Anda di halaman 1dari 65

Oleh :

Tuti ona - 20180309088


Adi soekardi - 20180309090
Susanti angraeni 20180309095
PELAYANAN RADIOLOGI
Pelayanan medik yang menggunakan semua
modalitas energi radiasi untuk diagnosis dan
terapi, termasuk teknik pencitraan dan
penggunaan emisi radiasi dengan sinar-X,
radioaktif, ultrasonografi dan Radiasi radio
frekwensi elektromagnetik
(PMK NO 780/MENKES/PER/VIII/2008)
 Pelayanan radiologi diagnostik
meliputi :

 1. Pelayanan Radiodiagnostik
 radiasi pengion: pelayanan X-ray
 (konvensional, Computed Tomography
Scan/CT Scan dan mammografi.
2. Pelayanan Imejing Diagnostik
melakukan diagnosis: radiasi non
pengion:
Magnetic Resonance Imaging/MRI, USG.

3. Pelayanan Radiologi Intervensional


diagnosis dan terapi intervensi dengan
menggunakan peralatan radiologi Xray
(Angiografi, CT). Pelayanan ini memakai
radiasi pengion dan radiasi non pengion
 Struktur organisasi disesuaikan dengan jenis
kegiatan yang dilakukan dan disesuaikan
dengan kondisi serta struktur organisasi
induk sarana pelayanan kesehatan tersebut
 1. Kepala Instalasi Dalam melaksanakan
tugasnya di bantu oleh koordinator
2. Kepala Pelayanan Radiologi
3. Staf Fungsional
Ka. instalasi

Dokter Radiologi

Radiografer Fisikawan Medis Logistik Administrasi


 1. Loket penerimaan pasien
 2. Ruang diagnostik
 3. Pembacaan
 4. Penyimpanan
 5. Loket pengambilan hasil
 Unsur administrasi Tata
Usaha (mencatat semua data
tentang jumlah, jenis dan bentuk
pelayanan radiologi diagnostik

 Pelayanan radiologi diagnostik


SOP , permintaan tertulis dari
Dokter, Dokter gigi, Dokter
spesialis dan Dokter gigi spesialis.
 Setiap pasien didaftar dan dibuatkan catatan
medik/status tersendiri, nomor indeks/status
sesuai dengan ketentuan

 Pelayanan radiologi diagnostik dapat


dilakukan sesuai jadwal (24 jam ) tergantung
dengan kondisi, SDM dan peralatan yang
digunakan.

 Tindakan risiko disertai surat


persetujuan (informed consent).
 Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi
diagnostik sarana teleradiologi sesuai
Standar Pelayanan Teleradiologi PDSRI.

 Hasil pembacaan telah diterima oleh


pelanggan/klien dalam waktu paling
lambat 24 jam.

 Hasil pembacaan/diagnosa pasien dicatat


dalam catatan medik
1. Setiap sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan
radiologi diagnostik izin pelayanan dari
Departemen Kesehatan cq Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Setiap peralatan yang menggunakan radiasi
pengion harus mempunyai izin pemanfaatan
alat dari BAPETEN. (Perka Bapeten no 8 tahun
2011, pasal 4)
1. Jenis sarana kesehatan
2. Kemampuan/kompetensi TIPE RS
3. Beban kerja
4. Jumlah pesawat

KMK NO 1014/MENKES/SK/XI/2008
 Pasien UGD dan RAWAT INAP di layani 24 jam
 Pendaftaran pasien poliklinik dan pasien luar
sampai pukul 14.00 WIB
 Khusus pasien ICU,NICU,PICU pemeriksaan di
lakukan di ruang perawatan
 Pendaftaran radiologi dilakukan oleh seorang
tenaga administrasi
 Pemeriksaan radiologi dilakukan oleh tenaga
yang kompeten dan memiliki SIP
 Pemeriksaan di lakukan sesuai dengan SOP
yang berlaku
 Proses pencucian film dapat dilakukan
dengan automatik prosessing ataupun CR
 1.PENDAHULUAN
 2. LATAR BELAKANG
 3. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
 4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

PELAYANAN RADIOLOGI, PENGEMBANGAN


SDM, PELAYANAN DAN FASILITAS ALAT
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN

5. SASARAN SESUAI TARGET


 Evaluasi Program Kerja Instalasi
Radiologi dilakukan untuk setiap
kegiatan sesuai dengan jadwal apakah
program dapat terlaksana atau
mengalami kendala untuk selanjutnya
melakukan usulan tindak lanjut guna
mengupayakan pencapaian program
atau peningkatan kinerja.
 Hasil kegiatan dilaporkan secara
tertulis oleh Kepala Instalasi kepada
Direktur melalui Kepala Bidang yang
membawahinya pada setiap akhir
Pelaksanaan Program Kerja Instalasi
Radiologi, untuk dievaluasi ulang dan
ditindaklanjuti
 Program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien harus menjangkau seluruh unit kerja

Fokus area standar peningkatan mutu dan


keselamatan pasien adalah :
1. pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien;
2. Pemilihan, pengumpulan, analisis, dan validasi
data indikator mutu;
3. Pelaporan dan analisis insiden dan keselamatan
pasien;
4. Pencapaian dan mempertahankan perbaikan;
manajemen risiko.
1. KESELAMATAN PASIEN
 Ketepatan Identifikasi Pasien

 Peningkatan Komunikasi Efektif.

 Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur,


Tepat Pemeriksaan Pasien
 Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan
 Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
 1. Penggunaan alat pelindung diri
 2. Selalu berada dibalik tabir Pb
 3. Selalu memakai perlengkapan proteksi
radiasi selama melakukan pelayanan,
yaitu: TLD badge.
 4. Semua petugas radiasi melaksanakan
pemeriksaan kesehatan secara berkala.
 5. Petugas Proteksi Radiasi menyusun
program proteksi radiasi
 Pemeriksaan harian setiap alat
 Preventive maintenance
 Corrective maintenance.

Berdasarkan Kepmenkes No. 129 Tahun 2008


tentang Standar Pelayanan Minimum Rumah
Sakit, indikator mutu di lingkup Instalasi
Radiologi:Waktu Tunggu Hasil Pelayanan
Thorax Foto, Pelaksana Ekspertise Hasil
Pemeriksaan, Kejadian Kegagalan Pelayanan
Rontgen,
 Hasil kesan kritis pemeriksaan radiologi
dilaporkan kepada dokter pengirim maksimal
10 – 15 menit

Yang termasuk nilai kritis pada pemeriksaan


radiologi adalah:
 Thorax: Pneumothorax, Pneumomediastinum
Failchest, Kontosio pulmonum, Trauma
dengan hematothorax.
Abdomen:Illeus obstructivus dengan perforasi
Trauma dengan perdarahan yang
hebat/perforasi
 USG abdomen trauma dengan cairan bebas
intra abdomen
 Appendixcitis dengan cairan bebas intra
abdomen.
 SPO semua pemeriksaan baik kontras
maupun non kontras
 SPO pemeriksaan USG
 SPO CITO
 SPO Penggunaan ALKES
 SPO PELAYANAN RADIOLOGI
 SPO PENGAMBILAN HASIL
 SPO PEMINJAMAN FOTO BASAH
Contoh Stempel Pengambilan hasil
Hasil yang diambil sudah melalui
verifikasi
 Formulir permintaan radiologi harus terisi
jelas identitas pasien
 Jenis pemeriksaan
 Asal pasien
 Waktu pendaftaran, pemeriksaan
 Pengulangan Foto
 Salah Ekspertise
 Salah memberikan hasil ekpertise
 Pesawat ronsen rusak
 Data
 Hasil kegiatan dilaporkan secara tertulis oleh
Kepala Instalasi kepada Direktur melalui
Kepala Bidang Penunjang pada setiap akhir
Pelaksanaan Program Kerja Instalasi Radiologi
untuk dievaluasi ulang dan ditindaklanjuti.
 Kegiatan yang akan dicapai di jelaskan dalam
program kerja
 Seiring dengan perkembangan zaman,
penyakit degeneratif semakin berkembang
dan terkadang tidak terkontrol sehingga
menyebabkan disfungsi organ-organ atau
alat gerak

 Jadi sebagai tindakan promotif dan preventif


dalam kesehatan maka masyarakat perlu
mengetahui rehabilitasi medis beserta ruang
lingkupnya.
 Menurut WHO, Rehabilitasi Medik adalah ilmu
pengetahuan kedokteran yang mempelajari
masalah atau semua tindakan yang ditujukan
untuk mengurangi atau menghilangkan dampak
keadaan sakit, nyeri, cacat dan atau halangan
serta meningkatkan kemampuan pasien
mencapai integrasi sosial

 Menurut PERMENKES No. 29 tahun 2009,


rehabilitasi adalah proses pemulihan untuk
memperoleh fungsi penyesuaian diri secara
maksimal atau usaha mempersiapkan penderita
cacat secara fisik, mental, sosial dan kekaryaan
untuk suatu kehidupan yang penuh sesuai
dengan kemampuan yang ada padanya
 Pelayanan rehabilitasi medik adalah
pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik
dan fungsi yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi sakit, penyakit atau cedera
melalui panduan intervensi medik, keterapian
fisik dan atau rehabilitative untk mencapai
kemampuan fungsi yang optimal.
 Rephauge (dalam sidiarto 1980) pada seminar
internasional I rehabilitasi medis mengatakan
bahwa rehabilitasi medis merupakan dasar
dan penunjang bentuk rehabilitasi lainnya,
seperti rehabilitasi sosial, karya, dan
pendidikan
 Upaya Promotif
◦ Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat
dan aktivitas yang tepat untuk mencegah kondisi sakit
 Upaya Preventif
◦ Edukasi dan penanganan yang tepat pada kondisi sakit/
penyakit untuk mencegah dan atau meminimalkan
gangguan fungsi atau risiko kecacatan.
 Upaya Kuratif
◦ Penanganan melalui paduan intervensi medik, keterapian
fisik, dan upaya rehabilitatif untuk mengatasi
penyakit/kondisi sakit untuk mengembalikan dan
mempertahankan kemampuan fungsi.
 Upaya Rehabilitatif
◦ Penanganan melalui paduan intervensi medik,
keterapian fisik, keteknisan medik dan upaya
rehabilitatif lainnya melalui pendekatan psiko-
sosio-edukasi-okupasi-vokasional untuk
mengatasi penyakit/kondisi sakit yang bertujuan
mengembalikan dan mempertahankan kemampuan
fungsi, meningkatkan aktivitas dan peran serta/
partisipasi di masyarakat
 Mengembalikan fungsi pasien pasca stroke
 Mencegah kontraktur dan mengembalikan fungsi
pasien pasca operasi dan patah tulang.
 Senam nafas sehat, senam hamil
 Memberikan alat bantu jalan, ortesa, protesa,
splint, korset, dll.
 Melatih bicara dan gerak motorik anak dengan
CP, autism, keterlambatan perkembangan
 Mengurangi nyeri, kaku diberbagai bagian tubuh.
 Dan lain-lain.
 Mengatasi keadaan/kondisi sakit melalui paduan
intervensi medic, keterapian fisik, keteknisian
medic dan tenaga lain yang terkait.
 Mencegah komplikasi akibat tirah baring dan
atau dampak penyakitnya yang mungkin
membawa kecacatan.
 Memaksimalkan kemampuan fungsi,
meningkatkan aktifitas dan partisipasi pada
difabel.
 Mempertahankan kualitas hidup dan
mengupayakan kehidupan yang berkualitas
 1. Dokter rehabilitasi medik
 2. Perawat rehabilitasi
 3. Fisioterapist
 4. Okupational Terapist
 5. Pekerja sosial medik
 6. Speech therapist
 7. Psikologi
 8. Ortotik prostetik
 9. Penderita dan keluarga
 10. Rohaniwan
 Pelayanan Fisioterapi
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada individu dan atau kelompok
untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan, pelatihan
fungsi dan komunikasi.
 Pelayanan Terapi Wicara
Adalah bentuk pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada individu dan atau kelompok
untuk memulihkan dan mengupayakan
kompensasi / adaptasi fungsi komunikasi, bicara
dan menelan dengan latihan remediasi, stimulasi
dan fasilitasi
 Pelayanan Terapi Okupasi
Adalah bentuk pelayanan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara, memulihkan
fungsi atau mengupayakan kompensasi/adaptasi
untuk aktifitas seharti-hari, produktifitas dan
waktu luang melalui pelatihan remediasi,
stimulasi dan fasilitasi.
 Pelayanan Ortotis Prostetis
Adalah salah satu bentuk pelayanan
keteknisian medic yang ditujukan kepada
individu untuk merancang, membuat dan
mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan
pemulihan fungsi , atau pengganti anggota
gerak
 Rehabilitasi dimulai sedini mungkin, bahkan segera sejak
dokter melihat penderita untuk pertama kalinya.
 Tidak ada seorang pun yang boleh berbaring lebih lama
dari yang diperlukan, karena dapat mengakibatkan
komplikasi.
 Rehabilitasi merupakan terapi multidisipliner terhadap
seorang penderita
 Faktor yang terpenting adalah kontinuitas perawatan
 Perhatian untuk rehabilitasi diutamakan kepada sisa
kemampuan yang masih dapat diperbaiki dengan latihan
 Fungsi lain rehabilitasi adalah pencegahan serangan
berulang
 Penderita merupakan subjek rehabilitasi, bukan sekedar
objek.
 Strata I : Pelayanan Primer
 Pelayanan Rehabilitasi Medik Dasar (Rumah
Sakit kelas C l kelas D dan Puskesmas)
 Pelayanan mencakup rehabiLitasi medik
dasar
 Strata II: Pelayanan Sekunder
 Pelayanan Rehabilitasi Medik Spesialistik
(Rumah Sakit B non Pendidikan dan kelas c)
 Pelayanan mencakup:
 1. Layanan Rehabilitasi Medik Spesialistik
 2. Layanan Fisioiterapi dengan peralatan
dasar
 3. Layanan Okupasi Terapi dengan peralatan
dasar
 4. Layanan Ortotik-Prostetik, tidak
mempunyai bengkel sendiri.
 5. Layanan Asuhan keperawatan Rehabilitasi
Medik (fakultatif)
 Strata IIIA: Pelayanan Tersier
 Pelayanan Rehabilitasi Medik SpesiaListik dan
Subspesialistik (Rumah Sakit ketas B
Pendidikan/keLas A)
 Pelayanan mencakup:
 1. Layanan RehabiLitasi Medik Spesialistik dan
Subspesialistik (muskutoskeLetal, neuromuskuler,
pediatrik, kardiorespirasi, geriatrik)
 2. Layanan Asuhan Keperawatan Rehabilitasi Medik
 3. Layanan Fisioterapi dengan atat Lengkap
 4. Layanan Okupasi Terapi dengan aLat Lengkap
 5. Layanan Terapi Wicara dengan atat Lengkap
 6. Layanan Ortotik-Prostetik, bengkel sederhana
 7. Layanan Psikotogi
 8. Layanan Sosial Medik
 Strata IIIB: Pusat Rujukan Nasional
 Pelayanan Rehabilitasi Medik Rujukan Tertinggi.

 Pelayanan mencakup:
 1. Layanan Rehabilitasi Medik spesialistik dan
subspesiaListik (muskuLoskeLetal, neuromuskuler,
pediatrik? kardiorespirasi, geriatri, dan
subspesialistik Lain sesuai kebutuhan)
 2. Layanan Asuhan Keperawatan Rehabilitasi Medik
 3. Layanan Fisioterapi dengan alat canggih
 4. Layanan Okupasi Terapi dengan alat canggih
 5. Layanan Terapi Wicara dengan alat canggih
 6. Layanan Ortotik-Prostetik dengan bengkel Lengkap
dan atau bengkel kursi roda
 7. Layanan Psikologi
 8. Layanan Sosial Medik
 9. Layanan konseling persiapan vokasional.
 1. Pasien kandidat RehabiLitasi Medik yaitu
pasien yang akibat penyakit/trauma/
cedera mengalami gangguan fungsi serta
aktifitas sehari-hari.
 2. Pasien yang dinyatakan tidak iagi
membutuhkan perawatan dari segi
penyakitnya tapi memerlukan peLayanan
RehabiLitasi Medik secara terpadu.
 Pasien dapat berasal dari

◦ 1. InstaLasi gawat darurat


◦ 2. InstaLasi rawat jaLan
◦ 3. Instaiasi rawat inap termasuk ruang rawat
◦ intensif
◦ 4. Konsul dari dokter praktek swasta/klinik
◦ 5. Rujukan dari Rumah Sakit/institusi kesehatan
◦ Lainnya.
◦ 6. Datang Langsung
#Jumlah penyandang cacat cukup besar (7- *Menekan jumlah penyandang cacat menjadi kurang dari
10%) jumlah penduduk atau 14-20 juta orang. 7%.
#Kemampuan penyediaan pelayanan *Meningkatkan kemampuan,pelayanan rehabiltasi medik
rehabilitasi medik baik kuantitas maupun baik kualitas maupun kuantitasnya.
kualitasnya rendah.
#Kualitas pelayanan kurang memadai
#Backlog : dalam 5 tahun hanya 10% *Meningkatkan cakupan sampai 90% melalui baik upaya
cakupan pelayanan bagi penyandang cacat pemerintah maupun peran serta masyarakat.
yan membutuhkan layanan RM *Masuk dalam program prioritas.
#Kurangnya komitmen politik *Trend dan transisi. Epidemiologi, social ekonomi dan iptek.
 1. Diagnosis medik dan fungsional oleh
SpRM/Dokter Umum terlatih Rehabilitasi
Medik
 2. Pemeriksaan/penilaian/ assesmen Tim
 3. Paket program terapi:
◦ Layanan Rehabilitasi Medik rawat jalan
◦ Layanan Rehabilitasi Medik rawat inap
 4. Keluar atau dikembalikan ke dokter pengirim
dalam keadaan:
◦ Sembuh
◦ Pulih dengan gejata sisa
◦ MeninggaL
 5. Kembali ke masyarakat.
Permohonan dari
Untuk kontrol lanjutan
poliklinik

Anda mungkin juga menyukai