana
pelaksana dalam pelaksanaan uraian melakukan monitoring terhadap
dalam melaksanakan tugas berdasarkan
tugas mereka (lihat 2.3.2 EP 3) pelaksana dalam pelaksanaan
uraian tugas.
uraian tugas
Bukti penilaian perilaku karyawan Selama survei lakukan Bagaimana penilaian kinerja
3. Penanggung jawab UKM Puskesmas dan dalam melaksanakan aturan/tata nilai juga observasi tiap-tiap karyawan dalam
Pelaksana melaksanakan aturan tersebut. (kaitkan dengan evaluasi karyawan bagaimana aturan tata melaksankan aturan/tata nilai
thd uraian tugas pada 5.3.2) nilai diterapkan dalam pelaksanaan tugas
harus dicapai.
epat tujuan, tepat sasaran,
uskesmas.
SIMULASI
SIMULASI
mua pihak yang terkait dan
SIMULASI
nikasi dan koordinasi yang
an dapat dilakukan dalam
di kecamatan, maupun
SIMULASI
na untuk mengupayakan
mbah medis, sampah
SIMULASI
erupakan salah satu fungsi
SIMULASI
Puskesmas dengan
arakat.
uhan dan harapan
SIMULASI
atau sasaran, serta usulan-
SIMULASI
ang jelas yang ditetapkan
SIMULASI
SIMULASI
erlu dikaji ulang secara
SIMULASI
n, demikian juga
SIMULASI
entasikan.
sedur yang dijadikan
SIMULASI
Puskesmas.
SIMULASI
SIMULASI
untuk menjaga agar
SIMULASI
jawab mempunyai
SIMULASI
tidak mencapai target yang
SIMULASI
kat pada umumnya, dan
SIMULASI
BAB VI. Sasaran Kinerja (SKM)
6.1. Perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan Puskesmas, dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jaw
Standar:
Puskesmas dan Pelaksana yang ditunjukkan dalam sikap kepemimpinan.
6.1.1. Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Pelaksana, bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten denga
Kriteria:
visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
Pokok • Peningkatan mutu dan kinerja memerlukan peran serta aktif baik Kepala Puskemas, Penanggung jawab UKM Puskesmas, Pelaksana dan pihak-pihak terkait, sehingga perencanaan dan
Pikiran: perbaikan mutu dapat terwujud dan memberikan kepuasan pada sasaran.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Ada komitmen Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Bukti pertemuan penggalangan komitmen,
UKM Puskesmas dan Pelaksana untuk meningkatkan bukti pernyataan komitemen, bukti Peran dalam peningkatan
kinerja pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan UKM keterlibatan dalam kegiatan peningkatan mutu mutu dan kinerja UKM
Puskesmas secara berkesinambungan. dan kinerja UKM (lihat 3.1.1. EP 5)
2. Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan peningkatan
SK kebijakan peningkatan kinerja
kinerja dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM
UKM (lihat 1.3.1. & 4.3.1)
Puskesmas.
3. Kepala Puskesmas menetapkan tata nilai dalam SK penetapan tata nilai (lihat 2.3.6,
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan. 5.1.3 EP 1)
Pemahaman tentang program
4. Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Pelaksana perbaikan mutu dan kinerja
memahami upaya perbaikan kinerja dan tata nilai yang dan pemahaman terhadap tata
berlaku dalam pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas. nilai dalam pelaksanaan
kegiatan UKM
Rencana program mutu dan kinerja
5. Penanggung jawab UKM Puskesmas menyusun
yang memuat rencana program
rencana perbaikan kinerja yang merupakan bagian
peningkatan mutu dan kinerja UKM
terintegrasi dari perencanaan mutu Puskesmas.
(lihat 3.1.2. EP 1)
Kriteria: 6.1.2. Penanggung jawab UKM Puskesmas melaksanakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, tercermin dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan.
• Upaya perbaikan kinerja perlu dievaluasi apakah mencapai target dari indikator-indikator yang ditetapkan. Hasil penilaian kinerja disampaikan kepada Kepala Puskesmas dan Penanggu
Pokok Manajemen Mutu.
Pikiran: • Dalam menyusun dan menetapkan indikator digunakan acuan yang jelas, yaitu: Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan
Dinas Kesehatan Provinsi, Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
1. Penanggung jawab UKM Puskesmas bersama
Bukti pelaksanaan pertemuan pembahasan
pelaksana melakukan pertemuan membahas kinerja dan
capaian kinerja dan tindak lanjutnya
upaya perbaikan yang perlu dilakukan.
2. Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan indikator-
Kebijakan evaluasi kinerja, Panduan
indikator kinerja yang ditetapkan untuk masing-masing Tanyakan acuan yang
evaluasi kinerja, SOP evaluasi
UKM Puskesmas mengacu kepada Standar Pelayanan Bukti pelaksanaan penilaian kinerja digunakan dalam menyusun
kinerja, SK indikator kinerja UKM
Minimal Kabupaten/Kota, dan Kebijakan Dinas Kesehatan indikator penilaian kinerja
(lihat 1.3.1 dan 4.3.1)
Kabupaten/Kota.
3. Penanggung jawab UKM Puskesmas dan Pelaksana
Bukti-bukti keterlibatan dalam peningkatan
menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kinerja
kinerja (PDCA)
secara berkesinambungan.
4. Penanggung jawab UKM Puskesmas bersama dengan Bukti adanya pertemuan penyusunan
Pelaksana menyusun rencana perbaikan kinerja rencana perbaikan kinerja dan tindak
berdasarkan hasil monitoring dan penilaian kinerja. lanjutnya berdasar hasil analisis kinerja
• Sesuai dengan prinsip perbaikan mutu dan kinerja yang berfokus pada pelanggan, maka semua pihak diharapkan berperan serta dalam upaya perbaikan kinerja. Kegiatan pemberdayaa
Pokok
tidak hanya terbatas pada pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas, tetapi juga terhadap upaya perbaikan mutu. Pihak terkait dapat dilibatkan dalam memberikan masukan, ide-ide yang di
Pikiran:
survei, maupun keterlibatan langsung dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan dalam upaya perbaikan kinerja, dan ikut berperan dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan kinerja.
2. Dilakukan pertemuan bersama dengan tokoh Bukti pelaksanaan pertemuan dengan tokoh
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan/atau masyarakat> LSM, dan sasaran untuk
sasaran untuk memberikan masukan perbaikan kinerja. memberikan masukan perbaikan kinerja UKM
3. Ada keterlibatan tokoh masyarakat, lembaga swadaya Bukti kehadiran dan keterlibatan tokoh
masyarakat dan/atau sasaran dalam perencanaan masyarakat, LSM, dan wakil dari sasaran
perbaikan kinerja. dalam perencanaan perbaikan kinerja UKM
4. Ada keterlibatan tokoh masyarakat, lembaga swadaya Bukti keterlibatan tokoh masyarakat, LSM,
masyarakat dan/atau sasaran dalam pelaksanaan kegiatan dan sasaran dalam pelaksanaan perbaikan
perbaikan kinerja. kinerja UKM
Kriteria: 6.1.5.Kegiatan perbaikan kinerja masing-masing UKM Puskesmas didokumentasikan.
• Seluruh rangkaian kegiatan perbaikan kinerja mulai dari monitoring dan penilaian kinerja, analisis kinerja, penyusunan rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan dan evaluasi terhadap k
Pokok
perbaikan kinerja perlu didokumentasikan untuk menunjukkan kesinambungan proses perbaikan kinerja dan merupakan sarana pembelajaran bagi Penanggung jawab, pelaksana, lintas pr
Pikiran:
lintas sektor terkait.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
Kebijakan, dan SOP dokumentasi
1. Kepala Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur
kegiatan perbaikan kinerja (lihat
pendokumentasian kegiatan perbaikan kinerja.
2.3.11 dan 5.5.1)
2. Kegiatan perbaikan kinerja didokumentasikan sesuai Bukti-bukti dokumentasi perbaikan kinerja
prosedur yang ditetapkan. (PDCA)
apakah kegiatan perbaikan
3. Kegiatan perbaikan kinerja disosialisasikan kepada Bukti sosialisasi perbaikan kinerja kepada kinerja disosialisasikan kepada
pelaksana, lintas program dan lintas sektor terkait. pelaksana, lintas program, dan lintas sektor pelaksana, lintas program dan
lintas sektor
Kriteria: 6.1.6. Puskesmas melakukan kaji banding (benchmarking) dengan Puskesmas lain tentang kinerja UKM Puskesmas.
Pokok • Bila dimungkinkan kegiatan kaji banding pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dengan Puskesmas lain. Kegiatan kaji banding merupakan kesempatan untuk belajar dari penge
Pikiran: pelaksanaan UKM Puskesmas di Puskesmas yang lain, dan akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
SIMULASI
Simulasi
penerapan tata
nilai dalam
penyelenggaraan
UKM
enanggung jawab
ebijakan/Pedoman dari
SIMULASI
ang lebih baik kepada
SIMULASI
nerja. Kegiatan
kan dalam
SIMULASI
rhadap kegiatan
lintas program dan
SIMULASI
ri pengelolaan dan
SIMULASI
BAB VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
Kriter 7.1.4. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan.
Poko • Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang tahapan pelayanan klinis yang akan dilalui mulai dari proses kajian sampai pemulangan. Informasi tentang
k pelayanan yang ada di Puskesmas perlu diinformasikan kepada pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan. Informasi tersebut termasuk apabila pasien perlu diruj
Pikir fasilitas yang lebih tinggi dalam upaya menjamin kesinambungan pelayanan. Tahapan pelayanan klinis adalah tahapan pelayanan sejak mendaftar, diperiksa sampai deng
an: meninggalkan tempat pelayanan dan tindak lanjut di rumah jika diperlukan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Sosialisasi SOP alur Bukti sosialisasi SOP
pemahaman
1. Tersedia tahapan dan pelayanan pasien. alur pelayanan. Hasil
SOP alur pelayanan petugas ttg
prosedur pelayanan klinis Evaluasi pemahaman evaluasi pemahaman
pasien prosedur
yang dipahami oleh petugas petugas tentang alur petugas tentang alur
2. Sejak awal pasien/keluarga pelayanan pelayanan klinis
wawanara pasien
Pemberian informasi pelayanan
Bukti penyampaian
memperoleh informasi dan ttg pemahaman
kepada pasien/keluarga informasi ttg tahapan
paham terhadap tahapan thd
tentang tahapan/proseudr pelayanan klinis
dan prosedur pelayanan tahapan/prosedur
pelayanan klinis kepada pasien
klinis pelayanan
Brosur, papan
3. Tersedia daftar jenis
pengumuman tentang
pelayanan di Puskesmas
jenis dan jadwal
berserta jadwal pelayanan
4. Terdapat kerjasama pelayanan
Perjanjian kerja sama Bukti-bukti
dengan sarana kesehatan Kerjasama dengan fasilitas
dengan sarana pelaksanaan rujukan
lain untuk menjamin kesehatan lain untuk
kesehatan untuk pelayanan klinis
kelangsungan pelayanan rujukan klinis, rujukan
rujukan klinis, rujukan dengan fasiltas
klinis (rujukan klinis, rujukan diganostik, rujuakn
diagnostik, dan pelayanan kesehatan
diagnostik, dan rujukan konsultatif)
rujukan konsultatif, yang bekerjasama
konsultatif)
Kriter 7.1.5. Kendala fisik, bahasa, budaya dan penghalang lain dalam memberikan pelayanan diusahakan dikurangi
Poko • Puskesmas sering melayani berbagai populasi masyarakat, yang di antaranya mempunyai keterbatasan, antara lain: lanjut usia, orang dengan disabilitas, bicara dengan
k bahasa dan dialek, budaya yang berbeda atau ada penghalang lainnya yang membuat proses asesmen dan penerimaan asuhan sangat sulit. Kesulitan atau hambatan ter
Pikir perlu diantisipasi dan dilakukan upaya untuk mengurangi dan menghilangkan kesulitan atau hambatan tersebut pada saat pendaftaran. Dampak dari rintangan tersebut p
an: ELEMEN
diminimalkan dalam memberikan
PENILAIAN pelayanan.
KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Pimpinan dan staf Pertemuan untuk
Bukti pelaksanaan
Puskesmas mengidentifikasi membahas hambatan
pertemuan dan hasil
hambatan bahasa, budaya, bahasa, budaya,
identifikasi hambatan
kebiasaan, dan penghalang kebiasaan, dan penghalang
bahasa, budaya,
yang paling sering terjadi yang sering terjadi dalam
bahasa, kebiasaan dan
pada masyarakat yang pelayanan dan tindak Bukti upaya lain.
tindak
Pertemuan untuk penghalang
dilayani lanjutnya lanjut untuk
2. Ada upaya tindak lanjut membahas hambatan
mengatasi jika ada
untuk mengatasi atau bahasa, budaya,
pasien dengan
membatasi hambatan pada kebiasaan, dan penghalang
hambatan bahasa,
waktu pasien membutuhkan yang sering terjadi dalam
budaya, kebiasaan,
pelayanan di Puskesmas. pelayanan dan tindak Bukti adanya
dan penghalang lain
lanjutnya pelaksanaan tindak
dalam pelayanan.
lanjut untuk
Pengamatan proses
Pelaksanaan upaya untuk mengatasi jika ada
3. Upaya tersebut telah pelayanan jika ada
mengatasi jika hambatan pasien dengan
dilaksanakan. pasien dengan
dalam pelayanan hambatan bahasa,
kebutuhan khusus
budaya, kebiasaan,
dan penghalang lain
dalam pelayanan.
7.2. Pengkajian
Stand
Kajian awal dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan.
Kriter 7.2.1. Proses kajian awal dilakukan secara paripurna, mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
• Ketika pasien diterima di Puskesmas untuk memperoleh pelayanan perlu dilakukan kajian awal yang lengkap dalam menetapkan alasan kenapa pasien perlu mendapat p
Poko klinis di Puskesmas. Pada tahap ini, Puskesmas membutuhkan informasi khusus dan prosedur untuk mendapat informasi, tergantung pada kebutuhan pasien dan jenis pela
k yang harus diberikan. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan tentang bagaimana proses ini dilaksanakan, informasi apa yang harus dikumpulkan dan didokumentasikan
Pikir • Agar kajian kebutuhan pasien konsisten, perlu ditetapkan kebijakan Kepala Puskesmas tentang kajian kebutuhan pasien, yang memuat: isi minimal dari kajian yang haru
an: dilaksanakan oleh dokter, bidan dan perawat. Kajian dilaksanakan oleh setiap disiplin dalam lingkup praktik, profesi, perizinan, undang-undang dan peraturan terkait atau
1. Terdapat
Hanya prosedur
mereka yang kompeten dan berwenang yang melaksanakan kajian. Setiap formulir kajian yang digunakan mencerminkan kebijakan ini.
pengkajian
ELEMEN awal yang
PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
paripurna (meliputi
SOP pengkajian awal
anamesis/alloanamnesis,
klinis (screening),
pemeriksan fisik dan
yang meliputi kajian
pemeriksaan penunjang
medis, kajian
serta kajian sosial) untuk
penunjang medis,
mengidentifikasi berbagai
misalnya kajian gizi,
kebutuhan dan harapan
dan kajian
pasien dan keluarga pasien
keperawatan
mencakup pelayanan medis, Persyaratan
penunjang medis dan kompetensi, pola Bukti hasil kesesuaian
2. Proses kajian dilakukan Evaluasi kinerja dan
keperawatan ketenagaan, dan tenaga yang ada
oleh tenaga yang kompeten kompetensi tenaga klinis
kondisi ketenagaan dengan persyaratan
untuk melakukan kajian yang bekerja di puskesmas
yang memberikan kompetensi
SOP pelayanan medis, observasi proses wawancara pada
3. Pemeriksaan dan pelayanan klinis
SOP asuhan pelayanan klinis, petugas: acuan
diagnosis mengacu pada Monitoring kepatuhan pada Dalam kebijakan
keperawatan, dan telaah rekam medis dalam
standar profesi dan standar SOP klinis/standar asuhan pelayanan klinis agar
asuhan profesi tertutup maupun memberikan
asuhan tercantum
kesehatan keharusan
yang lain terbuka pelayanan/asuhan
praktisi klinis untuk
telaah rekam medis
tidak melakukan
tertutup maupun
pengulangan yang
4. Prosedur pengkajian yang Pelaksanaan pelayanan terbuka: dilihat
tidak perlu baik dalam
ada menjamin tidak terjadi tidak melakukan pencatatan yang tertib
pemeriksaan
pengulangan yang tidak pengulangan-pengulangan thd pemeriksaan
penunjang maupun
perlu yang tidak perlu penunjang dtindakan
pemberian terapi.
dan pengobatan yang
SOP pengkajian
diberikan
mencerminkan
pencegahan
Kriter 7.2.2. Hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan mudah diakses oleh petugas yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, makapengulangan yang
hasil kajian harus dicatat dalam rekam medis pasien. Informasi yang ada dalam rekam medis harus mudah diakses o
tidak perlu
Poko petugas yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada pasien, agar informasi tersebut dapat digunakan pada saat dibutuhkan demi menjamin kesinamb
k keselamatan pasien. Rekam medis pasien adalah cataran tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan.
• Temuan pada kajian awal dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dan menetapkan pelayanan/tindakan sesuai kebutuhan serta rencana tindak lanjut dan evaluasi
Pikir • Temuan dan kajian awal juga dapat digunakan untuk membuat keputusan perlunya review/kajian ulang pada situasi yang meragukan. Oleh karena itu sangat perlu bahw
an: medis, kajian penunjang medis, kajian keperawatan dan kajian lain yang berarti, didokumentasikan dengan baik. Hasil kajian ini harus dapat dengan cepat dan mudah dite
kembali dalam rekam medis atau dari lokasi lain yang ditentukan standar dan digunakan oleh petugas yang melayani pasien.
ELEMEN PENILAIAN PertemuanKEGIATAN
kesepakatan REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
praktisi klinis (dokter,
1. Dilakukan identifikasi perawat, bidan, praktisi
Kebijakan yang Bukti pelaksanaan
informasi apa saja yang kesehatan lain) untuk
menetapkan informasi pertemuan dan
dibutuhkan dalam pengkajian menyusun form rekam
yang harus ada pada kesepakatan isi rekam
dan harus dicatat dalam medis (menyepakati
rekam medis medis
rekam medis informasi apa yang perlu
dituliskan dalam rekam telaah rekam medis
medis) tertutup maupun
2. Informasi tersebut meliputi SOP kajian awal yang terbuka:Isi rekam
informasi yang dibutuhkan memuat informasi apa medis meliputi
untuk kajian medis, kajian saja yang harus informasi untuk kajian
keperawatan, dan kajian lain diperoleh selama medis, kajian
yang diperlukan proses pengkajian keperawatan, dan
kajian profesi
kesehatan lain
Proses koordinasi dan
komunikasi dalam
proses koordinasi
pelayanan klinis baik pada
3. Dilakukan koordinasi Kebijakan, panduan, pengamatan proses antar petugas
waktu transfer maupun
dengan petugas kesehatan SOP koordinasi dan Koordinasi dan koordinasi dalam pemberi
pergantian shift, maupun
yang lain untuk menjamin komunikasi tentang komunikasi dalam pemberian pelayanan, pelayanan klinis
pelaporan kasus dan
perolehan dan pemanfaatan informasi kajian pelayanan tercatat telaah rekam medis dan dengan
instruksi tindakan sesuai
informasi tersebut secara kepada petugas/unit dalam rekam medis tertutup dan telaah petugas
dengan SOP, demikian juga
tepat waktu terkait rekam medis terbuka kesahatan yang
koordinasi pada kasus
lain
yang memerlukan
Kriter 7.2.3. Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diberikan prioritas untuk asesmen dan pengobatan.
Poko • Pasien dengan dengan penanganan
kebutuhan terintegrasi
darurat, mendesak, atau segera emergensi, diidentifikasi dengan proses triase. Bila telah diidentifikasi sebagai keadaan dengan kebut
k darurat, mendesak, atau segera (seperti infeksi melalui udara/airborne), pasien ini sesegera mungkin diperiksa dan mendapat asuhan. Pasien-pasien tersebut didahulukan
Pikir dokter
• Pasiensebelum pasien yang
harus distabilkan lain, mendapat
terlebih pelayanan
dahulu sebelum diagnostik
dirujuk sesegera
yaitu bila mungkin
tidak tersedia dan diberikan
pelayanan pengobatan
di Puskesmas untuksesuai dengan
memenuhi kebutuhan.
kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi
an: pasien memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.
ELEMEN
1. Petugas PENILAIAN
Gawat Darurat KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Puskesmas melaksanakan proses pelaksanaan
simulasi
proses triase untuk Melaksanakan triase pada triase di ruang gawat pemahaman thd
Pedoman/SOP Triase pelaksanaan
memprioritaskan pasien pelayanan gawat darurat darurat/ruang proses triase
triase
dengan kebutuhan pelayanan
emergensi. Pelatihan triase untuk
Bukti pelaksanaan
petugas IGD (dokter dan
pelatihan dan bukti
perawat yang melayani
2. Petugas tersebut dilatih sertifikat kompetensi
mempunyai kompetensi
menggunakan kriteria ini. petugas yang
yang dipersyaratkan untuk
melayani di gawat
melayani di unit gawat
darurat pemahaman
darurat
bagaimana simulasi
3. Pasien diprioritaskan atas Prioritas pasien dilakukans proses pelaksanaan
memprioritaskan pelaksanaan
dasar urgensi kebutuhan. esuai dengan triase triase
pasien berdasar triase
4. Pasien emergensi SOP rujukan pasien proses rujukan
Bukti resume medis urgensi
diperiksa dan dibuat stabil Pelaksanaan stabilisasi emergensi (yang pasien,
pasien yang dirujuk
terlebih dahulu sesuai pasien sebelum dirujuk. memuat proses bagaimana proses
yang menunjukkan
kemampuan Puskesmas Proses komunikasi ke stabilisasi, dan rujukan jika
kondisi stabil pada
sebelum dirujuk ke fasilitas rujukan yang memastikan kesiapan pasien dalam
saat dirujuk (telaah
pelayanan yang mempunyai menjadi tujuan rujukan tempat rujukan untuk kondisi tidak
7.3. Keputusan Layanan Klinis. rekam medis)
kemampuan
Stand • Kajianlebih tinggi menerima rujukan) stabil
hanya
Hasil kajian awalboleh dilakukan
pasien oleh
dianalisis tenaga
oleh professional
petugas kesehatanyang kompeten.
profesional Proses tim
dan/atau kajian tersebutantar
kesehatan dapat dilakukan
profesi yangsecara individual
digunakan untukatau jika diperlukan
menyusun keputusanolehlayanan
tim kesehatan
klinis. a
Kriter 7.3.1.
profesiTenaga kesehatan
yang terdiri dan/atau
dari dokter, tim kesehatan
dokter antar
gigi, perawat, profesi
bidan, danyang profesional
tenaga kesehatanmelakukan
yang lainkajian
sesuaiawal untuk
dengan menetapkan
kebutuhan diagnosis
pasien. Kajianmedis dan diagnosis
awal tersebut keperawatan
memberikan informasi
Poko
- Memahami pelayanan apa yang dicari pasien
k
- Menetapkan diagnosis awal
Pikir
- Mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya
an: bukti kelengkapan
- Memahami
ELEMEN respons pasien terhadap
PENILAIAN KEGIATANpengobatan sebelumnyaREGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
STR, SIP, SIK petugas
- Memilih jenis pelayanan/tindakan yang terbaik bagi pasien serta rencana tindak lanjut dan evaluasi
pemberi asuhan
pelayanan klinis.
Bukti pelaksanaan
1. Kajian dilakukan oleh Pelaksanaan kajian oleh kajian dalam rekam proses pelaksanaan
tenaga kesehatan yang tenaga profesional sesuai medis dilakukan oleh kajian oleh tenaga
profesional dan kompeten persyaratan tenaga kesehatan yang kompeten
yang kompeten. Pola
ketenagaan, dan
kondisi ketenagaan
yang memberikan
pelayanan klinis.
Puskesmas tentang
kebijakan SOP
penanganan kasus
yang membutuhkan wawancara pada
penanganan secara petugas
tim antar profesi bila bagaimana
2. Tersedia tim kesehatan
dibutuhkan (termasuk penanganan
antar profesi yang Bukti rekam medis
pelaksanaan pasien yang
profesional untuk melakukan pada kasus yang
perawatan kesehatan memerlukan
kajian jika diperlukan ditangani antar profesi
masyarakat/home pendekatan tim,
penanganan secara tim
care) pelayanan klinis misalnya kasus tb
memuat :”jika baru, kasus DHF,
diperlukan dsb
3. Terdapat kejelasan proses pananganan secara
pendelegasian wewenang tim wajib dibentuk tim
SOP pendelegasian
secara tertulis (apabila kesehatan antar
wewenang klinis
petugas tidak sesuai Persyaratan
profesi” pelatihan
4. Petugas yang diberi
kewenangannya) Pelatihan bagi petugas yang harus diikuti oleh
kewenangan telah mengikuti Bukti mengikuti
agar dapat diberi delegasi petugas, jika tidak
pelatihan yang memadai, pelatihan:sertifikat,
wewenang, sesuai dengan tersedia tenaga
apabila tidak tersedia tenaga kerangka acuan
persyaratan pelatihan yang kesehatan profesional
kesehatan profesional yang pelatihan
harus diikuti yang memenuhi
memenuhi persyaratan
Kriter 7.3.2. Terdapat peralatan dan tempat yang memadaisyarat
untuk melakukan kajian awal pasien.
Poko • Keputusan diagnosis dan rencana layanan/tindakan klinis tergantung pada hasil kajian. Pada pelaksanaan kajian juga harus memperhatikan privasi dari pasien. Oleh kare
k proses kajian harus dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan untuk melakukan kajian, menggunakan peralatan yang sesuai dengan standar Puskesmas, berfun
Pikir dengan baik, mudah dioperasikan, dan memberikan hasil yang akurat.
an: • Jaminan kualitas dilakukan dengan pemeliharaan yang teratur, proses sterilisasi yang benar terhadap alat-alat klinis yang digunakan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN
Daftar BUKTI
inventaris OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
peralatan klinis di
1. Tersedia peralatan dan
Dokumen eksternal:
tempat pemeriksaan yang Evaluasi kelengkapan
Standar peralatan
memadai untuk melakukan peralatan dibandingkan
klinis di Puskesmas
pengkajian awal pasien dengan standar
Puskesmas, Bukti
secara paripurna
SOP pemeliharaan evaluasi kelengkapan
Jadual pemeliharaan,
peralatan
peralatan, SOP
2. Ada jaminan kualitas Pelaksanaan pemeliharaan jadual kalibrasi Bukti
sterilisasi peralatan
terhadap peralatan di tempat peralatan dan kalibrasi pelaksanaan
SOP
yangpemeliharaan
perlu
pelayanan sesuai SOP dan jadwal pemeliharaan alat dan
sarana (gedung),
disterilisasi, jadwal
kalibrasi
Pelaksanaan pemeliharaan jadwal pelaksanaan,
pemeliharaan alat
sarana (gedung) dan SOP sterilisasi
Bukti pelaksanaan
peralatan. Pelaksanaan peralatan yang perlu
pemeliharaan sarana,
sterilisasi sesuai dengan disterilkan.
dan peralatan.Bukti
3. Peralatan dan sarana SOP. Kebijakan
pengecekan peralatan
pelayanan yang digunakan Pengecekan kuman pada pemeliharaan sarana
yang telah
menjamin keamanan pasien alat yang telah disterilisasi. dan peralatan, dan
disterilisasi. Bukti
dan petugas Tidak menggunakan ulang kebijakan menjamin
monitoring
peralatan disposable. keamanan peralatan
penggunaan peralatan
Monitoring tidak terjadinya yang digunakan
disposable
reuse peralatan termasuk tidak boleh
7.4. Rencana Layanan Klinis.
dispossable menggunakan ulang
Stand Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan(reuse) terpadu jikayang
peralatan diperlukan penanganan oleh tim kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas, terkoord
7.4.1. Terdapat prosedur yang efektif untuk menyusun rencana layanan baik layanan medis maupun layanan terpadu jika pasien membutuhkan penanganan oleh tim kese
Kriter melibatkan pasien/keluarga. disposable.
Poko yang terkoordinasi.
• Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh kebijakan dan pro
k
yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Luaran klinis tergantung dari ketepatan dalam penyusunan rencana la
Pikir
yang sesuai dengan kondisi pasien dan standar pelayanan klinis.
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan pelayanan
klinis
memuat Kebijakan
1. Terdapat kebijakan dan penyusunan rencana
prosedur yang jelas untuk layanan. SOP
menyusun rencana layanan penyusunan rencana
medis dan rencana layanan layanan medis. SOP
terpadu jika diperlukan penyusunan rencana
penanganan secara tim. layanan terpadu jika
2. Setiap petugas yang diperlukan Bukti Sosialisasi
terkait dalam pelayanan penanganan secara pemahaman
Sosialisasi tentang tentang kebijakan
klinis mengetahui kebijakan petugas tentang
kebijakan pelayanan klinis, tim. pelayanan klinis, dan
dan prosedur tersebut serta kebijakan dan
dan prosedur penyusunan prosedur penyusunan
menerapkan dalam prosedur
rencana layanan medis, rencana layanan
penyusunan rencana terapi penyusunan
dan layanan terpadu medis, dan layanan
dan/atau rencana layanan Bukti evaluasi rencana asuhan
3. Dilakukan evaluasi terpadu
terpadu kesesuaian layanan
kesesuaian pelaksanaan
Pelaksanaan evaluasi Kebijakan, panduan, klinis dengan rencana
rencana terapi dan/atau
layanan klinis (audit klinis) dan SOP audit klinis terapi/rencana asuhan
rencana asuhan dengan
(bukti pelaksanaan
4. Dilakukan
kebijakan dantindak lanjut jika
prosedur
terjadi ketidaksesuaian audit
Bukti klinis)
tindak lanjut
Pelaksanaan tindak lanjut
antara rencana layanan terhadap hasil
hasil evaluasi/audit klinis
dengan kebijakan dan Evaluasi terhadap evaluasi/audit klinis
5. Dilakukan evaluasi
prosedur Bukti evaluasi
pelaksanaan dan hasil
terhadap pelaksanaan dan terhadap pelaksanaan
tindak lanjut evaluasi/audit
hasil tindak lanjut. tindak lanjut
Kriter 7.4.2. Rencana layanan klinis
klinis disusun bersama pasien dengan memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai budaya pasien.
Poko
• Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan diperoleh. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam menyusun rencan
k
klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun rencana layanan tersebut harus memperhatikan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan nilai-nila
Pikir
yang dimiliki oleh pasien.
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN
Proses penyusunan REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
proses penyusunan Wawancara pada
1. Petugas kesehatan rencana layanan: apakah
rencana asuhan: pasien:
dan/atau tim kesehatan melibatkan pasien,
keterlibatan pasien bagaimana pasien
melibatkan pasien dalam menjelaskan, menerima
dalam penyusunan dilibatkan dalam
menyusun rencana layanan reaksi pasien, memutuskan
rencana asuhan asuhan
2. Rencana layanan disusun bersama pasien kelengkapan SOAP
Penyusunan rencana
untuk setiap pasien dengan Bukti SOAP pada pada telaah rekam
layanan untuk semua Dalam kebijakan
kejelasan tujuan yang ingin rekam medis medis baik tertutup
pasien (Pelaksanaan SOAP) pelayanan klinis
dicapai maupun terbuka
memuat bagaimana
proses penyusunan Form kajian kebutuhan
rencana layanan biologis, psikologis,
Proses penyusunan
3. Penyusunan rencana dilakukan dengan social, spiritual, dan
rencana layanan
layanan tersebut mempertimbangkan tata nilai dalam rekam
mempertimbangkan
mempertimbangkan kebutuhan biologis, medis pasien, Bukti
kebutuhan biologis,
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, kajian kebutuhan
psikologis, sosial, spiritual
psikologis, sosial, spiritual spiritual dan tata nilai biologis, psikologis,
dan tata nilai budaya
dan tata nilai budaya pasien budaya pasien. Form social, spiritual, dan
pasien
kajian kebutuhan tata nilai dalam rekam
biologis, psikologis, medis pasien
social, spiritual,
SK Kepala Puskesmas dan apakah ada
4. Bila memungkinkan dan tata nilaihak
tentang dalam
danrekam pilihan bagi
tersedia, pasien/keluarga medis pasien
kewajiban pasien yang pasien untuk
pasien diperbolehkan untuk di dalamnya memuat memilih tenaga
memilih tenaga/ profesi hak untuk memilih kesehatan yang
kesehatan tenaga kesehatan jika memberi
dimungkinkan
Kriter 7.4.3. Rencana layanan terpadu disusun secara komprehensif pelayanan
oleh tim kesehatan antar profesi dengan kejelasan tanggung jawab dari masing-masing anggotanya.
Poko
• Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan tim kesehatan. Rencana layanan terpadu meliputi: tujuan layanan yang akan diberikan, pendidikan
k
kesehatan pada pasien dan/atau keluarga pasien, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan digunakan, dan kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan dalam
Pikir
melaksanakan layanan.
an:
ELEMEN
1. Layanan PENILAIAN
dilakukan secara KEGIATAN
Pelaksanaan layanan klinis REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
SOP layanan terpadu,
paripurna untuk mencapai dilakukans secara bukti pelaksanaan proses pelayanan
jika perlu pelayanan
hasil yang diinginkan oleh paripurna dan terpadu layanan dengan dengan
dengan pendekatan
tenaga kesehatan dan untuk kasus yang perlu pendekatan tim bukti SOAP pada pendekatan tim
tim
pasien/keluarga pasien penanganan tim telaah rekam medis
Dokumentasi SOAP
dan kejelasan tahapan
2. Rencana layanan tersebut Penyusunan layanan dari berbagai disiplin
waktu pelayanan,
disusun dengan tahapan terpadu sesuai rencana praktisi klinis yang
misalnya: kapan
waktu yang jelas layanan terkait dalam rekam
tindakan akan
medis
Dokumentasi dilakukan, kapan
3. Rencana layanan tersebut pelaksanaan asuhan pasien harus kontrol
dilaksanakan dengan Pelaksanaan layanan sesuai dengan
mempertimbangkan efisiensi terpadu sesuai rencana berbagai disiplin
pemanfaatan sumber daya yang disusun praktisi klinis yang
manusia Kebijakan pelayanan terkait dalam rekam
klinis juga medis
4. Risiko yang mungkin menyebutkan
terjadi pada pasien Pelaksanaan identifikasi kewajiban melakukan Bukti identifikasi risiko Proses asesmen risiko
dipertimbangkan sejak awal risiko pada saat kajian identifikasi risiko yang pada saat kajian pada saat kajian awal
dalam menyusun rencana pasien mungkin terjadi pada pasien pasien
layanan pasien (misalnya risiko
jatuh, resiko alergi
obat, dsb) Bukti catatan risiko
SOP penyampaian pengobatan dalam
Penyampaian informasi Proses edukasi pasien
5. Efek samping dan risiko informasi tentang efek rekam medis. Bukti
tentang efek samping dan ttg efek samping dan
pengobatan diinformasikan samping dan risiko edukasi pasien ttg
risiko pengobatan risiko pengobatan
pengobatan efek samping dan
risiko pengobatan
6. Rencana layanan tersebut
Pendokumentasian Dokumentasi SOAP
didokumentasikan dalam Kebijakan pelayanan
rencana layanan terpadu pada rekam medis
rekam medis
pasien juga berisi
7. Rencana layanan yang mewajibkan dilakukan
Bukti catatan
disusun juga memuat Pelaksanaan Pendidikan pendidikan/penyuluha
pendidikan pasien
pendidikan/penyuluhan pasien n pasien.
pada rekam medis
pasien. SOP
pendidikan/penyuluha
Kriter 7.4.4. Persetujuan tindakan medik diminta sebelum n pelaksanaan
pasien tindakan bagi yang membutuhkan persetujuan tindakan medik.
• Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent/informed cho
menyetujui/memilih tindakan, pasien harus diberi penjelasan/konseling tentang hal yang berhubungan dengan pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan untuk sua
Poko keputusan persetujuan.
• lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya, informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum
k
tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko. Proses persetujuan ditetapkan dengan jelas oleh Puskesmas dalam kebijakan dan prosedur, yang mengacu kepada unda
Pikir
dan peraturan yang berlaku.
an: • Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tes/tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan persetujuan dan bagaimana mereka dapat memberikan persetu
(misalnya, diberikan secara lisan, dengan menandatangani formulir persetujuan, atau dengan cara lain). Pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat memberikan pe
selain pasien. Petugas Pelaksana Tindakan yang diberi kewenangan telah terlatih untuk memberikan penjelasan kepada pasien dan mendokumentasikan persetujuan terse
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Pasien/keluarga pasien
Wawancara pada
memperoleh informasi Pemberian informasi
pasien/praktisi
mengenai tindakan tentang tindakan Bukti pelaksanaan Proses pelaksanaan
SOP informed consent klinis ttg
medis/pengobatan tertentu medis/pengobatan yang informed consent informed consent
pelaksanaan
yang berisiko yang akan berisiko
informed consent
dilakukan
2. Tersedia formulir
Daftar tindakan yang
persetujuan tindakan formulir informed
memerlukan informed
medis/pengobatan tertentu consent
consent,
yang berisiko
3. Tersedia prosedur untuk Kebijakan, panduan
memperoleh persetujuan dan SOP informed
tersebut consent
Pendokumentasian
4. Pelaksanaan informed Bukti dokumentasi
informed consent pada
consent didokumentasikan. Bukti evaluasi
informed dan
consent
rekam medis
5. Dilakukan evaluasi dan Evaluasi terhadap tindak lanjut thd
tindak lanjut terhadap pelaksanaan informed pelaksanaan informed
pelaksanaan informed consent dan tindak consent (audit thd
consent.7.5. Rencana rujukan. lanjutnya pelaksanaan informed
Stand consent)yang jelas.
Rujukan sesuai kebutuhan pasien ke sarana pelayanan lain diatur dengan prosedur
Kriter 7.5.1. Terdapat prosedur rujukan yang jelas
Poko
k • Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan ole
Pikir Proses rujukan harus diatur dengan kebijakan dan prosedur yang jelas sehingga pasien dijamin memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di tempat rujukan pada saat yang
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan, panduan,
1. Tersedia prosedur rujukan dan SOP rujukan
yang jelas serta jejaring (dalam panduan
fasilitas rujukan rujukan disebutkan Wawancara pada
kriteria rujukan) praktisi klinis ttg
bagaimana proses
Bukti rujukan pasien Lakukan observasi
2. Proses rujukan dilakukan rujukan dilakukan,
(cocokan dengan proses rujukan, jika
berdasarkan kebutuhan Proses rujukan ke sarana kriteria rujukan,
kriteria rujukan, pada saat survei ada
pasien untuk menjamin kesehatan lain dan bagaimana
Catatan rujukan pada pasien yang dirujuk ke
kelangsungan layanan memastikan
rekam medis faskes yang lain
pasien akan
diterima di
3. Tersedia prosedur SOP periapan tempat rujukan
Pelaksanaan prosedur
mempersiapkan pasien/ pasien/keluarga untuk
persiapan pasien rujukan
keluarga pasien untuk dirujuk rujukan
4. Dilakukan komunikasi
dengan fasilitas kesehatan Bukti pelaksanaan
Komunikasi dengan
yang menjadi tujuan rujukan komunikasi dengan
fasilitas kesehatan sasaran
untuk memastikan kesiapan faskes yang menjadi
rujukan
fasilitas tersebut untuk tujuan rujukan
menerima rujukan.
Kriter 7.5.2. Rencana rujukan dan kewajiban masing-masing dipahami oleh tenaga kesehatan dan pasien/keluarga pasien.
Poko • Pasien/keluarga pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana rujukan. Informasi tentang rencana rujukan harus disampaikan dengan cara yang
k dipahami oleh pasien/keluarga pasien. Informasi tentang rencana rujukan diberikan kepada pasien/keluarga pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan. Informasi
Pikir perlu disampaikan kepada pasien meliputi: alasan rujukan, fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk pilihan fasilitas kesehatan lainnya, jika ada, sehingga pasien/keluarga
an: memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih, serta kapan rujukan harus dilakukan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI Lakukan observasi
OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
proses rujukan, jika Mintalah praktisi
1. Informasi tentang rujukan pada saat survei ada klinis untuk
Pelaksanaan pemberian
disampaikan dengan cara Bukti catatan rujukan pasien yang dirujuk ke mensimulasikan
informasi tentang rujukan SOP rujukan
yang mudah dipahami oleh dalam rekam medis faskes yang lain, proses rujukan
pada pasien
pasien/keluarga pasien perhatikan cata (berikan skenario
2. Informasi tersebut SOP rujukan yang di penyampaian kepada kasus)
Bukti catatan rujukan
pasien/keluarga
mencakup alasan rujukan, dalamnya memuat
dalam rekam medis sda, perhatikan isi sda (perhatikan
sarana tujuan rujukan, dan informasi apa saja
apakah meliputi yang
informasi isi informasi)
kapan rujukankerjasama
3. Dilakukan harus yang harus
diminta
Bukti pada EP 2
perjanjian
dilakukan
dengan fasilitas kesehatan Kerjasama dengan sarana disampaikan
kerjasama dengan
lain untuk menjamin kesehatan rujukan
fasilitas rujukan
kelangsungan asuhan
Kriter 7.5.3. Fasilitas rujukan penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan oleh Puskesmas pada saat mengirim pasien.
Poko
k • Untuk memastikan kontinuitas pelayanan, informasi mengenai kondisi pasien dikirim bersama pasien. Salinan resume pasien tersebut diberikan kepada fasilitas kesehat
Pikir penerima rujukan bersama dengan pasien. Resume tersebut memuat kondisi klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lan
an:
ELEMENklinis
1. Informasi PENILAIAN
pasien KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
atau resume klinis pasien
Pembuatan resume klinis Bukti resume klinis
dikirim ke fasilitas kesehatan SOP rujukan
untuk pasien yang dirujuk pada pasien rujukan
penerima rujukan bersama
Dalam SOP rujukan
pasien.
memuat pembuatan
resume klinis da nisi
resume klinis yang sda, periksa isi resume
2. Resume klinis memuat
berisi kondisi pasien, klinis apakah memuat
kondisi pasien.
prosedur dan tindakan kondisi pasien
yang telah dilakukan,
dan
Dalamkebutuhan pasien
SOP rujukan
akan tindak
memuat lanjut
pembuatan
resume klinis da nisi
3. Resume klinis memuat sda, periksa isi resume
resume klinis yang
prosedur dan tindakan- klinis apakah memuat
berisi kondisi pasien,
tindakan lain yang telah prosedur dan tindakan
prosedur dan tindakan
dilakukan yang telah dilakukan
yang telah dilakukan,
dan kebutuhan pasien
akan tindak lanjut
Perhatikan pada sda, periksa isi resume
4. Resume klinis memuat kebijakan/panduan klinis apakah memuat
kebutuhan pasien akan rujukan apakah kebutuhan pasien
pelayanan lebih lanjut mengatur isi resume akan pelayanan lebih
klinis lanjut
Kriter 7.5.4. Selama proses rujukan pasien secara langsung, staf yang kompeten terus memonitor kondisi pasien.
Poko
• Merujuk pasien secara langsung ke fasilitas kesehatan lain dapat merupakan proses yang singkat dengan pasien yang sadar dan dapat berbicara, atau merujuk pasien k
k
membutuhkan pengawasan keperawatan atau medis yang terus-menerus. Pada kedua kasus tersebut pasien perlu dimonitor, namun kompetensi staf yang melakukan tug
Pikir
berbeda. Kompetensi staf yang mendampingi selama transfer ditentukan oleh kondisi pasien.
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
SOP rujukan
Perhatikan dalam
Form monitoring
kebijakan/panduan
1. Selama proses rujukan pasien selama proses
rujukan apakah ada Bagaimana
secara langsung semua Monitoring pasien selama rujukan
ketentuan untuk proses rujukan
pasien selalu dimonitor oleh proses rujukan , Bukti dalam rekam
melakukan monitoring pada pasien kritis
staf yang kompeten. medis kegiatan
kondisi pasien pada
monitoring pasien
pasien yang dirujuk
pada rujukan langsung
yang
Perhatikan dalam mendampingi,
kebijakan/panduan adakah kriteria
rujukan apakah ada Bukti bahwa tertentu untuk
2. Kompetensi staf yang
persyaratan monitoring dilakukan petugas yang
melakukan monitor sesuai
kompetensi untuk oleh staf yang boleh
dengan kondisi pasien.
petugas klinis yang kompeten mendampingi,
mendampingi selama dan apa yang
7.6. Pelaksanaan layanan proses rujukan dilakukan petugas
Stand
Pelaksanaan layanan dipandu oleh kebijakan, prosedur, dan peraturan yang berlaku. selama
Kriter 7.6.1. Pedoman pelayanan dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan layanan klinis mendampingi
• Sebelum layanan dilaksanakan, pasien/keluarga perlu memperoleh informasi yang jelas tentang rencana layanan, dan memberikan persetujuan tentang rencana layana
Poko akan diberikan, dan jika diperlukan dituangkan dalam dokumen informed consent/informed choice. Pelaksanaan layanan harus dipandu dengan standar pelayanan yang b
k Puskesmas, sesuai dengan kemampuan Puskesmas dengan referensi yang jelas, dan bila memungkinkan berbasis evidens terkini yang tersedia untuk memperoleh outcom
Pikir
yang optimal. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pelaksanaannya harus dicatat dalam rekam medis pasien.
an: • Pelaksanaan pelayanan klinis dilakukan sesuai rencana asuhan dengan menggunakan pedoman atau standar yang berlaku, algoritme, contoh: tata laksana balita sakit d
pendekatan MTBS.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Tersedia pedoman dan Panduan Praktik Klinis
prosedur pelayanan klinis dan SOP-SOP klinis
Proses penyusunan dan
penerapan rencana
2. Penyusunan dan Acuan yang digunakan
layanan dilaksanakan
penerapan rencana layanan untuk menyusun PPK
sesuai pedoman/SOP.
mengacu pada pedoman maupun SOP klinis,
Audit klinis untuk menilai
dan prosedur yang berlaku Hasil-hasil audit klinis
kesesuaian asuhan dengan
panduan/SOP klinis yang digunakan
dalam proses
3. Layanan dilaksanakan Proses pelaksanaan Bukti pelaksanaan
pelayanan baik
sesuai dengan pedoman dan layanan sesuai dengan audit/compliance thd
pada dokter,
prosedur yang berlaku panduan/SOP SOP
Bukti kelengkapan bidan, perawat,
SOAP pada rekam dan praktisi klinis
medis, cocokan
Proses pelaksanaan
4. Layanan diberikan sesuai kesesuaian dengan Observasi pada saat
layanan sesuai rencana
dengan rencana layanan kondisi pasien (pada pelayanan pasien
layanan
saat telaah
Bukti rekam
dokumentasi
medispada rekam
SOAP
tertutup/terbuka)
medis,
5. Layanan yang diberikan
Pendokumentasian
kepada pasien
rencana dan
didokumentasikan
pelaksanaan layanan
Catatan dalam
klinis dalam rekam
rekam
6. Perubahan rencana Perubahan rencana dan medis tentang
layanan dilakukan pelaksanaan layanan perkembangan pasien,
berdasarkan perkembangan sesuai perkembangan perubahanrencana
pasien. pasien layanan, dan
Catatan dalam
pelaksanaan rekam
layanan
medis tentang
Pencatatan perubahan
7. Perubahan tersebut perkembangan pasien,
rencana dalam rekam
dicatat dalam rekam medis perubahanrencana
medis
layanan, dan
8. Jika diperlukan tindakan pelaksanaan layanan
medis, pasien/keluarga
Pemberian informasi pada
pasien memperoleh informasi
pasien/keluarga sebelum
sebelum memberikan Bukti pelaksanaan
memberikan persetujuan
persetujuan mengenai informed consent
tindakan (informed
tindakan yang akan
consent)
dilakukan yang dituangkan
dalam
Kriter
Poko informed
7.6.2. consent.
Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau berisiko tinggi dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang berlaku.
k • Kasus-kasus yang termasuk gawat darurat dan/atau berisiko tinggi perlu diidentifikasi, dan ada kejelasan kebijakan dan prosedur dalam pelayanan pasien gawat darurat
Pikir • Penanganan kasus-kasus berisiko tinggi yang memungkinkan terjadinya penularan baik bagi petugas maupun pasien yang lain perlu diperhatikan sesuai dengan pandua
an: Kementerian Kesehatan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
gawat darurat/berisiko
tinggi yang biasa
Praktisi klinis bersama-
ditangani. Bukti
1. Kasus-kasus gawat darurat sama mengidentifikasi
pelaksanaan
dan/atau berisiko tinggi yang kasus-kasus gawat darurat
pertemuan untuk
biasa terjadi diidentifikasi dan/atau berisiko tinggi
mengidentifikasi
yang biasa terjadi
kasus-kasus gawat
Kebijakan pelayanan darurat dan berisiko
klinis memuat
2. Tersedia kebijakan dan kebijakan tentang
prosedur penanganan pasien penanganan pasien
gawat darurat (emergensi) gawat darurat,SOP
penanganan pasien
Kebijakan pelayanan
gawat darurat
klinis memuat
3. Tersedia kebijakan dan kebijakan tentang
prosedur penanganan pasien penanganan pasien
berisiko tinggi berisiko tinggi.SOP
penanganan pasien
Merintis dan melaksanakan berisiko tinggi
4. Terdapat kerjasama kerjasama dengan sarana Bukti PKS dengan
dengan sarana kesehatan kesehatan lain untuk sarana kesehatan lain,
yang lain, apabila tidak pelayanan gawat darurat, jika tidak tersedia
tersedia pelayanan gawat jika puskesmas tidak pelayanan gawat
5. Tersedia prosedur
darurat 24 jam menyediakan pelayanan darurat 24 jam
pencegahan (kewaspadaan gawat darurat 24 jam
universal) terhadap Kebijakan, panduan, Dokumen eksternal
terjadinya infeksi yang Pelaksanaan Kewaspadaan dan SOP kewaspadaan sebagai acuan:
mungkin diperoleh akibat Universal/pengendalian universal thd infeksi Panduan
pelayanan yang diberikan infeksi dan penanganan Kewaspadaan
baik bagi petugas maupun pasien berisiko tinggi Universal
pasien dalamPenanganan,
Kriter 7.6.3. penanganan penggunaan, dan pemberian darah dan produk obat dan/atau cairan intravena dipandu dengan kebijakan dan prosedur yang jelas.
pasien berisiko tinggi.
Poko
k • Penggunaan dan pemberian obat dan/atau cairan intravena merupakan kegiatan yang berisiko terhadap terjadinya infeksi, oleh karena itu perlu dipandu dengan kebijak
Pikir prosedur yang jelas.
an:
ELEMEN PENILAIAN
1. Penanganan, penggunaan KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
dan pemberian obat/cairan Kebijakan, panduan,
intravena diarahkan oleh dan SOP pemberian
kebijakan dan prosedur yang obat/cairan intravena
Amati Proses
baku Tanyakan
Pelaksanaan pemberian Rekam medis pasien: pemberian obat/cairan
2. Obat/cairan intravena bagaimana proses
obat/cairan intravena. pencatatan pemberian intravena (jika ada
diberikan sesuai kebijakan pemberian
Audit pemberian cairan obat/cairan intravena, pasien yang mendapat
dan prosedur obat/cairan
intravena Hasil audit terapi atau cairan
intravena
Kriter 7.6.4. Hasil pemantauan pelaksanaan layanan digunakan untuk menyesuaikan rencana layanan. intravena)
Poko • Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu dilakukan penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan pengukuran dan analisis terhadap indikator-indikator klin
k ditetapkan. Hasil dan rekomendasi dari penilaian tersebut harus ditindaklanjuti sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis. Penilaian hasil layanan secara k
Pikir antara lain adalah: indikator klinik, survei kepuasan pasien; sedangkan penilaian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman pasien/keluarga pasien, pendapat, dan per
an: pasien terhadap pelayanan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
SK ttg indikator untuk
monitoring dan
1. Ditetapkan indikator untuk
evaluasi pelayanan
memantau dan menilai
klinis (dapat disatukan
pelaksanaan layanan klinis.
dengan SK indikator
kinerja, lihat 1.3.1)
monitoring dan Tanyakan
2. Pemantauan dan penilaian Pelaksanaan pemantauan
evaluasi terhadap bagaimana proses
terhadap layanan klinis dan penilaian dengan
layanan klinis dengan monitoring dan
dilakukan secara kuantitatif menggunakan indikator
menggunakan evaluasi layanan
maupun kualitatif yang ditetapkan
indikator yang klinis
3. Tersedia data yang
dibutuhkan untuk Bukti data hasil
mengetahui pencapaian pengumpulan
tujuan dan hasil pelaksanaan indikator
layanan klinis
4. Dilakukan analisis Bukti analisis thd
Proses analisis pencapaian
terhadap indikator yang indikator yang
indikator
dikumpulkan dikumpulkan
Bukti tindak lanjut
5. Dilakukan tindak lanjut
terhadap hasil analisis
terhadap hasil analisis Tindak lanjut hasil
hasil
tersebut untuk perbaikan monitoring dan evaluasi
monitoring/evaluasi
layanan klinis
Kriter 7.6.5. Seluruh petugas kesehatan memperhatikan dan menghargai kebutuhan pelayanan
dan hakklinis
pasien selama pelaksanaan layanan.
Poko
• Selama proses pelaksanaan layanan pasien, petugas kesehatan harus memperhatikan dan menghargasi kebutuhan dan hak pasien. Kebutuhan dan keluhan pasien diide
k
selama proses pelaksanaan layanan. Perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keluhan pasien/keluarga pasien, menindaklanjuti, dan
Pikir
menggunakan informasi tersebut untuk perbaikan.
an:
1. Tersedia
ELEMEN kebijakan dan
PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
prosedur untuk Kebijakan. panduan
mengidentifikasi keluhan dan SOP identifikasi
pasien/keluarga pasien keluhan pasien dan
sesuai dengan kebutuhan penanganan keluhan
dan hak pasien selama (lihat 1.2.6. EP 1)
Kebijakan, panduan,
pelaksanaan
2. asuhan untuk
Tersedia prosedur
dan SOP untuk analisis
menangani dan
dan tindak lanjut
menindaklanjuti keluhan
terhadap keluhan
tersebut
(lihat 1.2.6. EP 2)
Pelaksanaan identifikasi Bukti tindak lanjut Hasil identifikasi
3. Keluhan pasien/keluarga
dan tindak lanjut terhadap terhadap kelihan (lihat keluhan, analisis dan
pasien ditindaklanjuti
keluhan pasien 1.2.6. EP 3) tindak lanjut
4. Dilakukan dokumentasi Dokumentasi hasil
Bukti dikumentasi dan
tentang keluhan dan tindak identifikasi, analisis,
tindak lanjut thd
lanjut keluhan dan tindak lanjut
keluhan pelanggan
pasien/keluarga pasien. keluhan
Kriter 7.6.6. Pelaksanaan layanan dilakukan untuk menjamin kelangsungan dan menghindari pengulangan yang tidak perlu
Poko
k • Pelayanan klinis harus diberikan dengan efektif dan efisien. Dalam perencanaan maupun pelaksanaannya harus menghindari pengulangan yang tidak perlu. Untuk itu di
Pikir upaya pendukung yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas, dan dipadukan sebagai hasil kajian dalam merencanakan dan melaksanakan layanan klinis bagi pasien.
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
pelayanan kinis
memuat kewajiban
untuk menghindari
pengulangan yang
tidak perlu, antara lain
dengan cara:
penulisan lengkap
dalam rekam medis:
semua pemeriksaan
penunjang diagnostik
tindakan dan Tanyakan
1. Tersedia kebijakan dan pengobatan yang bagaimana
prosedur untuk menghindari diberikan pada pasien proses/upaya
pengulangan yang tidak dan kewajban perawat untuk mencegah
perlu dalam pelaksanaan dan petugas terjadinya
layanan kesehatan lain untuk pengulangan
mengingatkan pada yang tidak perlu
dokter jika terjadi
pengulangan yang
tidak perlu. Dalam
SOP layanan klinis
memuat jika terjadi
pengulangan
SK Kepala Puskesmas
pemeriksaan
tentang pelayanan
penunjang diagnostik,
klinis, pedoman
tindakan, atau
pelayanan klinis juga
pemberian obat,
memuat kewajiban
petugas kesehatan
untuk menjamin Tanyakan
wajib memberitahu
kesinambungan dalam bagaimana
kepada dokter yang
2. Tersedia kebijakan dan pelayanan.SOP-SOP proses/upaya
bersangkutan.
prosedur untuk menjamin layanan klinis yang untuk menjamin
kesinambungan pelayanan berisi alur pelayanan kesinambungan
klinis, pemeriksaan pelayanan pada
penunjang, pasien
pengobatan/tindakan
dan rujukan yang Kelengkapan
Tanyakan
menjamin pendokumentasian
bagaimana
3. Layanan klinis dan Melakukan integrasi kesinambungan rekam medis baik
integrasi
pelayanan penunjang yang (keterpaduan) dalam layanan tindakan, pengobatan
pelayanan klinis
dibutuhkan dipadukan pelayanan klinis dan maupun pemeriksaan
dan penunjang
dengan baik, sehingga tidak penunjang sehingga tidak penunjang sebagai
untuk mencegah
terjadi pengulangan yang terjadi pengulangan yang upaya untuk
terjadinya
tidak perlu. tidak perlu mencegah
pengulangan
7.6.7. Pasien dan keluarga pasien memperoleh penjelasan tentang hak dan pengulangan yang
tanggung jawab mereka berhubungan dengan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan,
Kriter yang tidak perlu
penolakan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai. tidak perlu
Poko • Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang direncanakan atau men
k pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Pikir • Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan tanggung
an: mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternatif pelayanan dan pengobatan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
pengobatan , SK
Kepala Puskesmas
tentang hak dan
Form penyampaian
kewajiban pasien yang
informasi jika menolak
didalamnya memuat
atau tidak
hak untuk menolak Simulasi ttg apa
melanjutkan
atau tidak yang dilakukan
1. Petugas pemberi pengobatan dan form Menanyakan
melanjutkan oleh petugas,
pelayanan memberitahukan Pelaksanaan pemberian penolakan atau tidak bagaiaman proses
pengobatan. SOP jika pasien
pasien dan keluarganya informasi tentang hak melanjutkan jika pasien
tentang penolakan menolak/tidak
tentang hak mereka untuk menolak dan tidak pengobatan, dan bukti menolak/tidak
pasien untuk menolak melanjutkan
menolak atau tidak melanjutkan pengobatan form yang terisi jika melanjutkan
atau tidak pengobatan
melanjutkan pengobatan. ada pasien yang pengobatan
melanjutkan (berikan skenario
menolak atau tidak
pengobatan. Dalam kasus)
melanjutkan
kebijakan tersebut
pengobatan
juga harus memuat
Jika ada pasien yang informasi tentang
menolak untuk konsekuensi dan tanyakan
melanjutkan pengobatan, tanggung jawab jika bukti dokumentasi informasi apa saja
2. Petugas pemberi
maka petugas memberikan menolak atau tidak penyampaian yang disampaikan
pelayanan memberitahukan
informasi tentang melanjutkan informasi jika pasien petugas pada
pasien dan keluarganya sda
konsekuensi dan tanggung pengobatan menolak/tidak pasien/keluarga
tentang konsekuensi dari
jawab terkait dengan melanjutkan jika menlak atau
keputusan mereka.
keputusan untuk menolak pengobatan tidak melanjutkan
3. Petugas pemberi dan tidak melanjutkan pengobatan
pelayanan memberitahukan pengobatan
pasien dan keluarganya
Sda sda sda sda
tentang tanggung jawab
mereka berkaitan dengan
4. Petugas pemberi
keputusan tersebut. Bukti pelaksanaan
pelayanan memberitahukan Pelaksanaan pemberian
pemberian informasi
pasien dan keluarganya informasi tentang
tentang tersedianya sda sda
tentang tersedianya tersedianya alternatif
alternative pelayanan
alternatif pelayanan dan pelayanan dan pengobatan
7.7. Pelayanan anestesi lokal, sedasi dan pembedahan dan pengobatan
pengobatan.
Stand
Tersedia pelayanan anestesi sederhana dan pembedahan minor untuk memenuhi kebutuhan
7.7.1. Pelayanan anestesi lokal dan sedasi di Puskesmas dilaksanakan memenuhi standar pasien
di Puskesmas, standar nasional, undang-undang, dan peraturan serta standar pr
Kriter
sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerluka
bedah minor yang membutuhkan lokal anestesi dan sedasi. Pelaksanaan lokal anestesi dan sedasi tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta ke
dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
• Kebijakan dan prosedur memuat:
o Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa dan anak atau
pertimbangan khusus
o Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi efektif
Poko o Persyaratan persetujuan khusus
o Frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan
k
Pikir o Kualifikasi dan keterampilan petugas pelaksana
an: o Ketersediaan dan penggunaan peralatan anestesi
• Persyaratan kompetensi:
o Teknik melakukan lokal anestesi dan sedasi
o Monitoring yang tepat
o Respons terhadap komplikasi
o Penggunaan zat-zat reversal
o Bantuan hidup dasar
ELEMEN
1. Tersedia PENILAIAN
pelayanan KEGIATAN REGULASI
SK tentang jenis-jenis DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Ketersediaan
anestesi lokal dan sedasi sedasi yang dapat
pelayanan sesuai
sesuai kebutuhan di dilakukan di
SK tentang tenaga dengan kebijakan
Puskesmas
2. Pelayanan anestesi lokal Puskesmas.
kesehatan yang bukti pelaksana
dan sedasi dilakukan oleh
mempunyai adalah petugas yang
tenaga kesehatan yang
kewenangan kompeten
kompeten
melakukan sedasi
Kebijakan dan SOP
pemberian anestesi
lokal dan sedasi di
Puskesmas. SK
Catatan dalam rekam
tentang jenis-jenis
3. Pelaksanaan anestesi lokal medis tentang
sedasi yang dapat
dan sedasi dipandu dengan Pelaksanaaan anestesi anestesi local dan
dilakukan di
kebijakan dan prosedur yang local dan sedasi sedasi yang diberikan
Puskesmas.SK tentang
jelas dan proses
persyaratan tenaga
monitoringnya
kesehatan yang
mempunyai Bukti pelaksanaan Amati proses
4. Selama pemberian kewenangan tanyakan
monitoring status pemberian anestesi
anestesi lokal dan sedasi Monitoring pasien selama melakukan sedasi bagaimana
fisiologi pasien selama dan monitoring
petugas melakukan pemberian anestesi lokal pelaksanaan
pemberian anestesi selama pemberian
monitoring status fisiologi dan sedasi anestesi dan
lokal dan sedasi, Chek anestesi (jika ada
pasien bukti pencatatan monitoringnya
Pencatatan pemberian list/form monitoring kasus)
5. Anestesi lokal dan sedasi, dalam rekam medis
anestesi lokal dan sedasi
teknik anestesi lokal dan memuat jenis
dan teknik pemberian
sedasi ditulis dalam rekam anestesi/sedasi, dan
anestesi lokal dan sedasi
medis pasien tehnis anestesi/sedasi
7.7.2. Pelayanan bedah dalam rekam medis
di Puskesmas direncanakan dan dilaksanakan memenuhi standar di Puskesmas, standar nasional, undang-undang, dan peraturan serta standar pro
yang dilakukan
Kriter
Poko sesuai dengan kebutuhan pasien
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan
k
bedah minor yang membutuhkan anestesi. Pelaksanaan bedah minor tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang b
Pikir
Puskesmas.
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Catatan pada rekam
1. Dokter atau dokter gigi
medis yang
yang akan melakukan Proses kajian sebelum
membuktikan
pembedahan minor melakukan tindakan
pelaksanaan kajian
melakukan kajian sebelum pembedahan
sebelum dilakukan
melaksanakan
2. pembedahan
Dokter atau dokter gigi pembedahan
Catatan pada rekam
yang akan melakukan
medis yang
pembedahan minor Penyusunan rencana
SOP tindakan pembeda membuktikan adanya
merencanakan asuhan asuhan pembedahan
rencana asuhan
pembedahan berdasarkan
tindakan bedah
Catatan pada rekam dokter bagaimana
hasil
3. kajian.
Dokter atau dokter gigi
medis yang proses asesmen,
yang akan melakukan
membuktikan adanya rencana
pembedahan minor Penjelasan pada pasien
penjelasan oleh dokter pembedahan,
menjelaskan risiko, manfaat, sebelum melakukan SOP tindakan pembeda
ttg risiko, manfaat, tindakan
komplikasi potensial, dan pembedahan
komplikasi postensial, pembedahan, dan
alternatif kepada
dan alternatif kepada penyampaian
pasien/keluarga pasien
pasien/keluarga
bukti informed informasi pada
4. Sebelum melakukan
consent pada kasus
tindakan harus mendapatkan Pelaksanaan informed
SOP informed consent pembedahan (lihat
persetujuan dari consent
pada saat telaah
pasien/keluarga pasien
5. Pembedahan dilakukan rekam medis)
berdasarkan prosedur yang Pelaksanaan pembedahan SOP tindakan pembedahan
ditetapkan
6. Laporan/catatan operasi Bukti catatan operasi
dituliskan dalam rekam Pencatatan laporan operasi dan anestesi pada
medis rekam medis
pembedahan, yang
didalamnya juga Bukti catatan
7. Status fisiologi pasien
memuat kegiatan monitoring status
dimonitor terus menerus
Monitoring status fisiologis monitoring pada fisiologis pasien pada
selama dan segera setelah
pasien waktu pembedahan saat dan sesudah
pembedahan dan dituliskan
maupun pemberian pembadahan dan
dalam rekam medis
anestesi atau sedasi anestesi
Check list monitoring
7.8. Penyuluhan/pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarga.
Stand
Penyuluhan kepada pasien/keluarga pasien mendukung peran serta mereka dalam setiap pengambilan keputusan dan pelaksanaan layanan
Kriter 7.8.1.Pasien/keluarga memperoleh penyuluhan kesehatan dengan pendekatan yang komunikatif dan bahasa yang mudah dipahami
Poko • Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu mendapatkan penyuluhan kes
k dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klin
Pikir Pendidikan dan penyuluhan kepada pasien termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Agar penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan dengan efekt
an: dilakukan dengan pendekatan komunikasi interpersonal antara pasien dan petugas kesehatan, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien/keluarga.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI
Kebijakan/pedoman DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Penyusunan dan Penyusunan dan pelayanan klinis Bukti catatan dalam
pelaksanaan layanan Pelaksanaan asuhan memuat kewajiban rekam medis thd
mencakup aspek penyuluhan termasuk didalamnya praktisi klinis untuk pelaksanaan
kesehatan pasien/keluarga penyuluhan pada pasien melakukan penyuluhan/pendidika
pasien dan keluarga penyuluhan dan n pasien/keluarga
Materi pendidikan/
pendidikan pasien.
penyuluhan pada
pasien, catatan
2. Pedoman/materi pendidikan/
penyuluhan kesehatan penyuluhan pada
mencakup informasi pasien pada rekam
mengenai penyakit, medis
penggunaan obat, peralatan Bukti catatan dalam
medik, aspek etika di rekam medis thd
Puskesmas dan PHBS. pelaksanaan
Panduan penyuluhan
penyuluhan/pendidika
pada pasien.
n pasien/keluarga
Media pendidikan/
yang berisi
penyuluhan pada
Tanyakan
pasien, catatan
3. Tersedia metode dan bagaimana
pendidikan/
media lakukan observasi melakukan
penyuluhan pada Mintalah simulasi
penyuluhan/pendidikan pelaksanaan penyuluhan/pendi
pasien pada rekam pelaksanaan
kesehatan bagi pasien dan pendidikan/penyuluha dikan pada pasien
Pelaksanaan medis penyuluhan edukasi pasien
keluarga dengan n pada pasien, jika pasien
edukasi/penyuluhan pasien , Cek ketersediaan (surveior dapat
memperhatikan kondisi perhatikan metoda mempunyai
panduan, dan cek memberikan
sasaran/penerima informasi dan media yang keterbatasan/ken
catatan ttg metoda skenario kasus)
(misal bagi yang tidak bisa digunakan dala (bahasa,
yang digunakan dalam
membaca pendengaran,
memberikan
penglihatan, dsb)
penyuluhan/pendidika
4. Dilakukan penilaian efektivitas
n pada pasien, Bukti
terhadap efektivitas penyampaian
pencatatan edukasi
Penilaian efektivitas
penyampaian informasi informasi/pendidikan/p
pasien/keluarga
pendidikan/ penyuluhan
kepada pasien/keluarga enyuluhan pada
pada pasien, catatan
pasien agar mereka dapat pasien (cek dalam
pendidikan/ penyuluhan
berperan aktif dalam proses rekam medis apakah
pada pasien pada rekam
layanan dan memahami ada catatan petugas
medis
konsekuensi layanan yang menanyakan
diberikan
7.9. Makanan dan Terapi Nutrisi *) pemahaman thd apa
Stand
Pemberian makanan dan terapi nutrisi sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan yang berlaku
Kriter 7.9.1. Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
• Kondisi kesehatan dan proses pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan nutrisi yang memadai, oleh karena itu makanan perlu disediakan secra regular, ses
Poko dengan rencana asuhan, umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien berperan serta dalam perencanaan dan seleksi makanan.
k • Pemesanan dan pemberian makanan atau nutrien yang lain hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
Pikir • Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahu
an: petugas
• kesehatan.
Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan edukasi tentang makanan yang dilarang/kontra indikasi dengan kebutuhan dan ren
pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat dengan makanan.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN
Lihat: Catatan BUKTI LakukanOBSERVASI
observasi WAWANCARA SIMULASI
SOP pemesanan,
pemberian nutrisi proses penyediaan
1. Makanan atau nutrisi yang penyiapan, distribusi
Penyediaan makanan bagi pada pasien (dalam makanan pada pasien
sesuai untuk pasien tersedia dan pemberian
pasien rekam medis atau rawat inap: perhatikan
secara reguler makanan pada pasien
buku/form catatan apakah disediakan
rawat inap
khusus) secara reguler
2. Sebelum makanan SOP pemesanan,
diberikan pada pasien, penyiapan, distribusi
Pemesanan makanan bukti catatan
makanan telah dipesan dan dan pemberian
untuk pasien rawat inap pemesanan diit pasien
dicatat untuk semua pasien makanan pada pasien
rawat inap. rawat inap
SOP pemesanan,
3. Pemesanan makanan Penyusunan rencana penyiapan, distribusi bukti catatan asesmen
didasarkan atas status gizi asuhan gizi pasien rawat dan pemberian status gizi pasien pada
dan kebutuhan pasien inap makanan pada pasien rekam medis (ADIME)
rawat inap sda: cek apakah jika
disediakan variasi
4. Bila disediakan variasi menu, disesuaikan
pilihan makanan, maka dengan kebutuhan
Petugas gizi menawarkan
makanan yang diberikan dan kondisi
menu pilihan
konsisten dengan kondisi dan pasien/hasil asesmen Lakukan
kebutuhan pasien status gizi, Variasi wawancara pada
pilihan makanan, pasien/keluarga
Bukti catatan
Daftar menu dalam
dan petugas gizi:
rekam medis ttg
apakah dan
5. Diberikan edukasi pada edukasi pasien terkait
SOP pemberian bagaimana
keluarga tentang Edukasi pada keluarga dengan pembatasan
edukasi bila keluarga edukasi tentang
pembatasan diit pasien, bila tentang pembatasan diet diit (pada kasus-kasus
menyediakan diit diberikan
keluarga ikut menyediakan pasien yang memerlukan
makanan pada
makanan bagi pasien. pembatasan diit), jika
pasien/keluarga,
keluarga menyediakan
jika
makanan sendiri
Kriter 7.9.2. Penyiapan, penanganan, penyimpanan dan distribusi makanan dilakukan dengan aman dan memenuhi peraturan perundangan pasien/keluarga
yang berlaku.
Poko • Penyiapan makanan, penyimpanan dan distribusi makanan, termasuk bahan makanan harus dimonitor untuk memastikan keamanan dan sesuai dengan peraturan perun
membawa
k undang dan praktik terkini yang dapat diterima. makanan sendiri
Pikir • Risiko kontaminasi dan pembusukan diminimalkan dalam penyiapan dan penyimpanan makanan. Makanan didistribusikan kepada pasien pada waktu yang telah ditetap
an: Makanan dan produk nutrisi termasuk produk nutrisi enteral, jika dibutuhkan, harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan khusus pasien.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
proses penyiapan
SOP penyiapan
makanan apakah
1. Makanan disiapkan makanan dan
mengurangi risiko
dengan cara yang baku distribusi makanan
Proses penyiapan dan kontaminasi dan
mengurangi risiko mencerminkan upaya
distribusi makanan pembusukan,
kontaminasi dan mengurangi risiko
perhatikan higiene
pembusukan terhadap kontaminsasi
dalam penyiapan
dan pembusukan
makanan
makanan dan proses penyimpanan
2. Makanan disimpan dengan
Proses penyimpanan distribusi makanan makanan apakah
cara yang baku mengurangi
makanan dan bahan mencerminkan upaya mengurangi risiko
risiko kontaminasi dan
makanan mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan
terhadap kontaminsasi pembusukan Tanyakan pada
Jadual pelaksanaan pasien dan
3. Distribusi makanan secara
Distribusi makanan, distribusi makanan, petugas gizi, jika
tepat waktu, dan memenuhi
ketepatan waktu distribusi catatan pelaksanaan ada permintaan
permintaan dan/atau
makanan kegiatan distribusi khusus atau
kebutuhan khusus
makanan pasien dengan
Kriter 7.9.3. Pasien yang berisiko nutrisi mendapat terapi gizi.**) kebtuhan khusus
Poko
• Pada asesmen awal, pasien ditapis untuk mengidentifikasi adanya risiko nutrisi. Ahli gizi melakukan kajian untuk mengidentifikasi adanya risiko nutrisi untuk disusun ren
k
terapi gizi. Tingkat kemajuan pasien dimonitor dan dicatat dalam rekam medis. Dokter, perawat dan ahli gizi dan jika diperlukan keluarga pasien, bekerjasama dalam mere
Pikir
dan memberikan terapi gizi.
an:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Bukti Pelaksanaan
1. Pasien yang pada kajian Pelaksanaan asuhan gizi
asuhan gizi pada
awal berada pada risiko pada pasien dengan risiko
pasien dengan risiko
nutrisi, mendapat terapi gizi. nutrisi
nutrisi
2. Suatu proses kerjasama Komunikasi dan koordinasi Bukti Pelaksanaan
dipakai untuk merencanakan, dalam pemberian nutrisi asuhan gizi pada
SOP asuhan gizi
memberikan dan memonitor pada pasien dengan risiko pasien dengan risiko
pemberian asuhan gizi nutrisi nutrisi
Pelaksanaan monitoring Bukti pelaksanaan
3. Respons pasien terhadap
respons pasien terhadap monitoring status gizi
asuhan gizi dimonitor
terapi gizi pada
Bukti rekam
catatanmedis
dalam
4. Respons pasien terhadap rekam medis ttg
asuhan gizi dicatat dalam respons pasien thd
rekam medis asuhan gizi yang
7.10. Pemulangan dan tindak lanjut *) diberikan
Stand
Pemulangan dan/tindak lanjut pasien dilakukan dengan prosedur yang tepat.
Kriter 7.10.1. Pemulangan dan/tindak lanjut pasien, baik yang bertujuan untuk kelangsungan layanan, rujukan maupun pulang dipandu oleh prosedur yang standar
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, maka perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur pemulangan pasien dan tindak lanjut maupun rujukan yang perlu dilakukan
Poko pemulangan. Jika pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lain, perlu ada mekanisme umpan balik dari fasilitas kesehatan tersebut.
k • Jika puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan yang lebih tinggi atau fasilitas kesehatan lain, maka perlu dilakukan tindak lanjut terhadap
Pikir melalui proses kajian, dan sesuai prosedur yang berlaku, dengan memperhatikan rekomendasi tindak lanjut dari sarana kesehatan yang memberikan umpan balik rujukan
an: • Perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan alternatif dalam mengatasi hal tersebut, jika tindak lanjut yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. Bentuk
tindak lanjut dilakukan dengan memperhatikan lingkaran dinamis proses keperawatan, dan kemandirian pasien/keluarga
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Tersedia prosedur
SOP pemulangan dan
pemulangan dan/tindak
tindak lanjut
lanjut pasien
Kebijakan pelayanan
klinis juga memuat
2. Ada penanggung jawab
siapa yang
dalam pelaksanaan proses
berhak/bertanggung
pemulangan dan/tindak
jawab untuk
lanjut tersebut
memulangkan pasien
3. Tersedia kriteria yang Kebijakan pelayanan
(DPJP)
digunakan untuk Pelaksanaan pemulangan klinis yang memuat
menetapkan saat dan tindak lanjut sesuai kriteria pemulangan
pemulangan dan/tindak kreiteria yang diteapkan dan/tindak lanjut
Bukti umpan balik
terhadap umpan balik pada
lanjut pasien SOP
pasientindak lanjut
pasien dari sarana
pasien yang dirujuk kembali Tindak lanjut terhadap terhadap umpan balik
kesehatan lain, dan
sesuai dengan prosedur yang umpan balik pasien yang dari sarana kesehatan
Bukti pelaksanaan
berlaku, dan rekomendasi dirujuk kembali rujukan yang merujuk
tindak lanjut rujukan
dari sarana kesehatan balik
5. Tersedia prosedur dan balik
informasi tentang (dan
SOP alternatif
alternatif penanganan bagi Penyampaian alternative penyediaan)
penanganan pasien
pasien yang memerlukan pelayanan pada pasien alternative pelayanan
yang memerlukan
tindak lanjut rujukan akan yang perlu dirujuk tetapi pada pasien yang
rujukan tetapi tidak
tetapi tidak mungkin tidak mungkin dirujuk semestinya dirujuk
mungkin dilakukan
dilakukan tatapi tidak mungkin
Kriter 7.10.2. Pasien/ keluarga pasien memperoleh penjelasan yang memadai tentang tindak lanjut layanan saat pemulangan atau saat dirujuk ke sarana kesehatan yang lain.
Poko
k • Informasi yang diberikan kepada pasien/keluarga pada saat pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak
Pikir yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan yang optimal.
an:
1. Informasi
ELEMENyang dibutuhkan
PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
mengenai tindak lanjut
Bukti pemberian
layanan diberikan oleh Pemberian informasi SOP pemulangan
informasi tentang
petugas kepada tentang tindak lanjut pasien dan tindak
tindak lanjut layanan
pasien/keluarga pasien pada layanan pada saat lanjut pasien, SOP
pada saat pemulangan
saat pemulangan atau jika pemulangan atau rujukan rujukan
atau rujukan
Bukti bahwa pasien
dilakukan rujukan ke sarana
kesehatan yang lain paham tentang
2. Petugas mengetahui Melakukan pengecekan
informasi yang
bahwa informasi yang dengan menanyakan pada
diberikan (dapat
disampaikan dipahami oleh pasien tentanginformasi
berupa paraf pada
pasien/keluarga pasien yang diberikan
form informasi yang
disampaikan)
Bukti evaluasi thd
3. Dilakukan evaluasi SOP evaluasi terhadap pelaksanaan prosedur
Evaluasi terhadap prosedur
periodik terhadap prosedur prosedur penyampaian
penyampaian informasi,
pelaksanaan penyampaian penyampaian informasi tindak lanjut
perawat
informasi tersebut informasi, pada saat
Kriter 7.10.3. Pelaksanaan rujukan dilakukan atas dasar kebutuhan dan pilihan pasien pemulangan/rujukan
Poko
k • Jika pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lain, wajib diupayakan proses rujukan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pasien agar pasien memperoleh
Pikir mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan tersebut dengan konsekuensinya. Untuk itu perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan rujukan.
an:
1. Dilakukan
ELEMENidentifikasi
PENILAIAN KEGIATAN Kebijakan/panduan/SO
REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
kebutuhan dan pilihan pasien P rujukan memuat
(misalnya kebutuhan Identifikasi kebutuhan dan kewajiban Bukti dilakukan
transportasi, petugas pilihan pasien selama dilaksanakan identifikasi
kompeten yang proses rujukan meliputi identifikasi kebutuhan/pilihan
mendampingi, sarana medis sebagaimana disebut pada kebutuhah/pilihan pasien pada saat
dan keluarga yang EP 1 pasien selama proses rujukan
menemani) selama proses rujukan antara lain
satu sarana yang dapat Form rujukan, Catatan petugas apakah
rujukan. Pemberian informasi tranportasi rujukan
menyediakan pelayanan dalam rekam medis tersedia peluang
tentang alternatif sarana
rujukan tersebut, yang menyatakan untuk memilih
tujuan rujukan, peluang
pasien/keluarga pasien diberi SOP rujukan informasi sarana rujukan
bagi pasien dan keluarga
informasi yang memadai dan sebagaimana diminta dan bagaimana
untuk memilih tujuan
diberi kesempatan untuk pada EP 2 sudah informasi ttg
rujukan
memilih sarana pelayanan diberikan pilihan tsb
SOP rujukan, kriteria bukti pelaksanaan
3. Kriteria rujukan dilakukan Pelaksanaan rujukan
pasien-pasien yang rujukan sesuai kriteria
sesuai dengan SOP rujukan sesuai kriteria rujukan
perlu/harus dirujuk rujukan
bukti pelaksanaan
4. Dilakukan persetujuan rujukan sesuai kriteria
Pelaksanaan persetujuan
rujukan dari pasien/keluarga SOP rujukan, form pers rujukan yang
rujukan
pasien ditandatangani pasien
atau keluarga
linis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
REAKREDITASI
Survei kepuasan
pelanggan tahun lalu
dan tahun berjalan
Pastikan identifikasi
pasien dilakukan
dengan benar pada
proses pendaftaran
u pendaftaran
ena itu informasi pendaftaran harus tersedia dengan jelas yang dapat dengan mudah diakses dan
atar belakang budaya dan bahasa yang dimiliki oleh pasien.
REAKREDITASI
Pastikan informasi
ttg pendaftaran
updated
Pastikan
ketersediaan
informasi sesuai
kebutuhan
pasien/pengunjung
Pastikan
ketersediaan
informasi sesuai
kebutuhan
pasien/pengunjung
Sediakan logbook
tanggapan ketika
diminta informasi
oleh pelanggan.
Hasil evaluasi tahun
lalu dan tahun
berjalan
Pastikan semua MOU
masih berlaku
an diinformasikan
nan pada
kepada pasien. saat pendaftaran.
Pimpinan Puskesmas harus mengetahui dan mengerti hak dan kewajiban petugas,
dang-undang dan peraturan yang berlaku. Kemudian pimpinan wajib mengarahkan untuk memastikan
ebut. Untuk melindungi secara efektif dan mengedepankan hak pasien, pimpinan bekerja sama dan
komunitas yang dilayani, sedangkan petugas yang melayani dijamin akan memperoleh hak dan
elayanan di Puskesmas, yang melibatkan petugas, Puskesmas, pasien dan keluarga. Oleh karena itu,
bahwa petugas Puskesmas yang terkait dalam pelayanan pasien memberi respons terhadap hak pasien
ahami baik oleh pasien maupun oleh petugas yang memberikan pelayanan, oleh karena itu pasien perlu
daftaran.
REAKREDITASI
Pastikan
ketersediaan
informasi ttg hak dan
kewajiban pasien
Sosialisasikan hak
dan kewajiban
pasien pada petugas
Sosialisasikan hak
dan kewajiban
pasien pada pasien
Pastikan kompetensi
petugas sesuai
persyaratan
kompetensi
REAKREDITASI
Review dan revisi jika
perlu SOP alur
pelayanan pasien
Lakukan sosialisasi
alur pelayanan
pasien
Perbaharui media
informasi ttg jenis
pelayanan sesuai
dengan jenis-jenis
pelayanan yang
disediakan
Pastikan bukti-bukti
dokumen kerjasama
rujukan
pelayanan
nya mempunyaidiusahakan dikurangi
keterbatasan, antara lain: lanjut usia, orang dengan disabilitas, bicara dengan berbagai
membuat proses asesmen dan penerimaan asuhan sangat sulit. Kesulitan atau hambatan tersebut
an kesulitan atau hambatan tersebut pada saat pendaftaran. Dampak dari rintangan tersebut perlu
REAKREDITASI
Lakukan pertemuan
pada tahun berjalan
untuk identifikasi
ulang orang dengan
kebutuhan khusus
yang berobat
Lakukan upaya ke
puskesmas
tindak lanjut untuk
memenuhi
kebutuhan khusus
pada orang-orang
dengan kebutuhan
khusus yang
diidentifikasi
Sosialisasi ttg
bagaimana
membantu orang
dengan kebutuhan
khusus
sanaan pelayanan.
butuhan dan harapan pasien/keluarga.
lakukan kajian awal yang lengkap dalam menetapkan alasan kenapa pasien perlu mendapat pelayanan
sus dan prosedur untuk mendapat informasi, tergantung pada kebutuhan pasien dan jenis pelayanan
aimana proses
Puskesmas ini dilaksanakan,
tentang informasi
kajian kebutuhan apa yang
pasien, yang harus dikumpulkan
memuat: isi minimaldan
darididokumentasikan.
kajian yang harus
p disiplin dalam lingkup praktik, profesi, perizinan, undang-undang dan peraturan terkait atau sertifikasi.
etiap formulir kajian yang digunakan mencerminkan kebijakan ini.
REAKREDITASI
Pastikan
kelengkapan kajian
awal pada semua
pasien yang dilayani
pada setahun
terakhir
Review dan jika perlu
revisi sop-sop klinis
Lakukan pelatihan
(ulang) ttg prosedur
triase
Bukti pelaksanaan
triase
Bukti pelaksanaan
stabilitasi pasien
sebelum dirujuk
(pastikan rekam
medis lengkap
mencatat proses
stabilisasi pasien)
ses kajian
au tim tersebutantar
kesehatan dapat dilakukan
profesi yangsecara individual
digunakan untukatau jika diperlukan
menyusun olehlayanan
keputusan tim kesehatan
klinis. antar
nal melakukan
hatan yang lainkajian
sesuaiawal untuk
dengan menetapkan
kebutuhan diagnosis
pasien. Kajianmedis dan diagnosis
awal tersebut keperawatan
memberikan informasi untuk:
REAKREDITASI
ndak lanjut dan evaluasi
Pastikan
kelengkapan catatan
dan tanda
tangan/paraf praktisi
klinis yang
melakukan pada
rekam medis
Bukti rekam medis
pada kasus yang
ditangani antar
profesi
awal pasien.
hasil kajian. Pada pelaksanaan kajian juga harus memperhatikan privasi dari pasien. Oleh karena itu,
uk melakukan kajian, menggunakan peralatan yang sesuai dengan standar Puskesmas, berfungsi
lisasi yang benar terhadap alat-alat klinis yang digunakan.
REAKREDITASI
Pastikan
ketersediaan dan
fungsi alat yang
digunakan untuk
pemeriksaan pasien
Bukti pemeliharaan
alat dan kalibrasi alat
tahun terakhir
Bukti pelaksanaan
pemeliharaan
sarana, dan
peralatan.
Bukti pengecekan
peralatan yang telah
disterilisasi.
Bukti monitoring
penggunaan
peralatan disposable
ukan penanganan oleh tim kesehatan antar profesi disusun dengan tujuan yang jelas, terkoordinasi dan
layanan medis maupun layanan terpadu jika pasien membutuhkan penanganan oleh tim kesehatan
am bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu oleh kebijakan dan prosedur
yanan yang ditetapkan. Luaran klinis tergantung dari ketepatan dalam penyusunan rencana layanan
REAKREDITASI
Review dan revisi jika
perlu kebijakan dan
sop penyusunan
rencana layan medis,
dan sop
penyusuunan
rencana layanan
terpadu oleh tim
Bukti sosialisasi
tahun terakhir
REAKREDITASI
Bukti keterlibatan
pasien dalam
penyusunan asuhan
klinis
Bukti SOAP tertulis
lengkap dalam
rekam medis pasien
setahun terakhir
Bukti pemberian
pilihan (jika
dimungkinkan), jika
tidak dimungkinkan
maka EP ini TDD
atan antar profesi dengan kejelasan tanggung jawab dari masing-masing anggotanya.
esehatan. Rencana layanan terpadu meliputi: tujuan layanan yang akan diberikan, pendidikan
aya yang akan digunakan, dan kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan dalam
REAKREDITASI
Kelengkapan
dokumentasi SOAP
setahun terakhir
Kelengkapan
dokumentasi SOAP
setahun terakhir,
yang menunjukkan
kejelasan tahapan
waktu pelaksanaan
layanan
Kelengkapan
dokumentasi SOAP
setahun terakhir
Bukti identifikasi
risiko pada rekam
medis
Bukti catatan
penyampaian
informasi efek
samping obat dan
risiko pengobatan
pada rekam medis
Kelengkapan
pasien setahunSOAP
pada rekam medis
terakhir
pasien setahun
terakhir
Bukti catatan
edukasi pasien pada
rekam medis
harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien.
gga pasien dijamin memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di tempat rujukan pada saat yang tepat.
REAKREDITASI
Bukti kelengkapan
catatan rujukan pada
rekam medis pasien
setahun terakhir
en dikirim bersama pasien. Salinan resume pasien tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan
klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lanjut.
REAKREDITASI
Bukti kelengkapan
resume medis pasien
rujukan setahun
terakhir
Bukti kelengkapan
resume medis
memuat kondisi
pasien, prosedur
tindakan yang
dilakukan, kebutuhan
pelayanan lebih
lanjut
Bukti kelengkapan
resume medis
memuat kondisi
pasien, prosedur
tindakan yang
dilakukan, kebutuhan
pelayanan lebih
lanjut
resume medis
memuat kondisi
pasien, prosedur
tindakan yang
dilakukan, kebutuhan
pelayanan lebih
rus memonitor kondisi pasien.
an proses yang singkat dengan pasien yang sadar dan dapat berbicara, atau merujuk pasien koma yang
ada kedua kasus tersebut pasien perlu dimonitor, namun kompetensi staf yang melakukan tugas
h kondisi pasien.
REAKREDITASI
Bukti monitoring
dilakukan pada
proses rujukan
(terekam dalam
rekam medis)
Bukti monitoring
dilakukan oleh staf
yang kompeten
(pastikan ada paraf
petugas pada rekam
medis yang berisi
monitoring kondisi
pasien pada waktu
rujukan)
berlaku.
an klinis
asi yang jelas tentang rencana layanan, dan memberikan persetujuan tentang rencana layanan yang
nsent/informed choice. Pelaksanaan layanan harus dipandu dengan standar pelayanan yang berlaku di
las, dan bila memungkinkan berbasis evidens terkini yang tersedia untuk memperoleh outcome klinis
harus dicatat dalam rekam medis pasien.
nggunakan pedoman atau standar yang berlaku, algoritme, contoh: tata laksana balita sakit dengan
REAKREDITASI
Review dan revisi
panduan/sop
pelayanan kelinis
Lengkapi dokumen
eksternal yang
menjadi acuan
Bukti-bukti audit
klinis untuk menilai
kesesuaian
pelayanan tahun
terakhir
Bukti-bukti audit
klinis untuk menilai
kesesuaian
pelayanan tahun
terakhir
Pastikan
kelengkapan
dokumen rekam
medis pada pasien
setahun terakhir
Pastikan catatan
perkembangan
pasien ada pada
document rekam
medis
Pastikan catatan
perkembangan
pasien ada pada
document rekam
medis
Pastikan
pelaksanaan
informed consent
didokumentasikan
dengan baik
gi dipandu oleh kebijakan dan prosedur yang berlaku.
identifikasi, dan ada kejelasan kebijakan dan prosedur dalam pelayanan pasien gawat darurat 24 jam
nularan baik bagi petugas maupun pasien yang lain perlu diperhatikan sesuai dengan panduan dari
REAKREDITASI
Lakukan identifikasi
ulang kasus-kasus
gawat darurat dan
berisiko tinggi yang
sering ditemui pada
tahun lalu dan tahun
berjalan
Susun/Review dan
revisi jika perlu
panduan dan sop PPI
atau cairan intravena dipandu dengan kebijakan dan prosedur yang jelas.
giatan yang berisiko terhadap terjadinya infeksi, oleh karena itu perlu dipandu dengan kebijakan dan
REAKREDITASI
Review dan jika perlu
revisi sop
penggunana dan
pemberian
Audit klinis thd
obat/cairan intravena
pelaksanaan
pemberian
obat/cairan intra
vena
an rencana layanan.
Penilaian tersebut dilakukan dengan pengukuran dan analisis terhadap indikator-indikator klinis yang
uti sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis. Penilaian hasil layanan secara kuantitatif
aian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman pasien/keluarga pasien, pendapat, dan persepsi
REAKREDITASI
lakukan revisi thd
Ketetapan tentang
indikator klinis yang
digunakan untuk
pemantauan dan
evaluasi layanan
Bukti penilaian
kinerja pelayanan
klinis dan/atau audit
klinis tahun lalu dan
tahun berjalan
Bukti penilaian
kinerja pelayanan
klinis dan/atau audit
klinis tahun lalu dan
tahun berjalan
Bukti analisis thd
kinerja pelayanan
klinis tahun lalu dan
Bukti
tahuntindak lanjut
berjalan
hasil analisis kinerja
pelayanan klinis
tahun lalu dan tahun
n dan hak pasien selama pelaksanaan layanan. berjalan
mperhatikan dan menghargasi kebutuhan dan hak pasien. Kebutuhan dan keluhan pasien diidentifikasi
r untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keluhan pasien/keluarga pasien, menindaklanjuti, dan
REAKREDITASI
Review dan jika perlu
revisi kebijakan dan
sop identifikasi dan
penanganan keluhan
naan maupun pelaksanaannya harus menghindari pengulangan yang tidak perlu. Untuk itu diperlukan
an sebagai hasil kajian dalam merencanakan dan melaksanakan layanan klinis bagi pasien.
REAKREDITASI
Review dan revisi jika
perlu sop
menghindari
pengulangan yang
tidak perlu
Bukti pelaksanaan
jika pasien menolak
atau tidak
melanjutkan
pengobatan pada
tahun lalu dan tahun
berjalan
jika pasien menolak
atau tidak
melanjutkan
pengobatan pada
tahun lalu dan tahun
jika pasien menolak
atau tidak
melanjutkan
pengobatan pada
tahun lalu dan tahun
enuhi kebutuhan
nuhi standar pasien
di Puskesmas, standar nasional, undang-undang, dan peraturan serta standar profesi
pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan
al anestesi dan sedasi tersebut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan
o Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa dan anak atau
tif
REAKREDITASI
Review dan revisi
kebijakan jika
diperlukan
Pastikan dilakukan
oleh tenaga
kompeten, pastikan
paraf petugas pada
rekam medis
Bukti
pendokumentasian
anestesi/sedasi pada
rekam medis pasien
setahun terakhir
Bukti
pendokumentasian
monitoring status
pasien pada pasien
setahun
Bukti terakhir
pendokumentasian
pelaksanaan
anestesi/sedasi
pasien setahun
nuhi standar di Puskesmas, standar nasional, undang-undang, dan peraturan serta standar
terakhir profesi
elayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan
ut harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di
REAKREDITASI
Bukti Catatan pada
rekam medis yang
membuktikan
pelaksanaan kajian
sebelum dilakukan
pembedahan pasien
setahun terakhir
Bukti catatan pada
rekam medis pada
pasien setahun
terakhir
Bukti catatan pada
rekam medis pada
pasien setahun
terakhir bahwa
dokter telah
menjelaskan risiko
manfaat, dsb pada
saat informed
consent
Bukti informed
consent pasien
setahun terakhir
Audit klinis thd
pelaksanaan operasi
Bukti catatan operasi
dalam rekam medis
pasien setahun
terakhir
Bukti catatan
monitoring status
fisiologi pasien
dengan pembedayan
setahun terakhir
a.
dalam setiap pengambilan keputusan dan pelaksanaan layanan
an yang komunikatif dan bahasa yang mudah dipahami
a petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan
karena itu penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.
an sehat (PHBS). Agar penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan dengan efektif maka
etugas kesehatan, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien/keluarga.
REAKREDITASI
Bukti evaluasi
efektivitas
penyampaian
informasi yang
dicatat dalam rekam
medis pasien
setahun terakhir
Bukti pelaksanaan
asuhan gizi pasien
setahun terakhir
trisi. Ahli gizi melakukan kajian untuk mengidentifikasi adanya risiko nutrisi untuk disusun rencana
is. Dokter, perawat dan ahli gizi dan jika diperlukan keluarga pasien, bekerjasama dalam merencanakan
REAKREDITASI
Bukti pelaksanaan
asuhan gizi dicatat
dalam rekam medis
pasien setahun
terakhir
Bukti pelaksanaan
asuhan gizi dicatat
dalam rekam medis
pasien setahun
Bukti pelaksanaan
terakhir
asuhan gizi dicatat
dalam rekam medis
pasien setahun
Bukti pelaksanaan
terakhir
asuhan gizi dicatat
dalam rekam medis
pasien setahun
terakhir
ngsungan layanan, rujukan maupun pulang dipandu oleh prosedur yang standar
kan dan prosedur pemulangan pasien dan tindak lanjut maupun rujukan yang perlu dilakukan pada saat
ekanisme umpan balik dari fasilitas kesehatan tersebut.
tan yang lebih tinggi atau fasilitas kesehatan lain, maka perlu dilakukan tindak lanjut terhadap pasien
ikan rekomendasi tindak lanjut dari sarana kesehatan yang memberikan umpan balik rujukan
m mengatasi hal tersebut, jika tindak lanjut yang dibutuhkan tidak dapat dilaksanakan. Bentuk layanan
erawatan, dan kemandirian pasien/keluarga
REAKREDITASI
Review dan revisi jika
perlu sop
pemulangan dan
tindak lanjut
Review pasien
dan jika perlu
revisi Kebijakan
pelayanan klinis juga
memuat siapa yang
berhak/bertanggung
jawab untuk
memulangkan
Review dan jikapasien
perlu
revisi ttg kriteria
pemulangan dan
tindak lanjut
perlu sop
penyampaian
alternative
penanganan pasien
yang memerlukan
rujukan tetapi tidak
ng tindak lanjut layanan saat pemulangan atau saat dirujuk ke sarana kesehatan yang lain.
au rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut
REAKREDITASI
Bukti edukasi pasien
pada saat
pemulangan tercatat
dalam rekam medis
pasien setahun
terakhir
Bukti edukasi pasien
pada saat
pemulangan tercatat
dalam rekam medis
pasien setahun
terakhir
Bukti edukasi pasien
pada saat
pemulangan tercatat
dalam rekam medis
pasien setahun
en terakhir
proses rujukan berjalan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan pasien agar pasien memperoleh kepastian
konsekuensinya. Untuk itu perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan rujukan.
REAKREDITASI
Review dan revisi jika
perlu sop rujukan,
dan dokumentasikan
dengan baik
pelaksanaan rujukan
Bukti Pemberian
informasi tentang
alternatif sarana
tujuan rujukan,
peluang bagi pasien
dan keluarga untuk
memilih tujuan
rujukan
Review dan jika perlu
revisi kriteria rujukan
BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Pelayanan Laboratorium
Standa8.1. Pelayanan laboratorium tersedia tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pengkajian pasien, serta mematuhi standar, hukum dan peraturan yang berlaku.
Kriteri 8.1.1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten dan berpengalaman untuk melakukan dan/atau menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
Poko
• Petugas laboratorium yang melaksanakan dipastikan mendapat pelatihan secara baik dan adekuat, berpengalaman, punya keterampilan dan diorientasikan pada pekerjaannya.
k
Petugas analis laboratorium/penunjang diagnostik diberikan tugas, sesuai dengan latihan dan pengalamannya. Jumlah dan jenis petugas untuk melaksanakan tes laboratorium
Pikira
cukup dan tersedia selama jam pelayanan dan untuk gawat darurat. Perlu ditetapkan jenis pelayanan laboratorium/penunjang diagnostik yang tersedia di Puskesmas.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN SK tentang
REGULASI
jenis-jenis DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Ditetapkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan yang tersedia, SOP Dokumen eksternal: Panduan
laboratorium yang dapat pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan laboratorium
dilakukan
2. Tersediadijenis
Puskesmas
dan Penghitungan brosur pelayanan Pola ketenagaan, persyaratan
jumlah petugas kebutuhan tenaga laboratorium kompetensi, ketentuan jam
kesehatan yang (termasuk di buka pelayanan: perhatikan
kompeten sesuai dalamnya tenaga lab) apakah jenis dan jumlah
kebutuhan dan jam buka dan pola ketenagaan tenaga sesuai dengan yang
Pemenuhan persyaratan
pelayanan
3. Pemeriksaan puskesmas ada pada pola ketenagaan
kompetensi (cek profil
laboratorium dilakukan
Persyaratan kompetensi kepegawaian petugas
oleh analis/petugas yang
analis/petugas laboratorium laboratorium apakah
terlatih dan Tanyakan siapa
memenuhi persyaratan
berpengalaman petugas yang
4. Interpretasi hasil Pelaksanaan kompetensi yang ditetapkan)
melakukan
pemeriksaan interpretasi hasil Persyaratan kompetensi
interpertasi hasil,
laboratorium dilakukan pemeriksaan petugas yang melakukan
apakah sesuai
oleh petugas yang laboratorium oleh interpretasi hasil
dengan persyaratan
terlatih dan tenaga yang pemeriksaan laboratorium
kompetensi: sudah
berpengalaman kompeten
Kriteri 8.1.2. Terdapat kebijakan dan prosedur spesifik untuk setiap jenis pemeriksaan laboratorium. dilatih/berpengalama
Poko n
• Agar pelaksanaan pelayanan laboratorium dapat menghasilkan hasil pemeriksaan yang tepat, maka perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur pelayanan laboratorium mulai dari
k
permintaan, penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen, pengelolaan reagen pelaksanaan pemeriksaan, penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang
Pikira
membutuhkan, serta pengelolaan limbah medis dan bahan berbahaya dan beracun (B3).
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Tersedia kebijakan dan Kebijakan/panduan
prosedur untuk pelayanan laboratorium
permintaan pemeriksaan, dan SOP permintaan
penerimaan spesimen, pemeriksaan, penerimaan
pengambilan dan spesimen, pengambilan dan
penyimpan spesimen penyimpanan specimen
2. Tersedia prosedur
SOP pemeriksaan
pemeriksaan
laboratorium
laboratorium
3. Dilakukan pemantauan Monitoring kepatuhan
Bukti monitoring kepatuhan
secara berkala terhadap terhadap prosedur
terhadap prosedur pelayanan
pelaksanaan prosedur pemeriksaan lab
lab, dan tindak lanjutnya
tersebut (compliance rate)
4. Dilakukan evaluasi Evaluasi dan tindak
terhadap ketepatan lanjut pemantauan
Bukti Hasil evaluasi dan tindak
waktu penyerahan hasil ketepatan waktu
lanjut hasil evaluasi
pemeriksaan penyerahan hasil
5. Tersedia
laboratoriumkebijakan dan laboratorium
prosedur pemeriksaan di
Kebijakan pelayanan lab
luar jam kerja (pada
(didalamnya termasuk
Puskesmas rawat inap
kebijakan pelayanan di luar
atau pada Puskesmas
jam kerja) dan SOP
yang menyediakan
pelayanan di luar jam kerja
pelayanan di luar jam
6. Ada kebijakan dan Kebijakan pelayanan lab
kerja)
prosedur untuk (didalamnya termasuk
pemeriksaan yang kebijakan pemeriksaan lab
berisiko tinggi (misalnya yang berisiko tinggi) SOP
spesimen sputum, darah pemeriksaan laboratorium
dan lainnya) Kebijakan pelayanan
yang berisiko tinggi lab
7. Tersedia prosedur (didalamnya termasuk
kesehatan dan kebijakan keselamatan bukti
keselamatan kerja, dan kerja, dan kewajiban ketersediaan APD
alat pelindung diri bagi penggunaan APD) SOP di laboratorium
petugas laboratorium kesehatan dan keselamatan
kerja bagi petugas
8. Dilakukan pemantauan
terhadap penggunaan
Pelaksanaan
alat pelindung diri dan Bukti monitoring penggunaan
pemantauan terhadap
pelaksanaan prosedur APD dan tindak lanjutnya
penggunaan APD
9. Tersedia dan
kesehatan prosedur
SOP pengelolaan bahan
pengelolaan
keselamatan bahan
kerja Pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun,
berbahaya dan beracun, berbahaya beracun
SOP pengelolaan limbah
dan limbah medis hasil dan limbah lab sesuai
hasil pemeriksaan
pemeriksaan
10. Tersedia prosedur sop
Pengelolaan reagen laboratorium
laboratoriumreagen di
pengelolaan SOP pengelolaan reagen
sesuai sop
laboratorium
11. Dilakukan tanyakan pada
pemantauan dan tindak petugas
lakukan observasi
lanjut terhadap Pengelolaan limbah Bukti monitoring dan tindak bagaimana
SOP pengelolaan limbah pembuangan limbah
pengelolaan limbah medis sesuai sop lanjut thd pengelolaan limbah proses
lab
medis apakah sesuai pengelolaan
dengan prosedur limbah lab
Kriteri 8.1.3. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Poko • Pimpinan Puskesmas perlu menetapkan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil tes laboratorium. Hasil dilaporkan dalam kerangka waktu berdasarkan kebutuhan
k pasien, pelayanan yang ditawarkan, dan kebutuhan petugas pemberi pelayanan klinis. Pemeriksaan pada gawat darurat dan di luar jam kerja serta pada akhir minggu termasuk
Pikira dalam ketentuan ini. Hasil pemeriksaan yang urgen, seperti dari unit gawat darurat diberikan perhatian khusus. Sebagai tambahan, bila pelayanan laboratorium dilakukan bekerja
n: sama dengan pihak luar, laporan hasil pemeriksaan juga harus tepat waktu sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan atau yang tercantum dalam kontrak.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan pelayanan lab
1. Pimpinan Puskesmas Penyampaian hasil
memuat waktu
menetapkan waktu yang pemeriksaan
penyampaian laporan hasil
diharapkan untuk laporan laboratorium tepat
pemeriksaan laboratorium
hasil pemeriksaan. waktu
dan pemeriksaan
Kebijakan pelayananlab lab
cito
Pemantauan memuat pelaporan hasil lab
2. Ketepatan waktu pelaksanaan kritis
melaporkan hasil pelaporan hasil SOP pemantauan waktu Bukti Hasil pemantauan
pemeriksaan yang pemeriksaan penyampaian hasil pelaporan hasil pemeriksaan
urgen/gawat darurat laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium lab yang urgen/gawat darurat
diukur. pasien urgen/gawat untuk pasien urgen/gawat
darurat darurat (hasil pemeriksaan
Penyampaian hasil lab kritis)
pemeriksaan
3. Hasil laboratorium Form hasil pemeriksaan
laboratorium sesuai
dilaporkan dalam laboratorium (dengan nilai
dengan kerangka
kerangka waktu guna normal), Bukti Hasil
waktu yang ditetapkan
memenuhi kebutuhan pemantauan pelaporan hasil
Pemantauan waktu
pasien pemeriksaan laboratorium
penyampaian hasil
pemeriksaan lab
Kriteri 8.1.4. Ada prosedur melaporkan hasil tes diagnostik yang kritis.
• Pelaporan dari tes diagnostik yang kritis adalah bagian dari pokok persoalan keselamatan pasien. Hasil tes yang secara signifikan di luar batas nilai normal dapat memberi indikasi
Poko risiko tinggi atau kondisi yang mengancam kehidupan pasien. Sangat penting bagi Puskesmas untuk mengembangkan suatu sistem pelaporan formal yang jelas menggambarkan
k bagaimana
• Proses ini praktisi kesehatan
dikembangkan mewaspadai
untuk hasil
pengelolaan kritis
hasil dari
kritis testes
dari diagnostik dan
diagnostik bagaimana
untuk staf mendokumentasikan
menyediakan pedoman bagi parakomunikasi ini. meminta dan menerima hasil tes pada keadaan
praktisi untuk
Pikira
gawat darurat. Prosedur ini meliputi juga penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes, oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan, dan
n:
menetapkan metode monitoring yang memenuhi ketentuan.
ELEMEN PENILAIAN Pertemuan Kolaborasi
KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Metode kolaboratif yang dihadiri praktisi
Bukti pertemuan kolaboratif
digunakan untuk klinis untuk
SOP pelaporan hasil untuk menentukan kriteria
mengembangkan membahas nilai kritis
pemeriksaan laboratorium hasil lab yang krities, dan
prosedur untuk pelaporan dalam pemeriksaan
yang kritis, menyusun prosedur pelaporan
hasil yang kritis dan lab dan prosedur
hasil lab kritis
pemeriksaan diagnostik pelaporan hasil lab panduan/SOP pelaporan
2. Prosedur tersebut
kritis hasil pemeriksaan
menetapkan nilai
laboratorium yang kritis
ambang kritis untuk
memuat nilai ambang kritis
setiap
3. tes tersebut
Prosedur untuk tiap tes pelaporan
Panduan/SOP
menetapkan oleh siapa
hasil pemeriksaan Bukti pelaksanaan pelaporan
dan kepada siapa hasil
laboratorium yang kritis, hasil lab kritis dan pelaksanaan
yang kritis dari
memuat siapa dan kepada TBK
pemeriksaan diagnostik
siapa hasil kritis dilaporkan
harus dilaporkan
Panduan/SOP pelaporan
4. Prosedur tersebut
hasil lab kritis menyebutkan
menetapkan apa yang Catatan hasil lab kritis dalam
bagaimana pencatatan
dicatat di dalam rekam rekam medis
hasil lab kritis tersebut
medis pasien
pada rekam medis
Bukti monitoring pemeriksaan
Monitoring
5. Proses dimonitor untuk hasil lab kritis, tindak lanjut
pelaksanaan prosedur
memenuhi ketentuan dan monitoring, rapat-rapat
penyampaian hasil
dimodifikasi berdasarkan mengenai monitoring
laboratorium yang
hasil monitoring pelaksanaan pelayanan
kritis
laboratorium
Kriteri •
Poko 8.1.5. Reagensia
Reagensia esensial dan bahan
dan bahan-bahan lainselalu
lain yang yang diperlukan sehari-hari
harus ada untuk selalulaboratorium
pelayanan tersedia danbagi
dievaluasi
pasienuntuk
harusmemastikan
diidentifikasiakurasi dan presisi
dan ditetapkan. hasil.proses yang efektif untuk pemesanan
Suatu
k atau menjamin ketersediaan reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan. Semua reagensia disimpan dan didistribusikan sesuai prosedur yang ditetapkan. Evaluasi periodik
Pikira semua reagensia untuk memastikan akurasi dan presisi hasil pemeriksaan. Pedoman tertulis memastikan pemberian label yang lengkap dan akurat untuk reagensia dan larutan
n:ELEMEN yangPENILAIAN
digunakan. KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan pelayana lab
1. Ditetapkan reagensia memuat juga kebijakan
esensial dan bahan lain tentang jenis reagensia
yang harus tersedia esensial dan bahan lain
yang harus tersedia
Kebijakan pelayanan lab
2. Reagensia esensial
memuat juga tentang
dan bahan lain tersedia, Penyediaan reagensia,
menyatakan kapan
dan ada proses untuk buffer stock reagen di
reagensia tidak tersedia
menyatakan jika reagen laboratorium
(batas buffer stock untuk
tidak
3. tersedia
Semua reagensia melakukan order)
disimpan dan didistribusi
sesuai pedoman dari Bukti peletakan
Penyimpanan dan SOP penyimpanan dan
produsen atau instruksi reagen sesuai
distribusi reagensia distribusi reagensia
penyimpanan dan dengan prosedur
4. Tersedia pedoman
distribusi yang ada pada
tertulis yang bukti evaluasi dan tindak lanjut
kemasan Monitoring dan
dilaksanakan untuk thd pengelolaan reagen, Chek
evaluasi ketersediaan Panduan tertulis untuk
mengevaluasi semua list monitoring dan evaluasi
dan penyimpanan evaluasi reagensi,
reagensia agar ketersediaan dan penyimpanan
reagensia
memberikan
5. Semua reagensia
hasil yang
dan reagensia
SOP penyediaan reagensia
akurat dan
larutan diberi
presisi
label Kelengkapan Pelabelan
Pelabelan reagensia juga memuat pelabelan
secara lengkap dan reagensia sesuai prosedur
reagensia
akurat
Kriteri 8.1.6. Ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang digunakan untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium.
Poko
• Sesuai dengan peralatan dan prosedur yang dilaksanakan di laboratorium, perlu ditetapkan nilai/rentang nilai rujukan normal untuk setiap tes yang dilaksanakan. Rentang nilai
k
harus tercantum dalam catatan klinis, sebagai bagian dari laporan atau dalam dokumen terpisah dengan daftar yang baru dari nilai-nilai yang ditetapkan kepala laboratorium.
Pikira
Rentang nilai harus dilengkapi bila pemeriksaan dilaksanakan laboratorium luar. Rujukan nilai ini disesuaikan harus dievaluasi dan direvisi apabila metode pemeriksaan berubah.
n:
ELEMEN PENILAIAN
1. Kepala Puskesmas KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan tentang rentang
menetapkan nilai/rentang
nilai yang menjadi rujukan
nilai rujukan untuk setiap
hasil pemeriksaan
pemeriksaan yang
2. Rentang nilai rujukan laboratorium
dilaksanakan
ini harus disertakan bukti form laporan hasil
dalam catatan klinis pemeriksaan lab
pada waktu hasil mencantumkan rentang nilai
3. Pemeriksaan
pemeriksaan yang
dilaporkan Mewajibkan lab yang Mewajibkan lab yang
dilakukan oleh bekerja sama untuk bekerja sama untuk
Laporan hasil pemeriksaan
laboratorium luar harus mencantumkan mencantumkan rentang
laboratorium luar
mencantumkan rentang rentang nilai (lihat nilai (lihat pada dokumen
nilai pada dokumen PKS) PKS)
4. Rentang nilai Bukti pelaksanaan dan Hasil
Pelaksanaan evaluasi SOP evaluasi terhadap
dievaluasi dan direvisi evaluasi rentang nilai dan
terhadap rentang nilai rentang nilai,
berkala seperlunya tindak lanjut
Kriteri 8.1.7. Pengendalian mutu dilakukan, ditindaklanjuti dan didokumentasi untuk setiap pemeriksaan laboratorium.
Poko
k • Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu dilakukan upaya pengendalian mutu internal maupun eksternal di Puskesmas. Pengendalian mutu dilakukan sesuai
Pikira dengan jenis dan ketersediaan peralatan laboratorium yang digunakan dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan/panduan
pelayanan lab memuat
ketentuan tentang
1. Tersedia kebijakan dan
pengendalian mutu
prosedur pengendalian
laboratorium. SOP
mutu pelayanan
pengendalian mutu
laboratorium
2. Dilakukan kalibrasi laboratorium (prosedur PMI,
atau validasi prosedur PME, dan Prosedur
instrumen/alat ukur tepat Pelaksanaan kalibrasi PDCA) Bukti pelaksanaan kalibarasi
waktu dan oleh pihak dan validasi dan catatan validasi instrumen
yang
3. kompeten
Terdapat buktisesuai
Bukti-bukti
prosedur
dokumentasi
catatan/dokumentasi
dilakukannya kalibrasi
pelaksanaan kalibrasi atau
atau validasi, dan masih
validasi
4. Apabila ditemukan
berlaku
Pelaksanaan
penyimpangan dilakukan SOP perbaikan Bukti pelaksanaan perbaikan
perbaikan (PDCA)
tindakan
5. perbaikan
Dilakukan pemantapan
mutu eksternal terhadap
pelayanan laboratorium Pelaksanaan PME Bukti pelaksanaan PME
6. Terdapat
oleh mekanisme
pihak yang
rujukan
kompeten spesimen dan
pasien bila pemeriksaan
laboratorium tidak
tanyakan bagaimana
dilakukan di Puskesmas,
Pelaksanaan rujukan SOP rujukan laboratorium Bukti pelaksanaan rujukan lab proses rujukan lab ke
dan Puskesmas
luar
memastikan bahwa
pelayanan tersebut
7. Terdapat
diberikan bukti dengan
sesuai
dokumentasi
kebutuhan pasien Pelaksanaan PMI dan
dilakukannya bukti pelaksanaan PMI dan PME
PME
pemantapan mutu
internal dan eksternal
Kriteri 8.1.8. Program keselamatan (safety) direncanakan, dilaksanakan, dan didokumentasikan.
• Ada program keamanan yang aktif di laboratorium dengan tingkatan sesuai dengan risiko dan kemungkinan bahaya dalam laboratorium. Program ini mengatur praktik keamanan
dan langkah-langkah pencegahan bagi staf laboratorium, staf lain dan pasien apabila berada di laboratorium. Program laboratorium ini merupakan program yang terintegrasi dengan
program keselamatan di Puskesmas
Poko • Program keselamatan di laboratorium termasuk :
k o Kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan standar dan peraturan.
Pikira o Kebijakan dan prosedur tertulis untuk penanganan dan pembuangan bahan infeksius dan berbahaya.
n: o Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktik di laboratorium dan untuk bahaya yang dihadapi.
o Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktik keamanan kerja.
o Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan bahan berbahaya yang baru dikenali/diperoleh, maupun peralatan yang baru.
Penyusunan program
1. ELEMEN PENILAIAN
Terdapat program KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
mutu dan
keselamatan/keamanan
keselamatan
laboratorium yang
laboratorium termasuk Kerangka acuan/rencana
mengatur risiko
didalamnya program
keselamatan yang Bukti pelaksanaan program
manajemen risiko keselamatan/keamanan
potensial di laboratorium
(yang merupakan laboratorium,
dan di area lain yang
bagian dari program
mendapat pelayanan
mutu puskesmas dan Program mutu puskesmas
laboratorium.
2. Program ini adalah keselamatan pasien) dan Keselamatan Pasien di
bagian dari program Puskesmas didalamnya
Sda
keselamatan di memuat program
Puskesmas
3. Petugas laboratorium keselamatan/keamanan
melaporkan kegiatan laboratorium
pelaksanaan program
SOP pelaporan program
keselamatan kepada
keselamatan dan SOP bukti pelaporan pelaksanaan
pengelola program Pelaporan kegiatan
pelaporan insiden program keselamatan
keselamatan di program keselamatan
keselamatan pasien di pelayanan lab
Puskesmas sekurang-
laboratorium,.
kurangnya setahun sekali
dan bila terjadi insiden
keselamatan
Kebijakan pelayanan lab
didalamnya memuat
4. Terdapat kebijakan dan
kebijakan penanganan dan
prosedur tertulis tentang Proses Penanganan
pembuangan bahan
penanganan dan dan pembuangan
berbahaya. SOP tentang
pembuangan bahan bahan berbahaya
penanganan dan
berbahaya
pembuangan
SOP penerapan bahan
manajemen
berbahaya Bukti pelaksanaan manajemen
5. Dilakukan identifikasi, risiko laboratorium, bukti
Pelaksanaan risiko di laboratorium (bukti
analisis dan tindak lanjut pelaksanaan manajemen
manajemen risiko di pelaksanaan FMEA dan adanya
risiko keselamatan di risiko: identifikasi risiko,
laboratorium risk register pelayanan lab),
laboratorium analisis, dan tindak lanjut
6. Staf laboratorium SOP orientasi prosedur dan Formulir FMEA
risiko
diberikan orientasi untuk praktik Bukti pelaksanaan orientasi
prosedur dan praktik Petugas laboratorium keselamatan/keamanan untuk prosedur dan praktik
7. Staf laboratorium
keselamatan/keamanan kerja, bukti pelaksanaan keselamatan/keamanan kerja
mendapat SOP pelatihan dan
kerja program orientasi Bukti pelaksanaan pendidikan
pelatihan/pendidikan pendidikan untuk prosedur
Pelaksanaan dan pelatihan bagi petugas lab
untuk prosedur baru dan baru, bahan berbahaya,
pendidikan dan jika ada prosedur baru atau
penggunaan bahan peralatan baru, bukti
pelatihan penggunaan bahan berbahaya
berbahaya yang baru, pelaksanaan pendidikan
atau peralatan yang baru
maupun peralatan
Pelayanan obat yang dan pelatihan
baru.
Standa8.2. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Kriteri 8.2.1.
• UntukBerbagai jeniskebutuhan
memenuhi obat yangpasien,
sesuai harus
dengan kebutuhan
ditetapkan tersedia
jenis dalam
obat yang jumlah
harus yang memadai
tersedia untuk diresepkan dan dipesan oleh praktisi pelayanan kesehatan. Keputusan ini didasarkan
Poko pada misi Puskesmas, kebutuhan pasien, dan jenis pelayanan yang disiapkan. Perlu disusun suatu daftar (formularium) dari semua obat yang ada di stok atau sudah tersedia, dari
k sumber luar. Dalam beberapa kasus, undang-undang atau peraturan bisa menentukan obat dalam daftar atau sumber obat tersebut. Pemilihan obat adalah suatu proses kerja
Pikira sama/kolaboratif yang mempertimbangkan baik kebutuhan dan keselamatan pasien maupun kondisi ekonomisnya. Kadang-kadang terjadi kehabisan obat karena terlambatnya
n: pengiriman, kurangnya stok nasional atau sebab lain yang tidak diantisipasi dalam pengendalian inventaris yang normal. Ada suatu proses untuk mengingatkan para dokter/dokter
gigi tentang
ELEMEN kekurangan obat
PENILAIAN tersebut danKebijakan/Panduan
KEGIATAN saran untuk penggantinya.
REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
pelayanan farmasi, yang
1. Terdapat metode yang didalamnya memuat
digunakan untuk menilai metoda untuk menilai,
dan mengendalikan mengendalikan penyediaan
penyediaan dan dan penggunaan obat.SOP
penggunaan obat penilaian dan pengendalian
2. Terdapat kejelasan penyediaan dan
SOP penyediaan
penggunaan obatdan
prosedur penyediaan dan
penggunaan obat
penggunaan obat
3. Ada kejelasan siapa Kebijakan Pelayanan
SK Penanggung jawab
yang bertanggung jawab farmasi
pelayananyang didalamnya
obat
memuat kebijakan untuk
menjamin ketersediaan
obat. SOP tentang
penyediaan obat yang
4. Ada kebijakan dan
menjamin ketersediaan
prosedur yang menjamin
obat (contoh: dalam SOP
ketersediaan obat-obat
menyebutkan bila stok
yang seharusnya ada
minimal mencapai batas
ambang, maka pengadaan
harus dilakukan,
Kebijakan jika
pelayanan
5. Tersedia pelayanan sampai obat
farmasi yangtidak ada
di dalamnya
obat-obatan selama tujuh dalam stok,
memuat jamapa
bukayang harus
hari dalam seminggu dan dilakukan)
pelayanan farmasi. Untuk
24 jam pada Puskesmas puskesmas dengan
yang memberikan pelayanan gawat darurat
pelayanan gawat darurat buka pelayanan obat 24
jam
6. Tersedia daftar
Penyusunan
formularium obat Tersedia formularium obat
formularium obat
Puskesmas
7. Dilakukan evaluasi dan
Evaluasi dan tindak
tindak lanjut Hasil evaluasi dan tindak lanjut
lanjut ketersediaan SOP evaluasi ketersediaan
ketersediaan obat ketersediaan obat terhadap
obat dibandingkan obat terhadap formularium,
dibandingkan dengan formularium
formularium
formularium
8. Dilakukan evaluasi dan
Pelaksanaan evaluasi SOP evaluasi kesesuaian Bukti Hasil evaluasi dan tindak
tindak lanjut kesesuaian
kesesuaian peresepan peresepan dengan lanjut kesesuain peresepan thd
peresepan dengan
dengan formularium formularium formularium
formularium.
Kriteri 8.2.2. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dipandu kebijakan
• Pemberian obat untuk mengobati seorang pasien membutuhkan pengetahuan dan prosedur yang efektif. yang spesifik. Puskesmas bertanggung jawab untuk mengidentifikasi petugas
dan pengalaman
dengan pengetahuan dan pengalaman sesuai persyaratan dan yang juga diizinkan berdasarkan lisensi, sertifikasi, undang-undang atau peraturan untuk pemberian obat. Dalam
Poko situasi emergensi, perlu diidentifikasi petugas tambahan yang diizinkan untuk memberikan obat. Untuk menjamin agar obat tersedia dengan cukup dan dalam kondisi baik, tidak
k rusak, dan tidak kedaluwarsa, maka perlu ditetapkan dan diterapkan kebijakan pengelolaan obat mulai dari proses analisis kebutuhan, pemesanan, pengadaan, pendistribusian,
Pikira pelayanan peresepan, pencatatan dan pelaporan
n: • Untuk Puskesmas rawat inap penggunaan obat oleh pasien/pengobatan sendiri, baik yang dibawa ke Puskesmas atau yang diresepkan atau dipesan di Puskesmas, diketahui dan
dicatat dalam status pasien. Harus dilaksanakan pengawasan penggunaan obat, terutama obat-obat psikotropika sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan pelayanan
1. Terdapat ketentuan farmasi yang didalamnya
petugas yang berhak memuat ketentuan tentang
memberikan resep siapa saja petugas yang
2. Terdapat ketentuan Kebijakan pelayanan
berhak memberi resep
petugas yang farmasi yang didalamnya
menyediakan obat memuat tentang petugas
dengan persyaratan yang Kebijakan
yang berhakpelayanan
menyediakan
jelas faramasi
obat yang didalamnya
3. Apabila persyaratan
memuat ketentuan tentang
petugas yang diberi
petugas yang diberi
kewenangan dalam
kewenangan dalam
penyediaan obat tidak
penyediaan obat jika
dapat dipenuhi, petugas
petugas yang memenuhi
tersebut mendapat
persyaratan tidak ada, dan
pelatihan khusus Kebijakan
kewajiban pelayanan
untuk mengikuti
farmasi
pelatihanmemuat
khusus ketentuan
4. Tersedia kebijakan dan
tentang peresepan,
proses peresepan,
pemesanan, dan
pemesanan, dan
pengelolaan
kebijakan obat. SOP
pelayanan
pengelolaan obat
peresepan,
farmasi yangpemesanan,
didalamnya
dan pengelolaan
memuat tentang obat
larangan
memberikan obat
kadaluwarsa, dan upaya
untuk meminalkan adanya
5. Terdapat prosedur
obat kadaluwarsa dengan
untuk menjaga tidak
Penataan obat dengan system FIFO dan FEFO.SOP
terjadinya pemberian Kartu stok/kendali
system FIFO dan FEFO penyiapan obat/pemberian
obat yang kedaluwarsa
obat pada pasien,memuat:
kepada pasien
dilakukan pengecekan
apakah obat yang diberikan
kadaluwarsa atau tidak
6. Dilakukan pengawasan untuk menjaga tidak
terhadap penggunaan Pelaksanaan terjadinya pemberian obat
kedaluwarsa, Bukti pelaksanaan pengawasan
dan pengelolaan obat pengawasan oleh
dan tindak lanjut puskesmas
oleh Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
thd hasil pengawasan
Kabupaten/Kota secara Kabupaten/Kota
teratur Kebijakan pelayanan
7. Terdapat ketentuan
faramasi yang didalamnya
siapa yang berhak
memuat ketentuan yang
menuliskan resep untuk
berhak meresepkan obat-
obat-obat tertentu (misal
obat psikotropika dan
psikotropika dan
narkotika. pelayanan
Kebijakan SOP peresepan
narkotika)
8. Ada kebijakan dan psikotropika
farmasi yangdan narkotika
didalamnya
prosedur penggunaan
memuat ketentuan tentang
obat-obatan pasien rawat
rekonsiliasi obat.SOP
inap, yang dibawa sendiri
penggunaan obat yang
oleh
9. pasien/ keluarga
Penggunaan obat- dibawa sendiri oleh
pasien
obatan bukti pelaporan penggunaan
pasien/keluarga lakukan observasi
psikotropika/narkotika SOP pengawasan dan obat psiktropika dan narkotika,
penyimpanan
dan obat-obatan lain pengendalian penggunaan Dokumen eksternal: Pedoman
psikotropika dan
yang berbahaya diawasi psikotropika dan narkotika penggunaan psikotropika dan
narkotika
dan dikendalikan secara narkotika
ketat
Kriteri
Poko 8.2.3. Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam penyimpanan, penyiapan, dan penyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan obat kedaluwarsa/rusak.
• Agar obat layak dikonsumsi oleh pasien, maka kebersihan dan keamanan terhadap obat yang tersedia harus dilakukan mulai dari proses pengadaan, penyimpanan,
k
pendistribusian, dan penyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan obat kedaluwarsa/rusak. Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur dalam penyampaian obat
Pikira
kepada pasien agar pasien memahami indikasi, dosis, cara penggunaan obat, dan efek samping yang mungkin terjadi.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan pelayanan
farmasi yang didalamnya
1. Terdapat persyaratan memuat tenteng
penyimpanan obat persyaratan penyimpanan
obat. SOP penyimpanan lakukan observasi
obat penyimpanan
2. Penyimpanan Pelaksanaan obat:
dilakukan sesuai dengan penyimpanan obat penyimpanan di
persyaratan sesuai SOP tempat
pelayanan,
3. Pemberian obat
gudang obat
kepada pasien disertai
dengan label obat yang cek bukti pelabelan obat yang
Pelabelan obat sesuai
jelas (mencakup nama, SOP pelabelan obat memuat sebagaimana diminat
SOP
dosis, cara pemakaian pada EP 3
obat dan frekuensi lakukan observasi
penggunaannya) pada saat
4. Pemberian obat
pemberian obat
disertai dengan informasi
pada pasien
penggunaan obat yang Pemberian informasi
SOP pemberian informasi apakah disertai
memadai dengan bahasa penggunaan obat
penggunaan obat penjelasan
yang dapat dimengerti kepada pasien
menggunakan
oleh pasien/keluarga
bahasa yang
pasien lakukan observasi
Pelaksanaan SOP pemberian informasi dapat dimengerti
5. Petugas memberikan pada saat
pemberian informasi tentang penggunaan obat oleh pasien
penjelasan tentang pemberian obat
penggunaan obat memuat tentang pemberian
kemungkinan terjadi efek pada pasien
tentang efek samping informasi efek samping
samping obat atau efek apakah disertai
dan efek yang tidak obat atau efek yang tidak
yang tidak diharapkan penjelasan sesuai
diharapkan diharapkan lakukan observasi
dengan EP 5
SOP pemberian informasi pada saat
6. Petugas menjelaskan penggunaan obat termasuk pemberian obat
Penjelasan
petunjuk tentang didalamnya tentang pada pasien
penyimpanan obat di
penyimpanan obat di pemberian informasi cara apakah disertai
rumah
rumah penyimpanan obat di penjelasan ttg
KKebijakan
rumah pelayanan penyimpanan
7. Tersedia kebijakan dan faramasi didalamnya obat di rumah
prosedur penanganan memuat penanganan obat
obat yang yang kadaluwarsa. SOP
kedaluwarsa/rusak penanganan obat Bukti penanganan
Pelaksanaan kedaluwarsa/rusak obat kadaluwarsa
8. Obat
penanganan obat (inventarisasi dan
kedaluwarsa/rusak bukti penanganan obat
kadaluwarsa sesuai pemusnahan,
dikelola sesuai kebijakan kadaluwaras/rusak
dengan kebijakan dan atau
dan prosedur.
SOP pengembalian ke
8.2.4. Efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang diresepkan atau riwayat alergi terhadap gudang farmasi)tertentu harus didokumentasikan dalam rekam medis
obat-obatan
Kriteri
pasien.
• Pasien, dokternya, perawat dan petugas kesehatan yang lain bekerja bersama untuk memantau pasien yang mendapat obat. Tujuan pemantauan adalah untuk mengevaluasi efek
Poko pengobatan terhadap gejala pasien atau penyakitnya dan untuk mengevaluasi pasien terhadap Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD).
k • Berdasarkan pemantauan, dosis atau jenis obat bila perlu dapat disesuaikan. Sudah seharusnya dilakukan pemantauan secara ketat respons pasien terhadap dosis pertama obat
Pikira yang baru diberikan kepada pasien. Pemantauan dimaksudkan untuk mengidentifikasi respons terapetik yang diantisipasi maupun reaksi alergik, interaksi obat yang tidak
n: diantisipasi,
• untuk
Perlu disusun mencegah
kebijakan risiko
tentang bagi pasien.
identifikasi, Memantau
pencatatan efek
dan obat termasuk
pelaporan semuamengobservasi dan
KTD yang terkait mendokumentasikan
dengan penggunaan obat,setiap KTD. sindroma Stephen Johnson, KIPI dan lainnya.
misalnya
Puskesmas membangun suatu mekanisme pelaporan dari KTD.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Tersedia prosedur
SOP pelaporan efek
pelaporan efek samping
samping obat
obat
2. Efek samping obat
Pendokumentasian Bukti catatan efek samping
didokumentasikan dalam
efek samping obat obat dalam rekam medis
rekam medis
Kebijakan pelayanan
3. Tersedia kebijakan dan
farmasi yang didalamnya
prosedur untuk
memuat ketentuan tentang
mencatat, memantau,
pencatatan, pemantauan,
dan melaporkan bila
pelaporan efek samping
terjadi efek samping
obat, dan KTD. SOP
penggunaan obat dan
pencatatan, pemantauan,
KTD, termasuk kesalahan
pelaporan efek samping
pemberian obat Pelaksanaan tindak
4. Kejadian efek samping obat, KTD,
lanjut, pencatatan Bukti tindak lanjut terhdap
obat dan KTD
kejadian efek samping kejadian efek samping obat
ditindaklanjuti dan
obat, KTD dan dan KTD
didokumentasikan
tindaklanjut
Kriteri 8.2.5. Kesalahan obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas.
Poko • Puskesmas mempunyai proses untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan obat dan near miss-Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Proses termasuk mendefinisikan suatu
k kesalahan obat dan KNC, menggunakan format pelaporan yang ditentukan serta mengedukasi staf tentang proses dan pentingnya pelaporan. Definisi-definisi dan proses-proses
Pikira dikembangkan melalui proses kerjasama yang mengikutsertakan semua yang terlibat di berbagai langkah dalam manajemen obat. Proses pelaporan adalah bagian dari program
n: mutu dan program keselamatan pasien di Puskesmas. Perbaikan dalam proses pengobatan dan pelatihan staf digunakan untuk mencegah kesalahan di kemudian hari.
1. ELEMEN PENILAIAN
Terdapat prosedur KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
untuk mengidentifikasi SOP identifikasi dan
dan melaporkan pelaporan kesalahan
kesalahan pemberian pemberian obat dan KNC
obat dan KNCpemberian Pelaksanaan
2. Kesalahan
obat dan KNC dilaporkan pelaporan kesalahan
Laporan kesalahan pemberian
tepat waktu pemberian obat dan
obat dan KNC
menggunakan prosedur KNC sesuai waktu
baku yang ditentukan SK Penanggung jawab
3. Ditetapkan petugas
tindak lanjut terhadap
kesehatan yang
pelaporan insiden
bertanggung jawab
kesalahan pemberian obat
mengambil tindakan
(lihat juga pada Bab 9 ttg
untuk pelaporan
4. Informasi pelaporan pelaporan insiden
diidentifikasi Perbaikan pengelolaan
kesalahan pemberian keselamatan pasien)
dan pelayanan obat Laporan dan bukti perbaikan
obat dan KNC digunakan
jika terjadi kesalahan jika terjadi kesalahan
untuk memperbaiki
pemberian obat dan pemberian obat dan KNC
proses pengelolaan dan
KNC
pelayanan obat.
Kriteri 8.2.6. Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi.
Poko • Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi yang tepat adalah sangat penting. Perlu ditetapkan lokasi penyimpanan obat emergensi di tempat
k pelayanan dan obat-obat emergensi yang harus disuplai ke lokasi tersebut. Untuk memastikan akses ke obat emergensi bilamana diperlukan, perlu tersedia prosedur untuk
Pikira mencegah penyalahgunaan, pencurian atau kehilangan terhadap obat dimaksud. Prosedur ini memastikan bahwa obat diganti bilamana digunakan, rusak atau kedaluwarsa.
Kebijakan pelayanan
n: Keseimbangan antara akses, kesiapan, dan keamanan dari tempat penyimpanan obat emergensi perlu dipenuhi.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN farmasi didalamnya
REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
memuat ketentuan tentang
1. Obat emergensi penyediaan dan
tersedia pada unit-unit penyimpanan, monitoring
bukti
dimana akan diperlukan Penyediaan obat dan penggantian obat
ketersediaan obat
atau dapat terakses emergensi di unit emergensi. SOP
emergensi pada
segera untuk memenuhi pelayanan penyediaan, penyimpanan,
unti pelayanan
kebutuhan yang bersifat monitoring, dan
emergensi penggantian obat-obat
emergensi di unit kerja.
Daftar obat emergensi di
2. Ada kebijakan yang unit pelayanan
menetapkan bagaimana Pelaksanaan
SOP penyimpanan obat
obat emergensi penyimpanan obat
emergensi di unit
disimpan, dijaga dan emergensi di unit
pelayanan
dilindungi dari kehilangan pelayanan
atau pencurian
3. Obat emergensi
dimonitor dan diganti
Pelaksanaan SOP monitoring penyediaan
secara tepat waktu bukti pelaksanaan monitoring
monitoring obat emergensi di unit
sesuai kebijakan dan penggantian obat
penyediaan obat kerja. Hasil monitoring dan
Puskesmas setelah emergensi
emergensi di unit kerja tindak lanjut.
digunakan atau bila
Pelayanan Radiodiagnostik
kedaluwarsa atau rusak (jika tersedia)
Standa8.3. Pelayanan radiodiagnostik disediakan sesuai kebutuhan pasien, dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten, dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
Kriteri
Poko 8.3.1. Pelayanan radiodiagnostik disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan memenuhi standar nasional, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
• Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pada masyarakat di wilayah kerja, dan kebutuhan pemberi pelayanan klinis, dapat disediakan pelayanan radiodiagnostik sebagai upaya
k untuk meningkatkan ketepatan dalamharus
menetapkan diagnosis.
• Pelayanan radiodiagnostik tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku untuk menjaga keselamatan pasien, masyarakat dan
Pikira Melengkapi dan
petugas.
n:ELEMEN PENILAIAN menilai pemenuhan
KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Pelayanan pelayanan Kelengkapan berkas perijinan
Kebijakan pelayanan
radiodiagnostik radiodiagnostik yang diminta oleh peraturan
radiodiagnostik (yang
memenuhi standar terhadap perundangan. Dokumen
didalamnya memuat juga
nasional, undang-undang persyaratan/standar eksternal:Peraturan
tentang jenis-jenis
dan peraturan yang nasional dan perundangan tentang
Pelaksanaan kebijakan pelayanan yang disediakan)
berlaku. peraturan pelayanan radiodiagnostik
dan SOP pelayanan
perundangan yang Kebijakan pelayanan
2. Pelayanan radiodiagnostik
berlaku sesuai
radiodiagnostik (yang Bukti evaluasi thd pelayanan
radiodiagnostik dilakukan dengan jenis
didalamnya memuat juga radiodiagnostik, termasuk di
secara adekuat, teratur, pelayanan yang
tentang jenis-jenis dalamnya: monitoring
dan nyaman untuk disediakan.
pelayanan yang compliance rate prosedur
memenuhi kebutuhan Monitoring kepatuhan
disediakan). SOP pelayanan pelayanan radiodiagnostik
pasien. terhadap SOP
radiodiagnostik
pelayanan
Kriteri 8.3.2. Ada programradiodiagnostik
pengamanan radiasi, dilaksanakan dan didokumentasi
• Puskesmas memiliki suatu program aktif dalam keamanan radiasi yang meliputi semua komponen pelayanan radiodiagnostik. Program keamanan radiologi mencerminkan
antisipasi risiko dan bahaya yang dihadapi. Program mengatur praktik yang aman dan langkah pencegahan bahaya untuk petugas radiologi karyawan lain, dan pasien. Program ini
dikoordinasi dengan program keselamatan Puskesmas.
Poko • Program pengelolaan keamanan radiasi termasuk :
k
Pikira - Kebijakan dan prosedur tertulis yang menunjang kesesuaian dengan standar, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
n: - Kebijakan dan prosedur tertulis untuk penanganan dan pembuangan bahan infeksius dan berbahaya.
- Ketersediaan alat pelindung diri yang sesuai dengan praktik dan antisipasi bahaya yang dihadapi.
- Ada orientasi bagi staf radiologi dan diagnostik imajing untuk prosedur dan praktik keselamatan kerja.
- Ada pendidikan/pelatihan inhouse untuk prosedur baru atau adanya bahan berbahaya yang baru diketahui dan digunakan.
1. ELEMEN
Terdapat program
PENILAIAN Penyusunan KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
program
keamanan radiasi yang
keamanan dan
mengatur risiko Kerangka acuan/panduan
keselamatan radiasi. Bukti pelaksanaan program
keamanan dan antisipasi program dan SOP
Pelaksanaan program pengamanan radiasi
bahaya yang bisa terjadi pengamanan radiasi
dan SOP pengamanan
di dalam atau di luar unit
2. Program keamanan radiasi
Penyusunan program
kerja Cek apakah program
merupakan bagian dari keamanan dan
keamanan dan keselamatan
program keselamatan di keselamatan radiasi
pelayanan radiodiagnotik Bukti pelaksanaan
Puskesmas, dan wajib yang merupakan
masuk dalam program mutu program
dilaporkan sekurang- bagian dari program
puskesmas dan keselamatan
kurangnya sekali setahun mutu puskesmas dan
pasien
atau
3. bila adadan
Kebijakan kejadian keselamatan pasien Kebijakan pelayanan
prosedur tertulis yang radiodiagnostik dan SOP
Dokumen eksternal: Peraturan
mengatur dan memenuhi pelayanan radiodiagnostik
perundangan tentang
standar terkait, undang- yang sesuai dengan
pelayanan radiodiagnostik
undang dan peraturan peraturan perundangan
4. Kebijakan dan
yang berlaku. Pelaksanaan kebijakan yang berlaku
prosedur tertulis yang SK dan SOP penangan dan
dan SOP pembuangan
mengatur penanganan pembuangan bahan
5. Risiko keamanan bahan infeksius dan
dan pembuangan bahan infeksius dan berbahaya
radiasi yang berbahaya.
infeksius dandiidentifikasi
berbahaya.
diimbangi dengan Pelaksanaan SOP manajemen risiko
prosedur atau peralatan manajemen risiko, dan pelayanan radiodiagnostik, Bukti pelaksanaan FMEA dan
khusus untuk penggunaan peralatan SOP penggunaan peralatan penyusunan register risiko
mengurangi risiko khusus untuk khusus untuk mengurangi pelayanan radiodiagnostik
(seperti apron timah, mengurangi risiko risiko radiasi
badge
6. radiasi
Petugas dan yang
pemberi Pelaksanaan program
sejenis)
pelayanan orientasi pelayanan Kerangka acuan program
radiodiagnostik diberi radiodiagnostik. orientasi pelayanan Bukti pelaksanaan orientasi,
orientasi tentang Evaluasi program radiodiagnostik , SOP evaluasi dan tindak lanjut
prosedur dan praktik orientasi dan tindak program orientasi,
keselamatan lanjutnya
7. Petugas pemberi
bukti pelaksanaan
pelayanan Pelaksanaan program
SOP pendidikan untuk pendidikan/pelatihan jika ada
radiodiagnostik pendidikan jika ada
prosedur baru dan bahan prosedur baru atau bahan
mendapat pendidikan prosedur baru ataupun
berbahaya, berbahaya baru yang
untuk prosedur baru dan bahan berbahaya
digunakan
bahan berbahaya
Kriteri 8.3.3. Staf yang kompeten dengan pengalaman memadai, melaksanakan pemeriksaan radiodiagnostik menginterpretasi hasil, dan melaporkan hasil pemeriksaan.
Poko
• Pimpinan Puskesmas menetapkan petugas pemberi pelayanan radiodiagnostik yang melaksanakan pemeriksaan diagnostik, siapa yang kompeten menginterpretasi hasil atau
k
memverifikasi dan membuat laporan hasil.
Pikira • Petugas tersebut mendapat latihan yang baik dan memadai, berpengalaman, dan keterampilan yang memadai.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Ditetapkan petugas SK penanggung jawab dan
yang melakukan petugas pemeriksaan pola ketenagaan, profil
pemeriksaan diagnostik radiodiagnostik pegawai dan hasil evaluasi
2. Tersedia petugas yang Evaluasi kesesuaian kesesuaian kompetensi
kompeten dan persyaratan petugas SK tentang persyaratan petugas dengan persyaratan,
pengalaman yang yang melaksanakan penanggung jawab dan Bukti pelaksanaan
memadai melaksanakan pemeriksaan petugas pemeriksaan pemeriksaan oleh tenaga yang
pemeriksaan radiodiagnostik dan radiodiagnostik kompeten (cek file
radiodiagnostik tindak lanjutnya kepegawaian, cocokan dengan
3. Petugas yang ketenagaan/persyaratan
pola ketenagaan, profil
SK tentang ketentuan
kompeten dan Evaluasi kesesuaian petugas)
pegawai dan hasil evaluasi
petugas yang
pengalaman yang persyaratan petugas kesesuaian kompetensi
menginterpretasi hasil
memadai yang melakukan petugas dengan persyaratan,
pemeriksaan
menginterpretasi hasil interpertasi hasil Bukti interpertasi oleh petugas
Evaluasi kesesuaian radiodiagnostik
SK tentang ketentuan
pemeriksaan.
4. Petugas yang yang kompeten
persyaratan petugas petugas yang
kompeten yang
yang melakukan memverifikasi dan Bukti verifikasi dan laporan
memadai, memverifikasi
verifikasi dan membuat laporan hasil oleh petugas yang kompeten
dan membuat laporan
membuat laporan pemeriksaan
hasil pemeriksaan Penghitungan
5. Tersedia staf dalam hasil pemeriksaan radiodiagnostik
Pemenuhan pola Bukti pemenuhan kebutuhan
jumlah yang adekuat
ketenagaan dan staf (cek dengan pola
untuk memenuhi
tindak lanjut ketenagaan)
kebutuhan pasien
kebutuhan
Kriteri 8.3.4. Hasil pemeriksaan tenaga
radiologi tersedia tepat waktu sesuai ketentuan yang ditetapkan.
• Jangka waktu pelaporan hasil pemeriksaan radiologi diagnostik perlu ditetapkan. Hasil yang dilaporkan dalam kerangka waktu didasarkan pada kebutuhan pasien, pelayanan yang
Poko ditawarkan, dan kebutuhan pemberi pelayanan klinis. Kebutuhan tes untuk pelayanan gawat darurat, pemeriksaan di luar jam kerja serta akhir minggu termasuk dalam ketentuan
k ini.
Pikira • Hasil pemeriksaan radiologi yang cito untuk pasien gawat darurat harus diberi perhatian khusus dalam proses pengukuran mutu. Hasil pemeriksaan radiodiagnostik yang
n: dilaksanakan dengan kontrak pelayanan oleh pihak di luar Puskesmas dilaporkan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan dalam kontrak.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Kepala Puskesmas
SK tentang ketetapan
menetapkan tentang
kerangka waktu pelaporan
harapan waktu pelaporan
hasil pemeriksaan
hasil
2. pemeriksaan.
Ketepatan waktu
hasil monitoring, dan tindak
pelaporan hasil
Monitoring ketepatan SOP monitoring ketepatan lanjut monitoring thd
pemeriksaan diukur,
waktu waktu, ketepatan waktu pelaporan
dimonitor, dan ditindak
3. Hasil pemeriksaan hasil
lanjuti Ketepatan waktu
radiologi dilaporkan sda: lihat hasil monitoring
penyampaian laporan
dalam kerangka waktu apakah memenuhi kerangka
hasil pemeriksaan
untuk memenuhi waktu yang ditetapkan
8.3.5. radiodiagnostik
Semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi dan diagnostik imajing diperiksa, dirawat dan dikalibrasi secara teratur, dan disertai catatan memadai yang
kebutuhan
Kriteri pasien
dipelihara
• dengan baik.
Petugas radiologi bekerja untuk menjamin bahwa semua peralatan berfungsi dengan baik pada tingkatan yang dapat diterima dan aman bagi para operator. Program pengelolaan
peralatan radiologi meliputi:
Poko
o Identifikasi dan inventarisasi peralatan.
k
o Asesmen penggunaan peralatan melalui inspeksi, testing, kalibrasi, perawatan.
Pikira
o Monitoring dan bertindak terhadap laporan peralatan bila ada peringatan bahaya, penarikan kembali, laporan insiden, masalah dan kegagalan.
n:
o Mendokumentasi program pengelolaan
• Frekuensi testing, perawatan, dan kalibrasi berhubungan dengan pemakaian peralatan dan riwayat pelayanannya didokumentasi /dicatat.
1. ELEMEN PENILAIAN
Ada program KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Rencana program
pemeliharaan peralatan Pelaksanaan program
pemeliharan peralatan bukti pelaksanaan
radiologi dan pemeliharaan
radiologi
dilaksanakan
Rencana program
pemeliharaan didalamnya
Pelaksanaan memuat kegiatan
cek bukti pelaksanaan
2. Program termasuk inventarisasi inventarisasi peralatan
inventarisasi: daftar
inventarisasi peralatan peralayan Daftar inventaris peralatan
inventarisasi
radiodiagnostik radiodiagnostik
,Cek isi program apakah
dan tensting peralatan termasuk
pemliharaan inventarisasi
didalamnya
radiologi (yang memuat rencana inspeksi
3. Program termasuk
merupakan salah satu dan testing alat
inspeksi dan testing bukti inspeksi dan testing
kegiatan dari program jadwal inspeksi dan testing,
peralatan
pemeliharaan , cek isi program apakah
peralatan
Pelaksanaan kalibrasi termasuk inspeksi dan
4. Program termasuk peralatan cek isi program apakah Panduan kalibrasi dan
kalibrasi dan perawatan radiodiagnostik dan termasuk kalibrasi dan perawatan peralatan, bukti
peralatan perawatan peralatan perawatan peralatan kalibrasi dan perawatan
Pelaksanaan
radiodiagnostik
monitoring dan tindak
Panduan/SOP monitoring dan
5. Program termasuk lanjut terhadap Cek isi program apakah
tindak lanjut, bukti monitoring
monitoring dan tindak pelaksanaan program termasuk monitoring dan
dan tindak lanjut thd program
lanjut pemeliharaan tindak lanjut
pemeliharaan
peralatan
6. Ada dokumentasi yang radiodiagnostik
dokumentasi pelaksanaan
adekuat untuk semua
testing, perawatan, dan
testing, perawatan dan
kalibrasi
kalibrasi peralatan
Kriteri 8.3.6. Film X-ray dan perbekalan lain tersedia secara teratur.
Poko
• Kebutuhan akan film, reagensia dan perbekalan lain ditetapkan secara teratur untuk menjamin pelayanan dapat diberikan sesuai kebutuhan dan tepat waktu. Proses untuk
k
memesan atau menjamin
• Semua perbekalan tersedianya
disimpan film, reagensia
dan distribusi dan perbekalan
sesuai prosedur penting yang
yang ditetapkan lain perlu dilaksanakan
memasukkan jugasecara efektif.perusahaan pembuat. Evaluasi periodik dari reagen sesuai
rekomendasi
Pikira
rekomendasi pembuat menjamin akurasi dan presisi hasil pemeriksaan.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. X-ray film, reagensia SK tentang film, reagensia,
dan semua perbekalan dan perbekalan yang harus
penting ditetapkan disediakan
reagensia dan
perbekalan penting Hasil evaluasi terhadap
2. X-ray film, reagensia Ketersediaan film,
yang lain. Ketersediaan film, ketersediaan X-ray film,
dan perbekalan penting reagensia, dan
Evaluasi ketersediaan reagensia, dan perbekalan reagensia dan perbekalan yang
lain tersedia perbekalan
x ray film, reagensia lain
dan perbekalan yang
distribusi perbekalan
untuk pelayanan
3. Semua perbekalan di radiodiagnostik. Pedoman dan SOP Bukti monitoring penyimpanan cek penyimpanan
simpan dan didistribusi Monitoring penyimpanan dan distribusi dan distribusi sesuai dengan dan distribusi
sesuai dengan pedoman penyimpanan dan perbekalan SOP perbekalan
distribusi perbekalan
4. Semua perbekalan untuk pelayanan
Monitoring dan SOP monitoring dan
dievaluasi secara hasil monitoring.evaluasi, dan
evaluasi ketersediaan evaluasi ketersediaan
periodik untuk akurasi Kebijakan tindak lanjut
perbekalan perbekalanpelayanan
dan hasilnya. radiodiagnostik didalamnya
5. Semua perbekalan Pelabelan hasil
memuat ketentuan tentang Pemberian label pada semua
diberi label secara pemeriksaan
pelabelan hasil perbekalan
lengkap dan akurat radiodiagnostik
pemeriksaan
Kriteri 8.3.7. Pelayanan radiologi dikelola, dipimpin, dan dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
radiodiagnostik
• Pelayanan radiodiagnostik yang berada di Puskesmas dipimpin oleh seorang yang kompeten sesuai dengan pelatihan yang terdokumentasi, keahlian, dan pengalaman, sesuai
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Individu ini secara profesional bertanggung jawab atas fasilitas dan pelayanan radiologi.
• Bila individu ini memberikan konsultasi klinis atau pendapat medis maka dia harus seorang dokter, sedapat mungkin seorang spesialis radiologi. Pelaksanaan pelayanan radiologi
Poko dilakukan oleh petugas radiografer yang kompeten
k • Tanggung jawab pimpinan radiologi termasuk:
Pikira o Mengembangkan, melaksanakan, mempertahankan kebijakan dan prosedur.
n: o Pengawasan administrasi.
o Mempertahankan (maintaining) setiap program kontrol mutu yang perlu.
o Memberikan rekomendasi pelayanan radiologi dan diagnostik imajing di luar.
o Memonitor dan me-review semua pelayanan radiologi yang tersedia.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Kebijakan pelayanan
radiodiagnostik didalamnya
memuat persyaratan
1. Pelayanan radiologi
penanggung jawab
dibawah pimpinan
pelayanan radiodiagnostik
seseorang yang
tentang persyaratan. SK
kompeten
penetapan penanggung
Evaluasi Kesesuaian jawab pelayanan
2. Pelayanan radiologi petugas terhadap
Penanggung jawab radiodiagnostik bukti profil kepegawaian
dilaksanakan oleh persyaratan
bersama kepala petugas radiodiagnostik sesuai
petugas yang kompeten. puskesmas
kompetensi petugas persyaratan kompetensi
dan tindak lanjut
menyusunan
3. Penanggung jawab kebijakan dan
pelayanan radiologi prosedur pelayanan Kebijakan pelayanan
mengembangkan, radiodiagnostik, radiodiagnostik. Pedoman Bukti pelaksanaan monitoring
melaksanakan, Penanggung jawab pelayanan radiodiagnostik. pelayanan radiodiagnostik,
mempertahankan radiodiagnostik SOP-SOP pelayanan hasil monitoring dan tindak
kebijakan dan prosedur, melakukan monitoring radiodiagnostik yang lanjut
ditetapkan dan pelaksanaan disediakan
dilaksanakan. pelayanan
4. Penanggung jawab radiodiagnostik
pelayanan radiologi apakah sesuai
Monitoring dengan
ketertiban Bukti pelaksanaan monitoring
melakukan pengawasan kebijakan
admistrasidan ketertiban adminstrasi
administrasi ditetapkan prosedur
radiodiagnostik Rencana program radiodiagnostik
5. Penanggung jawab
dan dilaksanakan. pengendalian mutu
pelayanan radiologi
pelayanan radiodiagnostik Bukti pelaksanaan program
mempertahankan Pelaksanaan program
(yang terintegrasi dengan pengendalian mutu, pelaporan,
program kontrol mutu pengendalian mutu
rencana program mutu tindak lanjut
ditetapkan dan
Pelaksanaan puskesmas dan
6. Penanggung
dilaksanakan. jawab
pemantauan dan keselamatan pasien) Hasil pemantauan dan review
pelayanan memantau
review serta tindak pelayanan radiologi, tindak
dan me-review
lanjut terhadap lanjut hasil pemantauan dan
pelayanan radiologi yang
pelayana review
disediakan
Kriteri 8.3.8. Ada prosedurradiodiagnostik
kontrol mutu, dilaksanakan dan didokumentasikan.
• Sistem kontrol mutu yang baik adalah penting untuk dapat memberikan pelayanan radiodiagnostik yang unggul.
• Prosedur kontrol mutu termasuk:
Poko
k
o Validasi metode tes yang digunakan untuk akurasi dan presisi
Pikira
o Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten
n:
o Langkah perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan (deficiency) teridentifikasi..
o Pendokumentasian hasil dan langkah-langkah perbaikan.
ELEMEN PENILAIAN Penyusunan KEGIATAN
dan REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Lakukan wawancara:
1. Ada program kontrol Pelaksanaan program
Rencana program bagaimana kontrol
mutu untuk pelayanan pengendalian mutu Bukti pelaksanaan program
pengendalian mutu mutu dilakukan
radiodiagnostik, dan yang kegiatan sesuai control mutu
radiodiagnostik dalam pelayanan
dilaksanakan. dengan pokok pikiran
radiodiganostik
dan EP 2 sd EP 5 Cek apakah dalam rencana
2. Program kontrol mutu
program pengendalian Bukti pelaksanaan program
termasuk validasi metode Sda
mutu termasuk validasi control mutu
tes. Cek apakah
metoda tes dalam rencana
3. Program kontrol mutu program pengendalian
Bukti pelaksanaan program
termasuk pengawasan Sda mutu termasuk
control mutu
harian hasil pemeriksaan. pengawasan harianrencana
Cek apakah dalam hasil
4. Program kontrol mutu pemeriksaan
program pengendalian
termasuk perbaikan Bukti pelaksanaan program
Sda mutu termasuk perbaikan
cepat bila ditemukan control mutu
5. Program kontrol mutu cepat bila ditemukan
Cek apakah dalam rencana
kekurangan.
termasuk kekurangan
program termasuk
Bukti pelaksanaan program
pendokumentasian hasil Sda pendokumentasian hasil
control mutu
dan langkah-langkah dan langkah-langkah
perbaikan.
Manajemen informasi – rekam medis perbaikan
Standa8.4. Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelola sarana, dan pihak terkait di luar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku.
Kriteri 8.4.1. Ada pembakuan kode klasifikasi diagnosis, kode prosedur, simbol, dan istilah yang dipakai.
Poko
• Standarisasi terminologi, definisi, kosakata dan penamaan memfasilitasi pembandingan data dan informasi di dalam maupun di luar Puskesmas (fasilitas kesehatan rujukan).
k
Keseragaman penggunaan kode diagnosa dan kode prosedur/tindakan mendukung pengumpulan dan analisis data.
Pikira • Singkatan dan simbol juga distandarisasi dan termasuk daftar “yang tidak boleh digunakan”. Standarisasi tersebut konsisten dengan standar lokal dan nasional yang berlaku.
n:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
diagnosis , Cek dalam rekam
1. Terdapat standarisasi SK tentang standarisasi
medis (pada waktu telaah
kode klasifikasi diagnosis kode klasifikasi diagnosis
rekam medis, bagaimana
dan terminologi lain yang dan terminologi yang
penggunaan kode klasifikasi
konsisten dan sistematis digunakan
2. Terdapat standarisasi diagnosis dan terminologi yang
kode klasifikasi diagnosis SK tentang standarisasi
Standarisasi kode klasifikasi
dan terminologi yang kode klasifikasi diagnosis
diagnosis dan terminologi di
disusun oleh Puskesmas dan terminologi yang
Puskesmas Klasifikasi diagnosis
(minimal 10 besar digunakan
3. Dilakukan pembakuan
penyakit)
singkatan-singkatan yang
digunakan dalam Pembakuan singkatan Keputusan tentang Dokumen eksternal Standar
pelayanan sesuai dengan yang digunakan pembakuan singkatan pelayanan rekam medis
standar nasional atau
lokal
Kriteri 8.4.2. Petugas memiliki akses informasi sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab pekerjaan.
Poko • Berkas rekam medis pasien adalah suatu sumber informasi utama mengenai proses asuhan dan perkembangan pasien, sehingga merupakan alat komunikasi yang penting. Agar
k informasi ini berguna dan mendukung asuhan pasien keberlanjutan, maka perlu tersedia selama pelaksanaan asuhan pasien dan setiap saat dibutuhkan, serta dijaga selalu
Pikira diperbaharui (up keperawatan
• Catatan medis to date). dan catatan pelayanan pasien lainnya tersedia untuk semua praktisi kesehatan pasien tersebut. Kebijakan Puskesmas mengidentifikasi praktisi
n: kesehatan mana saja yang mempunyai akses ke berkas rekam medis pasien untuk menjamin kerahasiaan informasi pasien.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN KebijakanREGULASI
pengelolaan DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
rekam medis yang
1. Ditetapkan kebijakan didalamnya berisi tentang
dan prosedur akses ketentuan akses terhadap
petugas terhadap rekam medis, Pedoman
informasi medis pengelolaan rekam mdis,
dan SOP tentang akses
2. Akses petugas
Pemberian akses terhadap rekam
Ketetapan medis
tentang
terhadap informasi yang
terhadap rekam medis pemberian hak akses
dibutuhkan dilaksanakan
sesuai dengan tugas kepada praktisi kesehatan
sesuai dengan tugas dan
dan tanggung jawab yang boleh mengakses petugas rekam medis
tanggung jawab
tentang siapa saja
3. Akses petugas
Pelaksanaan akses Amati siapa saja yang berhak
terhadap informasi
terhadap rekam medis yang dapat mengakses rekam
dilaksanakan sesuai
sesuai kebijakan dan mengakses rekam medis, dan
dengan kebijakan dan
prosedur medis bagaimana
prosedur
melakukan proteksi
akses:tingkat thd kerahasiaan isi
keamanan, dan
tingkat kerahasiaan.
Dalam SK harus
ditetapkan Cek apakah dalam
4. Hak untuk mengakses pembatasan- kebijakan atau pedoman
informasi tersebut pembatasan akses pengelolaan rekam medis
mempertimbangkan kepada petugas bahwa ada ketentuan sda sda
tingkat kerahasiaan dan maupun karyasiswa bahwa hak akses
keamanan informasi (jika ada). Jika mempertimbangkan
menggunakan kerahasiaan dan keamanan
tehnologi informasi
maka harus ada
pembatasan akses
Kriteri 8.4.3. Adanya sesuai
sistem yangdengan
memandu level
penyimpanan dan pemrosesan rekam medis
• Puskesmas menetapkan dan melaksanakan suatu kebijakan yang menjadi pedoman retensi berkas rekam medis pasien dan data serta informasi lainnya. Berkas rekam medis klinis
Poko
pasien, serta data dan informasi lainnya disimpan (retensi) untuk suatu jangka waktu yang cukup dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku guna mendukung
k
asuhan pasien, manajemen, dokumentasi yang sah secara hukum, riset dan pendidikan. Kebijakan tentang penyimpanan (retensi) konsisten dengan kerahasiaan dan keamanan
Pikira
informasi tersebut. Ketika periode retensi yang ditetapkan terpenuhi, maka berkas rekam medis klinis pasien dan catatan lain pasien, data serta informasi dapat dimusnahkan
n:
dengan
ELEMEN semestinya.
PENILAIAN KEGIATAN Kebijakan pengelolaan
REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
rekam medis yang lakukan observasi
didalamnya berisi bagaimana cara Tanyakan pada
1. Puskesmas
Tiap pasien ketentuan tentang keharus identifikasi rekam petugas rekam medis
mempunyai rekam
mempunyai rekam tiap pasien mempunyai medis. Lakukan bagaimana
medis bagi setiap pasien
medis. Proses satu rekam medis dan observasi apakah cara/metoda
dengan metoda
identifikasi pasien metode identifikasi pasien setiap pasien identifikasi rekam
identifikasi yang baku
(minimal dua cara mempunyai medis
identifikasi yang relative rekam medis
tidak berubah)
2. Sistem pengkodean,
penyimpanan, dan
Cek apakah dalam
dokumentasi
Kebijakan pengelolaan
memudahkan petugas Pemrosesan rekam
rekam medis didalamnya
untuk menemukan rekam medis sesuai dengan
memuat tentang sistem
pasien tepat waktu kebijakan
pengkodean, penyimpanan,
maupun untuk mencatat
3. Ada kebijakan dan dokumentasi rekam medis
Cek apakah dalam
pelayanan yang diberikan
prosedur penyimpanan
kepada pasien Pelaksanaan Kebijakan pengelolaan
berkas rekam medis penyimpanan rekam rekam medis didalamnya
dengan kejelasan masa medis sesuai berisi tentang ketentuan
retensi sesuai peraturan kebijakan dan penyimpanan rekam medis,
perundangan yang prosedur dan SOP penyimpanan
berlaku.
Kriteri 8.4.4. Rekam berisi informasi yang memadai rekam
danmedis
dijaga kerahasiaannya tentang identifikasi pasien, dokumentasi prosedur kajian, masalah, kemajuan pasien dan hasil asuhan
Poko • Kelengkapan isi rekam medis diperlukan untuk menjamin kesinambungan pelayanan, memantau kemajuan respons pasien terhadap asuhan yang diberikan. Puskesmas
k menetapkan kebijakan dan prosedur kelengkapan rekam medis.
• Privasi dan kerahasiaan data serta informasi wajib dijaga, terutama data dan informasi yang sensitif. Keseimbangan antara berbagi (sharing) data dan kerahasiaan data perlu
Pikira
diatur. Perlu ditetapkan tingkat privasi dan kerahasiaan yang harus dijaga untuk kategori beragam informasi (misalnya: rekam medis pasien, data riset dan lainnya).
n:
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN Cek apakahREGULASI
dalam DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
mencakup diagnosis, Cek pada telaah rekam medis,
Kebijakan pengelolaan
pengobatan, hasil kelengkapan diagnosis,
rekam medis didalamnya
pengobatan, dan pengobatan, hasil pengobatan,
memuat tentang ketentuan
kontinuitas asuhan yang dan kontinuitas asuhan (SOAP)
2. Dilakukan penilaian tentang isi rekam medis
bukti pelaksanaan penilaian
dan tindak lanjut Penilaian kelengkapan SOP penilaian kelengkapan
kelengkapan dan ketepatan isi
kelengkapan dan dan ketepatan isi dan ketepatan isi rekam
rekam medis, hasil dan tindak
ketepatan isi rekam rekam medis medis,
lanjut penilaian
medis
3. Tersedia prosedur
SOP untuk menjaga
menjaga kerahasiaan
kerahasiaan rekam medis
rekam medis
Manajemen Keamanan Lingkungan
Standa8.5. Lingkungan pelayanan mematuhi persyaratan hukum, regulasi dan perizinan yang berlaku.
Kriteri 8.5.1. Lingkungan fisik Puskesmas, instalasi listrik, air, ventilasi,
Poko gas dan sistim lain yang dipersyaratkan diperiksa secara rutin, dipelihara, dan diperbaiki bila perlu.
• Untuk menjamin keamanan pasien/keluarga yang berkunjung ke Puskesmas, perlu dilakukan monitoring secara rutin, pemeliharaan, dan perbaikan bila terjadi kerusakan pada fisik
k
bangunan Puskesmas termasuk di dalamnya instalasi listrik, air, ventilasi, gas, dan sistem lain. Pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan
Pikira
dilakukan oleh petugas yang kompeten.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Program/jadual
1. Kondisi fisik lingkungan Pelaksanaan pemantauan fisik Bukti pelaksanaan
Puskesmas dipantau pemantauan lingkungan puskesmas. pemantauan lingkungan fisik
secara rutin. lingkungan Puskesmas SOP pemantauan fisik puskesmas
lingkungan puskesmas
Program/jadual
2. Instalasi listrik, kualitas pemantauan sistem
air, ventilasi, gas dan utilitas/prasarana. SOP
sistem lain yang Pemantauan dan pemeliharaan dan Bukti pelaksanaan
digunakan dipantau pemeliharaan system pemantauan instalasi pemantauan sistem
secara periodik oleh utilitas listrik, air, ventilasi, gas dan utilitas/prasarana
petugas yang diberi sistem lain, bukti
tanggung jawab Pelaksanaan pelatihan pemantauan dan tindak
Program pelatihan Adanya pelatihan
3. Tersedia sarana untuk penggunaan APAR, lanjut Bukti pelaksanaan pelatihan Mintalah
penanggulangan penanggulangan
menangani masalah simulasi jika terjadi dan simulasi kebakaran. simulasi
kebakaran. SOP kebakaran.
listrik/api apabila terjadi kebakaran. Tersedia APAR yang tidak penggunaan
penanggulangan kebakaran Ketersediaan
kebakaran Pengadaan/penyediaa kadaluwarsa APAR
4. Tersedia kebijakan dan (jika terjadi kebakaran) APAR
n APAR
prosedur inspeksi, SK dan SOP pemantauan,
pemantauan, pemeliharaan, perbaikan
pemeliharaan dan sarana dan peralatan
5. Inspeksi, pemantauan,
perbaikan Pelaksanaan inspeksi,
pemeliharaan, dan Pelaksanaan inspeksi,
pemantauan,
perbaikan alat dilakukan Program/jadual pemantauan, pemeliharaan,
pemeliharaan, dan
sesuai dengan prosedur pemeliharaan alat dan perbaikan alat sesuai
perbaikan alat sesuai
dan
6. jadwal yang
Dilakukan dokumentasi prosedur prosedur
ditetapkan
pelaksanaan, hasil dan pendokumentasi
tindak lanjut inspeksi, pelaksanaan Dokumen pelaksanaan
pemantauan, pemantauan, pemantauan pemeliharaan dan
pemeliharaan dan pemeliharaan, dan perbaikan
perbaikan yang
8.5.2. telah
Inventarisasi, perbaikan
pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya dilakukan berdasarkan perencanaan
Kriteri
dilakukan.
yang memadai.
• Bahan dan limbah berbahaya perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman, yang meliputi bahan kimia, bahan, gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain
sesuai ketentuan. Harus disusun rencana pengendalian bahan dan limbah berbahaya dan ditetapkan proses untuk:
o inventarisasi bahan dan limbah berbahaya;
Poko
o penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya;
k
o pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan insiden lainnya;
Pikira
o pembuangan limbah berbahaya yang benar;
n:
o peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure);
o pendokumentasian, meliputi setiap izin dan perizinan/lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya;
o pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN SK, PanduanREGULASI
pengelolaan DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
dan prosedur
bahan berbahaya dan SOP
inventarisasi,
inventarisasi, pengelolaan,
pengelolaan,
penyimpanan dan
penyimpanan dan
penggunaan bahan
2. Ditetapkanbahan
penggunaan kebijakan
SK, Panduan, dan SOP
berbahaya
dan prosedur
pengendalian dan
pengendalian dan
Pelaksanaan pembuangan limbah Mintalah
pembuangan limbah
penanganan bahan berbahaya simulasi
berbahaya
3. Dilakukan
berbahaya. SOP pemantauan bagaimana
pemantauan, evaluasi Bukti pelaksanaan penanganan Lakukan
Pelaksanaan pelaksanaan kebijakan dan penanganan
dan tindak lanjut bahan berbahaya.Bukti observasi:
pemantauan, evaluasi prosedur penanganan jika terjadi
terhadap pelaksanaan pemantauan terhadap peletakan/penyim
dan tindak lanjut bahan berbahaya, bukti tumpahan,
kebijakan dan prosedur pelaksanaan penanganan panan bahan
terhadap pelaksanaan pemantauan, dan tindak ada jika terjadi
penanganan bahan bahan berbahaya berbahaya
kebijakan dan lanjut paparan thd
berbahaya
prosedur penanganan bahan
4. Dilakukan penanganan limbah
bahan berbahaya Bukti pelaksanaan penanganan berbahaya
SOP pemantauan
pemantauan, evaluasi berbahaya. limbah berbahaya. Bukti
pelaksanaan kebijakan dan
dan tindak lanjut Pemantauan, evaluasi pemantauan, evaluasi dan Cek pelaksanaan
prosedur penanganan
terhadap pelaksanaan dan tindak lanjut tindak lanjut terhadap pembuangan
limbah berbahaya, bukti
kebijakan dan prosedur terhadap pelaksanaan pelaksanaan kebijakan dan limbah berbahaya
pemantauan, dan tindak
penanganan limbah kebijakan dan prosedur penanganan limbah
lanjut
berbahaya prosedur penanganan berbahaya
Kriteri 8.5.3. Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif untuk menjamin keamanan lingkungan fisik dikelola oleh petugas yang kompeten.
• Untuk mengelola risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja memerlukan perencanaan. Rencana tahunan perlu disusun, yang meliputi:
a) Keselamatan dan Keamanan. Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung, halaman/ground dan peralatan tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf
dan pengunjung. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
Poko
b) Bahan berbahaya, yang meliputi: penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
k
c) Manajemen emergensi, yaitu tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif.
Pikira
d) Pengamanan kebakaran: Puskesmas wajib melindungi properti dan penghuninya dari kebakaran dan asap.
n:
e) Peralatan medis: untuk mengurangi risiko, peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sesuai dengan ketentuan.
f) Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.
• Rencana tersebut didokumentasikan dan di up-date yang merefleksikan keadaan-keadaan terkini dalam lingkungan Puskesmas. Ada proses untuk me-review dan meng-update.
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Ada rencana program
Penyusunan program Rencana program
untuk menjamin
keamanan linkgungan keamanan lingkungan fisik
lingkungan fisik yang
2. Ditetapkan petugas fisik Puskesmas
aman
yang bertanggung jawab
dalam perencanaan dan SK penanggung jawab
pelaksanaan program pengelolaan keamanan
untuk menjamin Penyusunan rencana lingkungan fisik Puskesmas
lingkungan fisik yang program keamanan
aman lingkungan fisik Cek apakah Rencana
mencakup program keamanan
3. Program tersebut
pemantauan, evaluasi lingkungan fisik Puskesmas
mencakup perencanaan,
dan tindak lanjut memuat: perencanaan,
pelaksanaan, pendidikan
terhadap pelaksanaan pelaksanaan, pendidikan
dan pelatihan petugas,
kebijakan dan dan pelatihan petugas,
pemantauan, dan
prosedur penanganan pemantauan, dan evaluasi ,
evaluasi
bahan berbahaya. Bukti pelaksanaan program
Pelaksanaan program keamanan
keamanan lingkungan
4. Dilakukan monitoring, Pelaksanaan
fisik SPO monitoring dan Bukti pelaksanaan
evaluasi dan tindak lanjut monitoring, evaluasi
evaluasi terhadap program program.Bukti monitoring,
terhadap pelaksanaan dan tindak lanjut
keamanan lingkungan evaluasi dan tindak lanjut
program tersebut. pelaksanaan program
Manajemen Peralatan
Standa8.6. Peralatan dikelola dengan tepat.
Kriteri 8.6.1. Peralatan ditempatkan di lingkungan pelayanan dengan tepat
Poko
k • Untuk menjaga agar peralatan siap pakai dan dalam kondisi baik pada saat dibutuhkan maka Puskesmas perlu menetapkan ketentuan dan prosedur kebersihan dan sterilisasi alat-
Pikira alat yang perlu disterilkan, dan menempatkan alat yang siap pakai pada tempat yang tepat sesuai persyaratan dan fungsi alat.
n:
Kebijakan pengelolaan alat
ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
yang habis digunakan, yang
didalamnya berisi
1. Ditetapkan kebijakan
ketentuan tentang
dan prosedur untuk
pemilahan alat yang bersih
memisahkan alat yang
dan kotor, sterilisasi alat,
bersih dan alat yang
peralatan yang
kotor, alat yang
membutuhkan penanganan
memerlukan sterilisasi, Penyusunan program
khusus, dan penempatan
alat yang membutuhkan keamanan linkgungan
alat.SOP memisahkan alat
perawatan lebih lanjut fisik
yang bersih dan alat yang
(tidak siap pakai), serta
kotor, SOP sterilisasi, SOP
alat-alat yang
penanganan alat yang
membutuhkan
membutuhkan perawatan
persyaratan khusus
khusus. SOP penyimpanan
untuk peletakannya
alat. SOP penyimpanan
2. Tersedia prosedur alat yang membutuhkan
Kebijakan,
persyaratan panduan,
khusus dan
sterilisasi alat-alat yang
SOP sterilisasi bukti pelaksanaan
perlu
3. disterilkan
Dilakukan pemantauan Amati proses Tanyakan proses
pemantauan, hasil
terhadap pelaksanaan pelaksanaan sterilisasi alat
pemantauan, tindak lanjut
prosedur secara berkala sterilisasi alat dilakukan
bantuan peralatan, bantuan
pemantauanalat, cek dokumentasi
persyaratan-persyaratan apakah persyaratan-
fisik, tehnis, maupun SOP tentang penanganan perayaratan yang diminta pada
petugas yang berkaitan bantuan peralatan EP 4 dipenuhi baik persyaratan
dengan operasionalisasi fisik, tehnis, maupun
alat tersebut dapat kompetensi/pelatihan untuk
Kriteri 8.6.2. Peralatan dipelihara dan dikalibrasi secara rutin.
• Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis, Puskesmas:
o melakukan inventarisasi peralatan medis;
o melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur;
Poko o melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan ketentuannya;
k o melaksanakan pemeliharaan;
Pikira o melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi;
n: o memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan kalibrasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
• Pemeliharaan alat dilakukan oleh petugas yang kompeten yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. Peralatan diperiksa dan diuji coba sejak masih baru dan
seterusnya, sesuai umur dan penggunaan peralatan tersebut atau sesuai instruksi pabrik. Pemeriksaan, hasil uji coba dan setiap kali pemeliharaan, dan
kalibrasi didokumentasikan.
ELEMEN
1. PENILAIAN
Dilakukan KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Daftar inventaris peralatan
2. Ditetapkanperalatan
inventarisasi
Penanggung jawab klinis di Puskesmas
yang ada di Puskesmas SK penanggung jawab
pengelola alat ukur dan
pengelolaan peralatan dan
dilakukan kalibrasi atau
kalibrasi
Rencana/Jadual
yang sejenis secara
teratur, dan ada buktinya pengendalian alat, testing,
3. Ada sistem untuk dan perawatan secara rutin.
kontrol peralatan, testing, SOP kontrol peralatan,
dan perawatan secara testing, dan perawatan
rutin secara rutin untuk
peralatan klinis yang
4. Hasil pemantauan Bukti pelaksanaan perawatan
digunakan
tersebut dan uji fungsi. Bukti monitoring
didokumentasikan Kebijakan pemeliharaan
alat yang didalamnya berisi
5. Ditetapkan kebijakan ketentuan sesuai dengan
dan prosedur yang ada pada pokok
penggantian dan pikiran antara lain termasuk
perbaikan alat yang ketentuan penggantian dan
rusak agar tidak perbaikan alat yang
mengganggu pelayanan rusak.SOP penggantian alat
yang rusak dan SOP
perbaikan alat yang rusak
Manajemen Sumber Daya Manusia
Standa8.7. Terdapat proses rekrutmen, retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan tenaga klinis yang baku.
Kriteri 8.7.1. Penilaian dan evaluasi kompetensi tenaga klinis dilakukan melalui proses kredensial tenaga yang efektif.
Poko
k • Untuk menjamin pelayanan klinis dilakukan oleh tenaga yang kompeten, maka perlu ditetapkan kebijakan dan prosedur kredensial yang meliputi penilaian kompetensi petugas
Pikira klinis, termasuk persyaratan sertifikasi, lisensi dari petugas klinis tersebut, dan upaya untuk peningkatan kompetensi, untuk memenuhi kecukupan kebutuhan tenaga klinis.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Ada penghitungan
Penghitungan Pola ketenagaan dan
kebutuhan tenaga klinis
kebutuhan tenaga persyaratan kompetensi Bukti penghitungan/analisis
di Puskesmas dengan
klins dan penyusunan tenaga yang memberi kebutuhan tenaga
persyaratan kompetensi
pola ketenagaan Kebijakan,
pelayanan panduan,
klinis dan
2.
danAda cara menilai
kualifikasi.
SOP penilaian kualifikasi
kualifikasi tenaga untuk
Penilaian kualifikasi tenaga dan penetapan
memberikan pelayanan
tenaga kewenangan (Kebijakan,
yang sesuai dengan
panduan, dan SOP proses
kewenangan
kredensial)
3. Dilakukan proses
Pelaksanaan SK Pembentukan tim Bukti pelaksanaan kredensial,
kredensial yang
kredensial tenaga kredensial tenaga klinis, bukti bukti sertifikasi dan
mencakup sertifikasi dan
klinis SOP kredensial lisensi tenaga klinis
lisensi Rencana
4. Ada upaya untuk
Peningkatan pengembangan/peningkata
meningkatkan bukti pelaksanaan diklat untuk
kompetensi petugas n kompetensi staf klinis,
kompetensi tenaga klinis meningkatkan kompetensi
pemberi pelayanan SOP peningkatan
agar sesuai persyaratan klinis
klinis kompetensi, Pemetaan
dan kualifikasi
kompetensi.
Kriteri 8.7.2. Adanya proses yang menjamin kesesuaian antara pengetahuan dan keterampilan tenaga dengan kebutuhan pasien
Poko
• Agar pasien memperoleh asuhan klinis sesuai dengan kebutuhan dan dilaksanakan dengan optimal, perlu dilayani oleh tenaga klinis yang kompeten sesuai dengan pengetahuan
k
dan keterampilan yang dibutuhkan. Puskesmas perlu melakukan penilaian kinerja tenaga klinis dan menyusun dan menerapkan rencana untuk peningkatan kompetensi tenaga klinis
Pikira
dalam memberikan asuhan pada pasien. Tenaga klinis mempunyai kewajiban untuk ikut berperan serta dalam meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dan mutu pelayanan klinis.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Dilakukan evaluasi
SOP penilaian kinerja
kinerja tenaga kesehatan
Pelaksanaan evaluasi tenaga klinis. Instrumen Bukti pelaksanaan evaluasi
yang memberikan
kinerja tenaga klinis penilaian kinerja tenaga kinerja tenaga klinis
pelayanan klinis secara
Pelaksanaan analisis klinis
berkala
2. Dilakukan analisis dan kinerja dan tindak Bukti analisis, bukti tindak
tindak lanjut terhadap lanjut terhadap
Keterlibatan hasil
dalam lanjut terhadap hasil evaluasi
hasil evaluasi evaluasi kinerja
peningkatan mutu kinerja tenaga klinis
tenaga
pelayananklinis
klinis baik
pada tingkat
Bukti-bukti keterlibatan tenaga
3. Tenaga kesehatan puskesmas (misalnya Kebijakan mutu yang
klinis dalam kegiatan mutu Lakukan wawancara,
yang memberikan keaktifan dalam tim didalamnya memuat
puskesmas dan keselamatan bagaimana peran
pelayanan klinis berperan mutu), dan kewajiban tenaga klinis
pasien. Bukti-bukti petugas dalam
aktif dalam pelaksanaan untuk berperan aktif dalam
pelaksanaan perbaikan mutu peningkatan mutu
meningkatkan mutu perbaikan kineraja upaya peningkatan mutu
berkesinambungan di unit layanan klinis
pelayanan klinis berkesinambungan di pelayanan klinis
masing-masing (PDCA)
unit kerja masing
masing (keterlibatan
Kriteri 8.7.3. Setiap tenaga
Poko mendapat
dalam PDCA di kesempatan
unit mengembangkan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien.
k • Dalam upaya peningkatan kompetensi dari tenaga kesehatan yang memberikan asuhan klinis, perlu direncanakan, dan diberi kesempatan bagi tenaga klinis untuk meningkatkan
masing-masing)
Pikira kompetensi melalui pendidikan dan/atau pelatihan.
n:
1. ELEMEN PENILAIAN
Tersedia informasi KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
Penyampaian
mengenai peluang
informasi tentang Bukti penyediaan informasi
pendidikan dan pelatihan
peluang pendidikan tentang peluang pendidikan
bagi tenaga kesehatan
dan pelatihan bagi dan pelatihan
yang memberikan
2. Ada dukungan tenaga klinis
pelayanan klinis dari Bukti-bukti dukungan
manajemen Puskesmas Dukungan pimpinan manajemen untuk pendidikan
bagi tenaga kesehatan untuk pendidikan dan dan pelatihan: memberi
untuk memanfaatkan pelatihan kesempatan untuk mengikuti
3. Jika ada
peluang tenaga
tersebut diklat/seminar/workshop
Evaluasi dan tindak
kesehatan yang SOP evaluasi dan tindak
lanjut bagi tenaga
mengikuti pendidikan lanjut bagi petugas yang bukti pelaksanaan evaluasi dan
klinis yang mengikuti
atau pelatihan, dilakukan mengikuti pendidikan dan tindak lanjut
pendidikan dan
evaluasi penerapan hasil pelatihan,
pelatihan Bukti-bukti dokumen
pelatihan
4. Dilakukandi tempat kerja. Pendokumentasian
pelaksanaan pendidikan dan
pendokumentasian pelaksanaan
pelatihan. Cek file
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan
kepegawaian ttg kelengkapan
pendidikan dan pelatihan pelatihan baik diklat
sertifikat pelatihan,
yang dilakukan oleh internal maupun
seminar/workshop, Foto copy
tenaga kesehatan. eksternal
Sertifikat pelatihan/pendidikan
Kriteri
Poko 8.7.4. Wewenang tenaga diuraikan dengan jelas dan dilaksanakan secara profesional dan legal dalam pelaksanaan asuhan.
• Untuk menjamin bahwa asuhan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tepat dan kompeten, maka harus ada kejelasan tugas dan wewenang untuk tiap tenaga kesehatan yang
k
memberikan asuhan klinis di Puskesmas. Dalam kondisi tertentu, jika tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan tidak tersedia, maka dapat ditetapkan tenaga kesehatan
Pikira
dengan pemberian kewenangan untuk menjalankan asuhan klinis tertentu oleh pejabat yang berwenang.
n:ELEMEN PENILAIAN KEGIATAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
1. Setiap tenaga
kesehatan yang
memberikan pelayanan Proses kredensial Uraian tugas petugas
klinis mempunyai uraian untuk menentukan pemberi pelayanan klinis
tugas dan wewenang kewenangan klinis dan kewenangan klinis
2. Jika tidak tersedia
yang didokumentasikan
tenaga
dengan kesehatan
jelas yang
memenuhi persyaratan
untuk menjalankan SK tentang pemberian
kewenangan dalam kewenangan khusus jika
pelayanan klinis, tidakdalam
Cek tersedia tenaga
ditetapkan petugas kesehatan yang memenuhi
kebijakan/panduan
kesehatan dengan persyaratan.
kredensial apakah juga
persyaratan tertentu mengatur pemberian
untuk diberi kewenangan kewenangan khusus untuk
khusus
3. Apabila tenaga tenaga kesehatan yang
kesehatan tersebut diberi kewenangan khusus
diberi kewenangan karena tidak tersedia Bukti pelaksanaan penilaian
Penilaian kompetensi
khusus, dilakukan tenaga kesehatan yang (kredensial) pengetahuan dan
petugas yang diberi
penilaian terhadap memenuhi persyaratan, keterampilan bagi petugas
kewenangan khusus
pengetahuan dan dan bagaimana proses yang diberi kewenangan
oleh tim kredensial
keterampilan yang terkait penilaian thd pengetahuan khusus
dengan kewenangan dan keterampilan yang
khusus yang diberikan bersangkutan, SPO
penilaian (kredensial)
Pelaksanaan Evaluasi pengetahuan dan
4. Dilakukan evaluasi dan dan tindak lanjut keterampilan bagi petugas Bukti evaluasi dan tindak lanjut
SOP evaluasi dan tindak
tindak lanjut terhadap terhadap pelaksanaan yang diberi kewenangan terhadap pelaksanaan uraian
lanjut
khususterhadap
pelaksanaan uraian tugas uraian tugas dan tugas dan wewenagn setiap
pelaksanaan uraian tugas
dan wewenang bagi kewenangan klinis tenaga kesehatan (yang
dan kewenangan klinis
setiap tenaga kesehatan untuk tiap-tiap tenaga terlibat dalam pelayanan klinis)
klinis
g berlaku.
emeriksaan.
ntasikan pada pekerjaannya.
sanakan tes laboratorium
ia di Puskesmas.
REAKREDITASI
Pastikan jumlah
petugas sesuai
ABK / pola
ketenagaan
REAKREDITASI
REAKREDITASI
Pastikan dilakukan
pertemuan secara
periodik minimal 1x
untuk membahas
nilai kritis untuk
setiap tes
Review dan jika
perlu revisi SOP
Review dan jika
perlu revisi SOP,
pastikan jelas oleh
siapa dan kepada
siapa hasil kritis
dilaporkan
Review dan jika
perlu revisi SOP dari
hasil monitoring
(ep5), pastikan
menyebutkan
Pastikan tersedia
bagaimana
bukti monitoring
pencatatan
pemeriksaan dalamhasil
rekam medis tindak
lab kritis,
lanjut monitoring,
rapat-rapat
mengenai
monitoring
pelaksanaan
pelayanan
yang efektif untuk pemesanan
laboratorium
ditetapkan. Evaluasi periodik
ntuk reagensia dan larutan
Review dan Revisi
REAKREDITASI
SK mengenai
regensia terutama
bila reagensia
sering berganti dan
Review
ada dan
pemeriksaanjika
perlu
baru revisi SOP,
pastikan reagen
tersedia dan apabila
reagen tidak
tersedia,puskesmas
memiliki
Pastikan proses
untuk mengatasidan
penyimpanan
distribusi reagen
sesuai pedoman
yang berdasarkan
Pastikan tersedia
MSDS atau insert kit
Panduan tertulis
untuk evaluasi
reagensi, bukti
evaluasi dan tindak
Pastikan
lanjut
lelengkapan
Pelabelan reagensia
sesuai prosedur
dilaksanakan. Rentang nilai
kan kepala laboratorium.
ode pemeriksaan berubah.
REAKREDITASI
Review dan Revisi
SK mengenai nilai
Pastikan
rentang tersedia
Form laporan hasil
pemeriksaan
laboratorium
Paastikan
dengan Form
rentang
laporan
nilai hasil
pemeriksaan
laboratorium luar
memuat dilakukan
Pastikan rentang
nilai
evaluasi rentang
nilai secara periodik
minimal 1xsetahun
tetapi revisi
dilakukan hanya bila
diperlukan
ian mutu dilakukan sesuai
REAKREDITASI
Review dan jika
perlu revisi SK dan
SOP
Pastikan
pelaksanaan
kalibrasi sesuai
jadwal dan
instrumen semua
dalam kondisi
Siapkan
terkalibrasi
bukti/sertifikat
kalibrasi
Pastikan dilakukan
PDCA minimal 1x
tiap tahun
Pastikan ada bukti
PME terbaru
(1tahun terakhir)
Pastikan tersedia
bukti PMI dan PME
yang baru.
REAKREDITASI
Pastikan tersedia
program mutu dan
keselamatan
laboratorium tahun
pedoman k3 lab
berjalan, program
mutu tahun
sebelumnya beserta
laporannya
Pastikan program
tersebut terintegrasi
dengan program
mutu dan
keselamatan
Puskesmas
Siapkan bukti
laporan program
tahun sebelumnya
dan capaian tahun
berjalan sudah
sejauh apa
Review dan jika
perlu revisi SK dan
SOP
Pastikan tersedia
bukti manajemen
risiko termasuk
FMEA setiap
tahunnya
Review dan jika
perlu revisi SOP
serta siapkan bukti
pelaksanaan
orientasi
Siapkan bukti
pelatihan petugas
bila tersedia
peralatan baru
Siapkan bukti
pelaksanaan
pengawasan dari
dinas
REAKREDITASI
Pastikan
penandaan obat high alert, lasa
penyimpanan sesuai
Pastikan label
memuat nama,
dosis, cara
pemakaian obat dan
frekuensi
penggunaannya.
Lebih baik bila
ditambah tanggal
kadaluarsa dan
Review
nama obatdan jika
perlu revisi SOP.
Pastikan
pelaksanaan PIO
sesuai SOP
Lakukan sosialisasi
PIO supaya
informasi ESO
diberikan termasuk
prosedur bila terjadi
ESO
Lakukan sosialisasi
PIO supaya
informasi cara
penyimpanan obat
di rumah diberikan
Pastikan adalaporan
ESO dan Insiden
terutama KTD yang
terdokumentasi dan
ditindaklanjuti
k mendefinisikan suatu
-definisi dan proses-proses
adalah bagian dari program
di kemudian hari.
REAKREDITASI
Review dan jika
perlu revisi SK dan laporan insiden ke tim mutu
SOP.
Pastikan tersedia
laporan insiden
keselamatan pasien
dan pelaksanaan
pelaporan sesuai
SOP.
REAKREDITASI
Pastikan tersedia
bukti monitoring
obat emergensi
gan yang berlaku.
n yang berlaku.
diodiagnostik sebagai upaya
atan pasien, masyarakat dan
REAKREDITASI
adiologi mencerminkan
n lain, dan pasien. Program ini
REAKREDITASI
pemeriksaan.
menginterpretasi hasil atau
REAKREDITASI
REAKREDITASI
REAKREDITASI
pat waktu. Proses untuk
riodik dari reagen sesuai
REAKREDITASI
REAKREDITASI
REAKREDITASI
es yang baku.
Pastikan tersedia
bukti pemberian
akses rekam medis
terhadap petugas
Pastikan tersedia
bukti pemberian
akses rekam medis
terhadap petugas
Pastikan dalam SK
terdapat batasan
akses rekam medis
REAKREDITASI
Pastikan program
tersebut mencakup
pemantauan,
evaluasi dan tindak
lanjut terhadap
pelaksanaan
kebijakan dan
prosedur
penanganan bahan
Pastikan dilakukan
berbahaya.
monitoring, evaluasi
dan tindak lanjut
terhadap
pelaksanaan
program tersebut
dan ada buktinya
REAKREDITASI
nilaian kompetensi petugas
butuhan tenaga klinis.
Pastikan ada ola
REAKREDITASI
ketenagaan dan
persyaratan
kompetensi tenaga
yang memberi
pelayanan klinis
Review dan jika
perlu revisi SOP
Pastikan ada bukti
pelaksanaan
kredensial, bukti
bukti sertifikasi dan
lisensi tenaga klinis
Tersedia
serta RKK masing- bukti
pelaksanaan
masing staf diklat
untuk meningkatkan
kompetensi klinis,
bukti sertifikat
pelatihan
n sesuai dengan pengetahuan
gkatan kompetensi tenaga klinis
n dan mutu pelayanan klinis.
REAKREDITASI
Terdapat instrumen
penilaian kinerja
tenaga klinis dan
bukti pelaksanaan
Pastikan
evaluasi ada bukti
analisis, bukti tindak
lanjut terhadap hasil
evaluasi kinerja
tenaga klinis
en.
aga klinis untuk meningkatkan
REAKREDITASI
Pastikan ada bukti
penyediaan
informasi tentang
peluang pendidikan
dan pelatihan
Pastikan ada bukti
dukungan
manajemen untuk
pendidikan dan
Pastikan dilakukan
pelatihan
evaluasi penerapan
hasil pelatihan di
tempat kerja bagi
staf yang mengikuti
pelatihan
Pastikan ada bukti
dokumen
pelaksanaan
pendidikan dan
pelatihan
tiap tenaga kesehatan yang
apkan tenaga kesehatan
Pastikan tiap tenaga
REAKREDITASI
kesehatan yang
memberikan
pelayanan klinis
mempunyai uraian
tugas dan
wewenang yang
didokumentasikan
dengan jelas
Pastikan ada
penilaian
kompetensi petugas
yang diberi
kewenangan khusus
oleh tim kredensial
pelaksanaan
evaluasi dan tindak
lanjut terhadap
pelaksanaan uraian
tugas dan
kewenangan klinis
untuk tiap-tiap
BAB IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamantan Pasien (PMPK)
4. Ada rencana dan program Rencana dan program tim simulasi identifikasi pasien,
peningkatan mutu layanan klinis dan peningkatan mutu layanan klinis dan Bukti-bukti pelaksanaan program simulasi cuci tangan,
keselamatan pasien yang keselamatan pasien, bukti peningkatan mutu klinis dan simulasi asesmen jatuh,
dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan program kerja, keselamatan pasien simulasi pemasangan
rencana yang disusun monitoring, dan evaluasi gelang, dsb
Kriteria: 9.4.2. Rencana peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan disusun dan dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi
• Agar pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka perlu perencanaan yang matang berdasarkan data monitoring mutu layanan klinis dan
Pokok Pikiran:
sasaran-sasaran keselamatan pasien yang telah disusun.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI
4. Ditetapkan program-program
Rencana program perbaikan mutu
perbaikan mutu yang dituangkan
klinis dan keselamatan pasien
dalam rencana perbaikan mutu
Bukti pertemuan-
pertemuan/lokakarya evaluasi dan
tindak lanjut thd hasil monitoring dan
penilaian mutu/kinerja klinis tahun
lalu, dan tahun berjalan
Bukti-bukti pelaporan, analisis dan
tindak lanjut jika terjadi insiden
keselamatan pasien baik tahun lalu,
dan tahun berjalan
Review dan revisi jika perlu SK dan
SOP penanganan insiden
keselamatan pasien
Bukti pelaporan dan analisis insiden
keselamatan pasien tahun lalu, dan
tahun berjalan
sda
Bukti tindak lanjut terhadap insiden,
dan pemanfaatan untuk penyusunan
program mutu klinis dan keselamatan
pasien
Pastikan didokumentasikan
sda
NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.
SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM
E.P
1 #REF! #REF!
2 #REF! #REF!
3 #REF! #REF!
4 #REF! 530
5 #REF! 1010
6 #REF! 290
7 #REF! 1510
8 #REF! 1720
9 #REF! 580
SKOR TOTAL & SKOR MAKSIMUM E.P #REF! #REF!
CAPAIAN Puskesmas
Puskesmas .
Kab./ Kota :
Tangga:
Survei :
1
2
3
4
5
6
7
BAB
muncul otomatis.
CAPAIAN
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!