Anda di halaman 1dari 7

Abses Parafaring

Dian Fitriany Suhardi


2010730025
Anatomi
Etiologi
Ruang parafaring dapat mengalami infeksi dengan cara :
• Langsung, yaitu akibat tusukan jarum pada saat melakukan
tonsilektomi dengan analgesia. Peradangan terjadi karena
ujung jarum suntik yang telah terkontaminasi kuman
menembus lapisan otot tipis (m.konstriktor faring superior)
yang memisahkan ruang parafaring dan fosa tonsilaris.
• Proses supurasi kelenjar limfa leher bagian dalam, gigi,
tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid dan vetebra
servikal dapat merupakan sumber infeksi untuk terjadinya
abses ruang parafaring.
• Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring atau
submandibula.
Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda yang utama ialah trismus,
indurasi atau pembengkakan disekita angulus
mandibula, demam tinggi dan pembengkakan
dinding lateral faring, sehingga menonjol ke
arah medial.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat
penyakit, gejala dan tanda klinik. Bila
meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa foto Rontgen jaringan lunak
AP atau CT scan.
Komplikasi
• Proses peradangan dapat menjalar secara
hematogen, limfogen atau langsung (perkontinuitatum)
ke daerah sekitarnya. Penjalaran ke atas dapat
mengakibatkan peradangan intrakranial, ke bawah
meyusuri selubung karotis mencapai mediastinum.
• Abses juga dapat menyebabkan kerusakan dinding
pembuluh darah. Bila pembuluh karotis mengalami
nekrosis, dapat terjadi ruptur, sehingga terjadi
perdarahan hebat. Bila terjadi periflebitis atau
endoflebitis, dapat timbul tromboflebitis dan
septikemia.
Terapi
• Antibiotika dosis tinggi secara parenteal
terhadap kuman aerob dan anaerob.
• Evakuasi abses harus segera dilakukan bila
tidak ada perbaikan dengan antibiotika dalam
24-48 jam dengan cara eksplorasi dalam
narkosis. Caranya melalui insisi dari luar dan
intra oral.

Anda mungkin juga menyukai