Jakarta Tanaman Obat adalah jenis tanaman yang seb agian, seluruh tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, b ahan, atau ramuan obat- obatan. Tanaman rempah adalah jenis tanaman yang menghasilkan zat yang digunakan untuk memberikan bau dan rasa khusus pada makanan, digunakan juga sebagai pengawet/perisa dalam masakan. Tanaman obat dan fungsinya: Temulawak : mengatasi gangguan ginjal, hati menambah nafsu makan Daun cincau mengatasi panas dalam, radang lambung Daun seledari mencegah darah tinggi, meningkatakan nafsu makan Lidah buaya mengatasi radang tenggorokan, sembelit Tanaman rempah yang berkembang di indonesia diantaranya Lada, Cengkeh, kayumanis, jahe, kunyit, pala dll Re mpah dapat juga dikatakan sebagai bumbu kering. Pada hakikatnya bumbu dan rempah keduanya mem beri dan meningkatkan cita rasa dan aroma pada makana Indonesia adalah negara dengan seumber daya alam yang sangat melimpah karena Indonesia memiliki 30.000 spesies tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, dan baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional. Asia tenggara khususnya indonesia merupakan pusat produksi rempah yang ada di dunia terdapat 400-500 tanaman rempah yang dapat di temukand isana. Catatan sejarah menunjukan indonesia telah menajdi produsen rempah spt cengkeh, lada, pala dll sebelum belanda menjajah indonesia Karena indonesia telah terkenal krn hasil buminya terutama rempah makan menarik minat asing untuk melakukan kerjasama dagang . Kekayaan rempah di kepulauan Indonesia menjadi awal terjadinya penjajahan di Indonesia. portugis adalah negara pertama yang datang ke indonesia dan sampai pertamakali ke Malaka. Pada abad ke 15 portugis pertamakali sampai ke pulau jawa dan melakukan kerjasama dangang dengan kerajaan sunda. Portugis akhirnya gagal menguasai jawa karena ada perlawanan dari kerajaan demak Gelombang kedua kedatangan bangsa Eropa untuk mencari rempah-rempah adalah Spanyol. Spayol masuk perairan Indonesia dan sampai di Maluku pada tahun 1521 dari jalur Filipina Belanda adalah bangsa Eropa ketiga yang datang ke Indonesia. Jalur menuju Indonesia ditemukan oleh Cornelis de Houtman. 8 Pelayaran membuka jalan ke Indonesia, terutama Banten, dalam upaya menguasai rempah-rempah di dunia timur di pimpin oleh de Houtman dengan empat kapal ekspedisi, yaitu Amsterdam, Hollandia, Mauritus dan Duyfken Pada tanggal 20 maret 1602 belanda mendirikan VOC di indoensia. Dan memulai monopoli perdaganggan terutama rempah . Dalam mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah, VOC tidak segan- segan terlihat konflik dan perang besar dengan penguasa local dan kerajaankerajaan di nusantara Untuk memperkuat monopoli dan peran perdagangan hasil bumi, pada tahun 1830 diperkenalkan sistem tanam paksa Secara keseluruhan, rempah-rempah dan hasil bumi Indonesia memberikan peran penting dalam hampir 350 tahun Indonesia dalam control Kerajaan Belanda Karena berhasil memonopoli rempah indosesia lebih dari 350 tahun tercatatVOC memiliki kekayaan 7.9 triliun dollar atau sama dengan 110.9 kuadtriliun rupiah. Food and Agriculture Organizatio (FAO) 2016, Indonesia menempati posisi keempat terbesar di dunia sebagai negara penghasil rempah-rempah dengan total produksi 113.649 ton serta total eskpornya mencapai USD652,3 juta. Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam pembudidayaan dan produksi tanaman rempah. iklim tropis sepanjang tahun memungkinkan untuk tanaman tumbuh setiap saat nilai impor (permintaan) dunia terhadap rempah-rempah setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 7,2% dengan nilai mencapai USD10,1 miliar. Rempah-rempah ini merupakan tanaman asli Indonesia yakni dari kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore). Cengkeh pernah menjadi rempah yang paling popluer dan mahal di Eropa yakni di masa awal ekspansi Portugis ke Maluku, harganya hampir sama dengan harga sebatang emas. Di Indonesia, cengkeh tersebar di daerah Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Selatan, dan DI Yogyakarta. Pada 2016, nilai ekspor cengkeh mencapai nilai USD11,3 juta. Tanaman lada (Piper Nigrum Linn) ditengarai berasal dari daerah Ghat Barat, India. Menurut para ahli sejarah, diperkirakan pada 110-600 SM koloni Hindu yang datang ke Jawa membawa bibit lada. Di indonesia, lada banyak tersebar di DI Aceh, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan DI Yogyakarta. Pada 2016, lada menjadi komoditas rempah utama Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD143,6 juta atau sekitar Rp1,9 triliun. Rempah yang memiliki aroma harum dan rasanya yang khas membuat kayu manis biasa digunakan sebagai pelengkap pada kue atau pada minuman. Selain itu, kayu manis juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Daerah persebarannya banyak terdapat di Jambi, Sumatra Barat, dan DI Yogyakarta. Pada 2016, nilai ekspornya berada di urutan kedua di bawah lada dengan nilai USD44,8 juta. Tanaman ini banyak tersebar di Bengkulu, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Selain berfungsi sebagai rempah-rempah, pala juga menjadi komoditas penghasil minyak atsiri. Tanaman ini merupakan tanaman khas Banda dan Maluku. Di tahun 2016, nilai ekspornya ada di urutan ketiga dengan nilai mencapai USD44,1 juta. Sebetulnya rempah ini bukan tanaman khas Indonesia, namun berasal dari Meksiko. Akan tetapi di Indonesia sudah banyak dibudidayakan terutama di daerah Jawa Timur, Lampung, NTT, Jawa Tengah, Jawa Tengah, dan D.I. Yogyakarta. Harga per pound-nya bisa mencapai USD50-200 atau sekitar Rp700 ribu-3 juta. Di tahun 2016, nilai ekspor vanili Indonesia mencapai USD30,2 juta. Jahe menjadi salah satu komoditas rempah unggulan Indonesia, nilai ekspornya di 2016 mencapai USD2,6 juta. Jahe memiliki khasiat bagi kesehatan terutama digunakan sebagai bahan obat herbal. Tanaman ini memiliki sejarah sebagai tanaman untuk pemakaian obat. Di Asia Tenggara, kunyit tidak hanya digunakan untuk bumbu utama tetapi juga sebagai komponen upacara religius. Nilai ekspornya di tahun 2016 mencapai USD3,5 juta.