Anda di halaman 1dari 10

Assalammu’alaikum

Wr.Wb
NAMA KELOMPOK:
1. KHOIRUM MAMNU’AH
2. MIFTAKHUL HIDAYAH
FIQIH

“THAHARAH”
Pengertian Thaharah (Bersuci)

Ath-Thaharah, menurut bahasa, artinya kebersihan atau bersih dari


berbagai kotoran, baik yang bersifat hissiyah (nyata), seperti najis
berupaair seni dan yang selainnya, maupun yang bersifat maknawiyah,
seperti aibdan perbuatan maksiat. At-Tathir bermakna tanzhif
(membersihkan), yaitu pembersihan pada tempat yang terkotori.
Menurut pengertian syari'at (terminologi), thaharah berartitindakan
menghilangkan hadats dengan air atau debu yang bisamenyucikan. Juga
berarti upaya meglenyapkan najis dan kotoran. Berarti,thaharah
menghilangkan sesuatu yang ada di tubuh yang menjadi penghalang bagi
pelaksanaan shalat dan ibadah semisalnya.
Media- media yang dapat digunakan untuk
bersuci

1. Bersuci dengan air


Air dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Air mutlak
Salah satunya adalah air suci dzatnya dan bisa mensucikan pada yang lainnya
serta tidak makruh menggunakannya
b. Air musyammas
Yang kedua adalah air yang suci dzatnya, bisa mensucikan pada yang lainnya,
dan makruh menggunakannya pada badan tidak pada pakaian
c. Air musta'mal dan mutaghayyir
Bagian ketiga adalah air yang suci dzatnya namun tidak bisa mensucikan pada
yang lainnya. Yaitu air musta’mal. Yaitu air yang sudah digunakan untuk
menghilangkan hadats, atau menghilangkan najis jika memang tidak berubah
sifatnya dan tidak bertambah ukurannya, setelah terpisah dari tempat yang di
basuh beserta menghitung air yang diserap oleh tempat yang dibasuh. Dan air
mutaghayyir (air yang berubah)
d. Air mutanajjisAir mutanajjis
Adalah air yang terkena najis.
Jika kurang dari 2 qullah, walaupun tidak berubah salah satu zat dan sifatnya,
maka air itu menjadi najis. Jika banyaknya mencapai 2 qullah atau lebih, tetapi
berubahbsalah satu sifatnya, seperti: rasa, bau, atau warnanya maka air itu
2. Bersuci dengan tanah (Tayamum)
Tayammum diperbolehkan ketika tidak mampu menggunakan air, baik
disebabkan ketiadaannya atau karena dikhawatirkan parahnya penyakit yang
di derita, atau dingin yang menggigit.
3. Penyamak
Penyamakan adalah salah satu contoh nyata bagaimana najis ‘ain bisa
berubah menjadi suci. Bukan dengan cara dibersihkan dari najis yang
menempel, melainkan benda najisnya itu sendiri yang diubah menjadi benda
suci. Pada prinsipnya penyamakan kulit adalah mengolah kulit mentah (hides
atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan
menggunakan bahan penyamak.
4. Batu untuk istinja’
Pengertian istinja' menurut bahasa adalah terlepas atau selamat.
Sedangkan menurut istilah adalah bersuci dari buang air besar (berak) atau
buag air kecil atau membersihkan najis yang ada pada qubul dan dubur sehabis
buang air kecil dan besar.
Istinja' dapat dilakukan dengan salah satu dari 3 cara:
1. Membasuh tempat keluarnya najis dengan air sampai bersih.
2. Membersihkan dengan batu sampai bersih sekurang-kurangnya tiga buah
batu. Jika tidak ada batu, maka dapat dilakukan dengan benda-benda
lainnya asalkan kesat atau keras.
3. Dibersihkan terlebih dahulu tempat najis itu dengan batu kemudian baru
dibasuh dengan air.
Syarat-syarat istinja' dengan batu, antara lain:
a. Batu atau benda itu keras dan harus suci serta dapat membersihkan
najis.
b. Sekurang-kurangnya dengan tiga kali sapuan sampai bersih.
c. Batu atau benda itu tidak dihormati seperti makanan.
d. Najis yang akan dibersihkannya belum kering.
e. Najis itu tidak pindah dari tempat keluarnya misalnya nakis itu pindah
dikaki dan sebagainya.
f. Najis itu belum bercampur dengan air atau benda lain walaupun
benda itu suci.
TERIMA KASIH

~WASSALAMMU’ALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai