KRIMINALISTIK

OLEH : KOMBESPOL (PURN) DRS. JOEIN K. LEGAWA,SE.

REFRENSI :
-.TAKTIK DAN TEHNIK PENYIDIKAN PERKARA KRIMINIL
OLEH : R. SOESILO
- KUMPULAN TULISAN PENGETAHUAN KRIMINALISTIK
OLEH : BRIG.JEN.POL. SOESETIO PRAMUSINTO.OLEH

1
PEDOMAN

 UNTUK PENYIDIKAN DAN PENUNTUTAN

TINDAK PIDANA TRAFIKING DAN
PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN
SELAMA PROSES PENEGAKAN HUKUM
 PENERBIT INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION
 / IOM

2
PENDAHULUAN

 PENYIDIKAN KRIMINIL DALAM PROSES

PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA OLEH
PENGADILAN BERTUJUAN :
 MENCARI KEBENARAN YANG HAKIKI.
 KEBENARAN INI PERLU UNTUK MENJAGA JANGAN
SAMPAI PENGADILAN MENJADI TERSESAT DAN
MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG KELIRU.
 JANGAN SAMPAI MEMBEBASKAN ORANG YANG
BERSALAH ATAU MEMPIDANA ORANG YANG TIDAK
BERSALAH.

3
ARTI KRIMINALISTIK
KRIMINALISTIK ADALAH PENGETAHUAN DALAM MENYELIDIKI
KEJAHATAN YANG MENGGUNAKAN PENGETAHUAN FISIKA
SEPERTI ILMU ALAM, ILMU KIMIA, ILMU HAYAT DAN ILMU
HITUNG.
 BUKU TANGAN KRIMINALISTIK:OLEH MABES POLRI.
BUKU DASAR-DASAR POKOK PENYIDIKAN KEJAHATAN, OLEH
DIREKTORAT RESERSE KRIMINIL MABAK.
KRIMINALISTIK ADALAH : ILMU PENGETAHUAN UNTUK
MENENTUKAN TERJADINYA ATAU TIDAK TERJADINYA
KEJAHATAN DAN MENYIDIK PEMBUATNYA DENGAN
MEMPERGUNAKAN CARA ILMU PENGETAHUAN ALAM, DENGAN
MENGESAMPINGKAN CARA-CARA LAINNYA YANG
DIPERGUNAKAN OLEH ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN, ILMU
RACUN KEHAKIMAN DAN ILMU PENYAKIT JIWA KEHAKIMAN.

4
BUKU KRIMINALISTIK
OLEH : R. DEDENG SURIADIPUTRA

 KRIMINALISTIK ADALAH : SUATU

PENGETAHUAN YANG BERUSAHA UNTUK
MENYELIDIKI/MENGUSUT KEJAHATAN
DALAM ARTI YANG SELUAS-LUASNYA,
BERDASARKAN BUKTI-BUKTI DAN
KETERANGAN-KETERANGAN DENGAN
MEMPERGUNAKAN HASIL YANG
DITEMUKAN OLEH PENGETAHUAN
LAINNYA.

5
BUKU “ CRIMINOLOGIE EEN INLEIDING ”
OLEH PROF. DR W.M.E. NOACH.
 KRIMINALISTIK ADALAH ILMU PENGETAHUAN YANG
MEMPELAJARI KEJAHATAN SEBAGAI MASALAH
TEKNIK SEBAGAI ALAT UNTUK MENGADAKAN
PENGEJARAN ATAU PENYIDIKAN PERKARA
KEJAHATAN SECARA TEKNIS DENGAN
MEMPERGUNAKAN ILMU-ILMU ALAM, KIMIA DAN
LAIN-LAIN SEPERTI ILMU KEDOKTERAN
KEHAKIMAN, ILMU ALAM KEHAKIMAN ATARA LAIN
ILMU SIDIK JARI DAN ILMU KIMIA KEHAKIMAN
SEPERTI ILMU TENTANG KERACUNAN DAN LAIN-
LAIN.

6
PERBANDINGAN

 KARENA PARA PEMBAHAS MEMPUNYAI

LATAR BELAKANG MASING-MASING.
 PENDAPAT-PENDAPAT ITU SATU SAMA
LAIN TIDAK SAMA ADALAH WAJAR.
 PENGALAMAN DAN TUJUAN YANG
BERBEDA, SEHINGGA PANDANGANNYA
DALAM HAL INI PUN TIDAK ADA
KESAMAAN YANG MUTLAK.

7
HAL-HAL YANG SAMA.

 MENGENAI TUGAS ATAU SASARAN YANG

DITUJUNYA, IALAH BERUPA MENGUSUT
DAN MEMBUKTIKAN, BAHWA BENAR
TELAH ADA SUATU KEJAHATAN YANG
TERJADI DAN SIAPAKAH PELAKUNYA.
 DENGAN KATA LAIN : MEMBUKTIKAN
BAGAIMANA CARA KEJAHATAN ITU
DILAKUKAN DAN CARA BAGAIMANA
PENJAHATNYA DAPAT DITANGKAP.

8
KRIMINOLOGI

 SOEJONO D. SH.
 KRIMINOLOGI ADALAH ILMU
PENGETAHUAN YANG MEMPELAJARI ,
SEBAB AKIBAT, PERBAIKAN DAN
PENCEGAHAN KEJAHATAN SEBAGAI
GEJALA MANUSIA DENGAN MENGHIMPUN
SUMBANGAN-SUMBANGAN BERBAGAI
ILMU PENGETAHUAN.

9
 S. SEELING.
 KRIMINOLOGI ADALAH AJARAN TENTANG
GEJALA-GEJALA YANG NYATA, ARTINYA
GEJALA-GEJALA BADANIAH DAN
ROHANIAH DARI KEJAHATAN.
 J. CONSTANT.
 KRIMINOLOGI ADALAH ILMU PENGETAHUAN YANG
BERTUJUAN MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKAN TERJADINYA KEJAHATAN DAN
PENJAHAT.
10
BIDANG KRIMINOLOGI MELIPUTI:

 1. PENGERTIAN TENTANG KEJAHATAN.

 2. TEORI-TEORI TENTANG SEBAB-SEBAB
KEJAHATAN.
 3. USAHA-USAHA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEJAHATAN.
 4. PERLAKUAN TERHADAP PENJAHAT.

11
 JADI KRIMINOLOGI MEMPELAJARI SEBAB-SEBAB
TERJADINYA KEJAHATAN , TUJUANNYA
MENGUPAYAKAN ORANG-ORANG YANG JAHAT (
KURANG MAMPU BERMASYARAKAT) MENJADI
ORANG YANG BAIK (MAMPU BERMAYARAKAT.
 KRIMINALISTIK: HAKEKAT KEGIATAN KRIMINALISTIK
ADALAH MENYIDIK KEJAHATAN. MEMBUAT TERANG
KEJAHATAN, KADANGKALA DIPAKAI JUGA ISTILAH
MENGUSUT : TUJUANNYA MENCARI KEBENARAN
YANG HAKIKI. PADA SUATU PROSES PERADILAN
MULAI DARI PENYELIDIKAN DI TKP. SAMPAI KEPADA
PERSIDANGAN DI PENGADILAN, MAKA ALAT
BUKTILAH YANG AKAN BERPERAN UTAMA. 12
BERDASARKAN PRAKTEK KEPOLISIAN
DI INDONESIA
 PENGERTIAN KRIMINALISTIK ADALAH
SUATU PENGETAHUAN YANG
MENGAJARKAN TENTANG TEKNIK DAN
TAKTIK KEJAHATAN DAN PENYIDIKAN
TERHADAP PENJAHATNYA DENGAN
MEMPERGUNAKAN ILMU PENGETAHUAN
YANG SELUAS-LUASNYA.

13
DUA MACAM PENYIDIKAN KEJAHATAN

 PENYIDIKAN KEJAHATAN UMUM : YAITU

PENGETAHUAN YANG MENGURAIKAN
PERIHAL SARANA-SARANA DAN CARA-
CARA MENYIDIK SEMUA MACAM
KEJAHATAN, SARANA DAN CARA
TERSEBUT MISALNYA, DAKTILOSKOPI,
SINYALEMEN, PHOTOGRAFI, ANJING
PELACAK DAN SEBAGAINYA.

14
PENYIDIKAN KEJAHATAN KHUSUS

 YAITU PENGETAHUAN YANG MEMBAHAS

TENTANG SARANA-SARANA DAN CARA-
CARA MENYIDIK KEJAHATAN YA G
TERTENTU, MISALNYA PEMALSUAN
TULISAN, PEMERIKSAAN JENIS KERTAS
SERTA TINTA, PEMALSUAN UANG,
PEMERIKSAAN MATEREJS, BAHAN
CORAN, KLISE, KEJAHATAN KESUSILAAN,
PEMERIKSAAN PAKAIAN TERSANGKA DAN
KORBAN, BEKAS AIR MANI, NODA DARAH,
LUKA-LUKA GARUKAN, GIGITAN.

15
LUAS KRIMINALISTIK

 KRIMINALISTIK ATAU ILMU PENYIDIKAN

KEJAHATAN MELIPUTI BIDANG YANG
DAPAT DIBAGI ATAS.
 TEKNIK KRIMINIL/TEKNIK PENYIDIKAN.
 TAKTIK KRIMINIL/TAKTIK PENYIDIKAN.

16
TEKNIK PENYIDIKAN

 TEKNIK PENYIDIKAN MENGAJARKAN TENTANG MENJAWAB

PERTANYAAN-PERTANYAAN DALAM BIDANG PENGUSUTAN PERKARA
KEJAHATAN YANG TERMASUK DALAM BIDANG INI MISALNYA :
 A. PENGETAHUAN HUKUM, UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN-
PERATURAN.
 B. ILMU KEPOLISIAN.
 C. ILMU PEMBUKTIAN.
 D. CARA PENGUSUTAN.
 E. PENGETAHUAN TENTANG BEKAS-BEKAS PSIKIS DAN FISIK.
 F. PENGETAHUAN TETANG ALAT-ALAT TEKNIS PEMBANTU DAN
MELIHAT BARANG-BARANG SEPERTI FOTOGRAFI, MIKROSKOP,
TAPERECORDER, LIEDETECTOR DSB,YA.
 G. PENGETAHUAN IDENTIFIKASI, DAKTILOSKOPI,SINYALEMEN.
 H. ILMU JIWA, DAN PENGETAHUAN BAHASA.

17
TAKTIK PENYIDIKAN
 TAKTIK KRIMINIL/PENYIDIKAN ADALAH KEPANDAIAN UNTUK DAPAT
MENERAPKAN TEHNIKNYA DENGAN BERHASIL. YANG TERMASUK DALAM
BIDANG TAKTIK PENYIDIKAN AL:
 A. TINDAKAN PERTAMA DI T. K. P.
 B. ILMU JIWA KRIMINIL, KHUSUSNYA YANG DIPERGUNAKAN DALAM
MEMERIKSA ATAU MENDENGAR KETERANGFAN SAKSI-SAKSI DAN
TERSANGKA.
 C. MENGHUBUNGI SEPION ATAU INFORMAN.
 D. TAKTIK PENANGKAPAN, PENGGELEDAHAN BADAN, RUMAH DAN TEMPAT-
TEMPAT LAIN, KONFRONTASI DAN MENYAMAR.
 E. PEMBUNTUTAN /SURVAILANCE, MODUS OPERANDI.
 F.MASS MEDIA, BAIK BURUKNYA MEMBERI HADIAH.
 G. BAIK BURUKNYA MEMBERI HADIAH, BANYAK MEMBACA BUKU DETIKTIF.
 H. BAHASA SANDI PARA PENJAHAT, TAHYUL, JIMAT, GUNA-GUNA DLSB.

18
PERBEDAAN ANTARA TEKNIK DAN
TAKTIK PENYIDIKAN
 BAHWA DALAM ILMU PERTEMPURAN BIASA
DIBEDAKAN ANTARA PEKERJAAN-PEKERJAAN
YANG TERLETAK DALAM :
 BIDANG TAKTIK MILITER, SEPERTI TAKTIK PERANG
GERILYA, TAKTIK PERANG DALAM KOTA DI UDARA ,
DI LAUT DSBNYA.
 BIDANG TEHNIK MILITER SEPERTI TENTANG
KONSTRUKSI DAN PEKERJAANNYA SENJATA-
SENJATA.

19
BIDANG OLAHRAGA.

 TEKNIK SEPAK BOLA, MISALNYA

BAGAIMANA CARA-CARA MEMBAWA
BOLA MENENDANG DENGAN SEMPURNA
 TAKTIK SEPAKBOLA, MISALNYA.TEHNIK
BERMAIN DITAMBAH DENGAN AKAL
BERMAIN DENGAN MELIHAT KELEMAHAN
LAWAN MAKA AKAN MENANG DALAM
PERTANDINGAN. MISALNYA: DIVING /
BERLAGA JATUH DI KOTAK FINALTI.
MEMANFAATKAN BOLA TINGGI KARENA
LAWAN PENDEK.

20
EMPAT LAPANGAN ILMU PENGETAHUAN YANG
DIGUNAKAN KRIMINALISTIK

I. LAPANGAN ILMU ALAM. -

KLISIFIKASI SENJATA API./S.A.
- PEMERIKSAAN TERHADAP S.A.
- PEMERIKSAAN TERHADAP PELURU.
- PEMERIKSAAN TERHADAP MESIU
- PEMERIKSAAN UNTUK MENENTUKAN
KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR. -
PENYIDIKAN DENGAN MEMPERGUNAKAN SINAR
ULTRA VIOLET DAN INFRA RED.

21
II.LAPANGAN ILMU KIMIA.
 A. PEMERIKSAAN TERHADAP DARAH DAN BINTIK
DARAH.
 B. PEMERIKSAAN TERHADAP BAHAN PELEDAK.
III. LAPANGAN ILMU KETABIBAN
 A. PEMERIKSAAN TERHADAP LUKA-LUKA, MAYAT,
TANDA-TANDA KEMATIAN.
 B. ILMU KERACUNAN /TOXICOLOGI.
 C. PEMERIKSAAN TERHADAP PEMBUNUHAN.

22
IV. LAPANGAN ILMU LAIN YANG TIDAK
TERMASUK I.II.III.

A. PEMERIKSAAN TELAPAK JARI/SIDIK JARI

B. PEMERIKSAAN PEMALSUAN UANG DAN
TULISAN.
C. ILMU MENENTUKAN WATAK DAN TABIAT
SESEORANG DARI TULISAN.
D. PENGETAHUAN UNTUK MENEMUKAN
KEMBALI TULISAN RAHASIA.
E. ILMU SINYALEMEN.

23
A. ARTI PENYIDIKAN

 MENYIDIK ASAL KATA “ SIDIK “

 SIDIK BERARTI ” TERANG “ ATAU JELAS, JADI
MENYIDIK BERARTI MEMBUAT TERANG ATAU
JELAS.
 KATA SIDIK BERARTI JUGA “ BEKAS” YANG KITA
JUMPAI DALAM SIDIK JARI SAMA DENGAN “BEKAS
JARI” ATAU TELAPAK “JARI”, SEHINGGA MENYIDIK
BERARTI JUGA “MENCARI BEKAS” DALAM HAL INI
ADALAH BEKAS-BEKAS KEJAHATAN YANG APABILA
TERKUMPUL MAKA KEJAHATAN MENJADI TERANG

24
 BERTOLAK DARI KATA SIDIK “TERANG” DAN
“BEKAS”, MAKA MENYIDIK BERARTI “ MEMBUAT
TERANG “ KEJAHATAN.
 KADANGKALA JUGA DIPAKAI ISTILAH MENGUSUT,
“MENYELIDIKI”.
 ORANG BELANDA MENYEBUT “OPSPOREN”
BAHASA INGGRIS “INVESTIGATION” ARTI
LENGKAPNYA MENGUSUT.SEHINGGA DAPAT
DIKETAHUI PERISTIWA PIDANA APA YANG TELAH
TERJADI DAN SIAPAKAH ORANGNYA YANG TELAH
BERBUAT.

25
B. SIFAT PENYIDIKAN.

 SIFAT DASAR PENYIDIKAN ADALAH

“MENCARI KEBENARAN MATERIIL”
 KEBENARAN MATERIIL ITU SUATU
KEBENARAN MENURUT FAKTA YANG
SEBENAR-BENARNYA.
 LAIN DENGAN ” KEBENARAN FORMIL”
YANG BIASA DICARI DALAM PERKARA
PERDATA, KEBENARAN INI ADALAH
SUATU KEBENARAN MENURUT
FORMALITAS.
26
 KEBENARAN HARUS DICARI DAN
DILAKUKAN DEMI KEBENARAN ITU
SENDIRI, ARTINYA BUKAN
DISELEWENGKAN ATAU DISALAH
GUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN LAIN,
SEPERTI KEPENTINGAN PARTAI,
GOLONGAN, KESUKUAN, KEPENTINGAN
DIRI SENDIRI DLSBNYA.

27
C. SISTEM PENYIDIKAN

 KEWAJIBAN PERTAMA-TAMA DALAM PENYIDIKAN PERKARA

KRIMINIL ADALAH MENGUMPULKAN SEBANYAK MUNGKIN
KETERANGAN, HAL IHWAL, DATA DAN FAKTA-FAKTA YANG
BENAR MENGENAI PERISTIWA YANG TERJADI.
 BERDASARKAN ATAS FAKTA-FAKTA ITULAH KEMUDIAN
DICOBA MEMBUAT GAMBARAN KEMBALI APA YANG YANG
TELAH TERJADI.
 FAKTA-FAKTA YANG MASIH KURANG DICARI UNTUK
MELENGKAPINYA SEHINGGA GAMBARAN PERISTIWA YANG
TELAH TERJADI ITU MENJADI LENGKAP.

28
MISALNYA : KEHILANGAN BARANG

 YANG PERLU DIPERSOALKAN TERLEBIH

DAHULU ADALAH MENENTUKAN
APAKAH PERISTIWA TERSEBUT SUATU
PENCURIAN, PERCOBAAN MENCURI,
PENCURIAN DENGAN KEKERASAN,
ATAUKAH PENCURIAN YANG DIBUAT-
BUAT UNTUK MENGELABUI POLISI. BARU
KEMUDIAN TENTUKAN PASAL MANA YANG DILANGGAR DAN PENUHI
UNSUR-UNSURNYA

29
DITEMUKAN MAYAT SESEORANG

 MENETAPKAN DAHULU, APAKAH ITU

SUATU KECELAKAAN, PEMBUNUHAN,
BUNUH DIRI, PENGANIAYAAN ATAUKAH
SUATU PEMBUNUHAN YANG DIBUAT-
BUAT SEPERTI BUNUH DIRI. KETENTUAN
ATAS DASAR INI MERUPAKAN POKOK
YANG AMAT PENTING BAGI
PENGUSUTAN SELANJUTNYA.

30
 PERISTIWA KRIMINIL ITU BANYAK SEKALI
RAGAMNYA SEHINGGA TIDAK MUNGKIN UNTUK
MENENTUKAN SUATU SISTEM PENYIDIKAN YANG
DAPAT DIGUNAKAN BAGI PEMECAHAN SEMUA
PERSOALAN DENGAN JITU, KARENA SATU SAMA
LAIN BERBEDA-BEDA.
 ADA PETUNJUK YANG UMUM DIPAKAI DALAM
PENYIDIKAN PERKARA ADALAH SISTEM “7 KAH”
YAITU BERUSAHA MENCARI JAWABAN ATAS 7
MACAM PERTANYAAN.

31
SISTEM “ 7 KAH “

 APAKAH YANG TERJADI?

 DI MANAKAH PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 BILAMANAKAH PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 DENGAN APAKAH PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 BAGAIMANAKAH PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 MENGAPAKAH PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 SIAPAKAH YANG MELAKUKANNYA?

32
 METHODE VAN INSCHAKELING EN
UITSCHAKELING/MENAMBAH DAN MENGURAGI

 KOMISARIS POL. S.W.MOOLENAAR

DALAM BUKUNYA “ CRIMINEELE
TACKTIEK” MENYAJIKAN SEBUAH SISTEM
PENGUSUTAN YANG DIDASARKAN ATAS
PERTANYAAN-PERTANYAAN “ 7 KAH “
TERSEBUT
 DINAMAKAN “ METODE MENAMBAH DAN
MENGURANGI”

33
SESUATU YANG BELUM DIKETAHUI DAN HARUS
DITEMUKAN

 YANG DICARI DALAM PERISTIWA KRIMINIL ADALAH

SI PEMBUAT.
 SEBUT SAJA SEBAGAI MR. X.
 PADA PERMULAAN PENGUSUTAN, SEBELUM
DIKETAHUI HAL-HAL TERTENTU DARI PERISTIWA
TERSEBUT, MR. X MELIPUTI SEMUA ORANG.
 MEMPERKECIL JUMLAH BANYAK ORANG TERSEBUT
MENJADI SATU ORANG ADALAH TUJUAN DARI
PENGUSUTAN SUATU PERISTIWA.

34
LANGKAH I

 MENENTUKAN JAWABAN ATAS

PERTANYAAN KE-3 “ BAGAIMANAKAH
PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 MISALNYA PADA TGL: 18 JANUARI,
ANTARA JAM 10 S/D 11 MALAM 2013.
 DIKELUARKAN ORANG-2 YANG PADA JAM
TERSEBUT TERANG BERADA DI TEMPAT
LAIN. ( ALIBI ).

35
LANGKAH II

 MENEMUKAN JAWABAN ATAS PERTANYAAN KE. 4

.DENGAN APA ?
 DAN PERTANYAAN KE.5. BAGAIMANA DILAKUKAN ?
 MISALNYA , TERNYATA SEBUAH PINTU DIRUSAK
DENGAN LINGGIS BERAT, UNTUK PERBUATAN
TERSEBUT DIPERLUKAN TENAGA YG BESAR. MAKA
DIKELUARKANLAH DARI SANGKAAN, ORANG-2 TUA
DAN JOMPO SERTA ANAK-2 YANG TENAGANYA
KECIL.

36
LANGKAH III

 MENEMUKAN JAWABAN ATAS PERTANYAAN KE 5 “

BAGAIMANA DILAKUKAN”?
 TERNYATA JAWABANNYA PENJAHAT TELAH
MEMBUKA ALMARI GANTUNG YANG PINTUNYA
SETINGGI 2.40 M.
 TERDAPAT TELAPAK JARI, PENJAHAT MEMBUKA
TANPA MEMAKAI GANJAL KAKI.
 DIKELUARKAN DARI SANGKAAN ORANG-2 YANG
DENGAN LENCANG LENGANNYA KEATAS
TINGGINYA KURANG DARI 1.40M.

37
LANGKAH IV

 MENEMUKAN JAWABAN ATAS PERTANYAAN KE 6 “

MENGAPA/ALASAN/ PERBUATAN ITU DILAKUKAN?
 TERNYATA DARI LEMARI GANTUNG ITU YANG DICURI
HANYALAH SEBUAH DOKUMEN PENTING, SEDANGKAN
PERHIASAN-2 BERHARGA DAN UANG TIDAK DICURI. JADI
ALASAN MENCURI ADALAH MENGAMBIL SURAT PENTING.
 DIKELUARKAN DARI SANGKAAN ORANG-2 YANG SAMA SEKALI
DIANGGAP TIDAK MEMPUNYAI KEPENTINGAN AKAN
DOKUMEN ITU.

38
LANGKAH V

 SETELAH DITEMUKAN BEBERAPA ORANG YANG

DICURIGAI SEBAGAI TERSANGKA,KEMUDIAN
DIAMBIL SIDIK JARINYA DAN DIBANDINGKAN
DENGAN SIDIK JARI YANG TERDAPAT DI ALMARI
TERSEBUT, DAN DIANTARANYA TELAPAK JARI
TERSEBUT ADA YANG SAMA/IDENTIK.
 DENGAN DEMIKIAN DARI 5 ORANG TERSANGKA ITU
4 ORANG DIKELUARKAN DARI PERSANGKAAN DAN
TINGGAL MR. X SEBAGAI PEMBUATNYA, MENJADI
TERANG.

39
KESALAHAN-KESALAHAN SERING TERJADI
DALAM PENYIDIKAN YANG PERLU
DIPERHATIKAN
 1. MENGABAIKAN SEBUAH BENDA YANG DIANGGAP TIDAK
BERGUNA BAGI PEMBUKTIAN.
 2. MENYELESAIKAN PEMERIKSAAN PERKARA TERLALU
MENGEJAR PADA PENGAKUAN TERSANGKA, SEHINGGA
MENGABAIKAN BUKTI-BUKTI LAINNYA.
 3. MENAMBAH DETAIL-DETAIL YANG SEBETULNYA TIDAK
TERDAPAT DALAM KEJADIAN/BIASANYA OLEH SAKSI YANG
MERASA SEBAGAI PAHLAWAN.
 4. MENGGANTI ATAU MEMALSUKAN DETAIL ATAU FAKTA YANG
DIABAIKAN DENGAN DETAIL ATAU FAKTA LAINNYA YANG
TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN.

40
 5, MELONCAT-LONCAT , SEHINGGA CERITANYA MENJADI BERLAINAN DARI APA
YANG SEBENARNYA TERJADI. . WAKTU MENGGUNAKAN KEMBALI DETAIL-DETAIL
KEJADIAN TIDAK TERATUR/REKONSTRUKSI

 6.PERHATIAN WAKTU MENYIDIK HANYA DITUJUKAN PADA

SALAH SATU BAGIAN SAJA, SEDANGKAN BAGIAN LAIN
DIABAIKAN.
 7. KALIMAT-KALIMAT YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENGURAIKAN KEJADIAN DI DALAM BERITA ACARA
PEMERIKSAAN KURANG TEPAT SEHINGGA DAPAT
MENIMBULKAN SALAH TAFSIR.
 8. MENYAMPAIKAN DETAIL-DETAIL ATAU FAKTA-FAKTA
KURAN LENGKAP / BIASANYA DIKEMBALIKAN OLEH JAKSA
PENUNTUT UNTUK DILENGKAPI.

41
KESALAHAN PUTUSAN HAKIM
BIASANYA KARENA
 1.IDENTIFIKASI YANG SALAH
 -ORANG YANG TAJAM PANCA INDERANYA LEBIH MAMPU
MENANGKAP KEADAAN-KEADAAN SEKELILINGNYA DARI
PADA ORANG YANG KURANG TAJAM PANCAINDERANYA.
DEMIKIAN PULA ORANG YANG TERDIDIK DENGAN ORANG
YANG TIDAK TERDIDIK.
 - KETERANGAN SAKSI YANG SALAH .SECARA TIDAK
DISENGAJA BERLEBIHAN.
 -UNTUK MEMASTIKAN IDENTITAS ORANG TERSEBUT HARUS
DIBANTU DENGAN DAKTILOSKOPI.

42
2. BUKTI KEADAAN YANG KURANG
LENGKAP.
 -BUKTI-BUKTI YANG TERKUMPUL SIFATNYA WALAU SUDAH
BENAR, TETAPI KARENA JUMLAHNYA MASIH KURANG
LENGKAP ATAU HUBUNGANNYA SATU DENGAN YG LAINNYA
TIDAK RELEVAN, SEHINGGA SECARA KESELURUHAN
MEMBERIKAN KESAN YANG SALAH.
 - HAL INI DAPAT DIATASI DENGAN BANTUAN TEHNIK
KRIMINALISTIK .

43
3. BEKAS YANG DIBUAT-BUAT.

 SERING TERJADI BAHWA ORANG YANG

TIDAK BERSALAH DIJATUHI
PIDANA,OLEH KARENA BEKAS-BEKAS
YANG DENGAN SENGAJA DITARUH DI
TEMPAT KEJADIAN PERKARA, HAL INI
BIASANYA DILAKUKAN OLEH
SIPENJAHAT DENGAN MAKSUD UNTUK
MENJAUHKAN DIRINYA DARI DAKWAAN
DENGAN MELEMPARKAN KEPADA
ORANG LAIN.

44
4. SUMPAH ATAU KETERANGAN PALSU

 - SEJAK JAMAN DAHULU KALA SAKSI

PALSU SUDAH TERKENAL JAHATNYA.
 - SAKSI-SAKSI DI DEPAN PENGADILAN
DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN
KETERANGAN PALSU, DISEBABKAN
KARENA MUNGKIN DIBAYAR ATAU DI
BAWAH ANCAMAN.

45
5. BUKTI PEMERIKSAAN SEORANG AHLI
YANG TIDAK SESUAI
 6. KERAJINAN SEORANG PENYIDIK YANG
BERLEBIH-LEBIHAN.
 NO. 5 DAN NO. 6 INI SEHARUSNYA BAGI SEORANG
AHLI ATAU PENYIDIK DAPAT MEMBERIKAN
KETERANGAN DENGAN BENAR DEMI KEHORMATAN
PROFESINYA, TETAPI KADANG-KADANG KARENA
SESUATU .
 - MENYEMBUNYIKAN BARANG BUKTI.
 - MENYEMPAIKAN PENDAPAT YANG TIDAK
BERETANGGUNG JAWAB UNTUK MEMENUHI AMBISI
YANG BERLEBIH-LIBIHAN.

46
THE END

SELESAI

47