Anda di halaman 1dari 16

Oleh :

• Dianne Olivia Rangga (4519111007)


• Anindya Khaerunnisa Tompo (4519111008)
• Adeviliani Patiung (4519111009)
Transfer elektron atau transpor
elektron merupakan proses
produksi ATP (energi) dari NADH dan
FADH2 yang dihasilkan dalam
Transfor glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan
siklus krebs. Transfer elektron
Elektron terjadi di membran dalam mitokondria,
yang dibantu oleh
kelompok-kelompok protein
yang terdapat pada membran tersebut.
Proses ini disebut juga dengan fosforilasi oksidatif
dan ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene
Kennedy dan Albert Lehninger.
Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel
tubuh tersimpan dalam bentuk ATP yang
dihasilkan melalui respirasi aerob maupun
respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan
Transfor proses pemecahan glukosa menghasilkan energi
Elektron dengan adanya oksigen yang akan menghasilkan
sisa air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi
anaerob merupakan pemecahan glukosa
menghasilkan energi tanpa adanya oksigen
dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan
alkohol (pada jamur bersel satu / yeast).
Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih
banyak (36 / 38 ATP) dibandingkan energi yang
dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh
Transfor karena itu, tubuh selalu mengutamakan
Elektron terjadinya respirasi aerob dibandingkan anaerob.
Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan
yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus
krebs, dan transfer elektron.
Transfer elektron merupakan tahapan
terakhir dari respirasi aerob yang
nantinya akan menghasilkan ATP dan
Transfor H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam
Elektron transfer elektron, oksigen berperan
sebagai penerima elektron terakhir yang
nantinya akan membentuk H2O yang
akan dikeluarkan dari sel.
Disebut dengan transfer elektron karena
dalam prosesnya terjadi transfer elektron
dari satu protein ke protein yang lain.
Transpor Elektron yang ditransfer berasal dari
Elektron NADH dan FADH2 yang telah terbentuk
sebelumnya. Elektron akan ditransfer
dari tingkat energi tinggi menuju tingkat
energi yang lebih rendah sehingga akan
melepaskan energi yang akan digunakan
untuk membentuk ATP.
Elektron akan diteruskan kepada komplek
protein IV. Hal ini juga akan memicu Elektron kemudian akan diterima
dipompanya H+ keluar menuju oleh molekul oksigen, yang kemudian
ruang antar membran. berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
Bila dihitung, transfer elektron dari
Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c. bermacam-macam protein tadi memicu
05 dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang
Kemudian elektron diteruskan pada komplek 04 06 antar membran. H+ atau proton tersebut
akan kembali menuju matriks mitokondria
protein III. Hal ini akan memicu dipompanya
melalui enzim yang disebut ATP sintase.
H+ keluar menuju ruang antar membran.
03 07 Lewatnya H+ pada ATP sintase
akan memicu enzim tersebut
Elektron akan diteruskan
membentuk ATP secara
kepada ubiquinon. bersamaan. Karena terdapat 3 H+

NADH akan melepaskan 02 08


yang masuk kembali ke dalam
matriks, maka terbentuklah 3
elektronnya (e-) kepada
komplek protein I. Peristiwa ini
TAHAPAN TRANSPOR molekul ATP.

membebaskan energi yang Proses pembentukan ATP


memicu dipompanya H+
ELEKTRON oleh enzim ATP sintase
dari matriks mitokondria
menuju ruang antar membran. 01 09 tersebut dinamakan
dengan kemiosmosis.
NADH yang telah kehilangan
elektron akan berubah menjadi NAD+.
Penjelasan di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH. Bagaimana dengan
elektron yang berasal dari FADH2 ?
FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada komplek protein II.
Transfer pada komplak protein II tidak memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
Setelah dari komplek protein II, elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama
dengan transfer elektron dari NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2
kali pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran. Oleh sebab itu dalam proses kemiosmosis hanya
terbentuk 2 molekul ATP saja.

Jadi kesimpulannya adalah:


Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3 molekul ATP.
Sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Disinilah akhir dari respirasi aerob molekul glukosa. Respirasi ini akan menghasilkan energi sebanyak 36 /
38 ATP dengan hasil akhir berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan dari tubuh sebagai zat sisa
respirasi. Satu molekul glukosa dengan 6 atom C, ketika mengalami respirasi aerob akan melepaskan 6
molekul CO2. Karbondioksida tersebut dibebaskan pada tahap dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs.
Pengertian Reaksi Pengertian Reaksi
Reduksi Oksidasi Reduksi Oksidasi
(Redoks) (Redoks)

Reaksi redoks adalah reaksi kimia Hal ini dapat berupa proses redoks
yang menyebabkan adanya yang sederhana seperti
perubahan bilangan oksidasi pada oksidasi karbon yang
suatu unsur, maupun molekul. menghasilkan karbon dioksida, atau
Selain ditandai dengan perubahan reduksi karbon oleh hidrogen mengh
bilangan oksidasi, Reaksi ini juga asilkan metana (CH4), ataupun ia
ditandai dengan penambahan atau dapat berupa proses yang kompleks
pengurangan oksigen dalam suatu seperti oksidasi gula pada tubuh
molekul. Reaksi redoks terjadi akibat manusia melalui rentetan transfer
adanya reaksi reduksi dan oksidasi electron yang rumit.
Berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi.
Dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
Reduksi :
• Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul atom,
Istilah redoks
atau ion
• Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.
• Reduksi adalah reaksi yang melepaskan oksigen.
Oksidasi :
01
• Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
• Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi.
• Oksidasi adalah reaksi yang mengikat oksigen.
Oksidator dan
reduktor 02
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain
dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator (Zat yang mengalami
reaksi reduksi) atau agen pengoksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari
senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain
dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor (Zat yang mengalami reaksi
oksidasi) atau agen pereduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain,
sehingga ia sendiri teroksidasi.

Proses utama pereduksi bijih logam untuk menghasilkan logam didiskusikan Reaksi redoks
dalam artikel peleburan.
Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-
produk pembersih.
Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia.
03
dalam industri
Dibawah ini terdapat beberapa ciri-ciri reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Ada unsur bebas misalnya CI2 (klorin), Cu (Cuprum), O2 Ciri-ciri reaksi
(oksigen).
2. Terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi).
3. Ada reduktor (pereduksi) adalah suatu zat yang mengalami
oksidasi.
redoks
04
4. Ada oksidator (pengoksidasi) adalah suatu zat yang mengalami
reduksi.

Fungsi reaksi redoks didalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai


berikut :
1. Penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah.
2. Reaksi fotosintetis.
3. Oksidasi makanan dalam sel.
4. Mur dan baut diberi lapisan zinc yang mana di dalam lapisan itu
terdapat proses oksidasi logam zinc dan reduksi pada bagian kation.
5. Alat-alat dapur yang terbuat dari stainless steel tidak berkarat karena
permukaannya selalu dilapisi oksida akibat proses oksidasi yang continue.
Fungsi redoks
6. Memahami fenomena korosi logam dan cara pencegahannya.
7. Pembuatan asam sulfat untuk keperluan industri.
8. Pengolahan bijih-bijih logam di industri pertambangan.
9. Metabolisme semua organ-organ tubuh menggunakan reaksi redoks.
05
• Cara setengah (1/2) reaksi
Pada cara ini diutamakan untuk reaksi yang suasananya (Asam-Basa)
diketahui.
1. Tuliskan setengah (1/2) reaksinya
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks
3. Tambahan molekul H2O pada :
- Suasana asam (Pada yang kekurangan atom O)
- Suasana basa (Pada yang kelebihan atom O)
4. Setarakan atom hidrogen dengan cara :
-Suasana asam (Dengan menambahkan ion H+)
-Suasana basa (Dengan menambahkan ion OH-)
5. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron (e-)
6. Samakan jumlah elektron (e-) yang diterima dengan yang dilepaksan kemudian
jumlahkan
Contoh cara setengah (1/2) reaksi :


Fe+2 + Cr2O7-2 Fe+3 + Cr+3 (Suasana Asam)
+2 +6 +3 +3

Oksidasi Reduksi


Red : 6e- + 14H+ + Cr2O7-2 2Cr+3 + 7H2O x1

Oks : Fe+2 Fe+3 + e- x6

Red : 6e- + 14H+ + Cr2O7-2 2Cr+3 + 7H2O

Oks : Fe+2 Fe+3 + e-

Redoks : 6Fe+2 + Cr2O7-2 + 14H+ → 6Fe+3 + 2Cr+3 + 7H2O


Cara perubahan bilangan oksidasi (PBO)
• Setarakan unsur-unsurnya
• Tentukan biloksnya
• Tentukan perubahan biloksnya
• Samakan kedua perubahan biloks
• Tentukan jumlah muatan di ruas kiri dan kanan
• Setarakan muatan dengan cara :
• Jika muatan di sebelah kiri lebih kecil maka tambahkan ion H+
• Jika muatan di sebelah kiri lebih besar maka tambahkan ion OH-
• Setarakan hidrogen dengan menambahkan H2O
Contoh cara perubahan bilangan oksidasi (PBO) :

Fe+2 + Cr2O7-2 Fe+3 + Cr+3
+2 +6 +3 +3 Tentukan biloksnya
Tentukan biloks setelah di setarakan
Setarakan unsurnya

Fe+2 + Cr2O7-2 → Fe+3 + 2Cr+3


+2 +6 +3 +6

1x6 6x1
Samakan perubahan biloks

14H+ + 6Fe+2 + Cr2O7-2 6Fe+3 + 2Cr+3 7H2O


+10 +24

Tentukan jumlah muatan ruas kiri dan kanan


Setarakan muatan (kiri lebih kecil maka di tambahkan ion H+)
Setarakan hidrogen dengan menambahkan H O

Anda mungkin juga menyukai