Anda di halaman 1dari 11

X MIPA 6

MUHAMMAD ALIEF ARIYANSYAH


ANANDA DELTA
DINDA ANI KUSUMAWATI
DELLA HERLIANA SINTA
Suku Baduy salah satu suku asli Banten. Jumlah penduduknya
sekitar 5.000-8.000 orang.
Lokasi suku Baduy berada dikaki pegunungan Kendeng di desa
Kanekes . Keacamatan Leuwidamar, kabupaten Lebak-Rangkas
bitung, Banten berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung
Wilayah suku Baduy terbagi dalam 2 daerah yaitu Baduy
Dalam dan Baduy Luar.
Suku Baduy Dalam merupakan suku baduy yang masih
mempertahankan pikukuhnya, sedangkan suku Baduy
Luar merupakan suku Baduy yang sudah terbaur
dengan masyarakat sekitarnya.
Keadaan geografis wilayah suku Baduy berbukit dan
bertanah miring yang dipakai sebagai lahan pertanian.
BAHASA

Bahasa yang digunakan suku Baduy adalah bahasa Sunda


dialek Sunda-Banten. Untuk berkomunikasi dengan
penduduk luar mereka menggunakan Bahasa Indonesia.
Mereka tidak mengenal budaya tulis,sehingga adat
istiadat dan kepercayaan/ agama , serta cerita nenek
moyang yang tersimpan dalam dalam tutur lisan.
PENDIDIKAN & KEPERCAYAAN

Penduduk suku Baduy tidak mengenal sekolah, karena


dianggap berlawanan dengan adat istiadat mereka. Bahkan
mereka menolak usulan pemerintah untuk membangun
fasilitas sekolah di desa. Akibatnya mayoritas penduduk suku
Baduy tidak dapat membaca maupun menulis.
Suku Baduy dalam memiliki kepercayaan yang dikenal Sunda
Wiwitan (Sunda: berasal dari suku Sunda, Wiwitan: Asli).
Kepercayaan ini memuja arwah nenek moyang (animisme)
yang banyak dipengaruhi dari agama Budha dan Hindu.
TRANSPORTASI

Penduduk suku Baduy


tidak mengenal
transportasi seperti pada
umumnya, mereka hanya
berjalan kaki. Hanya
jembatan yang mereka
buat agar bisa
berkomunikasi dengan
penduduk luar. Jembatan
suku Baduy Dalam terbuat
dari tali ijuk berwarna
hitam, sedangkan suku
Baduy Luar tali ijuk
berwarna hitam dan putih
PAKAIAN

Ciri khas pakaian penduduk suku


Baduy Dalam yaitu pakaian yang
berwarna putih alami dan biru
tua serta memakai ikat kepala
berwarna putih. Setiap bepergian
mereka tidak memakai alas kaki.
KEPEMIMPINAN DAN PERATURAN

Kepemimpinan suku Baduy terdiri dari dua , yang pertama dari


pemerintahan, biasanya pimpin oleh Jaro Pamarentah. Dan pemimpin dari
lingkungan mereka sendiri/ Pu’un. Pu’un adalah pemimpin adat tertinggi di
Baduy dan terbagi menjadi tiga kampung suku Baduy Dalam. Jabatan Pu’un
bersifat turun temurun, tidak berjangka waktu dan tergantung kemampuan
memangku jabatan.
Peraturan yang dibuat Pu’un diantaranya:
• Tidak diperbolehkan menggunakan sarana transportasi
•Tidak boleh menggunakan alas kaki
•Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan
•Dilarang menggunakan alat elektronik
•Tidak diperkenankan menggunakan pakaian modern

.
PERNIKAHAN

Pasangan suku Baduy selalu


dijodohkan untuk menikah. Ada
tiga tahapan proses lamaran,
pertama orang tua laki-laki harus
melapor ke Jaro dengan
membawa daun sirih,pinang dan
gambir, selanjutnya membawa
mas kawin berupa cincin dari
baja putih, dan yang terakhir
membawa seserahan berupa
kebutuhan rumah tangga serta
baju.
KEMATIAN SUKU BADUY

Dalam upacara kematian,suku baduy memasukkan jenazah


nya kedalam tanah ,namun tidak membuat punggungan
tanah diatasnya. Hanya mereka tandai dengan daun najwang.
Setelah dikubur ,keluarga yang ditinggalkan mengadakan
selamatan 7 hari dari waktu meninggal dengan membuka
pintu rumah lebar –lebar dan membiarkan warga lainnya
berkunjung untukmakan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/santicristi
na2/suku-baduy

Anda mungkin juga menyukai