Anda di halaman 1dari 37

 Arsitektur adalah sebuah peristiwa tak terlupakan yang muncul

dalam kreasi sesaat dalam pikiran manusia, selain itu arsitektur


juga merupakan pemenuhan perhatian kepada jaminan
kemantapan konstruksi, pemenuhan akan kenyamanan dan
pemenuhan akan sebuah maksud yang tinggi dibandingkan
hanya sebagai suatu fungsi yang sederhana, dan hanya
cenderung menampilkan kekuatan puitis yang menggairahkan
dan memberikan kita kesenangan (Corbusier, 1930:218-219).

 Arsitektur adalah seperti seseorang yang mengerjakan sebuah


kerja arsitektur hal itulah yang memberikan roh pada arsitektur.
Sebuah roh yang diketahui tidak memiliki gaya (style), tidak
memiliki teknik, tidak perlu adanya metode. Roh yang hanya
muncul sebagai dirinya saja. Itulah arsitektur, dan hal ini
merupakan penjelmaan dari sesuatu yang tak terukur (Kahn,
1964 dalam Latour 1991:168).
 Terminologi arsitektur dimaksudkan hanya untuk
disain bangunan dengan sebuah tinjauan keindahan
(Pevsner, 1943:15).

 Arsitektur tidak hanya berhubungan dengan


bangunan dan kegunaan saja tetapi juga adanya
tambahan nilai artistik pada bangunan yang
sederhana (Tschumi, 1990: 15-16).
 Esensi arsitektur pada dasarnya adalah manifestasi dari
material yang digunakannya (Frankl, 1914 :158).
 Ruang adalah aspek asitektur yang paling sulit, tetapi ini
lah esensi sesungguhnya dan tujuan akhir dari arsitektur
itu sendiri (Lasdun, RIBA Journal, September, 1977:367).
 Esensi dari disain, bukan sesuatu yang ada tersembunyi di
belakang sebuah penampilan, tetapi penampilan itu
sendiri (Scruton, 1983: 189-190).
 Secara alamiah arsitektur harus menyesuaikan dirinya
terhadap sifat alamiah dari material yang digunakan
(Lodoli, c1750 dalam Mitchell, 1990:206).
 Dalam Arsitektur kita harus mengembangkan bentuk-
bentuk baru dari berbagai persoalan alamiah yang
baru (Mies van der Rohe, 1922).
 Selain itu kita juga harus menciptakan bentuk-bentuk
diluar sifat alamiah dengan menggunakan metoda-
metoda terbaru (Mies van der Rohe, 1923).
 Sebuah objek didefinisikan karena sifat alamiahnya.
(Gropius, 1926 dalam Condrads 1964:95).
 Dalam mendesain sebuah objek secara tepat yang
harus dipelajari terlebih dahulu adalah sifat
alamiahnya (Bonta, 1979:32).
 Terminologi penyusunan atau order diambil dari bahasa latin
ordo dan ordin, baris, seri, ranking, kelas, atau tingkatan, dan
juga berhubungan dengan ordiri yang berarti awal, dan ornare
yang berarti menghiasi.
 Arsitektur sebagai taxis yang berarti menyusun bagian-bagian
(Aristotle, Poetics, VII: 35), yang berarti dengan poiesis
pembuatan sesuatu dengan memasukkan susunan di dalamnya.
 Menurut Yunani kuno, arsitektur berisi taxis atau ordinatio
dalam bahasa latinnya, dan diathesis dalam bahasa Yunani yang
berarti penataan, dan dalam bahasa Latinnya dispositio.
Penataan tidak hanya menyangkut peletakkan bagian perbagian
dalam suatu hubungan satu dengan yang lainnya, tetapi juga
elegan dalam komposisinya (Johnson, 1994:235).
 Selain itu pemahaman lain dari menyusun/menata
(arrangement) yang termasuk dalam sub ketegori
tersebut yaitu ideai dalam bahasa Yunani, yang dalam
arsitektur diterjemahkan sebagai denah (ground plan),
tampak (elevation), dan perspektif (Pollitt, 1974 :160).

 Vitruvius (1486) mengatakan bahwa susunan (order)


merupakan pemberian ukuran kepada setiap
pekerjaan yang dipikirkan secara terpisah, dan
memberikan keseimbangan simetri pada proporsi
secara keseluruhan (Buku I:II,2).
 Hirarki Arsitektur
 Kekacauan
 Kesederhanaan
 Kompleksitas
 Pengertian hirarki datang dari bahasa Latin (h)
ierarchia yang berasal dari bahasa Yunani awal
ierarches (ieros, yang berarti sakral + -arches), yang
artinya pendeta tertinggi.
 Hal yang sama juga terjadi pada bangunan geometris
dan berinterelasi secara spasial yang didasari oleh
pusat, dominasi elemen, dan yang terjadi pada
bangunan arsitektur religius di barat dan di timur.
 Pada umumnya format struktur dari hirarki terdiri
dari elemen primer dan elemen sekunder.
 Elemen primer didefinisikan sebagai dasar dari
struktur utamanya, hal tersebut dapat diketahui bila
elemen primer tersebut diambil dari komposisi
keseluruhannya maka akan menimbulkan komposisi
yang terpecah-pecah (terjadi disintegrasi/tidak saling
berhubungan).
 Elemen sekunder secara relative tersusun dengan
bebas tanpa terikat dan bila diambil dari komposisinya
secara keseluruhan tidak akan mempengaruhi elemen
primernya (Norberg-Schulz, 1965:149-150).
 Kekacauan berasal dari bahasa Latin chaos yang
diadaptasi dari bahasa Yunani, yang berarti jurang
yang besar atau kekosongan, chaos didasari oleh mitos
Yunani kuno di dalam suatu tempat chaos dan choma
(bumi) yang merupakan kreasi pertama.

 Terminologi tradisional untuk menyatakan tentang


kekacauan adalah berada diantara dua keadaan yang
tidak dapat dikenali, namun hal tersebut memiliki
kesatuan (Vivante, 1955:11)
 Kesederhanaan berasal dari bahasa latin simplicitas or
simplex, yang berarti kesederhanaan dalam bentuk,
keadaan, atau kondisi yang membentuk suatu porsi
tunggal atau suatu struktur yang mengabaikan
kekomplekkan, kerumitan, atau hiasan.

 Kesederhanaan adalah sesuatu yang dikejar oleh para


arsietek setidaknya sejak Vitruvius yang dengan tepat
diterjemhkan kedalam bentuk susunan Doric (Doric
Order) yang didasarkan pada bentuk tubuh laki-laki dan
manusia laki-laki itulah kesederhanaan.

 Satu sisi kesederhanaan diterima sebagai bagian dalam


gerakan arsitekur moderen sejak awal abad ke 20
(Johnson, 1994: 245)
 Kata kompleks berasal di bahasa latin complexus, yang
berarti kerumitan. Secara arsitektural, kompleksitas
terlihat sebagai suatu kualitas yang membutuhkan
control, dari susunannya. Dalam arsitektur sekarang
ini yang perlu diperhatikan oleh para arsitek adalah
bagaimana mengurangi kerumitan dalam asumi secara
rasional dan ilmu pengetahuan (Johnson, 1994:248).
 tetap menjadi koheren atau dengan jalan demikian
bagian-bagian tersebut dapat di bandingkan, atau
dengan perbedaan yang dimiliki oleh bagian-
bagian tersebut maka bagian-bagian tersebut
dapat dijadikan koheren dengan segala peristiwa
dan segala objek pada dasarnya selalu
berhubungan. (Corbusier 1930:33).
 Secara teknis fungsi merupakan suatu hubungan
yang saling berkait, dan bukan kualitas (Heath,
1991:25).
 Interaksi dari berbagai bagian atau tingkatan dari
suatu kelompok akan mengakibatkan bagian-bagian
tersebut menyatu, berkoneksi, atau menjaga bagian-
perbagiannya agar kontras satu dengan yang lainnya..
 Melihat hubungan-hubungan adalah hal pertama yang
harus di lakukan untuk mengidentifikasi karakteristik
dari tiap elemen dengan apa tiap elemen tersebut
dikenali sebagai bagian keseluruhan atau tidak
 Hal kedua yang harus di perhatikan dalam
mengeleborasi hubungan-hubungan adalah melihat
jarak antara tiap elemen, apakah elemen tersebut
abstrak, konseptual, matematikal, semantikal atau
fisikal.

 Arsitektural sebanding dengan hubungan Internal dan


eksternal yang ditemukan dalam hukum ditribusi tiap
elemen menurut aturan komposisi, tidak jadi masalah
tiap elemen tersebut memang sudah menurut
aturannya atau memang secara tersendiri sudah ada di
tempat tersebut.
 Pengukuran Dalam Arsitektur
 Posisi dan Jarak
 Ukuran
 Apropos Anthropos
 Geometri
 Skala
 Nomor
 Proporsi
 Ukuran adalah salah satu konsep dasar yang
mudah difahami manusia.

 Diambil dari bahasa latin mens-, yang berarti


bentuk lampaunya metiri,yang berarti ukuran, dan
sama dengan bahasa Yunani-nya metron, ukuran
juga secara etimologinya berhubungan dengan
bahasa Germanic, nama, yang berarti nama dari
sesuatu yang termanifestasi, bahasa ini juga
merupakan akar dari bahasa sankrit na- yang
berarti secara prinsip tidak termanifestasi dan -ma
adalah ukuran yang termanifestasi (Tawa, 1991:60).
 Ukuran adalah inti dari semua kata yang berisi –mens- atau
-metr- yang berarti adalah geometri, simetri, meter,
diameter, dimensi, keleluasaan, dan perode waktu
(period/mensuration).

 Order atau susunan tidak akan terbayangkan tanpa suatu


konsepsi dari karakteristik utama ukuran, baik yang di
definisikan (memberikan batasan pada segala sesuatu) dan
menganalisis hubungan bentuk-bentuk yang saling
terpisah-pisah.
 Manusia adalah ukuran segala sesuatu, tidak hanya untuk
mereka sendiri tetapi juga yang bukan untuk mereka sendiri
(Protagoras dikutip dari Plato, Theatetus: 152a).

 Arsitektur harus dipikir sebagai sebuah susunan tubuh, sebagai


sesuatu substansi, roh dan juga otak (Corbusier, 1954:60-61).
 Antropos berasal dari bahasa Yunani anthropos, yang berarti
manusia atau manusia laki-laki, kecuali hal tersebut antropos
merupakan kombinasi dari akhiran –centric, -geny, -glot, -
graphy, -metry, -morphous, -phaty, -phagy, -phobia, -phugy, -
sophy, dan –tomy, sepanjang yang berhubungan dengan
antropurgic (dari theoyrgos, kegiatan sebagai manusia laki-laki),
yang mencakup semua aspek kegiatan manusia.
 Secara arsitektural antropos cirri khas fisiknya menurut
ukuran kuno diartikan sebagai digit, palm, foot, cubit
(Vitruvius, 9A.5), dan dimensi tersebut merupakan
pertunjukan variasi ukuran yang dapat menembus jaman
dan kebudayaan; secara fisik dan secara metamorposis
dalam terminology upacara pengorbanan dan dalam
pengertian arsitektur klasik (Vitruvius, 1486; Hersey, 1988).

 Di abad pertengahan dan zaman reinaisance secara fisik


dan simbolik bentuk tubuh manusia di masukan kedalam
bangunan sebagai ukuran untuk proporsi (Wittkower,
1973). Dalam menemukan sensasi dan rasa terhadap gaya-
gaya konstruksi yang berkerja di abad ke 19 (Viollet-le-
Duc,1872
 Dalam system proposi dari beberapa arsitek moderen
(Corbusier, 1958; Padovan, 1986); Dalam konstruksi
sosiospasial pada studi perilaku (Alexander et al, 1977).
 Dan baru-baru ini secara metapora dalam memenuhi
perhatian akan tubuh dan gender (t) issues (Agrest,
1991;Al-Sayed et al, 1988; Frascari, 1991; A.Kahn, 1991;
Whiteman et al. 1992).
 Secara arsitektural antropos ciri khas fisiknya menurut ukuran kuno
diartikan sebagai digit, palm, foot, cubit (Vitruvius, 9A.5), dan dimensi
tersebut merupakan pertunjukan variasi ukuran yang dapat menembus
jaman dan kebudayaan; secara fisik dan secara metamorposis dalam
terminology upacara pengorbanan dan dalam pengertian arsitektur
klasik (Vitruvius, 1486; Hersey, 1988).

 Di abad pertengahan dan zaman reinaisance secara fisik dan simbolik


bentuk tubuh manusia di masukan kedalam bangunan sebagai ukuran
untuk proporsi (Wittkower, 1973).

 Dalam menemukan sensasi dan rasa terhadap gaya-gaya konstruksi


yang berkerja di abad ke 19 (Viollet-le-Duc,1872).

 Dan baru-baru ini secara metapora dalam memenuhi perhatian akan


tubuh dan gender (t) issues (Agrest, 1991;Al-Sayed et al, 1988; Frascari,
1991; A.Kahn, 1991; Whiteman et al. 1992).
 Geometri adalah sebuah ilmu yang menentukan
kepemilkian suatu ruang secara sintetis dan secara fakta
terbukti (Kant, 1971:422).
 Geometri adalah sebuah dasar material yang padanya kita
membangun lambang-lambang, yang menghadirkan
kepada kita kesempurnaan dan keilahian. (Corbusier, 1929
dalam the city of tomorrow, dikutip dari Agrest 1991:64)
 Diambil dari pengertian utama geometres dalam bahasa
Yunani, yang berarti gemetrician atau seorang surveyor
yang secara literlek diartikan sebagai pengukur bumi.
 Terminologi geometry adalah terminology kuno yang luar
biasa dan biasanya digunakan untuk menggambarkan
berbagai system proporsional atau manipulasi posisi pada
sebuah permukaan atau didalam sebuah ruang.
 Dua system denah geometric di abad pertengahan
yang terkenal adalah ad triangulum, yang didasari oleh
prinsip keseimbangan suatu segitiga, dan ad
quadratum, yang didasari oleh prinsip bujur sangkar
(square).
 Geometri juga didefinisikan sebagai ilmu yang
memperlakukan hubungan-hubungan dan batas-batas
kepemilikan baik bagian utamanya maupun ruang-
ruangnya (Gwilf, 1867:874
 Berasal dari bahasa latin scala (tangga), yang berarti dalam
bahasa Yunani yang sama dan klimax, artinya dalam bahasa
Inggris scale adalah tingkatan seri atau tingkatan susunan,
tingkatan ukuran, sebuah system atau sebuah skema yang
memiliki nilai relative atau berkorespondensi, atau yang
berarti representasi rasio dari suatu objek atau suatu
luasan.
 Akar dalam metapora dari sebuah skala dan dalam jaman
kuno di gunakan untuk penyekalaan mesin (Vitruvius:
epibatra yang berarti lebih+pelangkahan) dalam
pengepungan, atau dalam musik skala di artikan sebagai
ascenden dan decenden, sedangkan sebuah skala dapat
dilihat dalam pengulangan dari sebuah radix, yang berarti
sebuah modul.
 Dalam arsitektur moderen terminology skala adalah suatu
kualitas untuk mencocokan penyetingan yang sangat besar
apa yang akan dianalisa dari apa yang dimaksudkan dalam
jaman Yunani kuno sebagai stereotomy, dan penataan
spasial seperti yang dimaksudkan oleh Doxiadis (1972).
 Penggunaan terminology skala dalam penanganan
arsitektur belakangan ini sangat tergantung pada translasi
kognif terminology tersebut.
 Alberti menggunakan modus, untuk mengartikan skala
yang diterjemahkan secara beragam sebagai size, disposisi,
dan sekarang ini skala lebih dikenal sebagai resep untuk
menyesuaikan suatu tempat, dengan penomoran secara
tepat (certum numerum), modum, dan untuk menyusun
bangunan secara keseluruhan dari berbagai bagian-
bagiannya (Alberti, 1755b dalam Johnson, 1994:362).
 Dalam bahasa Latinnya numerosus, numerus yang
mempunyai dua pengertian dasar : pertama, secara literal
berarti tipe yang beragam, banyak, hasil yang banyak, dan
kedua secara gaya berarti sebagai ritme, ukuran.
 Dalam bahasa Yunani terminology nomor adalah arithmos
yang berarti (‘nomor atau kuantitas) dan rythmos yang
berarti (bentuk, rupa, atau pola) yang dalam gerak
diartikan sebagai sesuatu yang membatasi gerak tersebut.
 Hal itulah maka rythmos membatasi ruang yang juga
menghasilkan bentuk, sedangkan arithmos membatasi
suatu keadaan yang tak terbatas yang juga menghasilkan
kuantitas spesifik, oleh kerena itu semua seni akan terbatas
dalam cara ini. Dalam seni visual rythmoi adalah perupaan.
 Tidak ada yang lebih penting yang harus di ketahui
oleh seorang arsitek selain proporsi dari bangunan
yang dibuatnya dan menjadikannya sebagai sebuah
standard (Vitruvius, 1486:6.2.1).

 Dalam arsitektur, konsep proporsi hadir dalam sebuah


konsep geometris yang merupakan hasil dari
pembandingan linier dimensi fisik (Antoniades, 1986
:62).
 Ketika sebagian kecil dari suatu bangunan terletak
pada suatu tempat, maka bangunan tersebut
menambahkan suatu nilai pesona pada tempat
tersebut.
 Namun bila posisi nya di suatu tempat yang aneh, tak
dikenali, atau tidak bersesuaian, maka akan
mengurangi nilai elegansinya, apapun itu akan
menjatuhkan jika bangunan tersebut merupakan
sesuatu yang lain (Battista Alberti, 1775b:9.7).
 Hampir bisa dipastikan bahwa posisi adalah satu titik
yang ditempati oleh seseorang atau sesuatu dalam
hubungannya dengan seseorang atau sesuatu.

 Posisi berasal dari bahasa latin Pono, yang artinya
meletakkan, menempatkan, menaruh, penempatan,
memantapkan, membaringkan, atau menyimpan,
terminoloi tersebut juga berhubungan dengan letak secara
spasial.
 Secara arsitektur, posisi adalah aspek spasial dari aktifitas
ilmu atau seni arsitektur, yaitu peletakan elemen-elemen
dalam ruang, atau pada suatu permukaan dan meletakan
suatu elemen secara bersamaan pada ruang atau
permukaan tertentu.
 Posisi merupakan lokasi dari sebuah ide atau meletakan
konstruksi arsitektur, atau mengukuhkan suatu hubungan
antara tempat dan ideologi (Burns dalam A. Kahn, 1991:
165).
 Apa yang membedakan arsitektur dengan seni lukis dan seni patung
adalah kualitas spasialnya.
 Kemudian sejarah arsitektur adalah sejarah manusia membentuk
ruang, dan persoalan ruang selalu menjadi perhatian utama untuk
masa yang akan datang (Pevsner, 1963:1).
 Konsep suatu ruang adalah bukan didalam ruang (Tschumi, 1975
dalam Tschumi, 1990:27).
 Ruang dan Waktu adalah kendaraan yang terus berputar dengan dunia
secara bersama-sama (James, 1907:60). Ruang (space) adalah
terminology yang hanya padu dengan etimologi Latin spatium, yang
artinya luas atau ruangan, dan dalam bahasa Yunani berarti topos atau
choros, atau berarti juga sebagai tempat atau lokasi yang berarti
ekspresi dari pancaran suatu permukaan yang luas lebih dari sekedar
kualitas tiga dimensi.
 Dalam bahasa Yunani ogkos yang berarti bagian besar,
volume, massa (dan merupakan dasar dari
terminology Inggris oncology yang dalam pengertian
moderen berarti studi tentang tumor), yang lebih
dekat berarti pengertian ruang secara spasial dalam
arsitektur, yang berarti oikos yang berarti ruangan.
 Waktu biasanya berhubungan dengan perluasan
secara spasial sebagai sebuah kualitas dari
pengalaman, yang dulunya difahami sebagai
kosmologi.
 Dalam tradisi arsitektur barat, tidak didapatkan referensi
tentang pengertian tradisi perencanaan lahan (site planning) di
jaman kuno; hubungan spasial antara bangunan dan petunjuk
untuk apa yang mereka butuhkan berasal dari yang bukan
arsitektural (Doxiadis 1972:15).
 Vitruvius menyatakan diathesis (penataan) yang berarti
peletakan sesuatu pada suatu tempat dengan efek yang elegan
(Vitruvius 1486:1.2.2).
 Konsep Jerman Raum yang berarti ruang atau ruangan, dan
raumempfindung, atau berarti mengisi ruang, yang berarti
komposisi dalam bentuk tiga dimensional.
 Martin Heidegger mengatakan raum dalam bangunan,
pemukiman dan pemikiran (1954): apa kata untuk ruang adalah
raum yang berarti desain (rancangan) akan sesuai dengan
pengertian kuno (ruang dilihat sebagai ruang tiga dimensional).
 Raum berarti sebuah tempat yang bebas atau bebas untuk
pemukiman dan bertempat tinggal.).
 Pusat (center) berasal dari guenon yang secara tradisional
difahami sebagai pusat dari dunia yang mana segala sesuatu
mulai dimanifestasikan yang tidak di temukan di tempat
lainnya.
 Center bersumber dari bahasa Latin centrum dan dalam bahasa
Yunani kentron yang berarti patok atau titik pusat (stionary
point) dari suatu kompas yang merupakan bagian dari kentrei
yang berarti menusuk).
 Dalam arsitektur sentralisasi selalu merupakan sebuah proses
sentripetal, misalnya penggambaran sebuah elemen-elemen
yang mengitari suatu inti (core), dan bentuk sentralis
mendominasi sejarah arsitektur baik itu bangunan perkantoran
maupun bangunan keagamaan. Apakah hal tersebut mengitari
suatu poin tertentu (apakah itu berupa sirkular atau dalam
bentuk polygonal), atau dalam bentuk axis.
 Pusat atau center adalah pusat dari suatu kota secara persis
dapat dikenal lewat monument atau sebagai sebuah jalan (Rossi,
1982).
 Suatu ruangan adalah awal dari arsitektur. Hal
tersebut dimulai dari pikiran (Kahn, 1971).
 Dasar kepemilikan apa yang dibuat oleh manusia pada
suatu tempat adalah konsentrasi dan keberdekatan.
 Hal tersebut ada didalam sepenuhnya, yang oleh
karena itulah diartikan sebagai bersama-sama.
 Untuk memenuhi fungsi ini mereka harus membuka
hubungan dengan bagian luarnya. ( Norberg-
schulz, 1980:10).
 Tempat dalam bahasa latinnya Locus, yang berarti
tempat atau spot yang juga berarti local dan locolus,
yang berarti sebuah tempat yang kecil.
 Dalam terminology Yunani tempat bererti topos, yang
dalam bahasa Inggris menjadi topic, toparcy,
topography, topology, toponymy dan topophilia.
 Dalam konsep arsitektur tempat diartikan sebagai
sensasi suatu tempat, dan roh suatu tempat. Kevin
Lynch, menyatakan bahwa kota sebagai “sense of
place” yang berarti bahwa semua aktivitas manusia
terjadi di tempat itu, dan memperkuat ingatan akan
suatu tempat (1960:119).

Anda mungkin juga menyukai