Si Bab 3
Si Bab 3
dan kebudayaan
Hindu-Buddha"
Nama Kelompok 1
-Ardan Maulana
-Cinamy Loveina
-Irjal Hakil Permana
-Raditya Adelia Azwa
-Safitri Riska Anjani
-Serli Widyaningsih
Agama Hindu
Pada zaman ini, kekuasaan kaum brahmana amat besar dalam kehidupan
keagamaan. Merekalah yang mengantarkan persembahan umat kepada para
dewa. Pada zaman ini pula mulai disusun tata cara upacara keagamaan yang
teratur dalam apa yang kemudian disebut kitab brahmana. Weda menjadi
pedoman penyusunan tata cara upacara agama ini.
Pada zaman ini, yang dipentingkan tidak hanya upacara dan sesaji saja, tetapi
lebih dari itu, yaitu pengetahuan batin yang lebih tinggi. Zaman ini adalah
zaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu zaman orang
berfilsafah atas dasar weda.
Zaman Buddha (500 SM-300 M)
Buddha menemukan bahwa hidup ini adalah penderitaan (ketidakpuasan). Penderitaan atau
pengalaman ketidakpuasan itu disebabkan oleh napsu keinginan (keserakahan),
ketidaksukaan (kebencian), dan kebodohan (kegelapan, kurangnya kebijaksanaan). Ada
keadaan damai dimana tidak ada penderitaan atau pengalaman ketidakpuasan, yaitu yang
disebut pencerahan atau nirwana. Dengan pencerahan manusia bisa bebas bisa bebas dari
penderitaan atau perasaan ketidakpuasan. Namun, pencerahan itu dapat dapat dicapai
hanya dengan melakukan dan menghayati delapan jalan mulia (delapan kebenaran), yaitu:
pandangan benar,pikiran benar,ucapan benar,perilaku benar,penghidupan benar, usaha
benar,perhatian benar, dan konsentrasi benar.
Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Teori Waisya
Kasta waisya terdiri atas para pedagang. Menurut teori ini, para pedagang dari
India berlayar hingga ke Indonesia. Melaui interksi dengan masyarakat setempat,
mereka pun berhasil memperkenalkan agama hindu. Tokoh yang mengemukakan
pendapat tersebut adalah Dr. N.J. Krom. Ia berpendapat bahwa agama hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang
di Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang
Indonesia.
Teori Kesatria
01
started its business in Seoul Korea in February 1998 with the fundamental goal of providing better
internet services to the world. Asadal stands for the "morning land“ in ancient Korean. Asadal has about
350 staffs including well experienced web designers, programmers, and server engineers.
02
started its business in Seoul Korea in February 1998 with the fundamental goal of providing better
internet services to the world. Asadal stands for the "morning land“ in ancient Korean. Asadal has about
350 staffs including well experienced web designers, programmers, and server engineers.
03
started its business in Seoul Korea in February 1998 with the fundamental goal of providing better
internet services to the world. Asadal stands for the "morning land“ in ancient Korean. Asadal has about
350 staffs including well experienced web designers, programmers, and server engineers.
04 started its business in Seoul Korea in February 1998 with the fundamental goal of providing better
internet services to the world. Asadal stands for the "morning land“ in ancient Korean. Asadal has about
350 staffs including well experienced web designers, programmers, and server engineers.
05
started its business in Seoul Korea in February 1998 with the fundamental goal of providing better
internet services to the world. Asadal stands for the "morning land“ in ancient Korean. Asadal has about
350 staffs including well experienced web designers, programmers, and server engineers.
THANK YOU
Insert my subtitle or main author’s name here
Asadal has been running one of the biggest domain and web hosting sites in
Korea since March 1998. More than 3,000,000 people have visited our website,
www.asadal.com for domain registration and web hosting.
PNG FILE