Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH KRIM EKSTRAK TEH PUTIH (CAMELLIA SINENSIS)

BEBAS PARABEN TERHADAP KEPADATAN SERAT ELASTIN

Studi Eksperimental terhadap Mencit Betina BALB/c yang dipapar Sinar UV-B

Helmia Fitri Nurul Aini


30101507464
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG BAB I
Masalah Penelitian Kosmetik halal
- tidak mengandung bahan haram seperti alkohol
Kesadaran masyarakat Memicu produsen - tidak berhubungan hal -hal yang bersifat najis
menggunakan kosmetik semakin mengembangkan - tidak mengandung bahan yang berbahaya
meningkat (Jadhav, Dhande and berbagai macam kosmetik - halal dalam proses produksi
Kadam, 2017) (Natalie et al., 2017)
(Riaz and Chaudry, 2019).

Paraben Alkohol

Paraben jangka panjang akan terakumulasi Efek lokal (kontak kulit)


Efek sistemik
dan dapat memicu kanker payudara. Paraben juga dapat memicu Iritasi muncul kemerahan, nyeri
(terserap dalam tubuh)
Konjugat hasil metabolisme paraben akan apoptosis serta stress atau sensasi terbakar, luka ringan
- iritasi saluran pernafasan
berikatan dengan reseptor estrogen oksidatif akibat penumpukan hingga berat pada jaringan, serta
- iritasi saluran pencernaan
sehingga meningkatkan proliferasi sel tumor Reactive Oxygen Species (ROS) hilangnya sensasi.
(BPOMRI, 2011)
estrogen-dependent (Waldman et al., 2018 ; (Yang et al., 2018). (BPOMRI, 2011)
Majewska and Galicka, 2017).

pengawet alami pengganti paraben Mengganti proses ekstraksi


daun teh putih karena memiliki kandungan menggunakan aquades ditambahjus lemon akan
EGCG sebagai antimikroba dan antijamur menurunkan pH yang mengakibatkan pecahnya
(Saeed et al., 2017). dinding sel dan kandungan zat aktif dalam daun
teh akan terurai (Rusak et al., 2008).
LATAR BELAKANG BAB I
Besar Masalah
Gaya hidup, asupan Penelitian mengenai prevalensi penuaan
makanan, paparan kulit dini pada remaja wanita usia 18-21
Indonesia negara iklim tropis
Ekstrinsik lingkungan tahun sebesar 57,35% dengan paparan UV
dengan intensitas paparan UV
(Dewiastuti and sebagai faktor resiko yang berperan
cukup tinggi (Pandel et al., 2013)
Hasanah, 2016) (Dewiastuti and Hasanah, 2016)

Menurut data Kementrian Kesehatan


Paparan
Penuaan kulit Pengaruh genetik Republik Indonesia tahun 2013
UV dan hormonal - Angka kejadian penuaan baik penuaan
Intrinsik seiring
sesuai usia maupun penuaan dini di
bertambahnya usia
Indonesia dilaporkan sebanyak 7.18% dari
(Garg et al., 2017)
Peningkatan ROS total penduduk pada tahun 2000.
Paraben (Majewska and -Meningkat menjadi 7.56% pada 2010, lalu
Galicka, 2017) Degradasi meningkat pada 2011 menjadi 7.58%
serat elastin -Diperkirakan terus meningkat setiap tahun
Peningkatan (Cavinato and mencapai 28.68% pada tahun 2045-2050.
Elastase promotor Jansen-Dürr, 2017)
LATAR BELAKANG BAB I
Kronologi
Dari tanaman yang sama
Berbagai tanaman dapat dimanfaatkan untuk Teh putih jarang Pengolahan minimal teh
pucuk termuda
mencegah penuaan kulit seperti daun teh, dikonsumsi dibanding putih membuat kandugan
pengeringan 15 menit
buah apel, daun kemangi teh jenis lain polifenol teh putih tinggi
suhu 90◦C
(Jadoon et al., 2015) (Widyasanti, 2016) (Widyasanti, 2016)
(Carloni et al., 2012)

Mencegah penurunan kolagen dermis


dan peningkatan kadar Matriks
metalloproteinase-1 (MMP-1)
(Pangkahila et al., 2017)
Degradasi elastin Senyawa polifenol teh jenis
katekin merupakan zat aktif
Menurunkan sintesis kolagenase,
utama teh, terutama
elastase, dan tirosin Epigallocathecin 3 gallate
(Hong et al., 2014) (EGCG)
Penurunan kepadatan (Pangkahila et al., 2017)
serat elastin Efek antimikroba, antijamur, antivirus,
dan antiparasit
(Saeed et al., 2017)
LATAR BELAKANG BAB I
Upaya Penyelesaian

Perlu dikembangkan produk Krim ekstrak daun teh putih bebas


sediaan krim yang dapat paraben terhadap kepadatan serat
mencegah penuaan dini dengan elastin pada mencit betina BALB/c
efek samping minimal. akibat paparan sinar UV-B.
RUMUSAN MASALAH BAB I

Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh krim ekstrak teh putih (Camellia
sinensis) bebas paraben terhadap kepadatan serat elastin
pada mencit betina BALB/c yang dipapar UV-B?
TUJUAN PENELITIAN BAB I

Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh krim ekstrak teh putih (Camellia
Sinensis) bebas paraben terhadap kepadatan serat elastin
pada mencit betina BALB/c yang dipapar sinar UV-B.
TUJUAN PENELITIAN BAB I
Tujuan Khusus
• Mengetahui kepadatan serat elastin pada mencit betina BALB/c yang tidak diberi
krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis), diberi krim ekstrak teh putih dengan
paraben, krim ekstrak teh putih bebas paraben konsentrasi 60%, 70%, dan 80%
selama 28 hari, kemudian dipapar sinar UV-B.

• Mengetahui perbedaan kepadatan serat elastin pada mencit betina BALB/c yang
tidak diberi krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis),diberi krim ekstrak teh putih
dengan paraben, krim ekstrak teh putihbebas paraben dengan konsentrasi 60%,
70%, dan 80% selama 28 hari, kemudian dipapar sinar UV-B.

• Mengetahui hubungan konsentrasi krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas
paraben dengan presentase kepadatan serat elastin
MANFAAT PENELITIAN BAB I
Manfaat Teoritis
Sebagai bahan tambahan kajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan pada penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben
terhadap kepadatan serat elastin.

Manfaat Praktis

Memberikan informasi pada masyarakat luas mengenai


manfaat dan kegunaan krim ekstrak teh putih bebas paraben.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA TEORI BAB II
Krim ekstrak teh putih
Krim ekstrak teh putih dengan paraben
bebas paraben
UV-B

Paraben
Ekstrak teh putih
ROS

polifenol
Reseptor permukaan

katekin
Reseptor Stimulasi transduksi MAPK
Estrogen
EGCG
Induksi AP-1

Elastase Promoter
Keterangan :
- Rokok
Jalur umum - Polusi udara Degradasi elastin
- Makanan
Penghambatan
KERANGKA KONSEP BAB II

Krim Ekstrak Teh Putih Kepadatan serat


Bebas Paraben elastin

Sinar UV-B
HIPOTESIS BAB II

Hipotesis
Pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia Sinensis) bebas
paraben memiliki pengaruh terhadap kepadatan serat elastin
pada kulit mencit betina BALB/c yang dipapar sinar UV-B.
BAB III
METODE PENELITIAN
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN BAB III

Jenis Penelitian
Eksperimental

Rancangan Penelitian
Post test only control group design
VARIABEL BAB III

Variabel Bebas
Krim ekstrak teh putih (Camelia sinensis)

Variabel Terikat
Kepadatan serat elastin
DEFINISI OPERASIONAL BAB III

Krim ekstrak teh putih


Daun teh putih didapatkan dari kebun teh Kaligua Kabupaten Brebes
yang dibuat dengan esktraksi menggunakan aquades dan jus lemon
kemudian dicampur dengan bahan dasar krim. Pemberian krim ekstrak
teh putih secara topikal diberikan satu sekali sehari selama 14 hari pada
punggung mencit yang sudah dicukur bulunya.

Skala : Rasio
DEFINISI OPERASIONAL BAB III

Kepadatan serat elastin


Kepadatan serat elastin dalam penilitian ini dilihat dari preparat kulit
dermis punggung mencit menggunakan pewarnaan Verhoeff-van
Gieson, kemudian dilihat dengan mikroskop pembesaran 400x.
Kepadatan serat elastin diukur dalam lima pandang dan diberi skor
sesuai dengan jumlah serat elastin yang terlihat.

Skala : Interval
POPULASI DAN SAMPEL BAB III
Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mencit betina BALB/c yang diperoleh
dari Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang.

Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah 30 mencit betina BALB/c yang diambil
secara random dari populasi yang sudah ditetapkan kriterianya. Populasi
mencit yang memenuhi kriteria tersebut dihitung menggunakan ketentuan
WHO minimal 5 ekor tiap kelompok, kemudian ditambahkan perhitungan
antisipasi hilangnya unit eksperimen menggunakan rumus 1/(1-f), sehingga
masing-masing kelompok percobaan sebanyak 6 ekor mencit.
CARA PENELITIAN : PEMBUATAN KRIM EKSTRAK TEH PUTIH BAB III
Daun Teh Putih Dihaluskan Panaskan wadah Vaselin album
Paraffin cair Xantan gum Karbomer
Kering 200g dan diayak berisi aquades 20L
Gliseril stearat Aquades Aquades
hingga 80◦C
Asam stearat
Simplisia
Fase A Fase B Fase C
Tambahkan jus lemon
500ml Karbomer
Disimpan
Dipanaskan Dipanaskan disebar tipis
hingga 70˚C hingga 70˚C 8 jam
dipermukaan air
Ekstrak disaring dan
Aduk dengan magnetic
sentrifuge untuk Dipanaskan
stirer selama 30 menit Fase A + B
mendapatkan filtrat hingga 70˚C

Filtrat dipekatkan
dengan rotatory Dihomogenkan
evaporator

Ekstrak daun teh Krim ekstrak Dipanaskan


Basis krim
putih teh putih hingga 85˚C
CARA PENELITIAN : PENGOLESAN KRIM BAB III
Ambil krim
Mencit yang sudah
menggunakan spuit 1cc
dikelompokkan
sebanyak 0,1ml

3 cm Dicukur bulunya 3x3cm di Krim dioleskan di area


bagian punggung pengolesan

2 cm Beri tanda area Ratakan


3 cm
pengolesan krim seluas
2 cm 2x2cm tepat di tengah

Pengolesan krim ekstrak teh putih dilakukan setiap


hari pada pukul 9.40 (20 menit sebelum penyinaran)
dan 14.00 (4 jam setelah penyinaran) selama 28 hari
CARA PENELITIAN : PEMAPARAN UV-B BAB III
Pemaparan menggunakan UV-B dengan dosis total penyinaran
840 mJ/cm2 yang dilakukan 20 menit setelah pemberian krim
pukul 9.40

Jadwal pemaparan Dosis sinar UV- Lama


B pemaparan
Minggu I 50 mJ/cm2 50 detik
(Senin, Rabu, Jumat)
Minggu II 70 mJ/cm2 70 detik
(Senin, Rabu, Jumat)
Minggu III 80 mJ/cm2 80 detik
(Senin, Rabu, Jumat)
Minggu IV 80 mJ/cm2 80 detik
(Senin, Rabu, Jumat)
ALUR PENELITIAN BAB III
30 ekor mencit betina BALB/c

Diadaptasi selama 7 hari

Randomisasi

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


kontrol(-) kontrol (+) perlakuan 1 perlakuan 2 perlakuan 3

Pencukuran bulu punggung mencit

Diberi krim ekstrak Diberi krim ekstrak Diberi kri\m ekstrak Diberi krim ekstrak
Diberi basis krim teh putih dengan teh putih bebas teh putih bebas teh putih bebas
paraben paraben 60% paraben 70% paraben 80%

Pemaparan sinar UV-B

Pengolesan krim dan pemaparan sinarUV-B dilakukan sampai hari ke-28

Pengambilan sampel kulit punggung mencit dengan di blok menggunakan parafin

Pewarnaan preparat menggunakan pewarnaan Verhoeff-van Gieson

Pengamatan histopatologi serat elastin kulit dermis

Analisis Hasil
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN BAB III
Tempat Penelitian

• Pembuatan ekstrak teh putih dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Islam Sultan
Agung (UNISSULA) Semarang.
• Pembuatan krim dan penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
• Pembacaan hasil kepadatan serat elastin dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang.

Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 2 Oktober 2018 – 15 Januari 2019.
ANALISA HASIL BAB III
Data

Uji Deskriptif
Mean Standar deviasi

Normalitas : Homogenitas:
Shapiro-Wilk Levene’s Test
P>0,05
Uji Parametrik

One Way Anova


p<0,05
Post-Hoc LSD

Uji korelasi Pearson


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN BAB IV

Selama penelitian tidak didapatkan tikus yang mati

Pembuatan ekstrak teh putih (Camellia sinensis) sudah di lakukan


uji kualitatif dan kuantitatif kadar EGCG menggunakan metode KLT
(Kromatografi Lempeng Tipis) dengan hasil positif yang
menunjukkan bahwa ekstrak teh putih mengandung EGCG
sebanyak 0,95 % b/b
HASIL PENELITIAN BAB IV
A B C

D E
Gambaran kepadatan serat elastin:
(A) kelompok kontrol negatif
(B) kelompok kontrol positif
(C) kelompok kosentrasi 60%
(D) kelompok konsentrasi 70%
(E) kelompok konsentrasi 80%
HASIL PENELITIAN BAB IV
Kepadatan Serat Elastin (%)
25.00 23.65

20.00 18.26 Dari tabel tersebut dapat dilihat


17.39
15.00
bahwa kelompok konsentrasi 70%
12.20 12.93
memiliki nilai kepadatan serat elastin
10.00 tertinggi yaitu 23,65 %,
5.00
sedangkan kelompok kontrol negatif
memiliki nilai kepadatan serat elastin
0.00 terendah sebesar 12,20%
Kontrol Kontrol Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi
negatif positif 60% 70% 80%
HASIL PENELITIAN BAB IV
Hasil Uji Normalitas

Uji Shapiro-wilk
didapatkan P>0.05
menunjukkan data
berdistribusi normal
HASIL PENELITIAN BAB IV
Hasil Uji Homogenitas

Uji Levene didapatkan


nilai p sebesar 0,357
(p>0,05)menunjukkan
varian data homogen
HASIL PENELITIAN BAB IV
Hasil Uji One Way Anova

Hasil uji One Way Anova


didapatkan p=0.001
(p<0,05) artinya H1
diterima dan terdapat
perbedaan rerata
persentase kepadatan
serat elastin diantara
kelima kelompok
HASIL PENELITIAN BAB IV
Hasil Uji Post Hoc LSD
Kelompok Kelompok Pembanding Nilai P
Kontrol negatif Kontrol positif 0,775 Hasil uji Post Hoc LSD
Konsentrasi 60% 0,052 Didapatkan perbedaan
Konsentrasi 70% 0,000* bermakna antara kelompok
Konsentrasi 80% 0,026* K(-) dengan konsentrasi 70%
dan 80%;
Kontrol positif Konsentrasi 60% 0,092 kelompok K(+) dengan
Konsentrasi 70% 0,000* konsentrasi 70% dan 80%;
Konsentrasi 80% 0,047* kelompok konsentrasi 60%
dengan konsentrasi 70%;
Konsentrasi 60% Konsentrasi 70% 0,022* kelompok konsentrasi 80%
Konsentrasi 80% 0,733 dengan konsentrasi 70%

Konsentrasi 70% Konsentrasi 80% 0,045*


Keterangan: * = perbedaan bermakna (p<0,05)
HASIL PENELITIAN BAB IV
Hasil Uji Korelasi Pearson

Hasil uji korelasi Pearson


didapatkan nilai p sebesar
0,002 (p>0,05)menunjukkan
Ho ditolak dan H1 diterima.
Nilai korelasi Pearson sebesar
0,592 menunjukkan bahwa
korelasi antara variabel
kelompok dan kepadatan
elastin adalah sedang
PEMBAHASAN BAB IV
Perbedaan rerata persentase kepadatan serat elastin yang bermakna antara
kelompok K(-) dengan kelompok konsentrasi 70% dan 80% menunjukkan bahwa
pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben konsentrasi
70% dan konsentrasi 80% dapat meningkatkan kepadatan serat elastin
ROS

UV-B Aktivasi reseptor


permukaan

Stimulasi transduksi
MAPK EGCG
teh putih
Induksi AP-1

Elastase Promoter

(Roh et al., 2017) Degradasi elastin


PEMBAHASAN BAB IV
Perbedaan rerata persentase kepadatan serat elastin yang bermakna antara
kelompok K(+) dengan kelompok konsentrasi 70% dan 80% menunjukkan bahwa
pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben konsentrasi
70% dan konsentrasi 80% dapat meningkatkan kepadatan serat elastin
ROS

UV-B Aktivasi reseptor


permukaan

Stimulasi transduksi
Foto sentitisasi MAPK EGCG
teh putih
Paraben Induksi AP-1

(Majewska and Galicka, 2017) Elastase Promoter

Degradasi elastin (Roh et al., 2017)


PEMBAHASAN BAB IV
Perbedaan rerata persentase kepadatan serat elastin yang bermakna antara
kelompok konsentrasi 60% dengan kelompok konsentrasi 70% menunjukkan
bahwa pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben
konsentrasi 70% efektif dalam meningkatkan kepadatan serat elastin

menunjukkan bahwa konsentrasi krim ekstrak teh putih bebas paraben


60% diduga belum mencapai dosis optimal untuk meningkatkan
kepadatan serat elastin
PEMBAHASAN BAB IV
Perbedaan rerata persentase kepadatan serat elastin yang bermakna antara
kelompok konsentrasi 70% dengan kelompok konsentrasi 80% menunjukkan
bahwa pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben
konsentrasi 70% paling berperan dalam meningkatkan kepadatan serat elastin

menunjukkan bahwa konsentrasi krim ekstrak teh putih bebas paraben


80% melebihi dosis optimal yang dapat menurunkan penangkapan ROS
sebagai radikal bebas (Sari et al., 2016). Formulasi krim yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan krim W/O yaitu emulsi air dalam
minyak karena memiliki penetrasi yang lebih kuat dibanding krim O/W.
Hal ini disebabkan karena komponen minyak menjadikan bentuk
sediaan bertahan lama di atas permukaan kulit dan mampu menembus
PEMBAHASAN BAB IV
PERBEDAAN PENELITIAN SEBELUMNYA
proses ekstraksi pada penelitian proses formulasi krim tidak menggunakan paraben
ini tidak menggunakan alkohol sebagai pengawet tetapi digantikan dengan teh putih

Efek lokal (kontak dengan Sedangkan kandungan paraben yang tersensitisasi oleh sinar
permukaan kulit) UV-B akan memberikan efek peningkatan produksi ROS yang
memicu iritasi seperti dapat memicu apoptosis (Majewska and Galicka, 2017).
kemerahan, nyeri atau sensasi Peningkatan produksi ROS menyebabkan ketidakseimbangan
terbakar, luka jaringan ringan- antara oksidan dan antioksidan sehingga menyebabkan stres
berat, dan hilangnya sensasi. oksidatif seluler (Marionnet et al., 2017).
ROS akan mengaktivasi beberapa reseptor di permukaan sel
Efek sistemik (terserap tubuh) yang akan menstimulasi transduksi Mitogen activated protein
memicu dampak sistemik kinase (MAPK) yang selanjutnya akan meginduksi faktor
seperti iritasi saluran transkripsi Activator protein-1 (AP-1). AP-1 akan menginduksi
pernafasan maupun Elastase promoter sehingga menyebabkan degradasi elastin
pencernaan (BPOMRI, 2011). dan menurunkan kepadatan serat elastin (Roh et al., 2017).
PEMBAHASAN BAB IV

KETERBATASAN PENELITIAN

Belum dilakukan uji stabilitas fisik krim formulasi bebas


paraben meliputi uji organoleptik, pH, warna, dan konsistensi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN BAB V
Pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben mampu
meningkatkan kepadatan serat elastin pada mencit betina BALB/c yang dipapar
sinar UV-B
Rerata kepadatan serat elastin pada mencit betina BALB/c yang dipapar sinar
UV-B dan diberi basis krim adalah 12,20%, diberi krim ekstrak teh putih dengan
paraben adalah 12,93%, diberi krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas
paraben konsentrasi 60%, 70%, dan 80% berturut-turut adalah 17,39%,
23,65% , dan 18,26%

Pemberian krim ekstrak teh putih (Camellia sinensis) bebas paraben


konsentrasi 70% paling optimal dalam meningkatkan kepadatan serat elastin
dibandingkan dengan konsentrasi 60% dan 80%.

Terdapat hubungan antara kelompok dan kepadatan serat elastin dengan nilai
korelasi Pearsonsebesar 0,592 yang menunjukkan korelasi sedang.
SARAN BAB V

SARAN PENELITIAN

Perlu dilakukan uji stabilitas fisik krim formulasi bebas paraben


meliputi uji organoleptik, pH, warna, dan konsistensi.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DOKUMENTASI BAB V
PEMBUATAN EKSTRAK

Simplisia ditambah aquadest dan jus Hasil filtrat diuapkan Didapatkan ekstrak
lemon dipanaskan, kemudian disaring dengan Vacuum rotatory daun teh putih pekat
dan di sentrifuge untuk mendapatkan evaporator
filtrat teh putih
DOKUMENTASI BAB V
PEMBUATAN KRIM

Fase A(oil) dan Fase B(water) Hasil basis krim bebas Krim ekstrak teh putih
dipanaskan terpisah paraben yang sudah ditimbang
DOKUMENTASI BAB V
PENELITIAN

Mencit yang sudah dicukur bulu Blok untuk pemaparan UV pada


pada bagian punggung punggung mencit
DOKUMENTASI BAB V
TERMINASI DAN PENGAMBILAN KULIT MENCIT

Terminasi dan pengambilan kulit punggung mencit Kulit punggung mencit di regangkan
untuk pembuatan preparat
(Cavinato and Jansen-Dürr, 2017)

Anda mungkin juga menyukai