Anda di halaman 1dari 30

PEMULIAAN TANAMAN

Heritabilitas
Seleksi
Kemajuan Seleksi
Heritabilitas
• Penampilan suatu ciri juga dipengaruhi oleh faktor
genetik, lingkungan dan interaksi antara genetik x
lingkungan
• P = G + E + IGxE
• Dengan demikian ragam fenotip terdiri dari ragam
genetik, ragam lingkungan dan interaksinya.
• P2 = G2 + E2 + GE2
• Dimana:
• P2 = ragam fenotip
• G2 = ragam genotip
• E2 = ragam ligkungan
• GE2 = ragam genotip x lingkungan
Heritabilitas
• Besarnya pengaruh lingkungan dan pengaruh
genetik yang mengendalikan suatu ciri dapat
ditentukan dengan menggunakan suatu ukuran
yang disebut heritabilitas (heritability)
• Heritabilitas adalah perbandingan antara ragam
genotip dengan besaran total ragam fenotip
suatu karakter
• Heritablitas dibedakan menjadi:
1. heritabilitas dalam arti luas (broad sense heritability)
2. heritablitas dalam arti sempit (narrow sense
heritability).
Heritabilitas
• Heritabilitas arti luas
• adalah perbandingan antara ragam genetik total
dengan dan ragam fenotip
G2
• 𝐻𝐵𝑆 =
F2
• Heritabilitas arti sempit
• G2 = A2 + D2
• Adalah perbandingan antara ragam aditif dan ragam
fenotip
 A2
• 𝐻𝐵𝑆 =
F2
Heritabilitas
• Nilai heritabilitas berkisar antara 0-1,0 atau 0 –
100%
• Kriteria heritabilitas
• Stansfield (1978):
• H <0,20 : heritabilitas rendah
• 0,20 ≤ H < 0,50 : heritabilitas sedang
• H > 0,50 : heritabilitas tinggi
• Haeruman et al. (1991):
• H < 0,30 : rendah
• 0,30 < H < 0,50 : agak rendah
• 0,50 < H < 0,70 : agak tinggi
• H ≥ 0,70 : tinggi
Heritabilitas
• Nilai heritabilitas:
• Jika nilai heritabilitas suatu ciri tinggi bermakna bahwa ciri tersebut
lebih banyak dikendalikan oleh faktor genetik.
• Jika nilai heritabilitas suatu ciri rendah, maka ciri tersebut lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
• Heritabilitas arti sempit lebih banyak mendapatkan
perhatian, karena pengaruh aditif setiap alel akan
diwariskan dari tetua kepada keturunannya.
• Efek aditif dapat diwariskan, tetapi efek bukan aditif
(dominan dan epistasi) tidak dapat diwariskan.
• Seleksi karakter-karakter yang dikendalikan oleh gen
aditif diharapkan mendapatkan kemajuan seleksi yang
besar dan cepat
Heritabilitas
• Heritabilitas arti sempit lebih banyak
mendapatkan perhatian, karena pengaruh aditif
setiap alel akan diwariskan dari tetua kepada
keturunannya.
• Efek aditif dapat diwariskan, tetapi efek bukan
aditif (dominan dan epistasi) tidak dapat
diwariskan.
• Seleksi karakter-karakter yang dikendalikan oleh
gen aditif diharapkan mendapatkan kemajuan
seleksi yang besar dan cepat
Heritabilitas
• Pendugaan Nilai heritabilitas
• Nilai heritabilitas bukan suatu konstanta:
• Metode pengukuran yang sama untuk suatu ciri bisa jadi
mendapatkan nilai heritabilitas yang berbeda.
• Metode pengukuran yang berbeda untuk suatu ciri bisa
mendapatkan nilai heritabilitas yang sama.
• Menurut Fehr (1987) nilai heritabilitas dipengaruhi oleh:
• karakteristik populasi dan jumlah genotip yang dievaluasi,
• metode estimasi dan rancangan evaluasi yang digunakan.
• Pendugaan heritabilitas yang hanya berdasar satu
lingkungan akan bias karena adanya pengaruh interaksi
genotip x lingkungan serta kemungkinan adanya
peranan tindak gen dominan dan epistasis.
Seleksi
• Seleksi  Alami atau Buatan
• Seleksi  suatu proses memisahkan individu
atau kelompok dari populasi campuran
• Bentuk seleksi untuk meningkatkan karakter
tanaman:
1. Seleksi antara populasi yang sudah ada untuk
meningkatkan karakter yang diinginkan
2. Seleksi dalam populasi untuk memperoleh tanaman
yang digunakan untuk menciptakan varietas baru 
berupa keturunan hasil persilangan yang masih
bersegregasi
Seleksi
Seleksi satu karakter
• Lebih mudah dilakukan
• Jika ada pautan gen, seleksi satu karakter akan
mempengaruhi karakter lain
• Pautan gen dalam seleksi:
• Menguntungkan
• Jika karakter yang diseleksi saling menunjang dengan karakter lain
• Contoh: daya hasil tinggi akan menyebabkan tanaman tahan terhadap
penyakit
• Merugikan
• Jika karakter yang diseleksi saling berlawan dengan karakter lain
• Contoh daya hasil tinggi akan menyebabkan tanaman peka terhadap
penyakit
• Perlu diketahui hubungan antar karakter sebelum seleksi
 informasi korelasi dan regresi
Seleksi
Seleksi untuk beberapa karakter
• Tiga metode yang dapat dipakai:
1. Seleksi berurutan
2. Seleksi simultan
3. Seleksi indeks
Seleksi
Seleksi untuk beberapa karakter
• Seleksi berurutan
• seleksi dikerjakan terhadap satu karakter, setelah itu
baru karakter berikutnya
• Pada generasi awal dilakukan seleksi terhadap satu
karakter sampai mantap, setela itu baru karakter lain
• Contoh: seleksi dilakukan terhadap daya hasil terlebih
dahulu sampai mantap, baru dilakukan seleksi karakter
yang lain misalnya tinggi tanaman.
• Metode ini memerlukan waktu yang lama
Seleksi
Seleksi untuk beberapa karakter
• Seleksi simultan
• Seleksi dilakukan terhadap beberapa karakter dalam
satu waktu yang sama
• Seleksi dilakukan berdasarkan nilai minimal yang akan
dicapai
• Seleksi berkaitan dengan korelasi antar karakter dan
intensitas seleksi
Seleksi
Seleksi untuk beberapa karakter
• Seleksi indeks
• Seleksi dilakukan dengan memperhatikan karakter yang
banyak
• Diperlukan penelitian tentang korelasi genotip, korelasi
fenotip, heritabilitas dan nilai ekonomi masing-masing
karakter
• Individu yang dipilih adalah individu dengan indeks
tertinggi
• Individu yang tidak terpilih menurut metode simultan,
mungkin masih bisa digunakan dalam metode seleksi
indeks
Seleksi
Seleksi dan Lingkungan Mikro
• Kesulitan utama seleksi  penilaian genotip karena
didasarkan pada fenotip
• Pemulia memerlukan alat bantu untuk memperoleh
nilai genotip yang tinggi dengan cara meminimalkan
kesalahan atau pengaruh lingkungan
• Lingkungan yang berpengaruh  lingkungan mikro
• Cara mengurangi kesalahan atau pengaruh
lingkungan:
1. Pembagian petak seleksi
2. Seleksi atas dasar rata-rata bergerak
3. Penggunaan tanaman pembanding
4. Penggunaan analisis ragam
Seleksi
Seleksi dan Lingkungan Mikro
• Pembagian petak seleksi
• Lahan yang digunakan untuk seleksi biasanya
heterogen  kesuburan tanah tidak sama
• Semkin luas lahan maka semakin heterogen
• Mempengaruhi pertumbuhan tanaman
• Untuk memperkecil kesalahan  petak percobaan
dibagi menjadi petak-petak yang homogen  tanaman
akan terwakili pada petak yang baik atau jelek  bias
karena pengaruh tanah menjadi kecil
Seleksi
Seleksi dan Lingkungan Mikro
• Seleksi atas dasar rata-rata bergerak
• Pengaruh lingkungan mikro dapat dikurangi dengan
cara membandingkan ukuran fenotip suatu tanaman
dengan rata-rata tanaman yang tumbuh disekitarnya.
• Nilai yang digunakan adalah nilai relatif genotip
• Tanaman yang mempunyai nilai realtif tinggi dapat
dipilih untuk dimuliakan lebih lanjut.
Seleksi
Seleksi dan Lingkungan Mikro
• Penggunaan tanaman pembanding
• Terutama pada tanaman menyerbuk sendiri  tanaman
yang diseleksi dapat ditanam berdampingan dengan
tanaman pembanding karena resiko penyerbukan
silang rendah
• Tanaman pembanding  tanaman homozigot 
berupa galur murni, tetuanya atau varietas yang sudah
ada
Seleksi
Seleksi dan Lingkungan Mikro
• Penggunaan analisis ragam
• Pada suatu rancangan percobaan  kesalahan dapat
diperkecil menggunakan ulangan
• Jadi, dalam seleksi diperlukan ulangan dalam
penanaman genotip bahan seleksi
• Cara ini dapat dilakukan jika benih yang akan diseleksi
cukup
Seleksi
Pengaruh Jarak Tanam pada Seleksi
• Jarak tanam dalam seleksi:
1. Jarak tanam lebar
2. Jarak tanam sempit
Seleksi
Pengaruh Jarak Tanam pada Seleksi
• Jarak tanam lebar
• Kelebihan:
1. Setiap tanaman dapat menunjukkan pertumbuhan maksimal
2. Pengamatan lebih mudah dilakukan
• Kekurangan:
1. Tanaman baik yang terpilih dari jarak tanam lebar belum tentu
menunjukkan karakter yang baik jika ditanam pada jarak tanam
sempit atau jarak tanam komersial karena tanaman dapat
mejadi lemah akibat adanya kompetisi
2. Dibutuhkan petak yang lebar dengan kondisi yang homogen
Seleksi
Pengaruh Jarak Tanam pada Seleksi
• Jarak tanam sempit
• Kelebihan:
1. tanaman berada pada situasi kompetisi sehingga
tanaman yang terpilih tetap menunjukkan karakter baik
jika dijadikan varietas yang akan ditanam dengan jarak
komersial
2. Petak yang digunakan untuk menanam bahan seleksi
relatif sempit dan homogen
• Kekurangan
1. Pengamatan sulit dilakukan
Seleksi
Intensitas Seleksi
• Seleksi  berbagai macam karakter  satuan
berbeda
• Kekuatan seleksi dapat ditaksir dari diferensial
seleksi  adanya perbedaan satuan 
menggunakan diferensial seleksi yang telah
dibakukan terhadap simpangannya
• Pembakuan diferensial seleksi  intensitas
seleksi
Seleksi
Intensitas Seleksi
• intensitas seleksi
𝑠
•𝑖=
𝜎𝑝

• Dimana:
•i = intesitas seleksi
• S = diferensial seleksi, yaitu selisih antara nilai tengah
tanaman terseleksi dengan nilai tengah populasi
• 𝜎𝑝 = simpangan baku fenotip populasi
Seleksi
Intensitas Seleksi
• intensitas seleksi dipengaruhi oleh:
• Keragaman genetik
• Seleksi pada populasi dengan keragaman tinggi
cenderung memerlukan intensitas lebih rendah dengan
populasi dengan keragaman rendah
• Jumlah individu turunan
• Makin kecil jumlah individu turunan cenderung makin
rendah intensitas seleksinya
Kemajuan Seleksi
• Kemajuan seleksi  selisish antara nilai tengah turunan
hasil seleksi dengan nilai tengah populasi yang diseleksi
• Rumus:
ത 𝐹𝑛 − 𝑋ത 𝐹𝑛−1
• 𝐺= 𝑋
• Misal suatu percobaan menghasilkan nilai tengah F2 =
0,82 kg dan nilai tengah F3 = 0,93 kg, maka kemajuan
seleksinya: G = 0,93 – 0,82 =0,11
Kemajuan Seleksi
• Seleksi dan Kemajuan Seleksi dapat digambarkan:

• Kemajuan Seleksi (G) = selisih antara nilai tengah


turunan dengan nilai tengah tetua
Kemajuan Seleksi
• kenaikan hasil  dapat diperkirakan dengan menghitung
kemajuan seleksi secara secara teoritis.
• memperkirakan besarnya kemajuan seleksi  diperlukan
pengertian tentang populasi beserta keragamannya dan
besarnya angka heritabilitas.
• Perkiraan itu dapat dihitung dengan rumus:
• G = (S) (h2); jika S = (i) (σP) maka G = (i) (σP) (h2)
• Dimana
• S = diferensial seleksi yaitu selisih antara nilai tengah tanaman
terseleksi dengan nilai tengah populasinya (x1 – x0);
• i = intensitas seleksi;
• σP = simpangan baku fenotipe populasi;
• h2 = heritabilitas populasi tersebut.
Kemajuan Seleksi
• Kenaikan hasil  dapat diperkirakan dengan menghitung
kemajuan seleksi secara secara teoritis.
• Memperkirakan besarnya kemajuan seleksi  diperlukan
pengertian tentang populasi beserta keragamannya dan
besarnya angka heritabilitas.
• Perkiraan itu dapat dihitung dengan rumus:
• G = (S) (h2); jika S = (i) (σP) maka G = (i) (σP) (h2)
• Dimana
• S = diferensial seleksi yaitu selisih antara nilai tengah tanaman
terseleksi dengan nilai tengah populasinya (x1 – x0);
• i = intensitas seleksi;
• σP = simpangan baku fenotipe populasi;
• h2 = heritabilitas populasi tersebut.
Kemajuan Seleksi
• Bentuk-bentuk kemajuan seleksi
1. Kemajuan yang cepat pada permulaan, diikuti oleh
kemajuan yang lambat pada siklus-siklus berikutnya
2. Kemajuan yang lambat pada permulaan, tetapi
mantap pada siklus-siklus lanjut
3. Kemajuan yang lambat dan disusul oleh suatu
periode kehilangan kemajuan
4. Sangat sedikit atau tidak ada respon sama sekali
5. Penambahan yang cepat pada permulaan seleksi,
diikuti oleh periode tada ada kemajuan disambung
dengan kemajuan yang cepat berikutnya, dan disusul
oleh periode tak ada kemajuan lagi dan seterunya.

Anda mungkin juga menyukai